Kelompok 7 :
2022 M/ 1443 H
KATA PEGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
penyusunan bisa menyelesaikan makalah dengan judul “ Syari’at Islam di Aceh” untuk
memmenuhi tugas mata kuliah jaringan komputer. Dalam penyelesaian tugas makalah
ini, penulis mendapat bantuan dari banyak pihak, maka sepantasnya penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak dapat
disebut satu persatu, atas berbaga arahan dan bimbingannya pada proses pe nyelesaian
makalah ini.
Namun penyusun menyadari banyak terdapat kesalahan dan kesilapan dalam menyusun
makalah ini, Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi
para pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya. Makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca demi perbaikan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PEGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................5
A. Sejarah Syari’at Islam di Aceh.................................................................................5
B. Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh.........................................................................6
C. Tujuan Pelaksanaan Syariat Islam di Aceh..............................................................7
BAB III..............................................................................................................................11
PENUTUP.........................................................................................................................11
Kesimpulan...................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh, secara bahasa bermakna jalan yang dilewati
untuk menuju sumber air, bertujuan supaya memberikan kemaslahatan kepada
manusia. Manusia tidak bisa hidup tanpa sumber air, dengan kata lain manusia tidak
bisa hidup tanpa syariat yang mengantarkan manusia mendapatkan hidup yang lebih
baik. Secara istilah syariat Islam merupakan totalitas ajaran agama Islam yang
terdapat dalam Alquran dan Sunnah, yang mengatur hubungan manusia dengan
Allah (hablumminallah) dan hubungan manusia dengan sesamanya
(hablumminannas).
B. Rumusan Masalah
4
2. Pelaksaan Syari’at Islam di Aceh ?
3. Tujuan pelaksanaan syari’at islam di Aceh?
BAB II
PEMBAHASAN
5
menjadi kerajaan Islam Aceh, yang ibukotanya Banda Aceh Darussalam
pada tahun 1511 M.1
Pada masa sultan Iskandar Muda (1607-1636) hukum Islam
dengan mazhab Syafi’i diterapkan secara kaffah, yang meliputi bidang
ibadah, ahwal syakhshiyah, mu’amalah maliyah, jinayah, ‘uqubah,
murafa’ah, iqtishadiyah, dusturiyah, akhlaqiyah dan ‘alaqah dauliyah,
yang akhirnya dikodifikasikan menjadi Qanun al-Asyi ( Adat Meukuta
Alam) yang ditulis dalam huruf Arab Melayu. Qanun ini ditetapkan oleh
Sultan Iskandar Muda sebagai Undang-Undang Dasar Kerajaan.
Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam merupakan satu-satunya
provinsi di Indonesia yang telah diundangkan pemberlakuan Syariat
Islam dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang
penyelenggaraan keistimewaan bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh,
dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang penyelenggaraan
Pemerintahan di Aceh sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2001 yang memuat tentang pemberlakuan Syariat Islam di Aceh
secara kaffah, memberikan kesempatan bagi Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam untuk menerapkan Syariat Islam dalam kehidupan
bermasyarakatnya, baik dalam berbangsa dan bernegara. 2
1
Hamid Sarong, dkk, Kontekstualisasi Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam, (Banda Aceh: Ar-Raniry
Press, 2003), hal. 25-26.
2
Misri A. Muchsin, dkk, Buku Panduan: Pelaksanaan Syariat Islam Bagi Birokrat, Cet.
6
1. Ketentuan pelaksanaan undang-undang ini yang menyangkut
kewenangan Pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
7
ngon sifeut” artinya antara syariat dan adat bagaikan hubungan antara
zat dengan sifat yang tak mungkin bisa dipisahkan. Pelaksanaan Syariat
Islam di Aceh secara resmi berdasarkan Undang-undang negara
Republik Indonesia dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2002 (1
Muharam 1423H) dengan tujuan dasar untuk menegakkan amar ma’ruf
nahi mungkar.
6
Mariska Rafi, “Makalah Studi Syariiat Islam tentang pengertian, prinsip dan tujuan pelaksanaan
syariat Islam di Aceh”, h, 8
8
setimpal. Dengan demikian seseorang akan takut melakukan kejahatan.
Ayat Al-Quran menegaskan:
“Hai orang-orang yang beriman telah diwajibkan kepadamu
qishash (pembalasan) pada orang-orang yang dibunuh…” (QS Al-
Baqarah [2]: 178).
Namun, qishash tidak diberlakukan jika si pelaku dimaafkan oleh
yang bersangkutan, atau diat (ganti rugi) telah dibayarkan secara wajar.
Ayat Al-Quran menerangkan hal ini: “Barangsiapa mendapat pemaafan
dari saudaranya, hendaklah mengikuti cara yang baik dan hendaklah
(orang yang diberi maaf) membayar diat kepada yang memberi maaf
dengan cara yang baik (pula)” (QS Al-Baqarah [2]: 178).
Dengan adanya Syariat Islam, maka pembunuhan akan
tertanggulani karena para calon pembunuh akan berpikir ulang untuk
membunuh karena nyawanya sebagai taruhannya. Dengan begitu, jiwa
orang beriman akan terpelihara.
9
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik
dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu.” (QS Al-Baqarah
[2]: 221).
“Perempuan dan lak-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap
seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan
kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah,
jika kamu beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari
orang-orang yang beriman.” (QS An-Nur [24]: 2).
Syariat Islam akan menghukum dengan tegas secara fisik
(dengan cambuk) dan emosional (dengan disaksikan banyak orang)
agar para pezina bertaubat.
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Islam mulai bertapak di bumi Aceh pada akhir abad pertama Hijriyah.
Keberadaan Islam di Aceh akhirnya membentuk kerajaan Islam pertama di Asia
Tenggara yang terletak di Bandar Khalifah-peurelak, Aceh Timur. Kerajaan Islam
ini didirikan pada tanggal 1 Muharram 225 H dengan raja pertamanya Sultan
Alaiddin Sayid Maulana Abdul Aziz Syah yang beraliran Syi’ah.
Pelaksanaan Syari’at Islam di Aceh telah diatur dalam Undang-undang
Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa
Aceh sebagai Nanggroe Aceh Darussalam, pasal 31 disebutkan:
1. Ketentuan pelaksanaan undang-undang ini yang menyangkut
kewenangan Pemerintah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
11
2. Ketentuan Pelaksanaan undang-undang ini yang menyangkut
kewenangan Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ditetapkan
dengan Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Ada 5 (lima) hal pokok yang merupakan tujuan utama dari Syariat Islam, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/r_syah/54f6815da3331179078b5023/pelaksanaan-
syariat-islam-di-aceh
Mariska, Rafi. Makalah Studi Syariiat Islam tentang pengertian, prinsip dan
tujuan pelaksanaan syariat Islam di Aceh. Academia.edu. 2015.
12