Anda di halaman 1dari 1

Nama : Nor Aida Risaliawati

Pokjar : muara komam

Semester: 5

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang berupa pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi
dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Pembelajaran adalah
suatu proses interaksi antara anak dengan lingkungannya baik antar anak dengan anak, anak
dengan sumber belajar, maupun anak dengan pendidik. Kegiatan ini akan menjadi bermakna
bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam
melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan, sejalan dengan
filosofi Ki Hadjar Dewantara Pendidikan itu «menuntun», layaknya seorang pengasuh yang
mengasuh, mengayomi, mengarahkan dan membimbing anak asuhnya sesuai dengan
kodratnya untuk meraih kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Pendidik itu harus menumbuhkan sikap merdeka belajar dan
senantiasa melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak dan harus menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, karena pada dasarnya anak itu senang bermain. Menurut
pemikiran KHD, dimana pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak
sedangkan mendidik adalah menuntun atau mengarahkan peserta didik agar menjadi pribadi
yang lebih baik lagi dan mencapai tujuannya menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan
bangsa. Peran guru yang diinginkan oleh beliau adalah seorang guru menjadi teladan bagi anak
didiknya lalu dapat mengarahkan dan menuntun dengan benar tanpa adanya paksaan, dan
dapat mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Sejalan dengan Undang-
Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 juga menjelaskan bahwa tugas seorang guru
bukan hanya mengajar dan mendidik peserta didiknya, akan tetapi juga harus membimbing dan
mengarahkan mereka kepada jalan yang benar, melatih kemampuan mereka agar dapat
mengembangkan potensinya, dan dapat menilai dan mengevaluasi hasil belajar dan tingkah
laku mereka selama di sekolah. Kenyataan di lapangan proses pembelajaran yang diterapkan di
sekolah sebagian besar masih berpusat pada guru dimana siswa hanya sebagai objek dalam
KBM. Ceramah masih menjadi metode favorit sebagian guru ketika tidak ada persiapan
mengajar. Pemberian materi masih satu arah sehingga posisi siswa hanya mendengarkan,
mencatat kemudian mengerjakan tugas yang diberikan tanpa ada interaksi yang berarti antara
kedua belah pihak. Sehingga siswa mempunyai sedikit peluang untuk bertanya dan
mengemukakan ide dan gagasan. Akibatnya pembelajaran cenderung membosankan dan
membuat siswa menjadi pasif. Keadaan siswa yang pasif tersebut bukan hanya dalam satu
pelajaran bahkan hampir semua mata pelajaran. Dilihat dari sisi pendidik zaman sekarang,
banyak pendidik yang kurang menyadari hakekat dan perannya sebagai pendidik.

Anda mungkin juga menyukai