Makalah Klp6 Studi Syariat Islam Akper 01 - 3
Makalah Klp6 Studi Syariat Islam Akper 01 - 3
Mawaddah (220206071)
Salsabila (220206082)
Dosen Pembimbing
Muharram, M.A.
الر ِح ْي ِم
َّ الرحْ َم ِن
َّ ّللا
ِ س ِم ه
ْ ِب
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “pilar-pilar pendukung syariat islam di
aceh’. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. .LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. .RUMUSAN MASALAH.....................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH........................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. PENGERTIAN SYARIAT ISLAM....................................................3
B. LEMBAGA EKSEKUTIF...................................................................4
C. LEMBAGA LEGISLATIF..................................................................7
D. LEMBAGA-LEMBAGA SOSIAL KEAGAMAAN..........................9
BAB III...........................................................................................................12
A. KESIMPULAN...................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13
ii
BAB l
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi syariat islam?
2. Apa itu Lembaga eksekutif?
3. Apa itu legislatif?
4. Macam macam lembaga-lembaga sosial keagamaan (menasah, mesjid dan
lainnya)?
C. Tujuan makalah
1. Memahami definisi syariat islam
2. Memahami tentang Lembaga eksekutif
3. Memahami tentang Legeslatif
4. Memahami Macam macam lembaga-lembaga sosial keagamaan (menasah,
mesjid dan lainnya)
2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariat Islam
Secara etimologis, syariat islam terdiri dari dua kata, syariat artinya hukum
agama dan islam artinya agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci al-quran yang diturunkan kedunia melalui wahyu
Allah SWT. Syariat islam adalah ajaran islam yang berpedoman pada kitab suci
al-quran. Jadi pengertian tersebut harus bersumber dan berdasarkan kitab suci al-
quran, pandangan normative dari syariat islam harus bersumber dari nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang tercantum dalam Al-quran. Syariat adalah ketentuan yang
ditetapkan oleh Allah SWT yang dijelaskan oleh rasulnya, tentang pengaturan
semua aspek kehidupan manusia, dalam mancapai kehidupan manusia yang baik,
di dunia dan di akhirat kelak. Ketentuan syariat terdapat dalam firman Allah dan
sabda rasulullah.
Allah SWT memberi manusia akal pikiran untuk memahami segala sesuatu
dalam hidup di dunia. Akal pikiran pula lah yang harus digunakan oleh manusia
untuk memahami hukum-hukum syariat dari al-quran dan sunnah nabi.1 Syariat
adalah jalan yang harus ditempuh, dalam arti teknis, syariat adalah seperangkat
norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan allah, hubungan manusia
dengan manusia lain dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan beda dan
alam lingkungan hidupnya. Akhlak adalah pperingai atau tinngkah laku yang
berkenaan dengan sikap manusia, terbagi atas akhlak terhadap allah swt dan
terhadap sesama makhluk. Syariat islam berlaku bagi hambanya yang berakal,
sseht, dan telah menginjak usia baligh atau dewwasa.
1
Syekh Ahmad al-jurjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 45
3
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan syariat islam adalah peraturan
yang diciptakan Allah suapaya manusia berpegang teguh kepadanya di dalam
perhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, beserta hubungan dengan
seluruh alam dan hubungan dengan kehidupan.
B. Lembaga Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Kekuasaan melaksanakan undang-undang dipegang oleh kepala negara. Kepala
negara tentu tidak dapat dengan sendirinya menjalankan segala undang-undang
ini. Oleh karena itu, kekuasaan dari kepala negara dilimpahkan (didelegasikan)
kepada pejabat- pejabat pemerintahan/ negara yang bersama-sama merupakan
suatu badan pelaksana undang undang (badan eksekutif) badan inilah yang
berkewajiban menjalankan kekuasaan eksekutif.2
2
Elfi Yilistyowati, Endah Puji Astuti, Tri Mulyani, Penerapan Konsep Trias Politika dalam Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia Study Komparatif atas Undang-Undang Dasar Tahun1945 sebelum
dan sesudah Amandemen, (Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 2016), Hal.333.
4
1. Administratif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang dan
peraturan perundangan lainnya dan menyelenggarakan administrasi negara
2. Legislatif, yaitu membuat rancangan undang-undang dan membimbingnya
dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang.
3. Keamanan, artinya kekuasaan untuk mengatur polisi dan angkatan bersenjata,
menyelenggarakan perang, pertahanan negara, serta keamanan dalam negeri
4. Yudikatif, memberi grasi, amnesti, dan sebagainya.
5. Diplomatika, yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan hubungan diplomatik
dengan negara-negara lain.
5
Lembaga eksekutif dipimpin oleh kepala eksekutif, dewasa ini terdapat
berbagai macam cara untuk memilih kepala eksekutif. Menurut A.C. Kapoor,
metode pemilihan kepala negara atau eksekutif dibedakan menjadi lima yaitu:3
1. Prinsip turun-temurun
Prinsip turun-temurun diasosiasikan dengan pemerintahan monarki. Sukses
kepemimpinan diturunkan dari raja anaknya atau keluargnya
2. Pemilihan secara langsung
Pemilihan secara langsung adalah kebalikan dari metode turun-temurun.
Pemilihan secara langsung menjamin hak warga negara untuk memilih kepala
negaranya sesuai dengan keinginan mereka.
3. Pemilihan secara tidak langsung
Pemikiran secara tidak langsung melibatkan electoral collage yang dipilih
oleh pemilih. Dalam teori, presiden Amerika Serikat dipilih oleh seorang
electoral collage dari setiap negara bagian yang mempresentasikan di dua
kamar.
4. Pemilihan oleh parlemen
Dipilih oleh aggota parlemen adalah tipe lain dari pemilihan tidak langsung.
Ide dipilih oleh anggota parlemen adalah karena anggota parlemen lebih
qulified untuk memilih kepala eksekutif terbaik dibandingkan dengan
popular voters. Metode ini lebih menjamin harmoni antara lembaga
eksekutif dan legislatif dan menghindari segala kemungkinan friksi diantara
keduanya.
5. Nominasi eksekutif
3
Triwahyuningsih, Abdurrahman Darojat, Hubungan Eksekutif-Legislatif 2009-2014
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2017) Hlm.32
6
Digunakan oleh negara-negara persemakmuran seperti Australia dan
Kanada dimana kepaa negaranya ditunjuk oleh ratu inggris. Walaupun
demikian Autralia dan Kanada bukan merupakan bagian dari inggris. Mereka
merupakan negara yang berdaulat.
C. Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga negara yang mempunyai kekuasaan
untuk membuat undang-undang. Lembaga legislatif terdiri dari dari Majelis
permussyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).4
4
Sutedjo, Terampil dan Cerdas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas
IV, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009),hlm 42.
7
dalam sidang Paripura MPR.
b. Kedudukan MPR
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara.
c. Tugas dan wewenang MPR
1) Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum.
3) Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.5
5
Kansil dan cristine, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2011),
hlm 95-96
6
Winarno dan Mike Kusumawati, Pendidikan Kewarga Negaraan 4 untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidayah Kelas IV (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), hlm 39.
7
Sri Sadiman, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD dan MI Kelas IV, (Jakarta: Pusat,
2009), hlm 71.
8
anggaran pendapatan dan belanja negara serta kebijakan pemerintah.
9
Hubungan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut adalah karena
sifat relegius dan fanatik dalam beragama. Semua lembaga sosial dan
keagamaan merupakan pusat perkumpulan anggota masyarakat meskipun
secara umum dan perannya berbeda antar satu dengan yang lainnya,8 namun
tetap dalam satu tujuan, lembaga-lembaga ini merupakan institusi pembinaan
dan bimbingan masyarakat, baik menyangkut soal kehidupan beragama
maupun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun
lembaga-lembaga sosial keagamaan yang ada di Aceh di antaranya :
1. Masjid
Masjid di Aceh tidak hanya di gunakan untuk tempat beribadah saja,
mesjid juga berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tempat
pengajian, tempat belajar Al-Qur’an, dan masjid juga sering menjadi
pusat komunitas dan kegiatan sosial.
1. Pesantren
Pesantren merupakan wadah para santri untuk menuntut ilmu, di Aceh
pesantrren dikenal dengan sebutan dayah, dayah menjadi lembaga
panutan dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang baik,
dayah juga pada umumya dipimpin oleh ulama yang karismatik,
sehingga ia menjadi panutan para santrinya.
8
Hasan Basri, 2022. Konfigurasi sosial-intelektual & Horizon politik.
10
3. Baitul Mal
Baitul Mal merupakan lembaga keistimewaan dan kekhususan pada
pemerintah Aceh dan pemerintahan Kabupaten atau Kota, yang dalam
melaksanakan tugasnya bersfat independen berwenang untuk menjaga,
memelihara, mengelola dan mengembangkan zakat, infak, harta wakaf,
dan harta keagamaan lainnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dari berbagai uraian diatas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan
baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan lain sebagainya. Untuk itu sangat
diharapkan saran dan kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah
selanjutnya, baik dari dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.
12
DAFTAR PUSTAKA
13