Anda di halaman 1dari 17

Makalah

PILAR-PILAR PENDUKUNG SYARIAT ISLAM


DI ACEH
Di susun oleh :

Mawaddah (220206071)

Munadia Sadika (220206086)

Salsabila (220206082)

M. Fahrul Lutfi (210211069)

Dosen Pembimbing

Muharram, M.A.

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH 2023


KATA PENGANTAR

‫الر ِح ْي ِم‬
َّ ‫الرحْ َم ِن‬
َّ ‫ّللا‬
ِ ‫س ِم ه‬
ْ ِ‫ب‬

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “pilar-pilar pendukung syariat islam di
aceh’. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Banda Aceh, 20 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I..............................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. .LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. .RUMUSAN MASALAH.....................................................................2
C. TUJUAN MAKALAH........................................................................2
BAB II............................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. PENGERTIAN SYARIAT ISLAM....................................................3
B. LEMBAGA EKSEKUTIF...................................................................4
C. LEMBAGA LEGISLATIF..................................................................7
D. LEMBAGA-LEMBAGA SOSIAL KEAGAMAAN..........................9
BAB III...........................................................................................................12
A. KESIMPULAN...................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

ii
BAB l
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan syariat islam dia aceh merupakan kewenangan khusus yang


diberikan oleh pemerintah pusat bagi aceh. Kewenangan pelaksanaan syariat islam
tersebut tertuang dalam undang-undang nomor 44 tahun 1999 tentang penetapan
daerah keistimewaan aceh dipertegas undang-undang nomor 18 tahun 2001
tentang otonomi khusus dan uu nomor 11 tahun 2006 yng mengatur tentang
pemerintahan aceh. Selanjutnya, pengaturan pelaksanaan syariat islam di atur
dalam UUPA nomor 11 tahun 2006. Dalam upaya mewujudkan aceh sebagai
daerah penerapan syariat islam, maka dinas syariat islam provinsi aceh telah
berupaya untuk menerapkan syariat islam melalui pembentukan gampong
percontohan. Kehadiran gampong sadar hukum atau gampong percontohan syariat
tersebut merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengimplementasikan
qanun tentang penerapan syariat islam di aceh.
Dalam pelaksanaan program gampong percontohan syariat islam terlihat
berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan, diantaranya adalah telah diprogramkan
kegiatan dalam bidang aqidah, memahami dan menyakini asma allah, Syariah,
hukum pidana, peradilan, Pendidikan, dakwah, syiar islam, pembelaan islam,
ekonomi, lingkungan hidup, ketertiban dan keamanan masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi syariat islam?
2. Apa itu Lembaga eksekutif?
3. Apa itu legislatif?
4. Macam macam lembaga-lembaga sosial keagamaan (menasah, mesjid dan
lainnya)?

C. Tujuan makalah
1. Memahami definisi syariat islam
2. Memahami tentang Lembaga eksekutif
3. Memahami tentang Legeslatif
4. Memahami Macam macam lembaga-lembaga sosial keagamaan (menasah,
mesjid dan lainnya)

2
BAB ll
PEMBAHASAN
A. Pengertian Syariat Islam
Secara etimologis, syariat islam terdiri dari dua kata, syariat artinya hukum
agama dan islam artinya agama yang diajarkan oleh nabi Muhammad SAW,
berpedoman pada kitab suci al-quran yang diturunkan kedunia melalui wahyu
Allah SWT. Syariat islam adalah ajaran islam yang berpedoman pada kitab suci
al-quran. Jadi pengertian tersebut harus bersumber dan berdasarkan kitab suci al-
quran, pandangan normative dari syariat islam harus bersumber dari nilai-nilai dan
kaidah-kaidah yang tercantum dalam Al-quran. Syariat adalah ketentuan yang
ditetapkan oleh Allah SWT yang dijelaskan oleh rasulnya, tentang pengaturan
semua aspek kehidupan manusia, dalam mancapai kehidupan manusia yang baik,
di dunia dan di akhirat kelak. Ketentuan syariat terdapat dalam firman Allah dan
sabda rasulullah.
Allah SWT memberi manusia akal pikiran untuk memahami segala sesuatu
dalam hidup di dunia. Akal pikiran pula lah yang harus digunakan oleh manusia
untuk memahami hukum-hukum syariat dari al-quran dan sunnah nabi.1 Syariat
adalah jalan yang harus ditempuh, dalam arti teknis, syariat adalah seperangkat
norma ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan allah, hubungan manusia
dengan manusia lain dalam kehidupan social, hubungan manusia dengan beda dan
alam lingkungan hidupnya. Akhlak adalah pperingai atau tinngkah laku yang
berkenaan dengan sikap manusia, terbagi atas akhlak terhadap allah swt dan
terhadap sesama makhluk. Syariat islam berlaku bagi hambanya yang berakal,
sseht, dan telah menginjak usia baligh atau dewwasa.

1
Syekh Ahmad al-jurjawi, Indahnya Syariat Islam, (Jakarta: Gema Insani, 2006), hlm. 45

3
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan syariat islam adalah peraturan
yang diciptakan Allah suapaya manusia berpegang teguh kepadanya di dalam
perhubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, beserta hubungan dengan
seluruh alam dan hubungan dengan kehidupan.

B. Lembaga Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Kekuasaan melaksanakan undang-undang dipegang oleh kepala negara. Kepala
negara tentu tidak dapat dengan sendirinya menjalankan segala undang-undang
ini. Oleh karena itu, kekuasaan dari kepala negara dilimpahkan (didelegasikan)
kepada pejabat- pejabat pemerintahan/ negara yang bersama-sama merupakan
suatu badan pelaksana undang undang (badan eksekutif) badan inilah yang
berkewajiban menjalankan kekuasaan eksekutif.2

Lembaga eksekutif adalah cabang pemerintahan yang bertanggung jawab


untuk melaksanakan dan menjalankan kebijakan serta undang-undang yang telah
ditetapkan oleh lembaga legislatif. Lembaga ini umunya terdiri dari kepala negara
dan pemerintahan, seperti presiden, perdana menteri, atau raja, bersama dengan
kabinet atau menteri yang membantu dalam pengambilan keputusan dan
pelaksanaan tugas-tugas pemerintah. Lembaga eksekutif berperan penting dalam
menjalankan pemerintahan dan menjaga stabilitas negara.

Kekuasaan badan eksekutif mempunyai wewenang menurut C.F Strong


mencakup beberapa bidang yaitu:

2
Elfi Yilistyowati, Endah Puji Astuti, Tri Mulyani, Penerapan Konsep Trias Politika dalam Sistem
Pemerintahan Republik Indonesia Study Komparatif atas Undang-Undang Dasar Tahun1945 sebelum
dan sesudah Amandemen, (Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 2016), Hal.333.

4
1. Administratif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang dan
peraturan perundangan lainnya dan menyelenggarakan administrasi negara
2. Legislatif, yaitu membuat rancangan undang-undang dan membimbingnya
dalam badan perwakilan rakyat sampai menjadi undang-undang.
3. Keamanan, artinya kekuasaan untuk mengatur polisi dan angkatan bersenjata,
menyelenggarakan perang, pertahanan negara, serta keamanan dalam negeri
4. Yudikatif, memberi grasi, amnesti, dan sebagainya.
5. Diplomatika, yaitu kekuasaan untuk menyelenggarakan hubungan diplomatik
dengan negara-negara lain.

Berikut beberapa tugas kekuasaan eksekutif:


1. Membuat kebijakan publik
Kekuasaan eksekutif berperan dalam merumuskan kebijakan-kebijakan publik
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
2. Menjalankan program pemerintah
Kekuasaan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan program-
program pemerintah dan mengawasi implementasinya.
3. Menyusun anggaran
Kekuasaan eksekutif harus menyusun anggaran-anggaran negara yang
mencerminkan prioritas dan kebutuhan masyarakat
4. Menjalankan program pemerintah
Kekuasaan eksekutif memiliki tugas untuk mengawasi dan mengelola sektor
publik, termasuk lembaga-lembaga pemerintahan dan badan-badan negara.

5
Lembaga eksekutif dipimpin oleh kepala eksekutif, dewasa ini terdapat
berbagai macam cara untuk memilih kepala eksekutif. Menurut A.C. Kapoor,
metode pemilihan kepala negara atau eksekutif dibedakan menjadi lima yaitu:3
1. Prinsip turun-temurun
Prinsip turun-temurun diasosiasikan dengan pemerintahan monarki. Sukses
kepemimpinan diturunkan dari raja anaknya atau keluargnya
2. Pemilihan secara langsung
Pemilihan secara langsung adalah kebalikan dari metode turun-temurun.
Pemilihan secara langsung menjamin hak warga negara untuk memilih kepala
negaranya sesuai dengan keinginan mereka.
3. Pemilihan secara tidak langsung
Pemikiran secara tidak langsung melibatkan electoral collage yang dipilih
oleh pemilih. Dalam teori, presiden Amerika Serikat dipilih oleh seorang
electoral collage dari setiap negara bagian yang mempresentasikan di dua
kamar.
4. Pemilihan oleh parlemen
Dipilih oleh aggota parlemen adalah tipe lain dari pemilihan tidak langsung.
Ide dipilih oleh anggota parlemen adalah karena anggota parlemen lebih
qulified untuk memilih kepala eksekutif terbaik dibandingkan dengan
popular voters. Metode ini lebih menjamin harmoni antara lembaga
eksekutif dan legislatif dan menghindari segala kemungkinan friksi diantara
keduanya.
5. Nominasi eksekutif

3
Triwahyuningsih, Abdurrahman Darojat, Hubungan Eksekutif-Legislatif 2009-2014
(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2017) Hlm.32

6
Digunakan oleh negara-negara persemakmuran seperti Australia dan
Kanada dimana kepaa negaranya ditunjuk oleh ratu inggris. Walaupun
demikian Autralia dan Kanada bukan merupakan bagian dari inggris. Mereka
merupakan negara yang berdaulat.

C. Lembaga Legislatif
Lembaga legislatif merupakan lembaga negara yang mempunyai kekuasaan
untuk membuat undang-undang. Lembaga legislatif terdiri dari dari Majelis
permussyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).4

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


a. Susunan dan Keanggotaan MPR
1) MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih melalui
pemilihan umum setiap lima tahun sekali.
2) Keanggotaan MPR diresmikan dengan keputusan presiden. Peresmian
anggota MPR sekaligus dengan peresmian anggota DPR dan DPD
yang ditetapkan satu naskah dalam keputusan presiden.
3) Masa jabatan anggota DPR dan DPD selama lima tahun dan berakhir
bersamaan pada saat anggota MPR yang baru mengucapkan sumpah/
janji.
4) Sebelum memangku jabatannya, anggota MPR mengucapkan sumpah
/ janji bersama-sama yang dipandu oleh ketua Mahkamah Agung

4
Sutedjo, Terampil dan Cerdas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SD/MI Kelas
IV, (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009),hlm 42.

7
dalam sidang Paripura MPR.
b. Kedudukan MPR
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan
sebagai lembaga negara.
c. Tugas dan wewenang MPR
1) Mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2) Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan
umum.
3) Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.5

2. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukansebagai
lembaga negara. DPR beranggota para wakil rakyat dari partai politik yang
dipilih melalui pemilihan umum. Pemilihan itu dilaksanakan dalam suatu
pemilihan umum oleh semua warga negara Indonesia yang telah memenuhi
persyaratan. Masa jabatan anggota DPR adalah 5 tahun.6 DPR dalam
melaksanakan tugasnya memiliki beberapa hak. Hak tersebut adalah hak
interpelasi, hak angket dan hak menyatakan pendapat.7
Berdasarkan UndangUndang Dasar 1945, tugas dan wewenang DPR
adalah sebagai berikut:
1. Membentuk undang-undang yang dibahas bersamaa presiden.
2. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
3. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan undang- undang

5
Kansil dan cristine, Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2011),
hlm 95-96
6
Winarno dan Mike Kusumawati, Pendidikan Kewarga Negaraan 4 untuk Sekolah Dasar dan
Madrasah Ibtidayah Kelas IV (Jakarta: Pusat Perbukuan, 2009), hlm 39.
7
Sri Sadiman, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan 4 untuk SD dan MI Kelas IV, (Jakarta: Pusat,
2009), hlm 71.

8
anggaran pendapatan dan belanja negara serta kebijakan pemerintah.

3. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


DPD merupakan lembaga perwakilan daerah yang berkedudukan sebagai
lembaga negara. DPD bersidang sedikitnya sekali dalam setahun. Anggota
DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilu. Anggota DPD wakil dari
setiap provinsi ditetapkan sebanyak empat orang. Masa jabatan anggota DPD
adalah lima tahun.

Sebagai lembaga perwakilan daerah DPD mempunyai tugas dan


wewenang sebagai berikut:

1. Mengajukan rancangan undang-undang tentang otonomi daerah.


2. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan
otonomi daerah.
3. Mengawasi pelaksanaan undang-undang mengenai otonomidaerah.

D. Lembaga-Lembaga Sosial Keagamaan

Aceh merupakan salah satu provensi di Indonesia yang mayoritas


penduduknya beragama Islam, terdapat banyak lembaga-lembaga sosial
keagamaan yang memiliki peran penting dalam melayani masyarakat dan
mempromosikan nilai-nilai keagamaan. Kehidupan masyarakat di Aceh erat
kaitannya dengan lembaga-lembaga sosial keagamaan.

9
Hubungan masyarakat terhadap lembaga-lembaga tersebut adalah karena
sifat relegius dan fanatik dalam beragama. Semua lembaga sosial dan
keagamaan merupakan pusat perkumpulan anggota masyarakat meskipun
secara umum dan perannya berbeda antar satu dengan yang lainnya,8 namun
tetap dalam satu tujuan, lembaga-lembaga ini merupakan institusi pembinaan
dan bimbingan masyarakat, baik menyangkut soal kehidupan beragama
maupun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Adapun
lembaga-lembaga sosial keagamaan yang ada di Aceh di antaranya :
1. Masjid
Masjid di Aceh tidak hanya di gunakan untuk tempat beribadah saja,
mesjid juga berfungsi sebagai pusat pendidikan agama, tempat
pengajian, tempat belajar Al-Qur’an, dan masjid juga sering menjadi
pusat komunitas dan kegiatan sosial.
1. Pesantren
Pesantren merupakan wadah para santri untuk menuntut ilmu, di Aceh
pesantrren dikenal dengan sebutan dayah, dayah menjadi lembaga
panutan dalam membina dan membentuk pribadi muslim yang baik,
dayah juga pada umumya dipimpin oleh ulama yang karismatik,
sehingga ia menjadi panutan para santrinya.

2. Majelis permusyawaratan Ulama (MPU)


Majelis permusyawaratan Ulama (MPU) di Aceh menjadi badan
otoritarif yang mengeluarkan fatwa dan memberikan panduan dalam
masalah-masalah keagmaan yang ada di Aceh.

8
Hasan Basri, 2022. Konfigurasi sosial-intelektual & Horizon politik.

10
3. Baitul Mal
Baitul Mal merupakan lembaga keistimewaan dan kekhususan pada
pemerintah Aceh dan pemerintahan Kabupaten atau Kota, yang dalam
melaksanakan tugasnya bersfat independen berwenang untuk menjaga,
memelihara, mengelola dan mengembangkan zakat, infak, harta wakaf,
dan harta keagamaan lainnya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Syariat islam adalah peraturan yang diciptakan Allah suapaya manusia


berpegang teguh kepadanya di dalam perhubungan dengan Allah, dengan sesama
manusia, beserta hubungan dengan seluruh alam dan hubungan dengan kehidupan.
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang.
Kekuasaan melaksanakan undang-undang dipegang oleh kepala negara. Kepala
negara tentu tidak dapat dengan sendirinya menjalankan segala undang-undang
ini. Beberapa tugas kekuasaan eksekutif adalah, membuat kebijakan publik,
Menjalankan program pemerintah, menyusun anggaran, Menjalankan program
pemerintah
Lembaga legislatif merupakan lembaga negara yang mempunyai kekuasaan
untuk membuat undang-undang. Lembaga legislatif terdiri dari dari Majelis
permussyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD).

B. Saran
Dari berbagai uraian diatas, tentunya tidak lepas dari berbagai kekurangan
baik dari segi isi materi, teknik penulisan dan lain sebagainya. Untuk itu sangat
diharapkan saran dan kritikan yang membangun dalam perbaikan makalah
selanjutnya, baik dari dosen pembimbing maupun rekan-rekan mahasiswa.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Juriawi, Syekh Ahmad.2006. Indahnya Syariat Islam, Jakarta: Gema Insani


Kansil Dan Cristine. 2011. Empat Pilar Berbangsa Dan Bernegara, Jakarta : Rineka
Cipta.
Sadiman, Sri Sadiman. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan 4 Untuk SD Dan MI
Kelas IV. Jakarta : Pusat
Sutedjo. 2009. Terampil Dan Cerdas Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Untuk
SD/MI Kelas IV, Jakarta: Pusat Perbukuan,
Triwahyuningsih, Darojat, Abdurrahman. 2017. Hubungan Eksekutif-Legislatif 2009-
2014 Yogyakarta : Tiara Wacana.
Winarno Dan Kusumawati Mike. 2009. Pendidikan Kewarga Negaraan 4 Untuk
Sekolah Dasar Dan Madrasah Ibtidayah Kelas IV . Jakarta: Pusat Perbukuan.
Yilistyowati, Elfi. Astuti, Endah Puji Astuti. Mulyani, Tri. 2016. Penerapan Konsep Trias
Politika Dalam Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Study Komparatif
Atas Undang-Undang Dasar Tahun1945 Sebelum Dan Sesudah Amandemen,
Jurnal Dinamika Sosial Budaya.
Hasan Basri, 2022. Konfigurasi sosial-intelektual & Horizon politik.

13

Anda mungkin juga menyukai