DISUSUN OLEH :
Nama : ANANG DWI PRASETYO, A.Md
NIP : 19920514 201902 1 006
No Absen : 024
Jabatan : PEREKAM MEDIS TERAMPIL
Dinas Instansi : UPTD PUSKESMAS KETUWAN
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
M.HARTADI,S.Pd,M.Si
Widyaiswara ahli Madya
NIP. 19601106 198302 1 002
iii
PRAKATA
Penulis memanjatkan segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dengan judul
“Upaya Pemangkasan Waktu Tunggu Pendaftaran Yang Lama di UPTD Puskesmas
Ketuwan”.
Penulisan rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini disusun sebagai
salah satu persyaratan kelulusan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II Angkatan LXXIII Tahun 2019 yang diselenggarakan di Gedung PKPRI
Blora, Jl. Halmahera No 3 Blora sebagai bentuk pemahaman konseptual dan
internalisasi nilai-nilai dasar PNS yang diterapkan di UPTD Puskesmas Ketuwan.
Dalam menyelesaian rancangan aktualisasi nilai-nilai PNS ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Drs. Pamungkas Tunggul W, M.Si selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga rancangan aktualisasi ini dapat
selesai dengan baik.
2. Muzaidi, SKM, M.Kes selaku mentor selaku Kepala UPTD Puskesmas Ketuwan
yang telah memberikan masukan, inspirasi dan arahan sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. M.Hartadi,S.Pd,M.Si selaku narasumber/ penguji yang memberikan saran,
masukan perbaikan untuk penyempurnaan rancangan aktualisasi ini sehingga
dapat diterapkan dengan lebih baik.
4. Keluarga yang telah mendukung, mendoakan serta memberi bantuan sehingga
semua kegiatan Pelatihan Dasar CPNS dapat terselesaikan dengan baik.
5. Seluruh Widyaiswara, dan Panitia yang telah memberikan ilmu, bimbingannya,
dukungan dan fasilitas selama kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II
Angkatan LXXIII.
6. Seluruh peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan II Angkatan LXXIII atas
inspirasi, kekompakan, bantuan, dan dukungannya.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak dan dapat memberikan contoh tentang implementasi
nilai-nilai “ANEKA” dengan prinsip Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN),
iv
Pelayanan Publik dan Whole of Government dalam kehidupan sehari-hari di
lingkungan kerja dan masyarakat.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
rancangan ini, oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak untuk
memberikan saran dan masukan serta kritik yang membangun untuk
penyempurnaan rancangan aktualisasi ini.
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ iii
PRAKATA...................................................................................................................iv
DAFTAR ISI................................................................................................................vi
DAFTAR TABEL....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah.............................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................10
D. Manfaat...........................................................................................................10
BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................11
A. Sikap dan Perilaku Bela Negara.....................................................................11
B. Nilai-nilai Dasar Pegawai Negeri Sipil............................................................18
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI.......................................................30
D. Tinjauan Umum tentang Rekam Medis..........................................................35
BAB III TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA............................................35
A. DASAR HUKUM...............................................Error! Bookmark not defined.
B. GAMBARAN UMUM UPTD PUSKESMAS KETUWAN..................................35
C. VISI DAN MISI UPTD PUSKESMAS KETUWAN...........Error! Bookmark not
defined.
D. TUJUAN UPTD PUSKESMAS KETUWAN.......Error! Bookmark not defined.
E. TATA NILAI UPTD PUSKESMAS KETUWAN..Error! Bookmark not defined.
F. BUDAYA UPTD PUSKESMAS KETUWAN......Error! Bookmark not defined.
G. MOTTO UPTD PUSKESMAS KETUWAN........Error! Bookmark not defined.
H. JOB DESKRIPSI...............................................Error! Bookmark not defined.
I. TUGAS JABATAN PESERTA LATSAR.........................................................41
J. ROLE MODEL................................................................................................42
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI...................................................46
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan dengan Substansi
Mata Pelatihan................................................................................................46
vi
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi......................................54
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................57
BIODATA.................................................................................................................. 59
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai
negeri dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang
bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN melaksanakan
kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas dan
mempererat persatuan dan kesatuan NKRI.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3)
dan ayat (4) tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan
Instansi Pemerintah untuk wajib memberikan Pendidikan dan
Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS
wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan untuk
membangun moral, kejujuran, semangat nasionalisme dan
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, dan memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-
klasikal di tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga
memungkinkan peserta mampu mengaktualisasikan dan
membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan
manfaatnya. Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap dan
perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta
mengusai tugasnya sehingga mampu melaksanakan tugas dan
perannya secara profesional sebagai pelayan publik.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
1
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Peran ASN di bidang kesehatan melalui kegiatan
mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas prima di
Puskesmas meliputi pelayanan preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif. Salah satu bagian dari Puskesmas yaitu Pengelolaan
Rekam Medis.
Pengelolaan rekam medis dimulai dari kegiatan pendaftaran,
penomoran, koding/ indeksing, assembling, filing, analiting dan
reporting. Pendaftaran pasien adalah proses dari awal pasien
masuk ke Puskesmas sampai pasien tersebut duduk di ruang
tunggu untuk mendapatkan pelayanan selanjutnya. (Buku
Pengelolaan RM)
Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan
efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan. Proses
pendaftaran pasien memenuhi kebutuhan pelanggan dan didukung
oleh sarana dan lingkungan yang memadai. Kebutuhan pasien
perlu diperhatikan, diupayakan dan dipenuhi sesuai dengan misi
dan sumber daya yang tersedia di Puskesmas. Keterangan yang
didapat tentang kebutuhan pasien dapat diperoleh pada saat
pendaftaran. Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi, maka
dapat dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Keselamatan pasien dan petugas sudah harus diperhatikan sejak
pertama pasien kontak dengan Puskesmas, dengan demikian
prosedur pendaftaran sudah mencerminkan penerapan upaya
keselamatan pasien, terutama dalam identifikasi pasien. (Buku
Akreditasi)
Proses pendaftaran dilakukan oleh petugas sesuai prosedur
yang ada dengan mengikuti alur pendaftaran yang tersedia. Lama
waktu pada proses pendaftaran pada pendaftaran dipengaruhi
banyak faktor diantaranya adalah pasien belum paham tentang
2
prosedur pendaftaran, alur pendaftaran, sistem antrean
pendaftaran, belum maksimalnya penggunaan aplikasi “SIKDA”
oleh petugas pendaftaran akhirnya menyebabkan pasien kurang
puas tentang lama waktu pendaftatan. Berawal dari permasalahan
tersebut penulis ingin mengetahui cara untuk memangkas waktu
tunggu pendaftaran di UPT Puskesmas Ketuwan.
3
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Isu
Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan UPTD Puskesmas
Ketuwan ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-nilai
Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government.
Sebagai pelayan publik isu-isu tersebut sangat mempengaruhi
sehingga menjadi perlu untuk dianalisis penyebabnya dan ditemukan
solusi untuk menanganinya. Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan
dan Peran Pegawai Negri Sipil dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tabel 1.1 Hasil isu yang teridentifikasi
5
Family Folder ASN Folder belum Map Family
yang belum didesain dengan Folder untuk
mempermudah snelhecter diusulkan cetak
penyimpanan oleh Puskesmas
Rekam Medis
Pasien
2. Penetapan Isu
a. Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL
Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan
pendekatan Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak) digunakan untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai
berikut.
Tabel 1.2 Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam waktu
dekat. jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab.
6
Berikut beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas
Ketuwan yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL:
Indikator
No Identifikasi Isu Keterangan
A P K L
1. Waktu tunggu di
+ + + + Memenuhi (M)
pendaftaran yang lama
2. Rekam medis hilang/ Tidak Memenuhi
+ + - +
Misfile Syarat (TMS)
3. Pasien belum diberi
+ + + + Memenuhi (M)
Penomoran tersendiri
4. Isi Rekam Medis yang
+ + + + Memenuhi (M)
belum lengkap
5. Desain Map Family
Folder yang belum
Tidak Memenuhi
mempermudah + + + -
Syarat (TMS)
penyimpanan Rekam
Medis Pasien
7
Tabel 1.4 Penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas
dikaitkan demgan waktu yang tersedia serta
seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas
dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah
penyebab isu tidak dipecahkan (bisa
mengakibatkan masalah lain)
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan semakin memburuk jika
dibiarkan.
8
Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas yaitu menggunakan skala likert pada tabel berikut :
8
Analisis penetapan USG yang dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 1.6 Penetapan isu USG
Indikator
No Isu Jumlah Peringkat
U S G
1 Waktu tunggu di
pendaftaran yang 5 5 5 15 I
lama
2 Isi Rekam Medis
5 4 4 13 II
yang belum lengkap
3 Desain Map Family
Folder yang belum
mempermudah 3 3 3 9 III
penyimpanan Rekam
Medis Pasien
4. Rumusan Masalah
Berdasarkan isu yang telah dianalisa, maka rumusan
masalah kegiatan aktualisasi adalah bagaimana upaya untuk
memangkas waktu tunggu pendaftaran yang lama di UPTD
Puskesmas Ketuwan?
9
C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
ditemukan, tujuan umum yang akan dicapai adalah menemukan
upaya untuk memangkas waktu tunggu pendaftaran yang lama di
UPTD Puskesmas Ketuwan
D. Manfaat
Manfaat aktualisasi nilai-nilai dasar PNS antara lain :
1. Bagi Penulis
a. Penulis lebih bisa menjalankan dan mengimplementasikan
perannya dalam lingkup kegiatan sehari-hari menggunakan
nilai-nilai dasar ASN yang telah didapatkan selama mengkuti
inclass Diklat Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.
b. Penulis dapat mengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dalam
tugas dan fungsi jabatannya di UPTD Puskesmas Ketuwan
2. Bagi Organisasi
Dapat memberikan manfaat kepada seluruh masyarakat
UPTD Puskesmas Ketuwan dari aspek promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif untuk mendukung Visi dan Misi UPTD Puskesmas
Ketuwan.
3. Bagi Stakeholder
Tercapainya Blora sehat secara optimal dan meningkatkan
derajat kesehatan secara umum dan khususnya meningkatkan
kualitas pengelolaan Rekam Medis di UPTD Puskesmas Ketuwan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
11
c. Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga
negara Indonesia yang menghormati lambang-lambang
negara dan mentaati peraturan perundang-undangan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran
berbangsa dan bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung
jawab bersama. Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga
dan memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia
serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan. Hal yang dapat
mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara bagi PNS yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya
kesadaran dan kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-
persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan PNS dalam
setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk membantu memediasi
masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah
sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat
dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini
tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi
oleh negara apapun, karena masyarakat itu sendiri yang harus
disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. Di situ
PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga
dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam
diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar
juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan
rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
12
Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta
terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya
dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah
negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada,
menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik
negara kita.
2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang
harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.
3) Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kita tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman
yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama,
etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
4) Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh seperti sekarang ini yaitu
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
13
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus
merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi
seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
5) Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
2. Analisis Isu Kontemporer
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C.,
2017) ada empat level lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya
sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga
(family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan strategis tersebut disajikan dalam gambar berikut ini:
14
Gambar 2.1 Model Faktor Perubahan yang mempengaruhi
Kinerja PNS
15
yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi,
Desentralisasi, dan Daya Saing Nasional, Dalam konteks
globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak positif maupun
negatifnya; perkembangan demokrasi yang akan memberikan
pengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa
Indonesia; desentralisasi dan otonomi daerah perlu dipahami
sebagai upaya memperkokoh kesatuan nasional, kedaulatan
negara, keadilan dan kemakmuran yang lebih merata di seluruh
pelosok Tanah Air, sehingga pada akhirnya akan membentuk
wawasan strategis bagaimana semua hal tersebut bermuara pada
tantangan penciptaan dan pembangunan daya saing nasional
demi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara dalam lingkungan pergaulan dunia yang semakin
terbuka, terhubung, serta tak berbatas.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan
berbangsa dan bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika) sebagai konsensus dasar berbangsa dan
bernegara. Fenomena-fenomena tersebut menjadikan pentingnya
setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis terkait dengan
isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi terjadi,
isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/
terorisme, bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi,
proxy war. Isu-isu di atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu
strategis kontemporer.
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Untuk melatihan kesiapasiagaan bela negara bagi CPNS ada
beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap
dan mau tahu terkait dengan kejadian-kejadian permasalahan yang
dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak
16
mudah percaya dengan barita gossip yang belum jelas asal usulnya,
tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan
permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada
mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan
kepada semua komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara dan syarat-syarat tentang pembelaan
negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai bagian dari warga
masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD
Negara RI 1945 tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada
negara dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling
keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara sampai
bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.
Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta Tanah Air.
b. Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara.
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara.
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di
zaman sekarang di berbagai lingkungan:
a. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
(lingkungan keluarga).
b. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
17
c. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan)
Kesadaran untuk menaati tata tertib pelatihan (lingkungan
kampus/lembaga pelatihan).
d. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat
(lingkungan masyarakat).
e. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan
masyarakat).
f. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
g. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara).
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu
kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer
atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana
menanamkan jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga
kelestarian hayati), menjaga aset bangsa, menggunakan produksi
dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang bersifat fisik
dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan
kebugaran fisik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi
CPNS akan dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
18
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan,
yaitu:
a Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari
atas ke bawah dimana pimpinan
memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya.
b Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok/instansi.
c Integritas : Konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-
nilai luhur dan keyakinan.
d Tanggung : Kesadaran manusia akan tingkah laku atau
Jawab perbuatannya yang di sengaja maupun yang
tidak di sengaja.tanggung jawab juga berarti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran
akan kewajiban.
e Keadilan : Kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut
benda atau orang.
f Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan
melahirkan akuntabilitas.
g Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan
keseimbangan antara akuntabilitas dan
19
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan
tanggungjawab harus memiliki gambaran
yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
i Konsistensi : Sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai
tujuan akhir.
Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
a. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas yang
pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada otoritas
yang lebih tinggi.
b. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawabannya kepada masyarakat luas.
Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
b. Akuntabilitas Individu
c. Akuntabilitas Kelompok
d. Akuntabilitas Organisasi
e. Akuntabilitas Stakeholder
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap
bangsa dan negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap
PNS memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau
paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah
airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
20
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan
wawasan kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbedabeda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
21
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan
suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari
seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
22
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai
dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang
dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
23
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan.
2) Sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut
24
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
a. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
b. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
c. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
a. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
b. Dimensi Modalitas
c. Dimensi Tindakan Integritas Publik
Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
25
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/ jasa berupa ukuran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
a. Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari performans
untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
b. Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan manusia
yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah keluaran tertentu.
c. Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga
akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
26
dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme
layanan publik yang berbeda dengan sebelumnya, bukan
sekedar menjalankan atau menggugurkan tugas rutin.
d. Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam mengevaluasi
kualitas pelayanan, yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai
dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan,
dan sifat dapat dipercaya;
e. Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
27
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab mutu
berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan di
masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “Corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “Corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “Corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “Coruption, Corrupt” (Inggris),
“Corruption” (Perancis) dan “Corruptive/Korruptie” (Belanda).
Korupsi secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari:
a. Kerugian keuangan negara,
b. Suap-menyuap,
c. Pemerasan,
d. Perbuatan curang,
e. Penggelapan dalam jabatan,
28
f. Benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
g. Gratifikasi.
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
a. Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
b. Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
c. Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses mendewasakan
diri yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
d. Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
e. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah
yang telah dilakukan.
f. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan, ketekunan,
daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian, pengendalian
diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan dan
pantang mundur.
29
g. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
h. Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
i. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
Kedudukan ASN dalam NKRI yaitu
1. Pegawai ASN berkedudukan sebagai Aparatur Negara.
2. Pegawai ASN melaksanakan Kebijakan yang ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan
Intervensi semua Golongan serta Parpol.
3. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai
politik.
4. Kedudukan ASN berada di Pusat, Daerah dan Luar Negeri, namun
demikian Pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
30
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
31
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
32
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan BUMN/
BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah. Barang/
jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat diproduksi
oleh sektor swasta karena adanya free rider problem, non-rivalry,
dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya dapat dilakukan
secara kolektif. Perkembangan paradigma pelayanan: Old Public
Administration (OPA), New Public Management (NPM) dan
seterusnya menjadi New Public Service (NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan.
Fundamen Pelayanan Publik:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga
negara
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.
33
3. Whole of Government
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan melibatkan sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004).
Alasan penerapan WoG dalam sistem aparatur sipil
Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa
kompetisi antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
34
D. Tinjauan Umum tentang Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (UU no 29 Tahun
2004)
Rekam Medis adalah adalah berkas yang berikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
(Permenkes No. 269 tahun 2008).
2. Isi Rekam Medis
a. Isi Rekam Medis untuk pasien rawat jalan pada sarana
pelayanan kesehatan sekurang kurangnya memuat :
1) Identitas pasien
2) Tanggal dan waktu
3) Hasil anamnesa, mencakup sekurang kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik
5) Diagnosis
6) Rencana penatalaksanaan
7) Pengobatan dan/ atau tindakan
8) Pelayanan lain yang diberikan kepada pasien
9) Untuk kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik
10)Persetujuan tindakan bila diperlukan
b. Isi Rekam Medis untuk pasien rawat inap dan perawatan satu
hari sekurang kurangnya memuat :
1) Identitas pasien.
2) Tanggal dan waktu.
3) Hasil anamnesa, mencakup sekurang kurangnya keluhan
dan riwayat penyakit.
4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik.
35
5) Diagnosis.
6) Rencana penatalaksanaan.
7) Pengobatan dan / atau tindakan.
8) Persetujuan tindakan bila diperlukan.
9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan.
10)Ringkasan pulang (discharge summary).
11)Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga
kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan.
12)Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
tertentu.
13)Untuk Pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram
klinik.
3. Jenis Jenis Rekam Medis
a. Rekam medis konvensional
b. Rekam medis elektronik
4. Pemanfaatan Rekam Medis
a. Pemiliharaan kesehatan dan pengobatan pasien.
b. Alat bukti dalam proses penegakan hukum, disiplin kedokteran
dan kedokteran gigi dan penegakan etika kedokteran dan etika
kedokteran gigi.
c. Keperluan pendidikan dan penelitian.
d. Dasar pembayar biaya pelayanan kesehatan.
e. Data statistic kesehatan.
5. Tata cara penyelenggaraan Rekam Medis
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter
dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan
praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik
kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi
rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik
kedokteran yang telah dilakukannya. Setiap catatan dalam rekam
medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang
36
memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan
rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban
membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor
identitas pribadi/personal identification number (PIN). Dalam hal
terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis,
catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan
cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis
hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi
paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang
tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang
Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya.
6. Kepemilikan Rekam Medis
a. Berkas Rekam Medis milik sarana pelayanan kesehatan
b. Isi Rekam Medis merupakan milik pasien
c. Isi rekam medis tersebut dalam bentuk ringkasan rekam medis
d. Ringkasan Rekam Medis tersebut dapat diberikan, dicatat, atau
dicopy oleh pasien oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau
atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak
untuk itu.
7. Penyimpanan Rekam Medis
a. Rekam Medis pasien rawat inap di Rumah Sakit wajib disimpan
sekurang kurangnya unatuk jangka waktu 5 (lima) tahun
terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat atau dipulangkan.
b. Setelah batas waktu 5 (lima) tahun sedah terlampaui, rekam
medis dapat dimusnahkan, kecuali ringkasan pulang dan
persetujuan tindakan medik.
c. Ringkasan pulang dan persetujuan tindakan medik harus
disimpan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung dari
tanggal dibuatnya ringkasan tersebut.
37
d. Penyimpanan rekam medis dan ringkasan pulang dilaksanakan
oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan sarana pelayanan
kesehatan
e. Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah
sakit wajib disimpan sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2
(dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir pasien berobat.
f. Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilampaui, rekam medis dapat dimusnahkan
8. Pengorganisasian Rekam Medis
Pengelolaan rekam medis dilaksanakan sesuai dengan organisasi
dan tata kerja sarana pelayanan kesehatan.
9. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
a. Kepala Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dan organisasi profesi terkait melakukan
pembinaan dan pengawasan pelaksanaan peraturan ini sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing.
b. Pembinaan dan pengawasan diarahkan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan.
c. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan, Menteri, Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi, Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, dapat mengambil tindakan administratif sesuai
dengan kewenangannya masing-masing.
d. Tindakan administratif dapat berupa teguran lisan, teguran
tertulis sampai dengan pencabutan izin
38
BAB III
TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
35
e. Desa terpencil/ sulit : -
5 jangkauan
f. Jumlah SD dan MI : 17
Jumlah SMP 2
Jumlah Ponpes 2
g. Jumlah Sarana :
Kesehatan
Jumlah PKD 7
36
b. MISI
1) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam
bidang kesehatan
2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program kesehatan
3) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
4) Meningkatkan sistem informasi kesehatan
c. MOTTO
Kami Ada Untuk Kesehatan Anda
PENJABARAN
1) Upaya pelayanan kesehatan masyarakat diarahkan untuk
mengubah pola pikir sehingga masyarakat mampu mengenali
masalah dan mampu mengambil keputusan yang tepat dalam
mengatasi masalah kesehatannya.
2) Dengan parisipasi masyarakat yang terstruktur dalam program
kesehatan mampu membangun manusia Indonesia seutuhnya
terutama dalam bidang kesehatan dalam mencapai Tujuan
Pembangunan Nasional.
3) Memberikan pelayanan terbaik menuju terwujudnya kepuasan
pelanggan (Service Exellent).
4) Membangun sistim informasi berbasis teknologi sehingga
masyarakat mudah untuk memperoleh dan mengakses informasi
yang dibutuhkan.
d. STRATEGI
1) Peningkatan upaya pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh
seluruh jajaran UPTD Puskesmas Ketuwan baik pelayanan dalam
gedung maupun luar gedung.
2) Pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata
dan bermutu.
3) Peningkatan Sarana dan Prasarana Kesehatan di Puskesmas
Ketuwan.
4) Pemantapan kerjasama lintas sektor dengan semua pihak terkait.
37
5) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan,
efektif dan efisien.
e. TATA NILAI
S M A R T : SIAGA, MANDIRI, AKTIF, RAMAH, TERTIB
f. KOMITMEN
SEGENAP KARYAWAN PUSKESMAS KETUWAN
BERKOMITMEN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA DAN MUTU
PELAYANAN SECARA BERKESINAMBUNGAN
3. TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di UPTD Puskesmas
Ketuwan adalah
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 16
Jumlah Pegawai Tidak Tetap (PTT) : -
Jumlah Tenaga Honorer : 18
Tenaga Kebersihan :2
Sopir :1
Penjaga Malam :1
Total : 38
38
7. Perawat Gigi 3 DIV Kesehatan Gigi (1)
DIII Kesehatan Gigi (2)
8. Tenaga Promkes 2 Kesehatan Masyarakat, S1
9. Tenaga Kesling 1 Kesehatan Masyarakat,S1
10. Pranata Laboratorium 1 DIII Analis Kesehatan
Kesehatan
11. Perekam Medis 1 DIII Perekam dan Informasi
Kesehatan
12. Akutansi 1 S1 Akutansi
13. Staf 1 SLTA
14. Bidan Magang 7 DIII Kebidanan
15. Perawat Magang 5 DIII Keperawatan
16. Penjaga 1 SMP
17. Sopir 1 SMA
18. Petugas Kebersihan 2 SMP,SD
39
4. STRUKTUR ORGANISASI
KEPALA PUSKESMAS
MUZAIDI, SKM, M.Kes
KEFARMASIAN
PKD PANOLAN
GIZI KES. KUSRIYATMI, S.Tr.Keb
LENY DWI S,
ARI S, S.Tr.GZ TRADISIONAL A.Md.Keb
SARTINI, S.Tr.Keb
LABORATORIUM
ANGGIE Y, A.Md.AK PKD KLAGEN
KIA-KB LANSIA RITA D.A, S.Tr.Keb
TITIK U, S.Tr.Keb ST FATIMAH,
A.Md.Keb PONNED
NGOVITA P,A.Md.Keb PKD KEMANTREN
SITI FATIMAH,
PERKESMAS KRR
A.Md.Keb
HASTIKA N.W, SRI WARSITI,
UGD
A.Md.Kep A.Md.Keb PKD TANDURAN
SITI AISIYAH,
SITI WARSITI,
KOORD.P2 PTM A.Md.Kep
A.Md.Keb
HASTIKA N.W, SISKA R, A.Md.Kep LOKET+INFORMASI
A.Md.Kep ANANG DW P, A.Md PKD SIDOREJO
DWI S, A.Md.Keb
SURVEILANS KES.JIWA
AQUARISTA K, SKM KUSMIYATI, A.Md.Kep
IMUNISASI KES.INDRA
SITI AISIYAH, YOGA M.S,A.Md.Kep
A.Md.Kep
40
B. TUGAS JABATAN PESERTA LATSAR
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Perekam
Medis dan Angka Kreditnya, uraian tugas Perekam Medis Terampil
adalah sebagai berikut:
1. Melakukan wawancara untuk mengisi identitas pribadi data sosial
pasien rawat jalan.
2. Menyiapkan rekam medis serta meminta rekam medis rawat jalan
ke petugas rekam medis bagian penyimpanan.
3. Membuat dan memutahirkan kartu indeks utama pasien rawat jalan.
4. Mengisi buku register pendaftaran pasien rawat jalan.
5. Menerima data Rekam Medis dalam rangka assembling rekam
medis rawat jalan berdasarkan SOP yang berlaku.
6. Mensortir rekam medis rawat jalan
7. Menyimpan rekam medis rawat jalan dan menjaga agar aman,
rahasia, tidak dapat diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
8. Mendistribusikan rekam medis ke unit terkait.
41
C. ROLE MODEL
Role model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru
atau baik untuk di contoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat
dan sebagainya.
Dalam hal ini role model bagi penulis adalah Kepala UPTD
Puskesmas Ketuwan yaitu MUZAIDI, SKM, M.Kes. Beliau adalah
sosok pemimpin yang dapat menjadi panutan, inspirasi, contoh, dan
teladan bagi penulis.
Selama penulis bekerja di instansi, beliau sosok yang paling bisa
menempatkan diri dimana, kapan dan bagaimana situasi yang ada.
Beliau bisa tetap berwibawa tanpa membuat batas antara pimpinan
dan yang dipimpin.
MUZAIDI, SKM, M.Kes selalu memberikan solusi yang terbaik dan
objektif terhadap masalah untuk kepentingan Puskesmas atau
masyarakat bukan siapa yang menyampaikan melainkan melihat apa
yang disampaikan saat menerima masukan.
Terutama pada rancangan aktualisasi kali ini, beliau sangat
berperan andil dalam rancangan dan kegiatan yang akan kami lakukan
yang berprinsip bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas
melainkan sebagaimana mungkin apa yang kami kerjakan bisa
bermanfaat untuk masyarakat dan dapat mempertahankan mutu di
UPTD Puskesmas Ketuwan.
42
BAB IV
RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI
46
1.Isu Terpilih
Tabel 4.1 Isu terpilih
1. Waktu tunggu di pendaftaran yang lama
2. Rekam medis hilang/ Misfile
Identifikasi Isu : 3. Pasien belum diberi Penomoran tersendiri.
4. Isi Rekam Medis yang belum lengkap
5. Desain Map Family Folder yang belum mempermudah penyimpanan Rekam Medis Pasien
Isu yang
: Waktu tunggu pendaftaran yang lama di UPTD Puskesmas Ketuwan
diangkat
Gagasan yang
: Upaya Pemangkasan waktu tunggu pendaftaran yang lama di UPTD Puskesmas Ketuwan
diangkat
1. Sosialisasi SOP pendaftaran pasien kepada petugas loket pendaftaran UPTD Puskesmas Ketuwan
2. Mendesain ulang sistem antrian pendaftaran pasien UPTD Puskesmas Ketuwan
3. Membuat bagan alur pendaftaran pasien UPTD Puskesmas Ketuwan
Kegiatan : 4. Sosialisasi alur pendaftaran pasien kepada karyawan dan pasien UPTD Puskesmas Ketuwan
5. Membuat Form Rekam Medis elektronik melalui aplikasi SIKDA
6. Mensosialisasikan penggunaan Form Rekam Medis elektronik kepada karyawan UPTD Puskesmas
Ketuwan
47
Pemecahan Isu
Tabel 4.2 Tabel Pemecahan Isu
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
1. Sosialisasi SOP 1. Membuat SOP pendaftaran 1. Terjalin 1. Etika publik Kontribusi visi : Penguatan nilai :
pendaftaran pasien kerjasama Berkonsultasi dengan atasan dengan penuh Terwujudnya Berikan layanan
pasien kepada 2. Berkoordinasi dengan rekan dengan tim hormat dan sopan santun masyarakat Ketuwan sesuai standard
petugas loket kerja 2. Ketersediaan 2. Akuntabilitas yang sehat ramah, tertib
pendaftaran 3. Berkonsultasi dengan atasan SOP pendaftaran Melaksanakan sosialisasi SOP sesuai
UPTD mengenai SOP pendaftaran 3. Petugas materi dengan penuh tanggung jawab Kontribusi misi :
Puskesmas 4. Menyiapkan materi sosialisasi mendaftar pasien 3. Nasionalisme Memelihara dan
Ketuwan 5. Melaksanakan sosialisasi sesuai SOP yang Sila ke 4, musyawarah mufakat dalam meningkatkan mutu
(Penugasan SOP kepada petugas loket ada pembuatan SOP dan melakukan konsultasi pelayanan kesehatan
dari atasan dan 4. Dokumentasi dengan atasan di UPTD Puskesmas
SKP) sosialisasi SOP Ketuwan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Kontribusi terhadap Penguatan
48
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
2. Mendesain 1. Membuat desain nomor 1. Nomor antrian di 1. Akuntabilitas Kontribusi visi : Penguatan nilai :
ulang sistem antrean pendaftaran Adanya kejelasan kegiatan dalam Terwujudnya 1. Aktif, tertib
antrian 2. Membuat Poster tentang tata 2. Poster tata cara pembuatan desain nomor antrian yang dapat masyarakat Ketuwan
pendaftaran cara pengambilan nomor pengambilan nomor dipertanggungjawabkan yang sehat
pasien UPTD antrean antrean 2. Nasionalisme
Puskesmas 3. Berkonsultasi dengan atasan 3. Dokumentasi Sila ke 4, musyawarah mufakat dalam Kontribusi misi:
Ketuwan mengenai desain nomor desain nomor pembuatan nomor antrian dan melakukan 1. Meningkatkan
(Inovasi) antrean dan tata cara antrian manual konsultasi dengan atasan pengetahuan dan
pengambilannya 3. Etika publik kemampuan
4. Mencetak desain nomor Berkonsultasi dengan atasan dengan penuh masyarakat dalam
antrean pada kertas bafello, di hormat dan sopan santun bidang kesehatan
laminating, kemudian di 4. Komitmen Mutu 2. Meningkatkan
potong sesuai ukuran Inovasi untuk membuat nomor antran yang partisipasi
5. Menata nomor antrean pada tidak mudah sobek, kuat dan menarik masyarakat dalam
tempat penyimpanan sesuai dipandang program kesehatan
urut 5. Anti korupsi 3. Meningkatkan mutu
6. Memasang poster tata cara Keperdulian terhadap pasien yang belum pelayanan
pengambilan nomor antrean paham mengenai nomor antrean sehingga kesehatan
diatas tempat penyimpanan dibuatkan tata cara pengambilan nomor masyarakat
antrean
49
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
3. Membuat bagan 1. Membuat desain bagan alur 1. Terjalin kerjasama 1. Akuntabilitas Kontribusi visi : Penguatan nilai :
alur pendaftaran pendaftaran dengan tim Adanya kejelasan kegiatan dalam Terwujudnya 1. Mandiri dan
pasien UPTD 2. Berkonsultasi dengan atasan 2. Bagan alur pembuatan bagan alur pendaftaran masyarakat Ketuwan tertib
Puskesmas mengenai revisi desain pendaftaran yang dapat dipertanggung jawabkan yang sehat
Ketuwan bagan alur pendaftaran 3. Dokumentasi 2. Nasionalisme
(Penugasan 3. Mencetak bagan alur desain alur Sila ke 4, musyawarah mufakat dalam Kontribusi misi:
dari atasan) pendaftaran seukuran poster pendaftaran pembuatan alur pendaftaran pasien dan 1. Memelihara dan
4. Menempelkan bagan alur di melakukan konsultasi dengan atasan meningkatkan mutu
dekat ruang tunggu pasien. 3. Etika publik pelayanan
Berkonsultasi dengan atasan dengan kesehatan di UPTD
penuh hormat dan sopan santun Puskesmas
Ketuwan
2. Meningkatkan
sistem informasi
kesehatan
50
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
4. Sosialisasi alur 1. Berkonsultasi dengan atasan 1. Terjalin 1. Akuntabilititas Kontribusi visi : Menguatkan
pendaftaran tentang tata cara dan media kerjasama Melaksanakan sosialisasi alur pendaftaran Terwujudnya nilai :
kepada pasien untuk sosialisasi alur dengan tim dengan penuh tanggung jawan masyarakat Ketuwan Mandiri, aktif,
UPTD pendaftaran 2. Poster alur 2. Etika publik yang sehat ramah
Puskesmas 2. Mempersiapkan media pendaftaran Berkonsultasi dengan atasan dengan
Ketuwan sosialisasi alur pendaftaran pasien penuh hormat dan sopan santun Kontribusi misi:
(Penugasan 3. Membuat daftar hadir 3. Daftar hadir dan 3. Anti Korupsi 1. Meningkatkan
dari atasan) sosialisasi alur pendaftaran notulen Keperdulian terhadap pasien yang belum pengetahuan dan
4. Melaksanakan Sosialisasi sosialisasi paham tentang alur pendaftaran maka kemampuan
Alur pendaftaran dengan 4. Dokumentasi diadakan sosialisasi alur pendaftaran masyarakat dalam
media poster secara langsung sosialisasi alur bidang kesehatan
dengan lisan pendaftaran 2. Meningkatkan
5. Membuat notulen hasil pasien partisipasi
sosialisasi masyarakat dalam
51
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
6. Membuat dokumentasi program
sosialisasi kesehatan
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
5. Membuat Form 1. Membuat desain form rekam 1. Terjalin 1. Akuntabilitas Kontribusi visi : Menguatkan
Rekam Medis medis elektronik melalui kerjasama Membuat form RM elektronik dengan penuh Terwujudnya nilai : Mandiri,
elektronik aplikasi SIKDA dengan tim tanggung jawab masyarakat Ketuwan aktif
melalui aplikasi 2. Konsultasi dengan rekan kerja 2. Form RM 2. Etika publik yang sehat
SIKDA (Inovasi) dan meminta saran mengenai Elektronik Berkonsultasi dengan atasan dengan
Form RM elektronik penuh hormat dan sopan santun Kontribusi misi:
3. Berkonsultasi dengan atasan 3. Komitmen Mutu Memelihara dan
mengenai pembuatan Form Inovasi untuk membuat form RM elektronik meningkatkan mutu
Rekam medis elektronik dengan cara mengoptimalkan aplikasi pelayanan kesehatan
melalui aplikasi SIKDA SIKDA yang sudah ada di UPTD Puskesmas
4. Mencetak form RM Elektronik Ketuwan
52
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
melalui aplikasi SIKDA
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
6. Mensosialisasik 1. Berkonsultasi dengan atasan 1. Terjalin 1. Akuntabilitas Kontribusi visi : Berikan layanan
an penggunaan mengenai sosialisasi kerjasama Melaksanakan sosialisasi penggunaan Terwujudnya sesuai standard
Form Rekam penggunaan Form Rekam dengan tim Form Rekam Medis elektronik sesuai materi masyarakat Ketuwan Siaga, mandiri,
Medis elektronik medis elektronik 2. Penggunaan dengan penuh tanggung jawab yang sehat dan aktif, ramah,
kepada 2. Membuat undangan sosialisasi Form Rekam 2. Nasionalisme mandiri tertib
karyawan UPT tentang penggunaan Form RM Medis elektronik Sila ke 4, musyawarah mufakat dalam
Puskesmas Elektronik penggunaan Form Rekam medis elektronik Kontribusi misi:
Ketuwan 3. Mensosialisasikan dan 3. Etika publik Memelihara dan
53
Penguatan
Output/Hasil Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Nilai
Kegiatan Visi Misi Organisasi
Organisasi
(Penugasan berkoordinasi dengan rekan Berkonsultasi dengan atasan dengan meningkatkan mutu
dari atasan) kerja tentang penggunaan penuh hormat dan sopan santun pelayanan kesehatan
form RM elektronik melalui di UPTD Puskesmas
aplikasi SIKDA Ketuwan
4. Membuat daftar hadir
sosialisasi
5. Membuat notulen sosialisasi
6. Membuat dokumentasi
sosialisasi
54
B. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Tabel 4.3. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
TANGGAL WAKTU KEGIATAN : BULAN JULI 2019 RENCANA BUKTI
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 KEGIATAN
1. Sosialisasi SOP 1. SOP Pendaftaran
pendaftaran Pasien
pasien kepada 2. Notulen konsultasi
petugas loket 3. Notulen kegiatan
pendaftaran sosialisasi
UPTD 4. Foto kegiatan
Puskesmas sosialisasi
Ketuwan
2. Mendesain ulang 1. Nomor antrean
sistem antrian pendaftaran
pendaftaran 2. Poster cara
pasien UPTD pengambilan no
Puskesmas antrean
Ketuwan 3. Notulen konsultasi
4. Foto penataan
nomor antrean
5. Foto pemasangan
poster tata cara
pengambilan
nomor antrean
55
TANGGAL WAKTU KEGIATAN : BULAN JULI 2019 RENCANA BUKTI
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 12 13 15 16 17 18 19 20 22 23 24 25 26 27 KEGIATAN
3. Membuat bagan 1. Bagan alur
alur pendaftaran pendaftaran
pasien UPTD 2. Notulen konsultasi
Puskesmas 3. Poster bagan alur
Ketuwan pendaftaran
4. Foto pemasangan
alur pendaftaran
4. Sosialisasi alur 1. Notulen konsultasi
pendaftaran 2. Poster alur
pasien kepada pendafataran
karyawan dan 3. Notulen sosialisasi
pasien UPTD 4. Foto dokumentasi
Puskesmas sosialisasi
Ketuwan
5. Membuat Form 1. Form RM
Rekam Medis elektronik
elektronik melalui 2. Notulen konsultasi
aplikasi SIKDA 3. Foto kondultasi
6. Mensosialisasika 1. Notulen konsultasi
n penggunaan 2. Undangan
Form Rekam sosialisasi
Medis elektronik 3. Daftar Hadir
kepada karyawan 4. Notulen sosialisasi
UPTD 5. Foto kegiatan
Puskesmas sosialisasi
Ketuwan
56
BAB V
PENUTUP
57
DAFTAR PUSTAKA
.
Keputusan Bersama Menteri kesehatan dengan Badan Kepegawaian Negara No
48 Tahun 2014 , Nomor 22 Tahun 2014 tentang petunjuk
pelaksanaan peraturan menteri pendagunaanaparatur negara dn
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia No30 tahun 2013 , Tentang
Jabatan Fungsional Perekam Medis dan Angka Kreditnya.
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 377 Tahun 2007 Tentang Standar Profesi
Rekam Medis.
58
Lembaga Administras Negara. (2017). Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi
Negara.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008 tentang Rekam Medis
59
Lampiran Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap ANANG DWI PRASETYO, A.MD
2 Jenis Kelamin PEREMPUAN
Tempat dan
5 REMBANG, 14 MEI 1992
Tanggal Lahir
DS.NGULAAN RT 03 RW 02 KEC.BULU
6 Alamat Rumah
KAB REMBANG JAWA TENGAH
B. Riwayat Pendidikan
60
Nama Sekolah Tahun Lulus Jurusan
61