Anda di halaman 1dari 3

Lk 4

Dosen pengampu : Dodi feliks p Ambarita , S.pd, M.pd

Nama : fajar shiddiq

Kelas : pko e

Nim : 6211121003

Jawab:

No.1

PRAGMATISME

1. .Charles sandre peirce


Dalam konsepnya, peirce menyatakan bahwa sesuatu dikatakan berpengaruh bila memang
memuat hasil yang praktis, ia juga menyatakan bahwa pragmatism sebenarnya bukan suatu
filsafat, bukan metafisika, dan bukan teori kebenaran, melainkan suatu teknik untuk
membantu manusia dalam memecahkan masalah. Dari kedua pernyataan itu tampaknya peirce
ingin menegaskan bahwa pragmatism tidak hanya ilmu yang bersifat teori dan dipelajari
hanya untuk berfilsafat, serta mencari kebenaran, juga bukan metafisika karna tidak pernah
memikirkan hakikat dibalik realitas, tetapi konsep pragmatism lebih cenderung pada tatanan
ilmu pragtis untuk membantu persoalan yang dihadapi manusia.

2. William james
Menurut William pragmatism adalah realitas sebagai mana yang kita ketahui, dan menurut
pendapatnya pragmatism adalah filsafat praktis, karena ia memberikan kontrol untuk
bertindak bagi kebutuhan, harapan dan keyakinan manusia untuk sebagian dari masa
depannya.

3. John dewey
John dewey mengatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan pengarahan bagi
perbuatan nyata, dewey suka menyebut sistemnya dengan istilah instrumentalisme, dalam
teori intinya dewey mengembangkan filsafat sebagai berikut : situasi dikeliling kita, itu
sebagai pengalaman pertama merupakan situasi indeterminate, maka dengan berfikir reflektif
situasi tersebut menjadi indeterminate atas refleksi kita. Karena filsafat harus berpijak pada
pengalaman dan pengelolahannya secara aktif, kritis, dengan demikian filsafat akan dapat
menyusun sistem norma – norma dan nilai – nilai.

EKSISTENSIALISME

1. Jean Paul sartre

merupakan seorang penulis perancis dan filsuf kontemporer. Satre mengungkapkan bahwa
eksistensi lebih dulu ada dibandingkan eksesnsi. itu karena manusia akan memiliki sebuah esensi
jika mereka lebih dulu eksis dalam dunia nyata dan eksensinya akan muncul ketika ia sudah mati.
2. Soren Aabye Kiekeegaard

M teori bahwa eksistensi manusia bukanlah sesuatu yang kaku dan statis tetapi senantiasa
terbentuk, manusia juga senantiasa melakukan upaya dari sebuah hal yang sifatnya hanya
sebagai spekulasi menuju suatu yang nyata dan pasti, seperti upaya mereka untuk menggapai
cita-citanya pada masa depan.

3. Martin Heidegger

I pemikirannya adalah memusatkan semua hal kepada manusia dan mengembalikan semua
masalah apapun ujung-ujungnya adalah manusia sebagai subjek atau objek dari masalah
tersebut.

PROGRESSIVISME
1. William James

James berpandangan menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai
bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan.

2. John Dewey
John Dewey berpandangan tentang sekolah adalah “Progresivism” yang lebih menekankan
pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri.
3. Hans vaihinger
Hans Vaihinger berpandangan bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis persesuaian
dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan.

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Pengertian Aliran Filsafat
Progresivisme, Tokoh-tokoh Filsuf Filsafat Progresivisme, Konsep Kurikulum Aliran Filsafat
Progresivisme”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/afifin/5eb0f0d5d541df45992f0952/pengertian-aliran-filsafat-
progresivisme-tokoh-tokoh-filusuf-filsafat-progresivisme-konsep-kurikulum-aliran-filsafat-
progresivisme?page=2

No.2

1. Menurut saya pragmatisme adalah aliran filsafat yang mengajarkan bahwa yang benar yaitu
segala sesuatu yang membuktikan dirinya sebagai yang benar pada diri seseorang yang dapat
bermanfaat dan peraktis.

2. Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang yang paham nya berpusat pada manusia individu yang
bertanggung jawab atas kemauan yang bebas tanpa memikirkan yang benar mana yang salah.

3. Progressivisme adalah paham filsafat politik yang mendukung reformasi sosial serta tingkat
kemajuan yang ada di dalam harus meningkat dalam bidang politik dan lain lain nya
No.3

Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang ketidakpuasan
beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu seperti protes
terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang manusia. Intinya
adalah Penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap kemampuan suatu kumpulan
keyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat
dangkal dan primitif yang sangat dari akademik. Salah satu latar belakang dan alasan lahirnya aliran
ini juga karena sadarnya beberapa golongan filusuf yang menyadari bahwa manusia mulai
terbelenggu dengan aktifitas teknologi yang membuat mereka kehilangan hakekat hidupnya sebagai
manusia atau mahluk yang bereksistensi dengan alam dan lingkungan sekitar bukan hanya dengan
semua serba instant.

https://www.kompasiana.com/abdulmuchith/aliran-eksistensialisme-dalam-
filsafat_54f7c4b8a33311641e8b4a99

Anda mungkin juga menyukai