Anda di halaman 1dari 2

TEORI EKSPERIMEN BESI TUANG

Theresia Michellin Paendong


230811020059
Pengantar Ilmu Administrasi

Dalam administrasi bisnis, teori besi tuang merujuk pada pemikiran mengenai struktur
organisasi yang dirancang dengan baik dan tidak memiliki perubahan. Salah satu ahli yang
mengemukakan teori ini adalah Max Weber yang merupakan seorang sosiolog asal Jerman.
Dalam konteks besi tuang, Max Weber berpendapat bahwa besi tuang merujuk juga pada iron
cage yang berarti suatu organisasi sangat terstruktur yang menyebabkan ketidakbebasan.
Menurut Weber, perkembangan organisasi menjadi lebih besar sehingga terjadi juga
pertumbuhan birokrasi dalam organisasi tersebut.

Suatu organisasi tentunya membutuhkan mekanisme untuk melaksanakan tugas-tugas


administratif dalam skala luas. Organisasi seperti organisasi negara, perserikatan, perusahaan,
dan gereja merupakan organisasi yang berkembang menjadi birokrasi. Birokrasi adalah prinsip-
prinsip organisasi. Weber menggunakan istilah birokratisasi untuk menjelaskan meluasnya
penerapan prinsip-prinsip birokrasi dalam organisasi.

Prinsip Organisasi menurut Max Weber:

1. Struktur Hierarki Formal; dalam suatu organisasi berlaku struktur hierarki, yang mana
setiap tingkat mengendalikan tingkat dibawahnya.

2. Manajemen Berbasis Aturan; organisasi menerapkan aturan sebagai alat untuk mengontrol
karyawan. Oleh karena itu, tingkat yang lebih rendah melaksanakan keputusan dari tingkat
yang lebih tinggi.

3. Organisasi Spesialisasi Fungsional; organisasi membagi karyawan menjadi beberapa unit


berdasarkan jenis pekerjaan atau keterampilan yang dimiliki.

4. Fokus; jika misi organisasi adalah untuk melayani pemegang saham, dewan direksi, atau
lembaga lain yang memberdayakannya, maka misi tersebut adalah fokus ke atas. Di sisi lain,
jika misinya adalah untuk melayani organisasi itu sendiri dan orang-orang di dalamnya (seperti
menghasilkan keuntungan, dll.), maka misi tersebut tidak terfokus.

5. Impersonal; organisasi birokrasi memperlakukan seluruh karyawan dan pelanggan dengan


setara.
6. Pekerjaan Berdasarkan Kualifikasi Teknis; seleksi dan promosi karyawan didasarkan
pada kualifikasi teknis dan keterampilan.

Prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh Weber dijadikakan sebagai pedoman. Melalui


prinsip-prinsip tersebut, seluruh aparatur birokrasi adalah alat yang digunakan oleh pemilik.
Sistem ekonomi kapitalistik ini merupakan faktor yang mendorong pengembangan birokrasi.

Bagi Weber, kapitalisme dan birokrasi harus sejalan. Weber mempunyai pandangan
yang bertentangan mengenai birokrasi dan birokratisasi. Di satu sisi, dia mengatakan bahwa
birokrasi merupakan organisasi paling efisien yang pernah diciptakan dalam sejarah manusia.
Di sisi lain, Weber juga khawatir akan patologi yang meluas seiring dengan masifnya
pertumbuhan birokra[tisa]si.

Alvin Gouldner mengatakan bahwa teori birokrasi Weber telah menciptakan pathos
metafisis bahwa manusia modern dikutuk untuk hidup bersama dengan birokrasi. Meskipun
birokrasi memberikan nilai-nilai dehumanisasi kehidupan manusia, namun Weber juga melihat
birokrasi sebagai satu-satunya cara yang mungkin untuk melakukan pengorganisasian.

Birokrasi sebagai obyektivikasi dari rasionalisasi kemudian juga tak luput dari efek-
efek negatif yang dibawa olehnya. Dalam lingkup sosial makro, terjadi fenomena perluasan
birokratisasi ke segala sektor kehidupan. Ranah-ranah dan fungsi-fungsi sosial yang lazimnya
imun dari norma birokratis ikut dikooptasi oleh virus birokrasi. Hampir semua organisasi dan
aktivitas sosial kini dikoordinasikan dan diselenggarakan melalui prinsip-prinsip birokratis
yang menafikan peran afeksi, hubungan personal, dan kasih sayang. Akibatnya, masyarakat
menjadi frustrasi, tercerabut, dan menagalami anomie. Inilah yang disebut Weber sebagai
“bureaucracy iron cage”.

Daftar Pustaka

Kinseng, R. A. 2017. Struktugensi: sebuah teori tindakan. Jurnal Sosiologi Pedesaan 5 (2),
127-137
Prasetyo, A. G. 2012. Prinsip-prinsip Dasar Rasionalisasi Birokrasi Max Weber

Anda mungkin juga menyukai