Anda di halaman 1dari 19

TUGAS PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL

DOSEN : Achmad Afandi, S.pd, M.pd

NAMA : ARYA DWI NUR CAHYO


NPM : 2191000510199
KELAS : F PJKR 2019

FAKULTAS ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan modul pembelajaran ini, modul
pembelajaran ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah Permaianan dan olahraga
tradisional 1 ini tepat pada waktunya.

Dalam penyelesaian modul pembelajaran ini yang berjudul “Modul pembelajaran permainan
tradisional indonesia”. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan modul pembelajaran
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan modul pembelajaran ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan
selesainya modul pembelajaran ini dapat memberikan manfaat pada penulis khususnya dan
seluruh pembaca pada umumnya.

Malang , 28 oktober 2020


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………...................................….i
Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Deskripsi.................................................................................................................1
B. prasarat...................................................................................................................2
C. petunjuk penggunaan modul ..................................................................................3
D. Kopetensi................................................................................................................4
E. Cek kopetensi..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN
A. Permainan tradisional yang ada di jawa barat............................................................1
B. Permainan tradisional dari provinsi jawa tengah.......................................................2
C. Jenis-jenis permainan tradisional dari daerah istimewa yokyakarta..........................3
D. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi jawa timur........................................4
E. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi bali...................................................5
F. Permainan tradisional dari provinsi nusa tenggara barat...........................................6
G. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi nusa tenggara timur.........................7
H. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi lampung...........................................8
I. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi jambi................................................9
J. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi kalimantan timur.............................10
K. Jenis-jenis permainan tradisional dari provinsi maluku.............................................11

BAB III PENUTUP


A. vidio olahraga.............................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul yang berjudul permainan tradisional indonesia ini terdiri dari 11 (sebelas)
jenis –jenis permaianan tradisional dari beberapa daerah di indonesia, pembelajaran
yang disusun sedemikian rupa ini diharapkan akan memberikan pengetahuan bagi
mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan permainan dan olahraga tradisional.
Modul ini diususun sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa untuk bisa
lebih memahami jenis – jenis apa saja permainan tradisional yang ada indonesia .
Kedudukan modul ini adalah sebagai bahan suplemen pembelajaran permainan dan
olahraga tradisional di jurursan PJKR. Modul ini dapat dipakai khususnya bagi
mahasiswa dimana mata kuliah permainan dan olahraga tradisional diselenggarakan di
semua program studi yang ada di jurusan PJKR. Adapun hasil belajar yang diharapkan
setelah mempelajari modul ini antara lain mahasiswa dapat:

1) Mengenal jenis – jenis apa saja permainan tradisional yang ada di beberapa daerah di
indonesia .
2) Mengetahui sejarah dari masing – masing jenis permainan tersebut.
3) Mengetahui peraturan permainanya.

B. Prasarat
Kemampuan awal yang dipersyaratkan untuk mempelajari modul ini
mahasiswa sudah memiliki pengetahuan apa saja jenis – jenis permainan tradisonal yang
ada di indonesia.

C. Petunjuk penggunaan modul


mahasiswa dalam memahami jeni s - jenis permainan tradisional. Petunjuk
penggunaan modul ini sangat sederhana. Langkah-langkah belajar yang ditempuh,
peserta bisa mempelajari dari kegiatan belajar Modul ini disusun sebagai bahan
penguatan dan suplemen dalam membantu pertama, kedua hingga selesai. Perlengkapan
yang harus dipersiapkan tidak diperlukan secara khusus. Peran dosen dalam proses
pemelajaran, sebagai fasilitator dan sekaligus sebagai pembimbing jika diperlukan.
Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan, merencanakan proses
penilaian dan menyiapkan perangkatnya, melaksanakan penilaian, menjelaskan kepada
mahasiswa tentang sikap pengetahuan dan keterampilan dari suatu kompetensi, yang
perlu untuk dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya, dan mancatat
pencapaian kemajuan belajar mahasiswa.
D. Kompetensi
Kompetensi yang akan dibentuk atau dipelajari pada modul ini adalah
mahasiswa mampu memahami jenis -jenis, sejarah dan peraturan permainan tradisional.

E. Cek Kemampuan
Untuk melihat sejauhmana penguasaan yang telah diperoleh setelah
mempelajari dan mengiomplementasikan modul ini dalam proses pembelajaran, berikut
diberikan daftar pertanyaan yang akan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
peserta terhadap kompetensi yang diharapkan. 1. Bagaimanakah pendapat anda setelah
mempelajari modul ini 2. Sudahkah anda menguasai isi modul pembelajaran ini dengan
baik 3. Bagian kompetensi yang manakah yang belum anda kuasai (mnegalami kesulitan)
dalam mempelajari modul ini. 4. Jelaskan dan urutkan kompetensi yang palingdiperlukan
hingga kurang diperlukan berdasarkan skala prioritas setelah mempelajari modul ini.

BAB II PEMBAHASAN

PERMAINAN OLAHRAGA TRADISIONAL


A.Permainan tradisional yang ada di jawa barat.

 Bebeletokan
Bebeletokan adalah permainan anak-anak
yang menghasilkan suara tok dari bilah
bambu kecil yang disumbat dan ditekan dari
atas. Cara kerja permainan ini seperti pistol,
hanya saja terbuat dari bambu. Pelurunya
bisa terbuat dari daun – daunan atau kertas
yang dihancurkan. Jika menggunakan kertas
suara yang keluar akan lebih keras.

 Galah Burulu
Selanjutnya ada Galah
Burulu, bisa disebut
Ucing pegat, adalah
permainan jenis
“kucing-kucingan”
dan salah seorang peserta berperan seperti kucing yang menjadi penjaga garis.
Peserta lainnya berusaha untuk melewati garis tersebut. Jika peserta lain terkena
tangan ‘kucing’, maka akan berganti menjadi kucing. Untuk menentukan siapa
yang akan menjadi kucing, dilakukan undian atau hom pimpah.

 Honghongan
Honghongan adalah permainan yang
membutuhkan beberapa orang. Pada
dasarnya permainan ini hampir sama
dengan petak umpet. Perbedaannya
adalah saat menentukan “ucing” atau
penjaga, biasanya dilakukan dengan
menyanyikan bait, Jong-jang ma-yang
tam-pe-fe tam-pa ge-dang Bo-rgen tie-
yeng. di-be-re bun-tut be-fang. Atau
8an-ben-ban-ta a- ya u-cing na- ka-re-ta ba-kaf u-cing bu-dak e-ta. Peserta yang
mendapatkan kata terakhir dari bait tersebut akan menjadi ucing. Kemudian yang
lainnya akan berlari dan bersembunyi. Permainan ini berlanjut hingga penjaga
menemukan semua orang yang bersembunyi. Dengan cara memukulkan bilah
bambu ke batok kelapa.

 Bedil Sorolok
Bedil Sorolok adalah mainan
yang terbuat dari pelepah daun
pisang yang disayat, dengan
membengkokkan pangkalnya.
Cara memainkannya dengan
menghentakkan punggung
kedua tangan di hasil
sayatannya. Sehingga pelepah
pisang akan kembali pada posisi semula, dan menghasilkan bunyi “sorolok”.

 Ucing Kuriling
Kemudian ada Ucing Kuriling, permainan
ini bisa dimainkan oleh banyak orang. Hal
pertama yang harus dilakukakn adalah
membuat lingkaran dengan diameter 4
sampai 5meter. Semua peserta berada di
dalam lingkaran, sementara kucing berada
di atas lingkaran. Hingga ada yang terkena tepukan tangan kucing akan berganti
menjadi kucing. Permainan ini melatih kecekatan dan sportifitas.

 Pacublak-cublak
Pacublak – cublak
uang adalah
permainan khas Jawa
Barat lainnya.
Permainan ini bisa
diikuti oleh 5 – 7
orang, yang salah
satunya akan menjadi
jojodog (dudul di kursi
kecil) dengan posisi
membungkuk.
Punggung orang yang
duduk akan menjadi
tempat untuk menaruh
tangan para pemain. Sembari bernyanyi anak – anak mengelilingkan batu pada
tangan mereka. Setelah lagu selsai jojodog harus menerka tangan siapa yang
memegang batu. Permainan ini dapat melatih ketangkasa rasa dan membaca
pikiran orang lain.

 Sesengekan
Selain itu, ada Sesengekan yang
merupakan mainan terbuat dari batang
ruas padi. Batang padi ini dipotong,
panjangnya kurang lebih 10 cm, di
potong bagian pangkal ruas nya.
Kemudian dibawah batas ruas nya
dijepit oleh dua telapak tangan dan digesekan bersamaan sampai batang ruas
padinya pecah, kemudian tekan kedua ujungnya berlawanan, setelah itu tiup dan
akan berbunyi "ngek".

 Empet-empet
Empet-empet adalah
mainan yang terbuat
dari daun kelapa,
dan menghasilkan
suara “pet-pet”.
Mainan ini di daerah
Sukabumi disebut
“ole – olean”. Dibuat dengan cara melilitkan daun kelapa dari kecil sampai
menjadi lilitan besar dan membentuk seperti terompet untuk mengakhiri lilitan.
Pada bagian akhir lilitan ditusuk dengan lidi sisa daun kelapa tadi agar lilitan
tidak lepas. Didaerah pangkal lilitan ditekan agar daun lubangnya menjadi
lonjong, kemudian dibuat “ Mpet “ yaitu dua daun kelapa ukuran 1 cm di pasang
berhadapan dan dimasukkan kepangkal dari lilitan tadi. Untuk Memainkannya
yaitu dengan cara meniupnya.

 Oray-orayan
Selanjutnya ada Oray-orayan, permainan
ini dimainkan sekitar 20 anak, dan
dilakukan di tempat yang luas.
Menggunakan dialog di antara pemain dan
nyanyi-nyaian. Permainan ini digunakan
sebgai hiburan untuk mengisi waktu luang,
sehingga tidak ada unsur dalam permainan
ini.

B. Permainan tradisional jawa tengah

 Bentengan
Bentengan termasuk
permainan
tradisional asal Jawa
Tengah. Permainan
ini dimainkan oleh
dua kelompok yang
masing-masing
kelompok terdiri dari 4-10 orang. Setiap kelompok memiliki sisi yang dijadikan
sebagai 'benteng', bisa berupa tembok, tiang, atau pohon. Karena menggunakan
aktivitas fisik, permainan ini membutuhkan area bermain yang luas. Dalam
bermain Bentengan, setiap anggota punya peran dan tugas masing-masing, ada
yang menjadi penyerang, pemain bertahan, dan ada juga yang bertugas sebagai
pengalih. Tujuan akhir dari Bentengan adalah dengan menyentuh benteng lawan.
Kelompok yang menjadi pemenang adalah mereka yang lebih dulu menggapai
benteng lawan. Selain itu, kemenangan juga bisa diraih dengan menangkap
seluruh anggota lawan dengan cara menyentuh bagian tubuh mereka.

 Gobak Sodor
Permainan Gobak Sodor ini berasal dari
Jawa Tengah. Jumlah pemainnya minimal
terdiri dari 6 orang, yang kemudian dibagi
dalam 2 kelompok. Pada 1 kelompok bisa
merupakan campuran anak laki-laki dan
perempuan. Biasanya, permainan ini
dilakukan di halaman rumah yang agak
luas. Manfaat bermain Gobak Sodor yaitu untuk melatih kecepatan (pemain harus
berlari), kecermatan (harus menjaga pintu agar tidak kecolongan), kekompakan,
sportif, dan mengisi waktu luang.

 Congklak
Congklak adalah
permainan yang sangat
populer, dan bahkan
masih dimainkan
hingga saat ini.
Congklak adalah
permainan paling
digemari oleh anak-
anak perempuan. Permainan congklak yang berasal dari Jawa Tengah paling
terkenal dimainkan di era 90-an, untuk bermain congklak butuh 2 orang anak,
dengan duduk yang saling berhadapan.

 Engklek
Engklek adalah salah satu permainan
dari Jawa Tengah yang dimainkan
dengan menggambar garis di atas tanah
atau media lain. Permainan Engklek
juga merupakan salah satu permainan
yang sangat di gemari oleh kalangan
perempuan.untuk memainkannya,
cukup lemparkan sebuah benda seperti
pecahan genteng atau keramik ke salah
satu kotak permainan yang telah dibuat.
Setelah benda dilempar, lompati setiap
garis kotak yang ada sampai kembali lagi ke posisi awal, tanpa memijakkan kaki
ke salah satu kotak yang ada benda tersebut.
 Gasing
Jika dulu di era 90-an
banyak anak bermain
beyblade, ada juga
versi tradisionalnya
yaitu mainan gasing.
Mainan tradisional dari
Jawa Tengah ini
terbuat dari batang
kayu dan sangat
digemari olah anak
laki-laki. Cara
memainkan permainan Gasing yaitu cukup melilitkan tali yang sudah dipulas ke
leher gasing, lalu ayunkan gasing tersebut ke arah tanah atau ke tempat arena dan
lepaskan tali pulasan tersebut dengan cepat.

C. Permainan tradisional daerah


istimewa Jogjakarta
 Bekel
Bekel, terbuat dari bahan kuningan berwarna
kuning atau dari bahan timbal berwarna
putih. Bekel berbentuk segi empat dengan
rupa bidang; yang berbeda. Bidang pet,
bidang dengan cekungan kecil di tengah;
bidang roh, berbentuk seperti parit; bidang
klat, polos tanpa hiasan dan bidang es,
bidang datar berhias dengan 5 buah titik. Jumlah minimal adalah 4 buah. Bola
bekel sebuah bola terbuat dari karet dan mempunyai besar seukuran bola
pingpong. Jumlah pemain bekel dapat mencapai 4 orang yang biasanya semuanya
anak perempuan.

Mula-mula para pemain menentukan urutan pemain dengan cara hompimpah atau
pingsut. Selanjutnya bekel dan bolanya berada di tangan kanan pemain. Keempat
bekel digenggam dengan tiga jari, sementara bola dijepit oleh ibu jari dan jari
tengah. Bola dilempar ke atas dijatuhkan ke lantai yang datar. Selama bola
memantul di udara pemain berusaha mengatur bekel agar tampak bidang pet
semuanya. Pemain melempar bola lagi dan kemudian mengambil satu persatu
bekel. Langkah selanjutnya pemain mengambil dua bekel dan seterusnya.
Langkah tersebut disebut : pet ji, pet ro, pet lu, pet byuk. Hal yang sama juga
dilakukan pada bidang yang lain. Pengambilan bekel tidak boleh menyentuh bekel
lainnya atau bola menyentuh tanah dua kali dalam pengambilan bekel. Kondisi
seperti ini disebut “mati” dan pemain lain mendapat giliran
memainkan bekel.
Fungsi :
dimainkan untuk
mengisi waktu
senggang.

 Benthik
Benthong, sebuah
tongkat kayu
berukuran sekitar
40 cm yang
berfungsi sebagai
alat pengungkit (penguthat) pelempar (tamplek) dan pengukur jarak. Jarak,
sebuah tongkat kayu berukuran sekitar 15 cm yang berfungsi sebagai alat yang
diungkit dari lubang permainan (luwokan). Arena bermain Para pemain biasanya
anak laki-laki berjumlah genap yang terbagi menjadi dua kelompok yang urutan
mainnya ditentukan lewat pingsut atau hompimpah. Mula-mula lubang (luwokan)
harus dipersiapkan di atas tanah. Permainan ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu
uthat, ilar dan patil lele, yang pada prinsipnya adalah janak diletakan diatas
lubang kemudian benthong dipakai untuk menjungkit janak sejauh mungkin.
Janak yang terlempar diperebutkan dua kelompok, kelompok yang main berusaha
menjauhkan janak sementara kelompok jaga berusaha mendekatkan janak ke arah
lubang. Jika jarak janak lebih panjang dari dari benthong, maka kelompok yang
bermain mendapatkan nilai. Fungsi : benthic dimainkan untuk mengisi waktu
senggang

 Egrang
Egrang, yang terbuat dari bamboo
dengan ukuran panjang sekitar 1,5
sampai 3 meter. Kemudian dari
pangkal bawah setinggi 30-150 cm
ditempatkan pancadan (tempat kaki
berpijak) sepanjang kira-kira 30 cm.
Arena bermain Permainan ini
memerlukan ketrampilan terutama keseimbangan badan yang prima. Untuk
menaiki egrang, mula-mula memegang kedua bambu dengan pancadan mengarah
ke arah pemain. Sebagai bantuan agar memudahkan dalam menaiki egrang maka
dapat dicari suatu tempat yang agak tinggi sehingga dapat mencapai pancadan
dengan mudah. Selanjutnya pemain mencoba untuk melangkah seperti layaknya
orang berjalan kaki. Permainan egrang dapat dilakukan oleh siapa saja baik laki-
laki maupun wanita dari berbagai umur sesuai dengan besar dan tinggi egrang
yang dibuat. Fungsi : egrang dimainkan untuk mengisi waktu senggang

D. Permainan tradisional jawa timur


 Nekeran
Nekeran adalah sebuah
benda yang terbuat dari
semacam kaca, berbentuk
bulat dan memiliki
diameter yang tidak besar
dan kecil, nekeran juga
dikenal dengan kelereng.
Permainan ini menjadi permainan favorit anak laki-laki dan menjadi permainan
tradisional Jawa Timur.

 Petak umpet
petak umpet bukan hanya terkenal di
Indonesia saja tapi permainan ini juga
terkenal di belahan Dunia sana, permainan
petak umpet sangat sering dimainkan di
Indonesia dan sudah dikenal sejak lama.

D. Permainan tradisional dari Bali

 Megoak goakan
permainan ini dilakukan
dengan cara ada beberapa
orang yang membentuk
barisan, sambil memegang
satu dengan yang lainnya.
Para pemain menggunakan
ikat pinggang yang kuat
dan nyaman. Untuk bermain permainan ini di butuhkan dua kelompok, masing-
masing kelompok terdiri dari 5 sampai 10 anggota dengan cara berbaris ke
belakang seperti ular, lalu pemain yang berada paling depan akan bertindak
menjadi kepala. Kepala tersebut harus mengamankan anggotanya dan memakan
anggota yang ada pada kelompok lawan, pemenang akan ditentukan dengan
kepala yang mendapatkan anggota paling banyak.

F. Permainan tradisional nusa tenggara barat


 Perisean
Perisean adalah permainan tradisional khas Lombok, Nusa Tenggara Barat yang
mempertemukan dua orang lelaki petarung yang masing-masing menggunakan
sebilah batang rotan dan sebuah perisai.
Permainan ini sudah dimainkan sejak abad ke-13, berawal dari ritual masyarakat
agraris Lombok untuk mendatangkan hujan pada musim kemarau. Sementara
sebagai kesenian bela diri, Perisean sudah ada sejak zaman kerajaan-kerajaan di
Lombok, awalnya adalah semacam latihan pedang dan perisai sebelum berangkat
ke medan pertempuran.
Proses permainan
Perisean dimulai dengan dua pekembar (wasit) mencari calon petarung atau
pepadu dari orang-orang yang datang atau sang pepadu sendiri yang mengajukan
diri. Pekembar akan mencari pepadu-pepadu yang seimbang sebelum memulai
pertarungan.
Pepadu akan
menggunakan ikat
kepala (saput) dan
kain pengikat
pinggang
(bebadong), serta
diberi sirih untuk
dikunyah. Dalam
pertarungan pepadu
menggunakan sebilah rotan kira-kira sepanjang satu meter (penjalin) sebagai
senjata serta dilengkapi sebuah perisai kayu yang dilapisi kulit sapi atau kerbau,
berbentuk bujur sangkar berukuran 50 x 50 cm.
Jalannya pertarungan diiringi gamelan sasak yang terdiri dari tabuhan gendang,
suling, gong, dan rincik dalam tempo cepat. Tembang yang dibawakan
merupakan tembang khusus perisean yang beraura mistis. Tembang itu biasanya
akan mendongkrak semangat bertarung dan mengurangi rasa sakit akibat sabetan
rotan.
Perisean akan dihentikan, apabila salah satu pepadu mengeluarkan darah atau
dihentikan pekembar. Jika hingga 3-4 ronde kedua pepadu masih sama kuat,
pekembar akan menyatakan hasil seri. Selesai pertarungan pepadu tak pernah
membawa dendam ke luar arena. Menang atau kalah, seusai bertarung, kedua
pepadu pasti bersalaman dan berpelukan. Segalanya dimulai dan selesai di dalam
arena.

Pertarungan perisean disakralkan, sehingga perisean tak digelar sembarang waktu.


Pada masa sekarang, perisean diadakan menjelang perayaan-perayaan khusus,
seperti ulang tahun kemerdekaan (17 Agustus), hari jadi kabupaten/kota, atau
menjelang Ramadhan.

G. Permainan tradisional
nusa tenggara timur

 Rangkuk Alu
Rangkuk alu adalah
permainan anak
yang
menggabungkan
seni tari di dalamnya. Permainan ini sangat populer di Manggarai, Flores, Nusa
Tenggara Timur. Dalam permainan ini, batang-batang bambu disusun dan
diayunkan seperti hendak menjepit salah satu pemain. Satu atau dua orang pemain
harus lihai dalam melompat untuk menghindari jepitan bambu ini. Cara pemain
menghindari jepitan bambu akan nampak seperti seseorang yang sedang
melakukan tarian. Permainan ini akan melatih ketangkasan dan kecepatan anak. Ia
akan berusaha menstabilkan gerakan dan kecepatan tubuhnya untuk menghindari
jepitan bambu.

H.Permainan tradisional dari


provinsi lampung
 Permainan nyumput Sarung
merupakan permainan tradisional
yang tersebar di hampir seluruh
daerah di Indonesia. Permainan ini
sangat sederhana, hanya
menggunakan sarung atau kain
batik/kain khas daerah masing-
masing. Cara memainkannya pun sederhana, dengan mengikatkan ujung sarung
atau kain ke leher dan membentangkan ujung lainnya. Permainan ini pun
dimainkan dengan cara berkompetisi lari sembari membentangkan sarung/kain.
Selain bertujuan untuk mengajak anak-anak pergi mengaji, permainan nyumput
Sarung juga bertujuan untuk mengenalkan batik atau kain khas dari masing-
masing daerah kepada anak-anak. Dengan mengenalkan kain khas tersebut sejak
dini, anak-anak akan mencintai dan kemudian melestarikan salah satu kearifan
lokal Indonesia.

 Lempar selop/sandal
Adalah permainan sederhana
yang bahan atau alat yang
dimainkan adalah sandal atau
orang lampung biasa
menyebut dengan selop.
Disini diperlukan empat buah sandal, tiga buah sandal disusun seperti pada
gambar diatas, dan satu buah digunakan untuk melempar sandal yang tersusun
tersebut dan juga melempar pemain.

ATURAN PERMAINAN:

1. Masing-masing pemain dari tim penyusun sandal memiliki 3 kali kesempatan


untuk melempar
susunan sandal. Misalnya dalam 1 tim terdapat 5 pemain, masing - masing pemain
memiliki 3 kali
kesempatan, dan jika pemain tersebut gagal melempar dalam 3 kali, maka diganti
dengan pemain
yang lain. Jika semua pemain gagal maka tim tersebut bertukar peran dengan tim
yang kalah.
2. Tidak boleh melempar pemain sambil mengejar, apalagi menipu. Maksudnya
adalah
mengeluarkan gaya melempar, padahal tidak melempar. Sehingga pemain / lawan
yang akan
dilempar sandal tetap melakukan gerakan menghindar.
3. Saat menyusun sandal, musuh (tim yang kalah) tidak boleh melempar sandal
yang sedang disusun,
kecuali terkena oleh pemain sendiri (pemain dari tim penyusun sandal).
Sekian cara dan aturan dalam permainan lempar sandal yang dapat saya bagikan.
Jika masih ada yang kurang, teman-teman bisa menambahkannya melalui
komentar. Tujuan saya adalah untuk mengingatkan kembali permainan sederhana
anak-anak yang sudah jarang sekali dimainkan, karena pengaruh dari
perkembangan teknologi.
I. Permainan tradisional dari
jambi
 Permainan Adang-adangan
merupakan salah satu
permainan tradisional
dari daerah Jambi yang
dilakukan oleh anak
laki-laki atau perempuan
berusia 10 - 16 tahun.
Permainan ini dilakukan oleh minimal 6 orang dan membutuhkan tempat yang
luas dan terbuka. Tempat ini diberi petak-petak sejumlah delapan buah, yang tiap
petaknya berukuran lebih kurang tiga meter bujur sangkar. Permainan ini
biasanya dilakukan pada saat turun ke sawah atau ke ladang.
Sebelum permainan dimulai, maka diadakan suit oleh ketua kelompok masing-
masing. Kelompok yang menang bertindak sebagai penerobos, sedangkan yang
kalah bertindak sebagai penjaga benteng, barulah permainan bisa dimulai.
Cara bermain
Pertama-tama masing-masing anggota penghadang menempati garis melintang
pada petak-petak tersebut, ketua kelompok menempati garis paling depan. Ketua
kelompok boleh berjalan atau berlari sampai ke belakang melewati garis vertikal
yang ada di tengah, sedangkan penghadang lainnya hanya dibolehkan pada garis
melintang yang sudah ditentukan.

J. Permainan tradisional
Kalimantan timur
 Pindah Bintang
adalah sebuah permainan
tradisional dari Kalimantan Timur.
Permainan yang biasanya
dimainkan oleh anak-anak, remaja,
dan bahkan dewasa ini,
diperkirakan dibawa ke tanah Melayu pada Masa Kolonial. Permainan Pindah
Bintang terinspirasi dari bintang-bintang dilangit yang berkelap kelip, seakan-
akan bintang itu bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Para
pemain yang memainkan Pindah Bintang akan menirukan gerak bintang dengan
melompat-lompat dan berlari dari satu ruang menuju ruang lainnya.
Pada permainan Pindah Bintang ini tidak perlu menggunakan alat-alat tetapi
hanya sebuah lingkaran yang digambar pada lantai atau tanah. Dalam permainan
ini siapa pun bisa ikut bermain dan tidak terbatas pemainnya. Permainan pindah
bintang juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin. Kaitan permainan ini
berkaitan dengan pembelajaran PJOK yang mengandalkan kekuatan fisik seperti
berlari, sesuai dengan KD yang diacu adalah memahami konsep variasi dan
kombinasi gerak dasar atletik jalan, lari, lompat, dan lempar dengan kontrol yang
baik melalui permainan dan atau olahraga tradisional.
Permainan ini mengandalkan kecepatan dan ketepatan juga kreatifitas dari para
peserta. Setiap peserta yang kalah atau yang ajak akan diberiakan kartu soal dan
wajib menjawab soal tersebut. Nilai yang paling ditonjolkan dari permainan ini
adalah kecepatan dalam bertukar tempat dengan teman dan tidak pernah kalah.
Dapat bermain adil dan tidak merugikan peserta lainnya dan bermain sesuai
dengan aturan yang telah ditentukan oleh guru.
Agar permainan dapat berjalan dengan baik sebelum bermain masing-masing
peserta diberikan pemahaman tentang aturan permainan. beberapa contoh aturan
permainan pindah bintang antara lain sebagai berikut.
Peserta yang kalah dalam merebut tempat pijakan (lingkaran), dikatakan sebagai
pemain yang harus ajak atau jaga. Ini berarti bahwa, si peserta yang kalah
nantinya harus merebut salah satu tempat pijakan apabila sedang terjadi
pertukaran tempat dan mendapatkan kartu soal yang harus dia jawab.
Sebelum para peserta yang lain masih memegang tonggaknya atau didalam
lingkarannya masing-masing sebagai tempat pijakan, maka pemain yang kalah
undian tidak boleh merebut tempat pijakan yang masing-masing sudah ada
penghuninya.
Pada waktu permainan sedang berlangsung, pemain yang kalah atau yang tidak
mendapatkan tempat pijakan, maka tidak diperbolehkan mendorong peserta yang
lain secara paksa dalam usahanya merebut tempat pijakan.
Ketika permainan berlangsung dan hendaknya terjadi pertukaran tempat, para
peserta, selain pemain yang ajak atau jaga, harus menungg aba-aba terlebih
dahulu sebelum melakukan pertukaran tempat pijakan.
Jika salah satu peserta tidak mendapat tempat pijakan, maka dialah yang kalah
dan menggantikan peserta yang ajak atau jaga dan akan mendapatkan kartu
pertanyaan yang harus ia jawab.
 Belogo
Salah satu jenis
permainan unik dari
Kutai adalah
belogo. Perangkat
utama dari
permainan ini
adalah kepingan
berbentuk segi lima
yang disebut logo.
Kepingan logo
terbuat dari batok
kelapa yang
diamplas di kedua sisinya. Logo ini dimainkan dengan cara dicungkil
menggunakan sebuah tongkat yang disebut campak.
Belogo dimainkan secara berkelompok, dengan setiap kelompok terdiri dari tiga
orang dan harus menjatuhkan tiga buah target. Targetnya yaitu kepingan logo
yang diletakkan secara vertikal di tiga titik berderetan dari titik awal. Jarak antar
target adalah 8 meter dengan lebar lintasan kurang lebih 3 meter. Oleh karena itu,
arena permainan belogo minimal membutuhkan ruang seluas 30 x 3 meter.
Setiap orang dalam kelompok bertugas menjatuhkan sebuah target yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Setiap orang memiliki dua kali kesempatan untuk
mencungkil logo yang digunakannya, sehingga tiap tim hanya memiliki enam kali
kesempatan. Jika target yang menjadi tugasnya telah berhasil dijatuhkan pada
pukulan pertama, seorang pemain dapat menggunakan pukulan keduanya untuk
menjatuhkan sasaran berikutnya.

K. Permainan tradisional dari


Maluku

 LENG KALI LENG


Permainan yang berikut ini
memiliki nama yang cukup
unik, yaps Leng Kali Leng.
Tidak ada sejarah pasti dari
mana nama ini menjadi
identitas permainan satu ini
dan dari mana dia berasal.
Permainan ini dimainkan
dengan menyanyikan lagu Leng Kali Leng sambil berputar mengelilingi si buta.
Lagunya berbunyi :
leng kali leng
kali leng cina buta
awas anak kecil
ditangkap cinta buta, buta…
Permainan ini dimainkan oleh banyak pemain, salah satunya akan menjadi si Cina
Buta dan yang lainnya adalah orang biasa. Si cina buta akan ditutup matanya
dengan kain dan sebagainya, pemain lainnya akan membuat lingkaran dengan
berpegangan tangan dan si cina buta akan duduk ditengah-tengah lingkaran itu.
Mereka akan berputar-putar mengelilingi si cina buta sambil bernyanyi lagu Leng
Kali Leng dan diakhir permainan mereka akan berteriak buta sambil mengacak-
acak rambut di cina buta. Para pemain akan memencara dan si cina buta akan
mencari mereka dengan mata tertutup. Diharus menangkap salah satu pemain dan
menebak identitas si penebak itu, jika ia
benar makan pemain itu dinyatakan
kalah dan menjadi si cina buta, apabila
salah maka permainan dimainkan ulang
dan ia tetap menjadi cina buta.

 BETA KAYA KAYA, BETA


MISKIN MISKIN.. MARI ETE
MARI O

Permainan ini menggambarkan status


sosial yang berbeda. Ada si kaya dan si miskin dalam permainan ini yang
dimainkan dengan iringan lagu yang dinyanyikan berbalasan.
Si kaya : Beta kaya kaya kaya mariete mario
Si Miskin : Beta miskin miskin mariete mario
Si Kaya : Betalah mau sorang dari pada kamong ……(Menyebutkan jumlah orang
dalam kelompok miskin) mariete mario
Si Miskin : Ose lah mau minta sama dari pada katong …… (Menyebutkan jumlah
orang dari kelompok mereka) mariete mario
Si Kaya : Betalah mau minta …. (Menyebutkan nama pemain) mariete mario
Si Miskin : Ambel dia par ose jua mariete marioPermainan ini akan dimainkan
Si kaya dan si miskin akan berdiri berhadap-hadapan dalam barisan horizontal. Mereka akan
bernyanyi berbalas-balasan sambil berjalan maju-mundur. Si kaya akan meminta salah satu
dari si miskin untuk menjadi bagian mereka dan menyebutkan namanya dalam lagu. Si
miskin akan memberikan pemain yang diminta si kaya dan pemain itu menjadi bagian dari
mereka. Mereka akan terus bernyanyi berbalas-balasan sampai tertinggal satu pemain di
kelompok si miskin

Anda mungkin juga menyukai