Anda di halaman 1dari 24

SISTEM KOORDINAT, PROYEKSI PETA

DAN ATURAN KUADARAN

RESUME

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah CE 202


Ilmu Ukur Tanah yang diampu oleh:
Prof. Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T.

Oleh:
Hejirah Fe – Luwna
2209497

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan rahmat dan


taufik-Nya yang memungkinkan penulis menyelesaikan resume
dengan judul “SISTEM KOORDINAT, PROYEKSI PETA DAN ATURAN
KUADARAN” ini tepat pada waktunya. Resume ini disusun dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah CE202 Ilmu Ukur Tanah.

Terselesaikannya resume ini tentu tidak lepas dari bantuan


banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada:

 Prof. Dr. Ir. H. Iskandar Muda Purwaamijaya, M.T. selaku


dosen pengampu mata kuliah Ilmu Ukur Tanah
 Alya Sekar Hapsari, selaku asisten dosen
 Teman-teman yang telah memberikan bantuan
Penulis dengan kesadaran penuh menyadari bahwa resume ini
belum mencapai kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik serta saran yang membangun.

Akhir kata, semoga resume ini bermanfaat bagi semua


pembaca.

Bandung, 07 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Pembatasan Masalah
1.4 Perumusan Masalah
1.5 Tujuan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sistem Koordinat
2.2 Proyeksi Peta
2.3 Aturan Kuadran
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi
3.2 Waktu
3.3 Metode
3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Data
3.5 Data Primer dan Data Sekunder
3.6 Instrumen
3.7 Teknik Analisis
3.8 Kerangka Berpikir
3.9 Diagram Alir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
4.2.1 Sistem Koordinat
4.2.2 Proyeksi Peta
4.2.3 Aturan Kuadran

ii
4.2.4 Contoh Penerapan pada Bidang Sipil
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
5.1 Kesimpulan
5.2 Implikasi
5.3 Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

iv
DAFTAR TABEL

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BERISIKAN FAKTA, NORMA, DAN REALITA YANGA
DILAPANGAN.

DASOLEN DASEIN

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1.3 Pembatasan Masalah
PEMBATASAN MASALAH DISESUAIKAN DENGAN TEMUAN
DARI IDENTIFIKASI MASALAH

1.4 Perumusan Masalah


1.5 Tujuan
1.6 Sitematika Penulisan

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1.1. SISTEM KOORDINAT
1.1. PROYEKSI PETA
1.2. ATURAN KUADRAN

7
BAB III
METODOLOGI

3.1 Lokasi
Penyusunan resume dilakukan di Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan (FPTK), Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) yang beralamat di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung,
Jawa barat, Indonesia.

Gambar 3 Lokasi

3.2 Waktu
Kegiatan penyusunan resume dilakukan dalam jangka waktu
satu minggu dimulai dari . Pelaksanaan
penyusunan resume dilakukan secara bertahap sesuai dengan
alokasi waktu yang telah direncanakan. Tabel 1 berikut
menjelaskan mengenai pelaksanaan pembuatan resume.

Tabel 1 Waktu Kegiatan

. . . . . . .
Pengumpulan data
Penyusunan resume

8
Responsi

3.3 Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan resume
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif
dimana resume memaparkan deskripsi secara sistematis
mengenai data, sifat-sifat, dan hubungan fenomena-
fenomena yang telah dikumpulkan.

3.4 Populasi dan Teknik Pengambilan Data


Populasi yang digunakan dalam penyusunan resume
adalah referensi-referensi dari artikel, jurnal dan buku
yang berkaitan dengan pembahasan.
Pada teknik pengumpulan data, penulis menggunakan
teknik sampling purposive, yaitu teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan dan dibatasi oleh ketentuan tertentu
dimana ketentuan tersebut diantaranya yaitu hanya
menyadur dari artikel, jurnal, dan buku yang sumbernya
kredibel ditandai oleh adanya indeks SCOPUS atau SINTA

3.5 Data Primer dan Sekunder


Resume hanya memuat data sekunder berupa kajian
literatur dari artikel, jurnal, dan buku yang berkaitan
dengan pembahasan.

3.6 Instrumen
Dalam resume ini, instrumen yang digunakan adalah
lembar formulir observasi yang berisi pembahasan materi.

3.7 Teknik Analisis


Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan
resume berupa analisis data kualitatif dimana data
dikumpulkan dari berbagai sumber seperti artikel, jurnal,
dan buku yang memiliki keterkaian dengan materi.

9
10
3.8 Kerangka Berfikir

Metode sipat datar adalah teknik Para mahasiswa


pengukuran yang digunakan Teknik sipil masih
untuk menentukan perbedaan belum memahami
ketinggian atau elevasi antara mengenai
dua atau lebih titik di permukaan pengukuran sipat
bumi datar

Kurang pahamnya mahasiswa


Teknik sipil mengenai pengukuran
pengukuran sipat datar KDV
Kajian
mengenai
pengukuran
sipat datar feedback
Teknik analisis yang
digunakan Teknik
analisis deskriptif
kualitatif

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi

11
3.9 Diagram Alir

Literatur review

Pengertian sipat datar

Prosedur, Kelengkapan, Pengolahan, dan


Penggambaran Sipat Datar KDV

Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi

Selesai

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1. Hasil
1.2. Pembahasan
1.2.1. Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah kerangka kerja
matematis yang digunakan untuk menentukan posisi
titik atau objek dalam ruang (Chen, et al, 2021) Tipe
yang paling umum adalah sistem koordinat dua
dimensi (2D) dan tiga dimensi (3D). Dalam sistem 2D,
posisi ditentukan oleh koordinat (x, y) pada bidang,
sedangkan dalam sistem 3D, tiga koordinat (x, y, z)
digunakan untuk menggambarkan posisi dalam ruang
tiga dimensi.
Sistem koordinat dimulai dengan konsep
koordinat geografis pada zaman kuno, yang
berkembang menjadi sistem koordinat Kartesian oleh
René Descartes pada abad ke-17. Sistem koordinat ini,
menggunakan sumbu x, y, dan z, menjadi dasar bagi
geometri analitik. Seiring berjalannya waktu, berbagai
jenis sistem koordinat dikembangkan untuk keperluan
khusus dalam berbagai bidang, seperti koordinat kutub
untuk bidang, dan koordinat bola dan silinder untuk
ruang tiga dimensi.
Sistem koordinat adalah konsep yang
memungkinkan penentuan posisi objek dalam ruang

13
dengan menspesifikasi tiga parameter utama (Eren, et
al, 2023):
1. Lokasi Titik Origin: Lokasi titik origin dalam
sistem koordinat menentukan pusat atau
referensi dari mana semua posisi diukur. Ini
dapat berpusat pada bumi (geosentrik), referensi
lokal di permukaan bumi (toposentrik), atau
matahari (heliosentrik), masing-masing dengan
sumbu-sumbu koordinat yang sesuai.

Gambar x geosentrik, toposentrik, heliosentrik


2. Orientasi Sumbu-Sumbu Koordinat: Orientasi
sumbu-sumbu koordinat merujuk pada cara
sumbu-sumbu sistem koordinat diatur. Sistem
terikat bumi mengikuti rotasi bumi, dengan
sumbu Z mengarah ke kutub bumi. Di sisi lain,
sistem terikat langit mengikuti bintang-bintang
di langit, dengan sumbu Z mengarah ke kutub

langit.
Gambar x Conventional Terestrial System dan
Conventional Inertial System
3. Besaran yang Digunakan dalam Mendefinisikan
Posisi: Besaran yang digunakan dalam

14
mendefinisikan posisi adalah metode untuk
mengukur lokasi objek. Sistem kartesian (X, Y, Z)
menggunakan titik pusat bumi sebagai referensi,

sementara sistem geodetik (φ, λ, h) mengukur


posisi dengan lintang, bujur, dan ketinggian di
atas permukaan bumi.
Gambar x koordinat kartesian dan geodetic
Di Indonesia ada dua jenis sistem koordinat yang
digunakan, dua sistem koordinat tersebut adalah
sistem koordinat geografis (lintang-bujur) dan sistem
koordinat UTM (Universal Transverse Mercator).
1. Sistem Koordinat Geografi (geographic coordinate
systems, GCS)
Sistem ini menggunakan koordinat longitude (bujur)
dan latitude (lintang) untuk menggambarkan lokasi.
Longitude memiliki nilai dari -180° hingga 180°
(barat-timur), dan latitude memiliki nilai dari -90°
hingga 90° (selatan-utara). Koordinat sering
diungkapkan dalam derajat menit detik (DMS),
misalnya 110° 30' 37.80''. Untuk keperluan
proyeksi, koordinat sering diubah ke dalam bentuk
desimal, contohnya: 110.5105. Longitude 0 (nol)
adalah meridian yang melintasi Kota Greenwich,

15
England, sedangkan latitude 0 (nol) adalah garis
khatulistiwa.
2. Sistem Koordinat Proyeksi
Sistem koordinat terproyeksi (projected coordinate
systems) tidak menggunakan bentuk tiga dimensi
shpereoid, melainkan menggunakan dua dimensi
bidang datar. Lokasi ditentukan oleh koordinat x
dan y dalam suatu grid. Setiap lokasi memiliki nilai
x dan y yang menunjukkan posisi relatif titik
tersebut terhadap titik origin. Titik origin untuk
setiap sistem koordinat berbeda-beda sehingga
pengguna harus mengetahui titik origin sebelum
menggunakan suatu sistem koordinat.

Gambar x Zona UTM dunia


Salah satu sistem koordinat terproyeksi yang
paling banyak digunakan adalah Universal Transverse
Mercator (UTM). UTM menggunakan proyeksi
Transverse Mercator. UTM membagi bumi ke dalam 60
zona utara (N) dan 60 zona selatan (S). Setiap zona
memiliki lebar enam derajat (6o) ke arah longitude.
Pada peta yang lebih baru sistem koordinat yang
paling umum digunakan adalah GCS dan UTM. Untuk

16
penggunaan datum, WGS 1984 adalah datum yang
paling popular digunakan yang salah satu alasannya

adalah karena datum tersebut digunakan oleh sistem


satelit navigasi global (Global Navigation Satellite
System, GNSS) milik Amerika, yaitu GPS.
Gambar x Pembagian zona UTM di Indonesia

4.2.2 Proyeksi Peta


Proyeksi peta adalah teknik matematis yang
digunakan untuk menggambarkan permukaan tiga
dimensi Bumi ke permukaan dua dimensi peta.
Proyeksi peta melibatkan transformasi koordinat
geografis, seperti garis lintang dan garis bujur, ke
koordinat pada peta datar.
Proyeksi peta telah mengalami evolusi yang
panjang dan beragam, dimulai dari peta kuno hingga
proyeksi modern yang kompleks. Claudius Ptolemy
mengembangkan proyeksi peta pertama, dan selama
era penjelajahan, permintaan akan peta tumbuh pesat,
mendorong perkembangan proyeksi Mercator yang
cocok untuk navigasi. Abad ke-19 melihat
perkembangan proyeksi kompleks yang memungkinkan
peta mempertahankan ciri-ciri tertentu sesuai
kebutuhan. Abad ke-20 membawa teknologi pemetaan

17
yang semakin maju, termasuk proyeksi UTM dan
Lambert Conformal Conic. Era modern ini ditandai
dengan transisi ke peta digital dan teknologi GIS, yang
memungkinkan manipulasi data geografis dengan
cepat.

Sistem koordinat proyeksi memungkinkan


perwakilan permukaan bumi yang melengkung di atas
peta datar dengan berbagai sifat proyeksi seperti
perbesaran yang berbeda-beda.
Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak
memungkinkan kita untuk melakukan perhitungan
matematis. Karena itu, sebagai representasi matematis
dari bentuk fisik Bumi, digunakanlah ellipsoid. Ellipsoid
adalah ellips yang diputar pada sumbu pendeknya.
Ellipsoida yang mempunyai bentuk dan ukuran
mendekati geoid, menyatakan bentuk bumi dalam arti
geometrik (matematik), dimana pusat ellipsoida
didefinisikan berimpit dengan pusat bumi dan sumbu
pendeknya didefinisikan berimpit dengan sumbu rotasi
bumi.
Jenis proyeksi peta :
1. Menurut bidang proyeksi
 Proyeksi azimuthal, menggunakan bidang datar
sebagai bidang proyeksi

18
Gambar x proyeksi azimuthal
 Proyeksi kerucut (conic), menggunakan bidang
kerucut sebagai bidang proyeksi

Gambar x Proyeksi kerucut


 Proyeksi silinder (cylindrical), menggunakan
bidang silinder sebagai bidang proyeksi

Gambar x Proyeksi silinder

Menurut kedudukan garis karakteristik/bidang


proyeksi terhadap bidang datum yang digunakan
 Proyeksi normal, garis karakteristik berimpit
degan sumbu bumi
 Proyeksi miring, garis karakteristik membentuk
sudut terhadap sumbu bumi
 Proyeksi transversal/ekuator, garis karakteristik
tegak lurus terhadap sumbu bumi

19
Gambar
Menurut ciri-ciri asli yang tetap dipertahankan
 Proyeksi ekuidistan, jarak di peta = jarak di
permukaan bumi
 Proyeksi conform, sudut dan arah di peta = sudut
dan arah di permukaan bumi
 Proyeksi ekuivalen, luas di peta = luas di
permukaan bumi

- Aturan Kuadran

- Definisi
- Konsep
- Macam-macam kuadran

Trigonometris Geometrik
Kuadran I I II I I I II I

Sb. X + - - + + + - -
Sb. Y + + - - + - - +
Sin a + + - - + + - -
Cos a + - - + + - - +
Tg a + - + - + - + -

20
- Cara perhitungan aturan kuadran

1.2.2. Penentuan Sudut Jurusan CANTUMKAN GAMBAR


DAN RUMUSNY)
- Definisi
- Rumus
- Contoh

1.2.3. Contoh Penerapan PADA BIDANG SIPIL

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1 Kesimpulan
5.2 Implikasi
5.3 Rekomendasi

21
DAFTAR PUSTAKA
PENULISAN DAFTAR PUSTAKA MINIMAL 5
1. JURNAL INTERNATIONAL
2. JURNAL NASIONAL
3. PROSIDING INTERNATIONAL
4. PROSIDING NASIONAL
5. BUKU
TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN ANONIM ATAU
WEBSITE TANPA NAMA PENULIS!!!!
MENULIS DAFTAR PUSTAKA MENGGUNAKAN
FORMAT APA !
SITASI DAN DAFTAR PUSTAKA HARUS
DISESUAIKAN

22
LAMPIRAN
Lampiran 1. H Index dan Q

Chen, Y., Matsubara, T., & Yaguchi, T. (2021). Neural


symplectic form: Learning Hamiltonian equations on
general coordinate systems. Advances in Neural
Information Processing Systems
Eren, O., & Hajiyev, C. (2013). Aircraft Position and Velocity
Determination Based On GPS Measurements Using
Distance Difference and Doppler Methods. Istanbul:
Istanbul Technical University.

23

Anda mungkin juga menyukai