Anda di halaman 1dari 4

RESUME JURNAL

UTS Ekologi Mikrobia Tahun 2021/2022

Reika Devita Maharani (20/462497/PN/16927)

Bacterial-Fungal Interactions: Hyphens between Agricultural, Clinical, Environmental,


and Food Microbiologists

Interaksi antara bakteria dan fungi sudah tidak asig lagi dikehidupan ini,
faktanya fungi dan bakteri dapat saling berkomunikasi membentuk interaksi baik
parasitisme maupun mutualisme melalui cara komunikasi molecular (yang biasanya
akan melepaskan senyawa tertentu) untuk memberikan sinyal. Pada interaksi bakteri
dengan fungi, sering dikaitkan dengan cara – cara dan hal apa yang digunakan dan
dibutuhkan pada komunikasi oleh kedua pihak, dimana dijabarkan pada ilustrasi
dibawah ini :

Interaksi Antibiosis pada dasarnya adalah hubungan parasitisme, dimana


terjadi sifat antibiotic atau antipatogen yang disebabkan oleh satu mikrobia ke
mikrobia lainnya. Hal ini biasanya dapat dilihat dari bagaimana cara disinfektan
bekerja, sehingga adanya penghambatan salah satu komponen kimia yang menjadi
syarat tumbuh mikrobia lainnya yang pelan – pelan digerogoti dan pada akhirnya
tidak dapat tumbuh kembali. Hubungan BFI ini yang paling umum dan paling
dikembangkan karena pemanfaatannya untuk medan klinis sangat baik.

Pada interaksi selanjutnya yaitu interaksis singnalling, terjadi pada saat fungi
terdesak dalam keadaan tertentu dan mengaktifkan metabolit sekunder untuk
mempercepat dan mengintensifkan pertumbuhan hifanya. Pada interaksi ketiga yaitu
kemotaksis dan cellular contacts dimana interaksi ini terjadi secara langsung atau
dapat diibaratkan kontak langsung, seperti pada contohnya pada interaksi fungi dan
mivcrobia yang saling memperebutkan nutrisi, maka pada interaksi ini lingkungan
dan fisiologis keduanya akan terpengaruh. Pada interaksi keempat ada modulasi, atau
BFI yang dipengaruhi oleh keadaan pH lingkungan dan fisiokimianya, pada
contohnya ada pada fermentasi bakteri pada pembuatan keju, dimana satu pihak akan
menghasilkan alcohol dan pihak lainnya menghasilkan senyawa yang data memicu
kerja dari fermentasi agar lebih efisien. Pada interaksi kelima yaitu interaksi antar
trofik, dimana seperti halnya, BFI juga membutuhkan nutrisi dan persaingan untuk
memperebutkan nutrisi juga dialami pada mikrobia. Pada interaksi keenam,
metabolisme kooperatif dimana antara mikrobia yang bermutualisme saling bertukar
atau membantu dalam proses metabolismenya, biasanya terjadi degradasi senyawa
yang dapat dihasilkan secara mandiri dan partner lainnya tidak bisa memproduksinya
sendiri.

Kemudian interaksi – interaksi berikutnya, yaitu melalui sekresi protein dan


transfer gen yang melibatkan prinsip kerja sama seperti tranfer sinyal, antibiotic, dan
nutrisi metabolit, pada fungi dan bakteria juga dapat bertukar biomolekul lainnya
yang sama sama dibutuhkan. Interaksi -interaksi yang telah disebutkan diatas
memiliki kelemahan dan kelebihannya atau dampak positif dan negative bagi
keberadaan mikrobia tersebut, pada masing masing interaksi terutama interaksi
parasitisme dapat ditemukan adanya penghambatan pembentukan hifa pada fungi
pathogen sehingga jelas dapat mengakibatkan kematian, sedangkan pada symbiosis
mutualisme dapat meningkatkan produktifitas dari kinerja atau melengkapi komponen
yang belum lengkap pada mikrobia lainnya, hal ini tentu tidak terlepas dari adanya
perubahan fisiologis masing – masing mikrobia, namun hal ini belum menjadi
masalah lebih lanjut karena mikrobia yang melakukan symbiosis pada dasarnya telah
dilengkapi pelengkap untuk melakukan BFI. Maka, dari penjabaran diatas telah dapat
diketahui berbagai macam interaksi BFI dan bagaimana hal itu dapat terjadi, hal ini
penting untuk dipelajari demi kemakmuran hidup umat manusia kedepannya.
REFERENSI
Frey-Klett, P., Burlinson, P., Deveau, A., Barret, M., Tarkka, M., & Sarniguet, A. (2011).
Bacterial-fungal interactions: hyphens between agricultural, clinical, environmental,
and food microbiologists. Microbiology and molecular biology reviews, 75(4), 583-
609.
RESUME YOUTUBE

UTS Ekologi Mikrobia Tahun 2021/2022

Reika Devita Maharani (20/462497/PN/16927)

The Soil Microbiome — from Metagenomics to Metaphenomics

Mikroorganisme tanah menjadi salah satu komponen penting didalam dunia pertanian
maupun kehidupan sehari – hari. Namun mikroorganisme tanah belum sepenuhnya
diketahui dan masih banyak yang belum terindentifikasi. Salah satu metode yaitu
metagenomic dimana dapat mengetahui fisiologi dan kekerabatan terdekat dari
berbagai mikroorganisme dengan pendekatan DNA pada mikrobia.

Anda mungkin juga menyukai