Anda di halaman 1dari 25

KEADAAN AKHIR ZAMAN

Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia
terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang
kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya! (Wahyu 22 : 11

SHALOM !

Kita sekarang hidup di Akhir Zaman, bahkan sudah di penghujung Akhir Zaman. Firman Tuhan
berkata di akhir zaman ini, dosa dan kesucian semakin meningkat.

Dosa menjadi sempurna dan kesucian juga akan mencapai tingkat kesempurnaan.

Kaum percaya diberi prioritas untuk mencapai tingkat kesempurnaan karena akan ada terobosan-
terobosan firman yang selama ini tersembunyi akan Tuhan singkap-kan sehingga semuanya menjadi
sempurna.

Banyak orang akan menjadi sempurna dalam hal pengenalan dan kekudusan.

Tetapi dalam hal dosa, roh jahat juga hendak menyempurnakan dosa itu dan membawa banyak
orang yang awalnya percaya menjadi mundur dan dosanya bertambah-tambah.

Zaman Nuh akan terulang lagi, dimana orang benar akan bertambah benar dan yang jahat akan
bertambah jahat.

Wahyu 22 : 11

22:11 Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar,
biarlah ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran;
barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya!”

Inilah kesempatan terakhir dimana orang-orang jahat biarlah terus berbuat jahat, dan orang-orang
yang cemar biarlah terus cemar.

Dosa harus menjadi sempurna dan kebenaran harus menjadi sempurna dan buahnya adalah
kekudusan.
Barangsiapa benar, akan terus berbuahkan kebenaran, apa yang dikerjakan semuanya kebenaran
belaka.

Biarlah semua yang cemar terus akan menjadi tambah cemar.

Tuhan berkata “inilah saatnya kita memilih menjadi sempurna dalam kekudusan atau menjadi
sempurna di dalam dosa”

Saya merindukan agar kita semua “dijemput” Tuhan dalam kondisi sempurna.

Karenanya kita semua harus benar-benar bisa sampai ke “tingkat kekudusan dan kesempurnaan” di
dalam kebenaran.

Kita lihat peristiwa Nuh

Lukas 11 : 26-28

17:26 Dan sama seperti terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari
Anak Manusia:

17:27 mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk
ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua.

17:28 Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka
membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun.

17:29 Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari
langit dan membinasakan mereka semua.

Pada peristiwa Nuh

Nuh sudah menyampaikan kabar baik untuk terbebas dari kebinasaan, tetapi ikatan dosa sudah
begitu rupa kuatnya sampai orang tidak punya minat lagi untuk lepas dari belenggu, tidak bisa lagi
mengambil keputusan yang benar, bahkan tidak bisa lagi melangkah memasuki bahtera Nuh.

Dengan kata lain mereka tidak punya kemauan untuk masuk ke dalam bahtera Nuh.

Begitu juga dengan peristiwa Lot

Lot sudah begitu rupa menyampaikan firman TUHAN tentang Sodom & Gomora, Lot sudah
menyampaikan bahwa Sodom & Gomora akan dihancurkan.

Tetapi penduduk Sodom tidak mampu menggerakkan kaki mereka untuk mengikuti Lot, mereka
begitu sulit dan terikat dengan dunia mereka.
Demikian pula halnya di akhir zaman ini banyak orang begitu sulit dan terikat dalam mengambil
keputusan.

Mereka begitu sulit untuk “berkata tidak pada dosa”, karena sudah terikat.

Saat ini kita hidup di penghujung Akhir Zaman, dimana “dosa berproses” menjadi sempurna dan
“kekudusan juga berproses” menjadi sempurna.

Pilihan ada di tangan saudara, apakah mau memilih “dosa atau kekudusan”

Kalau saudara memilih “kekudusan yang sempurna”, maka saudara harus melangkah melepaskan
diri saudara dari semua belenggu/ikatan dosa.

Tetapi kalau saudara “menjadi sempurna dalam dosa”, untuk apa saudara susah-susah mengikut
Yesus?

Saat sekarang inilah waktunya kita memutuskan apakah kita mau memilih “sempurna dalam dosa
atau sempurna dalam kekudusan?”

Kalau kita memilih “sempurna dalam kekudusan”, mari kita melangkah dan ambil keputusan yang
tepat dan benar, jangan diam di tempat, jangan berkutat didalam masalah yang sama.

Dorong terus diri saudara untuk bisa melangkah keluar dari belenggu dosa, jangan sampai saudara
tetap diam di Sodom dan Gomora, ketika Sodom dan Gomora di binasakan.

Bumi tempat kita berdiam saat ini dalam waktu tidak lama lagi akan di- “hakimi dengan kebinasaan”,
tapi mengapa saudara masih mau menikmati dunia ini?

Sadarlah, saudara masih berdiam di bumi yang akan di binasakan, mengapa engkau tidak mau
menggerakkan kakimu keluar dari dunia ini?

Kalau pikiranmu engkau letakkan di Sorga, maka engkau pasti berupaya dengan sungguh-sungguh
menggerakkan kakimu berjalan terus ke Sorga.

Tetapi kalau saudara tidak punya pikiran atau keinginan ke Sorga, maka saudara akan sulit
menggerakkan kaki saudara dengan tujuan ke Sorga.

Manusia yang dijerat oleh berbagai macam ancaman dalam dunia ini, antara lain ancaman dalam
bidang ekonomi, social-budaya, politik dan sebagainya membuat saudara susah untuk mengikut
Tuhan.

Roh jahat berusaha keras agar saudara terus cemar.

Begitu ada masalah yang berkaitan dengan ekonomi keluarga, sakit penyakit, atau serangan apapun
yang ada didalam otak kita, maka kitapun akan bertanya, “Mana Tuhan?”

Kita tidak usah bertanya “mana Tuhan”, tetapi harus bertanya “dimanakah imanku?”

Kita tidak boleh terbelenggu oleh segala macam ancaman iblis.


Kita tidak perlu takut selama kita berdiri di dalam pihak yang benar, karena Tuhan Yang Benar pasti
menolong kita.

Kadang kita tidak menyadari kita berdiri di pihak yang benar atau belum berdiri di pihak yang benar.

Inilah yang membuat kita selalu ragu akan pertolongan Tuhan, karena kita belum tahu posisi kita di
pihak yang mana.

Jerat-jerat kuasa kegelapan membuat kita terus meragukan Tuhan.

Hari-hari yang kita jalani sekarang ini, bagaikan “peperangan terakhir” saja.

Kalau saudara nonton film, peperangan terakhir akan semakin seru.

Peperangan yang seru tidak mungkin di tengah-tengah waktu, tetapi selalu pada puncak peperangan
itulah yang paling seru.

Saat ini adalah akhir zaman, dan peperangan ini adalah peperangan yang paling seru.

Pada hari-hari terakhir ini, saudara akan digempur oleh masalah ekonomi, social, hubungan antar
sesama, saudara di gosipi orang, saudara dijelek-jelekan orang.

Inilah peperangan akhir bagi saudara dan saya di akhir zaman ini.

Di dalam peperangan akhir, kita harus mati-matian, harus “all out” dan tidak boleh setengah-
setengah hati berperang.

Kalau saudara setengah hati, bagaimana mungkin saudara bisa mengusir roh jahat yang mendera
tubuh saudara dengan sakit penyakit dan kelemahan, bahkan menghancurkan kehidupan saudara
dan keluarga saudara?

Kalau saudara setengah hati menghadapi peperangan terakhir, bagaimana mungkin saudara bisa
menghadapi roh jahat yang dengan sepenuh hatinya menghancurkan “keselamatan kekal” saudara?

Sadarkah saudara, bahwa roh-roh jahat benar-benar serius mau menghancurkan hidupmu selama
engkau di dunia ini dan keselamatan kekal saudara?

Masalahnya, apakah saudara serius mau berperang melawan roh jahat?

Apakah saudara serius mau mengikut Tuhan dan mengandalkan Tuhan?

Kalau roh jahat begitu serius mau menghancurkan hidup saudara, mengapa saudara tidak serius
berperang untuk menghancurkan roh jahat?

Hari-hari ini benar-benar seperti peperangan akhir, karena masalah begitu bertubi-tubi, serangan
tidak berhenti-henti, tekanan terus menerus dating bertubi-tubi.
Hal ini terjadi karena roh jahat mau merebut kita dari tangan Tuhan, dia mau berusaha
mendapatkan kita.

Sementara itu, Yesus begitu serius mau mendapatkan saudara sampai Dia rela mati di atas kayu
salib, tapi kita tidak pernah serius untuk menyerahkan hidup kita pada-Nya.

Roh jahat begitu serius untuk menghancurkan saudara, tetapi saudara tidak pernah serius untuk
berperang melawan roh jahat.

Ibrani 12 : 1-4

12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita
menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun
dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Kita punya banyak contoh saksi iman di dalam Alkitab, yang telah mendahului kita dalam mengikuti
Tuhan dan merekalah contoh dan teladan bagi kita.

Kita juga harus “menanggalkan semua beban dosa” kita.

Marilah kita berlomba dan berperang dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Sekalipun kita tidak mau masuk dalam arena pertandingan, sesungguhnya tanpa kita sadari kita
semua secara otomatis telah masuk kedalam arena pertandingan.

Begitu saudara berkata “saya ikut Yesus”, secara tidak langsung saudara di taruh di dalam arena
pertandingan, karena engkau sudah menjadi musuh dunia dan kuasa kegelapan.

Saudara tidak bisa menolak berada di arena pertandingan karena roh jahat akan terus menyerang
saudara.

Bagaimana ceritanya, jika saudara sampai hari ini tetap berdiri di garis abu-abu, kadang-kadang ikut
Tuhan dan kadang-kadang ikut setan, kadang-kadang percaya Tuhan, kadang-kadang percaya setan?

Bagaimana mungkin saudara bisa berkata, “saya anak Tuhan”, sementara gaya hidup saudara anak
setan?

Jika saudara berkata, “saya keturunan orang benar”, maka saudara tunjukan sikap hidupmu bahwa
saudara orang benar.

Penulis surat Ibrani mengibaratkan perang melawan dosa, ibarat perang fisik yang “mengorbankan
darah” dan “perang melawan dosa” dibutuhkan totalitas dan pengorbanan.

12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan
tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan
takhta Allah.
Supaya saudara menjadi sempurna dalam kekudusan, saudara harus memandang Tuhan terus-
menerus.

Begitu pandangan saudara teralihkan dari Tuhan, saudara tidak akan pernah memandang Tuhan lagi.

Begitu saudara mendapat keuntungan besar dari dunia, saudara akan lupa dengan keuntungan yang
Tuhan sediakan. Mengapa?

Karena kita lebih tertarik pada keuntungan yang kita dapat hari ini dari dunia, sehingga kita tidak
pusing keuntungan di balik kubur.

Kita tidak mau pusing apa yang menyenangkan hati Tuhan didalam setiap langkah hidup kita, supaya
bisa mendapatkan keuntungan di balik kubur.

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya
dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Ingatlah akan ketekunan Yesus menanggung bantahan dari orang-orang berdosa agar kita tidak
menjadi lemah ataupun putus asa.

Ketika saudara diserang oleh orang, dijelek-jelekkan oleh orang, dihina oleh orang, apakah saudara
tekun mengampuni orang ataukah bela diri?

Ataukah saudara semakin tekun menjadi “penggosip kelas dunia?”

Apakah saudara tekun melawan keinginan daging saudara yang cenderung kearah perbuatan dosa?

12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah.

Adakah disini, anak Tuhan yang sudah melawan dosa sampai mencucurkan darah?

Melawan dosa berarti melawan diri kita sendiri dan perlawanan yang harus sampai mencucurkan
darah, artinya “harus ada totalitas”.

Melawan dosa tanpa totalitas akan berakhir pada kekalahan.

Ketika saudara berperang melawan diri sendiri, dengan totalitas ikut Tuhan dan mengandalkan
Tuhan, maka semua dosa saudara sudah lepas sampai saudara tidak punya keinginan lagi untuk
berbuat dosa.

Ingatlah, ada dosa-dosa yang mengganggu kita sampai hari ini yang harus kita perangi terus-menerus
dengan kekuatan kita bersama-sama dengan Tuhan.
Ketika kita menang, kita akan melihat bahwa kita sudah tidak punya keinginan lagi akan dosa.

Disinilah saatnya kita menjadi saksi Tuhan.

Tanpa totalitas dan tanpa pengorbanan untuk melawan dosa, kita hanyalah kaum pecundang yang
terus dibalut dengan kekalahan demi kekalahan.

KEADAAN MANUSIA DI AKHIR ZAMAN

I. HATI DAN PIKIRAN MANUSIA

Kasih Akan Sesama & Kasih Akan Tuhan Sudah Bergeser

2 Timotius 3 : 1-4

3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.

Iblis membuat semuanya menjadi sukar. Saat ini saja, orang mencari uang jauh lebih sukar dari
sebelumnya dan tidak ada yang bertambah lebih baik.

Yang lebih baik akan datang setelah kesukaran berada di puncak. Disitulah saatnya kuasa Tuhan jadi
sempurna yaitu kita berjumpa dengan Tuhan di awan-awan.

3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan
menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mempedulikan agama,

Kasih kita kepada Tuhan mulai bergeser menjadi cinta akan uang, karena masa sukar sudah mulai
melanda manusia. Orang ke gerejapun bukan semuanya karena Tuhan, tapi rata-rata karena ingin
diberkati Tuhan, ingin dapat fasilitas Tuhan.

Tetapi sadarlah, saudara tidak akan bisa mendapatkan fasilitas dari Tuhan tanpa pengorbanan dari
saudara.

Misalnya, saudara ingin mendapatkan fasilitas dari “Sport Club”.

Supaya saudara mendapatkan fasilitasnya, saudara harus membayar iuran-nya dan taat kepada
peraturan dan tata tertibnya.
Mereka akan “membual dan menyombongkan diri”, artinya kasih akan uang dan kasih akan diri
sendiri.

Mereka akan hidup dalam ego, memberontak kepada orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak
mempedulikan agama dan etika.

Etika sudah di langgar, moral juga sudah di langgar.

Kita orang Timur, jika belum resmi menjadi suami istri akan malu untuk tinggal bersama dalam satu
rumah.

Tapi bagi orang Barat, walaupun belum menjadi suami istri tinggal bersama itu biasa.

Jadi nilai moral manusia di akhir zaman sekarang ini sudah bergeser, awalnya malu-malu tapi lama-
lama sudah tidak malu lagi karena sudah menjadi kebiasaan.

Orang tuanya seperti itu, anak-anaknya juga akan seperti itu dan nanti cucu-cucunya juga akan
seperti itu, karena nilai moralnya sudah bergeser.

Abad 19, orang Amerika masih rajin beribadah di Gereja, bahkan di Azusa Street terjadi kegerakan
Roh Kudus besar-besaran sejak awal tahun 1900 an.

Berapa lama kegerakan luar biasa itu berlangsung?

Ketika “dunia masuk Gereja”, semua nilai rohani akan bergeser kearah dunia.

Kalau saudara mengalami kegerakan, tapi keduniawian saudara tidak disingkirkan maka keduniawian
tersebut akan menguasai saudara dan menggeser nilai moral saudara menjadi sama dengan dunia.

Begitu keduniawian ini menguasai saudara, saudara tidak benar-benar jatuh cinta lagi dengan Tuhan.

Jatuh cinta saudara hanya sesaat saja, hanya pada saat “kasih mula-mula” bertumbuh, kemudian
oleh perjalanan waktu kasih akan Tuhan bergeser.

Akhirnya kasih mula-mula bergeser menjadi kasih akan uang, kasih akan diri sendiri, kasih akan
keadaan, kasih akan sesama bukan secara kudus tetapi kasih yang tidak benar.

Ketika ada noda di pakaian saudara dan tidak segera saudara bersihkan, maka kotoran itu akan tetap
menjadi kotoran yang menodai pakaian saudara.

Karenanya saudara harus bersihkan “pakaian” saudara secara total dengan sungguh-sungguh supaya
pakaian saudara bersih.

Dan untuk itu dibutuhkan totalitas dan pengorbanan dari saudara.

Kasih akan sesama, kasih akan diri sendiri dan kasih akan Tuhan akan bergeser menjadi kasih akan
dunia, sehingga begitu banyak orang yang mengaku Kristen tidak mempedulikan etika dan moral
lagi.
Orang-orang akan menjalin hubungan dengan orang lain “di luar hubungan suami istri” seolah-olah
kondisi seperti itu sudah sah saat ini.

Oleh sebab itu Gereja harus kuat di dalam firman, supaya dunia tidak bisa menguasai Gereja.

Firman Tuhan berkata, “Jika ada cahaya terang, maka kegelapan tidak akan menguasainya”.

Artinya, selama di dalam Gereja-gereja ada terang Firman, maka kegelapan tidak akan bisa
menguasai Gereja.”

Tetapi tanpa terang Firman dalam Gereja-gereja, maka kegelapan akan merajalela.

2 Timotius 3 : 3

3:3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri,
garang, tidak suka yang baik,`

Tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, yang saudara tahu hanya diri saudara sendiri.

Masih adakah dari antara kita dalam ruangan ini, yang masih senang bergosip menjelekkan orang
lain?

Jika masih ada, alangkah menyedihkannya orang seperti itu karena sebenar-nya tidak ada Firman di
dalam dia. Sungguh kasian.

Karena orang yang suka menjelekkan orang lain, sebenarnya dia tidak sadar bahwa dirinya sendiri
lebih jelek dari orang yang dijelekkan.

Karena orang yang suka bergosip, dia tidak sadar bahwa dirinya lebih malang dari orang yang dia
gosipkan.

Mengapa demikian? Karena ketika saudara mulai menghakimi orang lain melalui gosipmu yang
kejam, berarti engkau telah menghakimi dirimu sendiri.

Saat saudara menjelekkan orang dengan gosip, tanpa sadar saudara sedang menjelekkan diri
saudara sendiri, bahkan saudara sedang menjelekkan gambar Allah yang ada pada saudara.

Bila saudara sudah menyadarinya, mulai sekarang “stop bergosip”.

Jika luka batinmu sudah beres, engkau tidak boleh lagi bergosip, tidak boleh bicara yang tidak benar
atau berbohong lagi, mulailah berbicara yang baik dan benar.

Misalnya, “lihatlah si E semakin hari semakin bersinar, lihat si K semakin hari semakin terang” dan
sebagainya.
Jangan cari kejelekan orang lain dan di “expose” kemana-mana, tapi carilah kebaikan orang lain dan
melihat orang lain itu secara positif dan hindari sifat-sifat garang, pemarah, emosional, atau tidak
suka pada yang baik.

2 Timotius 3 : 4

3:4 suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada
menuruti Allah.

Inilah keadaan manusia akhir zaman, lebih menuruti hawa nafsu daripada menuruti Allah, lebih
menuruti keinginan diri sendiri daripada keinginan Allah.

Kita hidup di akhir zaman, tapi karakter manusia akhir zaman harus kita jauhkan dari diri kita.

Tanpa totalitas dan pengorbanan semuanya pasti sia-sia.

2. Beribadah Tapi Memungkiri Kuasa Allah

2 Timotius 3 : 5

3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah merka, ini berbicara tentang orang-orang dalam
lingkungan Gereja tapi mereka memungkiri kekuatannya.

Yesus mati di kayu salib, Dia memberi Roh-Nya kepada saudara, Dia mem-beri saudara kuasa untuk
menang atas setan, atas ular dan kalajengking, artinya ada kuasa di dalam kita.

Permasalahannya, kita sudah tahu kuasa itu telah Tuhan berikan, tetapi kita memungkiri (tidak
percaya) apa yang telah Tuhan berikan kepada kita.

Mereka tetap beribadah, tetapi pada hakekatnya memungkiri kuasa Allah, terbagi dalam 2
pengertian, yaitu tujuan percaya adalah penyerahan hidup kepada Tuhan dan puncaknya ketika
Tuhan kita jadikan Raja dalam hidup kita.

Begitu kita percaya kepada Tuhan, sebenarnya kita bukan hanya sekedar beriman pada Tuhan, tetapi
juga menyerahkan hidup kita kepada Tuhan.

Puncak dari ibadah kita adalah menjadikan Yesus sebagai Raja dalam hidup kita.
Saat manusia dilahirkan ke dunia ini oleh ibunya, rajanya adalah dirinya sendiri, rajanya adalah “ego”
nya.

Oleh sebab itu untuk masuk ke dalam tahap pemuridan, seseorang harus menyangkal diri terlebih
dahulu, yaitu harus “menghancurkan kuasa semua rajanya” yaitu dirinya sendiri.

Banyak orang tetap beribadah tetapi tidak pernah menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam dirinya,
maka sesungguhnya orang ini “masih dibelenggu oleh kasih akan diri sendiri”.

Orang yang tetap beribadah tetapi menyangkal kuasa Allah didalam dirinya, maka dosanya
bertumpuk diatas bahunya.

Orang yang menyangkal kuasa Allah didalam dirinya, akan menjadikan “dirinya dan dagingnya”
sebagai tuannya dan rajanya.

Orang ini tetap beribadah, tetap pelayanan, tetap seorang aktivis Kristen, tapi kualitas manusia
dalamnya tidak bisa dia pungkiri karena Tuhan Mahatahu.

Kesan luarnya orang ini sepertinya tidak ada masalah, dia baik dan ramah tetapi dalamnya rusak
total karena tidak pernah menjadikan Tuhan sebagai Rajanya.

Orang yang secara sadar menjadikan dirinya dan dagingnya sebagai tuannya atau sebagai rajanya,
tampak luarnya dia tetap beribadah dan sibuk pelayanan, tetapi di dalamnya dia tetap haus akan
dosa, karena dia tidak menjadikan Tuhan sebagai Raja nya.

Orang seperti ini tampak luarnya dia rajin pelayanan, tapi haus akan pujian.

Tuhan rindu saudara menjadi anak-anak Allah dengan cara mengaktifkan Roh Allah di dalam saudara
dan menjadikan Dia Raja di dalam saudara.

Banyak orang punya karunia, ada penglihatan, pelayanan dari Senin sampai Senin, tetapi manusia
batiniahnya hanya Tuhan yang tahu.

Sesibuk apapun pelayanan saudara, tetapi begitu berhadapan dengan Tuhan barulah saudara sadar
ternyata ada yang belum beres dalam diri saudara.

Kerinduan saya adalah ketika kita berhadapan dengan Tuhan, kita berani dan tetap berdiri tegak di
hadapan Anak Manusia.

Dalam kitab Lukas dikatakan, “Banyak orang tidak tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”

Jika di dunia ini saudara tidak tahan melawan dosa maka saudara tidak akan bisa bertahan berdiri di
hadapan Anak Manusia.”

Jika saudara tidak bisa “berkata tidak pada dosa”, maka saudara tidak akan bisa berjumpa dengan
Tuhan.

Roma 8 : 13 – 15
8:13 Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; tetapi jika oleh Roh kamu mematikan
perbuatan-perbuatan tubuhmu, kamu akan hidup.

Roh di dalam kita harus berkuasa. Ketika roh kita berkuasa maka akan mematikan semua perbuatan
buruk kita, semua kecemaran kita dan semua dosa kita.

8:14 Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.

Kalau saudara dipimpin oleh Roh Allah dan saudara sudah menjadikan Dia Raja dalam hidup saudara,
barulah saudara disebut sebagai anak Allah.

Berapa banyak yang berkata, bahwa dirinya adalah anak Allah tapi hidupnya tidak dipimpin oleh Roh
Allah.

Orang yang tidak dipimpin oleh Roh Allah, bukanlah anak Allah

Percuma saudara memiliki karunia dan pelayanan, jika saudara tidak berubah dan tidak pernah
menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam hidupmu, karena semuanya itu tidak ada artinya bagi Tuhan.

Tetapi ketika kita menjadikan Tuhan sebagai Raja, maka otomatis semua keinginan dan semua
kedagingan kita akan tergerus sampai habis, sampai kita tidak punya keinginan apapun lagi selain
kepada Tuhan.

Karenanya kita jangan focus lagi dengan apa yang ada di dunia ini, tetapi fokuslah kepada apa yang
Tuhan janjikan di kekekalan nanti di Sorga.

Perjuangan kita melawan dosa harus sampai “mencucurkan darah”, artinya berkorban meninggalkan
semua kedagingan dan harus total.

Masalahnya, kalau saudara tidak total dan tidak berkorban untuk Tuhan, maka saudara akan terseret
oleh “tsunami akhir zaman”.

Yang dimaksudkan dengan “tsunami akhir zaman” adalah tsunami dosa dan keduniawian di akhir
zaman sekarang ini.

Tsunami dosa jauh lebih besar dan lebih dahsyat daripada tsunami air laut ke daratan, dan
pengrusakannyapun bersifat kekal.

Dan tsunami dosa & keduniawian itu sedang datang kepada kita semua.

Apakah kita mau terseret tsunami dosa atau apakah kita tetap berdiri teguh di atas batu karang
sehingga tsunami itu tidak bisa menyeret kita?
Tidak salah kalau firman Tuhan berkata “Kita harus tahan berdiri di hadapan Anak Manusia”

Walaupun dosa mulai merajalela dan melanda orang percaya, kita harus bisa bertahan dan tetap
berdiri teguh dihadapan Anak Manusia yang tanpa dosa, tanpa cacat dan tanpa cela.

8:15 Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi
kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: “ya Abba, ya
Bapa!”

Oleh Roh itu kita bisa berseru : “ya Abba, ya Bapa!” dan barulah kita bisa berkata Dia adalah Bapa
saya yang ada di Sorga.

Ketika kita benar-benar tidak hidup dalam dosa dan mengikuti kemauan Roh, barulah kita bisa
berkata Dia Bapa saya, dan Tuhan pasti tidak malu menyatakan kita anak-Nya, karena kita
mempunya karakter sama seperti Dia.

Apakah orang tua malu, jika ternyata anaknya adalah seorang teroris yang membunuh ratusan
orang? Jawabannya pasti malu memiliki anak seperti itu.

Tuhan tidak malu mengakui saudara adalah anak-Nya, kalau saudara benar-benar berjalan dalam
Roh-Nya dan “berkata tidak pada dosa”, serta berjalan di dalam kebenaran-Nya.

Syaratnya hanyalah totalitas dan pengorbanan dari saudara dan saya.

2 Korintus 2 : 15 – 17

2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang
diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.

Bau harum dihadapan Allah karena hidup kita sudah seperti Kristus, tetapi bila hidup kita tidak
seperti Kristus, kita tidak akan pernah harum dihadapan Allah

2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau
kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

Bagi yang terakhir saudara adalah “bau kematian yang mematikan bagi kematian daging”, tetapi itu
adalah awal dari bau kehidupan yang menghidupkan.

Saudara mau menjadi bau kematian yang membawa kematian kedagingan?

Kita bisa saja membawa bau kematian dengan menyuruh orang lain untuk mematikan daging.
Tetapi kita juga bisa membawa bau kehidupan, setelah orang itu mati dari semua keinginannya,
barulah kita bawa mereka pada suatu kehidupan.

2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah.
Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas
perintah Allah dan di hadapan-Nya.

Sudah seharusnya kita tidak mencari keuntungan dari firman Allah, karena kita tidak mencari hai-hal
yang berhubungan dengan berkat dan berkat saja.

Karena kalau saudara percaya Tuhan, mengikut Tuhan, melangkah bersama dengan Tuhan, pasti
hidupmu dipelihara oleh-Nya.

Terlepas dari pergumulanmu yang belum selesai sampai sekarang, Tuhan tetap memberi engkau
makan setiap hari.

Pemeliharaan Tuhan bukan soal materi atau soal jasmaniah belaka.

Kerajaan Sorga tidak bicara soal materi dan atau jasmaniah, tetapi Kerajaan Sorga berbicara tentang
kebenaran dan perubahan hidup kita.

Jadi sudah seharusnyalah kita tidak boleh hidup semena-mena, atau hidup sesuka hati kita sendiri.

Kalau saudara mau mengikut Tuhan, ikutlah dengan benar, jangan hanya berpikir mencari fasilitas
dari Tuhan, karena fasilitas otomatis Tuhan berikan karena saudara adalah anak-Nya.

Kalau saudara anak Bapa di Sorga, Bapamu di Sorga pasti memberikanmu fasilitas sesuai kehendak-
Nya.

Tetapi permasalahannya, apakah saudara benar-benar anak Bapa?

Jadi pastikan dahulu bahwa dirimu adalah anak Bapa di Sorga. Amin?

Perhatikan baik-baik, saudara pasti akan berani berkata bahwa saudara adalah anak Bapa di Sorga,
karena saudara sudah berjalan di dalam Roh-Nya, dan sudah tidak lagi mengikuti keinginan daging
saudara.

2 Korintus 3 : 1

3:1 Adakah kami mulai lagi memujikan diri kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain
menunjukkan surat pujian kepada kamu atau dari kamu?

Saudara tidak perlu mencari pujian dari siapapun bahwa engkau hebat, bahwa pelayanan permainan
music saudara hebat dan sebagainya, karena yang saudara perlukan adalah pujian dari Tuhan dan
bukan dari manusia.
Apapun yang saudara lakukan tidak perlu minta dipuji atau disanjung orang.

Terkadang saudara sudah mati-matianpun bahkan dengan cara yang jahat merendahkan orang lain,
tetapi saudara tetap tidak dihargai orang.

Apa maksud Tuhan? Maksud Tuhan adalah karena saudara sedang dilatih sabar dalam segala hal.

Tidak apa-apa jika kita tidak dianggap oleh orang lain, karena Tuhan sedang menghancurkan “ego”
kita, karena Dia menganggap kita sebagai anak-anak-Nya. Karenanya belajarlah ikut Tuhan.

Selama daging kita masih berkuasa, ikut Tuhan pasti susah sekali, tetapi kalau daging kita sudah di
matikan, barulah kita akan menikmati ikut Tuhan.

3. Mengandalkan kekuatannya sendiri

Dalam hal melepaskan diri dari dosa, saudara tidak punya kuasa apapun untuk melepaskan diri
sendiri dari dosa, kecuali kuasa Roh Kudus yang ada di dalam saudara apabila saudara mau menuruti
kuasa itu.

Bagaimana Cara Menuruti Kuasa itu?

Saudara harus punya keintiman dengan Tuhan.

Saudara bergaul dengan firman Tuhan.

Ketika suadara intim dan bergaul dengan firman Tuhan, barulah saudara bisa “berkata tidak pada
dosa” dan “mengikuti kemauan Tuhan.”

Disitulah saudara baru bisa berkata “saya anak Tuhan”.

Sejak Sekolah Minggu kita sudah diajarkan “Aku anak Raja, engkau anak Raja, kita semua anak Raja”.

Apakah secara otomatis kita menjadi anak Raja?

Kita baru bisa disebut anak Bapa, ketika kita punya karakter seperti Bapa.

Tetapi bila kita tidak punya karakter seperti Bapa kita di Sorga, maka kitapun tidak bisa disebut anak
Bapa.

1 Korintus 10 : 12

10:12 Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Kalau seseorang merasa dirinya serba bisa dan berkata, “saya pasti bisa, saya pasti sanggup”, maka
bersiap-siaplah engkau untuk jatuh.

Karenanya janganlah engkau merasa dirimu pasti bisa dan sanggup mengerjakan sesuatu dengan
kekuatanmu sendiri tanpa melibatkan Tuhan.

Bergantunglah terus pada Tuhan dan katakan dengan sungguh-sungguh :

Tuhan, aku tidak sanggup dan tidak bisa berbuat apapun tanpa-Mu.

Tuhan, saya tidak mampu berjalan sendiri, nafaspun tidak bisa tanpa Engkau, lebih baik saya mati
kalau tidak ada Engkau bersamaku.

Tuhan, jangan ijinkan saya mati sebelum saya cinta Tuhan, dan jangan ijinkan saya mati sebelum
saya dekat dengan Tuhan”.

Kalau saudara benar-benar sudah dekat dan intim dengan Tuhan, bila saudara mau berkata, “ Tuhan,
bila Engkau mau panggil saya, silakan Tuhan”, ya boleh saja.

Dalam hal mengikut Tuhan, firman Tuhan diolah di otak manusia, tetapi di otak kita sering muncul
segala “sesuatu yang tidak beres”.

Oleh karena firman “terpaksa” beradaptasi dengan otak manusia, akibatnya firman juga beradaptasi
dengan zaman.

Disinilah letak permasalahannya, sehingga akhirnya firman dipersatukan dan atau di kompromikan
dengan zaman.

Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan segala macam kecemaran masuk di dalam Gereja.

Yang sangat fatal adalah “Tradisi dan Adat Istiadat” suku bangsa dengan mulus masuk ke dalam
Gereja, karena sudah mengikuti ilah zaman.

2 Korintus 4 : 4

4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini,
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

Didalam otaknya mereka hanya berpikir, bagaimana caranya supaya kaya, hidup nyaman, bagaimana
caranya menjadi raja, bagaimana caranya saya dihormati.

Yang di otak manusia hanya tentang “saya”, bukan berpikir tentang Tuhan.
Inilah “ilah zaman” itu, pikiran kita sudah dibutakan oleh “ilah zaman”.

Akhirnya yang digemari di Gereja adalah firman yang membuai dan juga music gereja yang
menonjolkan “aku”, serta memuaskan hati manusia.

Ingatlah, Mujizat itu adalah “tanda” dan “bukan tujuan” (Firman Kristus berkata, “tanda-tanda ini
akan menyertai orang percaya”).

Berapa banyak dari kita yang menjadikan mujizat itu sebagai tujuan, misalnya dengan berkata,
“Aduh Tuhan, kalau sakit saya sembuh, barulah saya bisa tenang.”

Masalahnya, bisakah kita tenang walaupun sakit kita belum sembuh?

Seharusnya, kita “bisa tetap tenang” meskipun masalah bergejolak terus dalam hidup kita, karena
bagaimana mungkin Tuhan tidak tolong kita?

Kendalanya, berapa banyak dari kita yang menjadikan mujizat itu sebagai “tujuan”, dan bukan hanya
sebatas “tanda-tanda orang percaya?”

Misalnya kita berkata, “Tuhan, kalau Tuhan berikan kepada saya sekian juta rupiah, sewa rumah
kontrakan saya pasti beres, Tuhan”.

Bisakah kita tenang walaupun biaya sewa rumah kontrakan belum beres?

Misalnya lagi, “Tuhan, saya ingin tenang jika biaya sewa Ichtus Ministry sudah beres”. Tapi
tenangnya berapa lama? Tenangnya hanya lima bulan. Bulan berikutnya pasti bergumul lagi.

Lebih baik kita “tetap tenang dan tetap percaya”, kalau Tuhan tidak pernah terlambat mengulurkan
tangan-Nya terlepas dari mujizat itu belum terjadi, karena itu adalah proses.

Oleh karena itu Tuhan menginginkan kita tetap tenang walaupun badai bergelora.

Ingatlah, ada waktunya Tuhan “menenangkan badai yang menerpa kita”, namun demikian ada
waktunya pula Tuhan menenangkan kita.

Ada waktunya Tuhan berkata supaya “badai stop”, dan ada waktunya Tuhan berkata kepada kita
untuk “stop takut dan atau stop kuatir”.

Tantangannya sekarang bagi kita semua :

Apakah saudara mau tetap maju?

Apakah saudara sudah termasuk “manusia akhir zaman” yang tergerus oleh “tsunami dosa?”

Kita harus menjadi “manusia akhir zaman” yang semakin hari tambah kudus dan semakin bertambah
benar.

Tuhan menginginkan agar kita tidak akan dibutakan lagi oleh ilah zaman.
Orang yang “telah tergerus oleh ilah zaman”, akan selau berbenturan dengan logika dan pikiran
sekulernya yang mengandalkan kepintaran otaknya.

Orang seperti ini tanpa dia sadari “menggurui Tuhan”, seakan-akan dia lebih pintar dari Tuhan,
seakan-akan Tuhan itu tidak bisa dan tidak mampu.

Kalau engkau bertanya pada Tuhan, “Tuhan mana buktinya?”

Jikalau engkau bertanya seperti itu kepada Tuhan, berarti engkau sedang menggurui Tuhan, engkau
sedang meragukan Tuhan dan menganggap Tuhan tidak mampu.

Pada kondisi seperti inilah yang dikatakan, kita hanya minta “tanda mujizat”.

Apakah hanya gara-gara “tanda”, saudara jadi bersungut-sungut kepada Tuhan?

Karena ketika saudara selalu minta “bukti” berupa mujizat, maka saudara akan selalu cenderung
bertanya, “Tuhan, mana mujizat-Mu, Tuhan?

Sebenarnya, semakin saudara bertanya, “Mana mujizat-Mu, Tuhan?” maka Tuhan semakin
menyembunyikan tangan-Nya dari saudara.

Tetapi bila saudara selalu bersyukur, semakin saudara berterima kasih pada Tuhan, maka Tuhan
semakin mengulurkan tangan-Nya pada saudara.

Ikut Tuhan jangan pakai logikamu atau olah pikir otakmu yang dari debu tanah.

Banyak orang yang bangga akan dirinya karena merasa sangat pintar, tanpa dia sadari sebenarnya
dia sudah merasa dirinya lebih pintar dari Tuhan.

Orang yang hanya mengandalkan kepintaran otaknya terus-menerus, akan merasa Tuhan lebih kecil
dari kepintaran otaknya.

Kalau saudara pakai otak saudara terus sepanjang waktumu berarti engkau menjadikan Tuhan lebih
kecil dari otakmu.

Tuhan bisa berkarya dengan berbagai cara untuk memulihkan hidupmu dari keterpurukan, tetapi
engkau membatasi karya Tuhan dengan otakmu.

Orang yang demikian secara tidak langsung sedang menghujat Tuhan.

Tetapi saudara jangan salah mengerti, karena bukan berarti saudara tidak boleh memakai
kepandaian otak saudara yang adalah pemberian Tuhan.

Otak saudara tetap bekerja, tetapi serahkan semuanya kepada Tuhan dan ijinkan Tuhan berkarya
dalam hidupmu dengan cara yang Tuhan inginkan.

Janganlah saudara membatasi karya Tuhan dengan otak manusiamu yang kecil sekali, otakmu bukan
tandingan otak Tuhan yang Mahabesar.
Para ilmiwan berkata, jumlah matahari di Tata Surya ada 2 milyar, sedang-kan matahari di Bima Sakti
hanya ada satu, lalu kita mau mengatur Tuhan yang sudah menciptakan matahari 2 milyar dengan
otak kita yang kecil?

Lalu engkau masih dengan sombongnya berpikir bahwa “otakmu lebih pintar dari Tuhan?” Sadarlah!
Jangan lah berpikiran sesat seperti itu. Kamu itu debu tanah yang “Tuhan ciptakan” menjadi sosok
manusia yang pandai.

Tehnologi bisa dipakai untuk menyembuhkan sakit penyakit, tetapi juga untuk membinasakan
manusia dan per-adab-annya di muka bumi ini.

Sangat berbahaya bila tekhnologi sudah masuk dalam Gereja, karena Gereja akan menjadi Gereja
yang berkompromi dengan teknologi dunia.

Semua yang “berbau teknologi canggih” tak terbendung masuk ke Gereja.

Tidak salah jika Gereja memanfaatkan tekhnologi yang canggih, tetapi kalau “dimanfaatkan dengan
cara yang salah”, itulah yang jadi masalah.

Apakah salah punya handphone?Tidak salah punya handphone, tapi kalau kita salah
memanfaatkannya, itulah yang salah.

Roma 12 : 2

12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah dan yang sempurna.

Inilah hati nurani yang beres.

Hati nurani adalah “prinsip moral” tentang baik-buruk, benar-salah.

Hati nurani yang beres akan tahu yang mana kehendak Allah, yang mana benar dan yang mana yang
salah, kita pasti sudah tahu.

Kalau hati nurani kita beres, maka yang beres harus diikuti dan yang tidak beres jangan diikuti.

II. MENYELINAP KE DALAM GEREJA

Menyelinap ke dalam gereja karena luka batin

2 Timotius 3 : 6

3:6 Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan
menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai
nafsu,
Pada akhir zaman ini banyak orang yang menyelundup atau menyelinap ke dalam Gereja dan
menjerat orang-orang percaya yang lemah untuk berbuat dosa.

Cara orang menyelinap ke Gereja :

Tempatkan saja “satu orang yang luka batin” ditengah-tengah Jemaat, pasti yang satu orang ini akan
menjadi duri dalam daging di Gereja.

Kemana-mana dia pasti bergosip dengan segala kebohongannya yang akan menyakiti jemaat lainnya
dengan gossip kejamnya.

Orang-orang seperti ini adalah “orang yang menyelinap di dalam Gereja”.

Pertanyaannya untuk saudara dan silahkan jawab sendiri dalam hati saudara :

Apakah saudara termasuk orang yang menyelinap di dalam Gereja?

Selidikilah diri saudara sendiri, apakah saudara sering menebarkan gossip penuh kebohongan di
dalam Gereja selama ini?

Saya yakin saudara adalah orang-orang :

Yang luka batinnya sudah disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Yang terdidik dan terbina dengan baik dan benar, serta bukan termasuk penyelinap dalam Gereja.

Karena kalau saudara adalah “orang-orang yang menyelinap ke dalam Gereja” dan bergabung di
Gereja manapun, maka saudara akan merusak Gereja tersebut.

Amsal 22 : 3

22:3 Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman
berjalan terus, lalu kena celaka.

Kalau kita punya pengenalan akan Tuhan, bila melihat ada malapetaka terjadi di depan mata, maka
kitapun akan sembunyi dan menghindarinya.

Ketika ada orang menebarkan gossip di antara sesama, kita tidak ikut-ikutan.
Kalau saudara adalah orang fasik yang luka batin, begitu ada yang bergossip “telinga saudara
langsung berdiri” mendengarkan dengan tekun dan pasti saudara langsung ikut berpartipasi dalam
gossip itu.

Luka batin akan menyebabkan saudara berubah menjadi orang fasik, dan saling melukai.

2. Menyelinap ke dalam gereja dengan pengajaran palsu

Hati-hati dengan pengajaran akan firman Tuhan, karena di akhir zaman ini banyak sekali pengajaran
yang tidak sehat, bahkan menyesatkan orang percaya.

Kalau pengajaran itu sudah mulai membahas firman Tuhan tentang kemakmuran, kenyamanan dan
mujizat, dan bukan lagi focus kepada Tuhan, berhati-hatilah.

Kisah Para Rasul 20 : 30

20:30 Bahkan dari antara kamu sendiri akan muncul beberapa orang, yang dengan ajaran palsu
mereka berusaha menarik murid-murid dari jalan yang benar dan supaya mengikut mereka.

Jangan sampai ada orang yang memberikan nasihat-nasihat yang aneh-aneh dan yang
membinasakan, serta mengajarkan pengajaran palsu yang akan menjerat orang-orang sekitarnya.

Apakah saudara pernah melihat dan atau mendengar ada hamba Tuhan yang memberikan nasihat
dan nasihat-nya itu adalah nasihat yang bertentangan dengan firman Tuhan?

Hari-hari ini banyak orang merasa tidak dihargai di Gereja, padahal dia dipanggil Tuhan untuk
melayani di Gereja tersebut.

Tetapi ada orang yang menyesatkan dia dan menasihatinya untuk pergi dari Gereja tersebut dan
melayani di Gereja lain.

Kalau ada orang yang sadar sudah menyesatkan orang lain, bertobatlah.

Banyak orang yang saya layani, mereka mengeluh bahwa mereka di sakiti di Gerejanya, dan saya
hanya berkomentar dan berkata “selamat datang di pelayanan yang sesungguhnya.”

Ingatlah. Kasih kita disempurnakan Tuhan dengan cara diasah satu dengan yang lain.

III. KEGIATAN GEREJANI BISA MENGGERUS WAKTU KITA UNTUK TUHAN


Waktu kita untuk Tuhan seringkali tergerus oleh waktu pribadi kita sendiri.

Kita sering melakukan kesibukan-kesibukan pribadi yang tidak bermanfaat, kita lebih suka bersekutu
dengan orang dibanding bersekutu dengan Tuhan.

Kita lebih menunggu pesan dari orang lain daripada pesan dari Tuhan.

Berapa banyak orang ketika sesi khotbah di Gereja lebih senang buka dan baca WhatsApp dan social
media lainnya daripada dengar khotbah?

Saudara lebih senang dapat pesan dari orang-orang dunia bila dibandingkan dapat pesan dari Tuhan.

Banyak orang lagi sesi firman Tuhan ditaburkan, begitu ada WhatsApp masuk ke HP-nya dia langsung
buka dan baca penuh perhatian.

Orang yang seperti ini berarti tidak menghargai kehadiran Tuhan.

Tanpa dia sadari, waktu dia untuk Tuhan terus digerus dan akhirnya dia sibuk dengan waktunya
sendiri.

Kalau saudara masih buka-buka handphone di dalam suatu ibadah, mulai hari ini bertobatlah.

Kalau saudara masih senang buka-buka WhatsApp di dalam suatu ibadah, bertobatlah.

Kalau engkau tidak bertobat, engkau akan terbawa arus “tsunami dosa”.

Lebih baik engkau tidak punya kuota dari pada tidak punya Tuhan.

Ingatlah! Waktumu untuk Tuhan jangan di gerus oleh kegiatan pribadimu.

Jadi setiap hari Minggu bawalah Alkitab.

Sekarang zamannya tsunami dosa, jika kita tidak waspada akan terseret oleh arus tsunami dosa.

Seperti Sodom dan Gomora, mereka sudah tahu perbuatan dosa yang mereka lakukan itu salah
besar, tapi mereka tidak mau bertobat.

Jangan menggerus waktumu dengan handphone sewaktu di Gereja.

2 Petrus 2 : 7-8

2:7 tetapi Ia menyelamatkan Lot, orang yang benar, yang terus-menerus menderita oleh cara hidup
orang-orang yang tak mengenal hukum dan yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja, —

Tuhan menyelamatkan Lot yang benar-benar serius mencari Tuhan.


2:8 sebab orang benar ini tinggal di tengah-tengah mereka dan setiap hari melihat dan mendengar
perbuatan-perbuatan mereka yang jahat itu, sehingga jiwanya yang benar itu tersiksa –

Apakah saudara tersiksa melihat dosa yang sudah termultiplikasi begitu rupa?

IV. TIDAK MENGENAL KEBENARAN ILAHI

2 Timotius 3 : 7

3:7 yang walaupun selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.

Banyak orang Kristen yang selalu ingin diajarkan tentang kebenaran, tetapi mereka tetap tidak bisa
mengenal kebenaran, karena daging mereka masih terlalu kuat menghalangi.

Inilah kekristenan akhir zaman, mereka antusias dengar firman tetapi begitu dengar firman dan
merasa dihakimi, mereka malas dengar firman lagi.

Ada juga orang Kristen yang antusias dengar firman tapi tidak antusias untuk berubah.

Orang Kristen seperti ini tidak pernah mengenal kebenaran Ilahi, artinya tidak pernah mengenal
pikiran dan perasaan Tuhan.

Banyak orang maunya dimengerti, tetapi mereka tidak mau mengerti Tuhan.

Banyak orang maunya diterima, tetapi sulit untuk menerima.

Orang seperti ini tidak mengenal kebenaran Ilahi dan tidak akan menjadi serupa dengan Allah.

2 Petrus 1 : 5-8

1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada
imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,

1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada
ketekunan kesalehan,

1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih
akan semua orang.
Kita mulai berbuah, berawal dari kasih karunia.

1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya
menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.

Giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus.

V. ORANG-ORANG YANG SELALU MENENTANG DAN TIDAK MAU TUNDUK

2 Timotius 3 : 8

3:8 Sama seperti Yanes dan Yambres menentang Musa, demikian juga mereka menentang
kebenaran. Akal mereka bobrok dan iman mereka tidak tahan uji.

Seperti Yanes dan Yambres selalu menentang Musa, mereka selalu melawan dan tidak pernah
menundukkan dirinya di hadapan Musa.

Beginilah keadaan manusia di Akhir Zaman sekarang ini.

Tuhan mau saudara merendahkan diri saudara di hadapan-Nya mulai hari ini, jangan seperti Yanes
dan Yambres yang selalu menolak kebenaran.

Jika saudara mau ditinggikan, mulailah dari merendahkan dirimu sekarang.

Kalau saudara mau merendahkan diri, barulah saudara bisa ditinggikan-Nya.

VI. TIDAK PERNAH MAJU DALAM IMAN

2 Timotius 3 : 9

3:9 Tetapi sudah pasti mereka tidak akan lebih maju, karena seperti dalam hal Yanes dan Yambres,
kebodohan mereka pun akan nyata bagi semua orang.

Inilah keadaan manusia akhir zaman sekarang ini yang cenderung tidak pernah mau maju dalam
iman, bahkan selalu “stagnan” dalam iman kepada Kristus.
Tuhan tidak mau saudara “stagnan” dalam iman, tetapi bertumbuh dalam imanmu dan
pengenalanmu akan Tuhan, sampai menjadi sempurna.

Janganlah seperti Yanes dan Yambres yang selalu menolak kebenaran dan menyangkal kebenaran,
sehingga kebodohan mereka menjadi nyata.

Ijinkanlah dirimu diubah oleh Tuhan, sampai saudara bertambah maju di dalam pengenalanmu akan
Tuhan, sampai saudara menjadi sempurna di dalam Tuhan, sama seperti Tuhan kita yang juga
sempurna adanya.

Tantangannya sekarang bagi saudara :

Apakah saudara akan membiarkan diri saudara terbawa oleh “tsunami dosa akhir zaman?”

Atau, apakah saudara bertekad berdiri teguh di dalam kebenaran, sehingga saudara mampu
melawan “arus tsunami dosa” di Akhir Zaman ini?

Kita semua seharusnya tetap berdiri teguh dalam iman kita dan percaya penuh kepada Tuhan kita
Yesus Kristus, sehingga kita bisa berkata kepada-Nya, “Tuhan, inilah aku anak-Mu dan aku bertekad
untuk menjadi serupa dan segambar dengan Engkau.”

AMIN. BERI KEMULIAAN BAGI TUHAN.

TUHAN YESUS MEMBERKATI

Anda mungkin juga menyukai