Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.2 Genap (2023.1)

Nama Mahasiswa : APRIAN SRI SUSANTI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 043092593

Tanggal Lahir : 27-O4-1993

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4434/Sistem Informasi Manajemen

Kode/Nama Program Studi : 483/Akuntansi Keuangan Publik

Kode/Nama UPBJJ : 78/Mataram

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 07 Juli 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : APRIAN SRI SUSANTI


NIM : 043092593
Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4434/Sistem Informasi Manajemen
Fakultas : Fakultas Ekonomi
Program Studi : S1 Akuntansi Keuangan Publik
UPBJJ-UT : MATARAM

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Praya, 07 Juli 2023

Yang Membuat Pernyataan

APRIAN SRI SUSANTI


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Jawaban
1. Sistem informasi telah mengalami banyak perkembangan dari waktu ke waktu, dan ada beberapa era
yang telah dialami dalam berkembangnya sistem informasi. Perkembangan sistem informasi dimulai
dari era akuntansi pada tahun 1950, beranjak ke era operasional mulai tahun 1960, ke era informasi
mulai tahun 1970, menuju era jejaring dimulai tahun 1980 sampai era jejaring global dimulai tahun
1990. Perkembangan dari sistem teknologi informasi tidak terlepas dari perkembangan sistem
komputer. Komputer pertama selesai dibuat tahuan 1946, yaitu electronic numerical integrator and
computer (ENIAC). Berikut adalah beberapa era perkembangan sistem informasi yang dapat
dijelaskan:
a. Era Akuntansi dan Operasional
- Era Akuntansi (1950-an): Pada era ini, sistem informasi banyak berkembang dalam bidang
akuntansi. Komputer digunakan untuk mengotomatiskan perhitungan dan pengolahan data
keuangan, seperti penggajian, pengeluaran, dan laporan keuangan.
- Era Operasional (1960-an): Pada era ini, sistem informasi mulai digunakan untuk mendukung
operasional bisnis. Komputer digunakan dalam pengolahan transaksi sehari-hari, seperti
pemesanan, pengiriman, dan persediaan barang.
b. Era Informasi
Era Informasi (1970-an): Pada era ini, fokus sistem informasi mulai bergeser dari hanya
mendukung fungsi operasional menjadi memanfaatkan informasi untuk pengambilan keputusan
strategis. Sistem informasi digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan
menyajikan informasi kepada manajemen untuk analisis dan perencanaan bisnis.
c. Era Jejaring
Era Jejaring (1980-an): Pada era ini, sistem informasi semakin terhubung dan saling terintegrasi.
Jaringan komputer lokal (LAN) mulai digunakan dalam organisasi untuk menghubungkan
komputer-komputer di dalam satu area atau departemen. Hal ini memungkinkan berbagi data,
sumber daya, dan komunikasi antara pengguna
d. Era jejaring global
Era Jejaring Global (1990-an): Pada era ini, perkembangan internet dan jaringan komputer global
(WAN) memungkinkan interkoneksi antara organisasi di berbagai lokasi geografis. Ini membuka
kemungkinan untuk berbagi informasi secara instan, perdagangan elektronik, kolaborasi, dan
komunikasi global
e. Organisasi sistem teknologi informasi
Organisasi Sistem Teknologi Informasi: Merupakan pendekatan yang menyeluruh untuk mengelola
sistem informasi dalam suatu organisasi. Ini mencakup infrastruktur teknologi, perangkat lunak,
keamanan, manajemen data, dukungan pengguna, dan strategi pengembangan sistem informasi yang
sesuai dengan tujuan bisnis organisasi.
2. Proses analisis sistem adalah langkah penting dalam pengembangan sistem informasi yang bertujuan
untuk memahami kebutuhan, masalah, dan tujuan organisasi serta merancang solusi yang sesuai.
Berikut adalah beberapa cara umum untuk menganalisis sistem:
a. Identifikasi Masalah: Langkah awal adalah mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang ingin
dipecahkan oleh sistem informasi. Hal ini melibatkan pengumpulan informasi tentang kelemahan
atau kekurangan yang ada dalam sistem yang sedang berjalan atau kebutuhan baru yang harus
dipenuhi.
b. Pengumpulan Data: Data dan informasi tentang sistem yang sedang berjalan harus dikumpulkan
secara sistematis. Metode pengumpulan data dapat meliputi wawancara dengan pengguna,
observasi langsung, kuesioner, dan analisis dokumen yang terkait.
c. Analisis Keuangan: Evaluasi finansial dilakukan untuk menilai biaya dan manfaat yang terkait
dengan pengembangan sistem baru. Hal ini melibatkan perhitungan biaya pengembangan, biaya
operasional, potensi penghematan, dan manfaat yang diharapkan dari sistem baru.
d. Analisis Kebutuhan: Proses ini melibatkan mengidentifikasi dan mendefinisikan kebutuhan
pengguna dan organisasi terkait dengan sistem baru. Kebutuhan ini dapat berkaitan dengan
fungsionalitas, kinerja, keamanan, skalabilitas, dan persyaratan lainnya yang harus dipenuhi oleh
sistem.
e. Analisis Proses Bisnis: Langkah ini melibatkan pemahaman yang mendalam tentang alur kerja
dan proses bisnis yang ada. Proses bisnis yang sedang berjalan dievaluasi untuk mengidentifikasi
potensi perbaikan, penyederhanaan, dan otomatisasi melalui sistem baru.
f. Perancangan Sistem: Berdasarkan pemahaman yang diperoleh dari analisis sebelumnya,
perancangan sistem dilakukan. Ini melibatkan merancang arsitektur sistem, struktur basis data,
antarmuka pengguna, alur kerja, dan proses operasional yang akan diimplementasikan.
g. Evaluasi Risiko: Risiko yang terkait dengan pengembangan dan implementasi sistem baru
dievaluasi. Hal ini mencakup identifikasi risiko potensial, penilaian dampaknya, dan perencanaan
mitigasi risiko.
h. Penyusunan Rencana Implementasi: Langkah terakhir adalah menyusun rencana implementasi
yang mencakup jadwal, sumber daya, pelatihan pengguna, pengujian sistem, migrasi data, dan
pelaksanaan secara keseluruhan.

Selama proses analisis sistem, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan yang
relevan, seperti pengguna, manajemen, dan tim TI. Kolaborasi yang baik dan komunikasi yang
efektif akan membantu memastikan bahwa sistem yang dikembangkan memenuhi kebutuhan dan
tujuan organisasi dengan baik.
3. Salah satu contoh kasus
Kasus: Pencurian Data Pelanggan pada Sistem Keuangan Perusahaan

Kejadian: Sebuah perusahaan keuangan mengalami kasus pencurian data pelanggan yang sensitif.
Seorang mantan karyawan yang memiliki akses ke sistem informasi perusahaan telah mencuri
informasi pribadi pelanggan, termasuk nomor kartu kredit dan data identitas lainnya. Karyawan
tersebut kemudian menggunakan informasi tersebut untuk melakukan penipuan dan kegiatan ilegal
lainnya.

Identifikasi Kasus Permasalahan:


1) Kurangnya Pengendalian Akses: Terdapat kelemahan dalam pengendalian akses ke sistem
informasi perusahaan. Mantan karyawan masih memiliki akses ke sistem bahkan setelah dia
meninggalkan perusahaan, yang memungkinkannya untuk mencuri data pelanggan.
2) Kurangnya Pengawasan dan Pelacakan: Tidak ada mekanisme pengawasan yang efektif untuk
memantau aktivitas pengguna dalam sistem. Tidak ada tindakan yang diambil saat karyawan
mencuri dan menggunakan data pelanggan secara tidak sah.
3) Kurangnya Keamanan Data: Tidak ada langkah-langkah yang memadai untuk melindungi data
pelanggan yang sensitif. Data pelanggan disimpan tanpa enkripsi atau lapisan keamanan
tambahan, memudahkan pencurian data oleh karyawan.

Dalam kasus ini, masalah pengendalian sistem melibatkan kurangnya pengendalian akses,
kurangnya pengawasan, dan kurangnya keamanan data. Untuk mencegah kasus serupa,
perusahaan perlu memperkuat kebijakan keamanan dan pengendalian sistem, seperti menghapus
akses mantan karyawan secara tepat waktu, memperkenalkan mekanisme pengawasan yang ketat,
dan menerapkan teknologi keamanan yang sesuai untuk melindungi data pelanggan.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai