Disusun oleh :
1. TRIYATNO NIM. 141190306
2. TRIHADI NIM. 141190307
3. TUGIYATINIM. 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO NIM. 141190309
5. YULIANTO AGUS NIM. 141190310
Dosen :
Drs. AGUS SUKARNO, M. Si.
Mata Kuliah :
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
2021
A. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem
Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal
manajemen.
Pengertian system informasi menurut para ahli
“Definisi Sistem Informasi - Menurut Mc leod Sistem Informasi merupakan sistem yang
mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan
menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi”
“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat
manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri,
S.Kom., MM, 2005:36)”
Tujuan sistem informasi
Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi
merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para penggunanya. Data
yang diolah saja pun tidak cukup apabila dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat
berguna, maka harus tersedia tiga pilar seperti berikut:
Apabila tiga hal tersebut tidak terpenuhi, maka informasi tidak dapat dikatakan berguna,
melainkan sampah (garbage).
Fungsi sistem informasi
1. Meningkatkan aksesiblitas data secara efektif dan efisien kepada pengguna, tanpa dengan
perantara sistem informasi
2. Menjamin ketersediaan kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis
3. Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
4. Menetapkan investasi yang hendak diarahkan pada sistem informasi
5. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi
6. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem informasi
7. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif
1. Baru: Informasi yang didapat adalah baru, dan segar bagi para penerima informasi
2. Tambahan: Informasi dapat diperbaharui atau memberi tambahan terhadap informasi
yang sebelumnya telah hadir
3. Kolektif: Informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dari informasi yang salah
sebelumnya
4. Penegas: Informasi yang dapat mempertegas informasi yang sebelumnya telah ada
Untuk mendukung proses integrasi didalam pembelajaran maka manajemen sekolah, guru dan
siswa harus memaham 9 prinsip integrasi TIK dalam pembelajaran yang terdiri dari
prinsip-prinsip :
1. Aktif : Memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik
dan bermakna.
2. Konstruktif : Memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam
pengetahuan yang telah di miliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan dan
keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3. Kolaboratif : Memungkinkan siswa dalam satu kelompok atau komunitas dapat bekerja
sama,berbagi ide,saran atau pengalaman,menasehati atau memberi masukan kepada
sesama anggota kelompoknya.
4. Antusiastik : Memungkinkan siswa dapat secara aktif dan anusias untuk berusaha
mencapai apa yang diinginkan
5. Kontekstual : Memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna
(real-world) dan melaui pendekatan problem based dan case-based learning.
6. Dialogis : Memungkinkan proses belajar mengajar secara inherent merupakan suatu
proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunkasi
tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah
7. Reflektif : Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah dia pelajari dan
merenungkan apa yang telah dipelajarainya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8. Multisensory : Memungkinkan pembelajar dapat di sampaikan untuk beberapa modalitas
belajar (multisensory) baik berupa audio,visual, maupun kinestetik.
9. High order thinking skills training : Memungkinkan untuk melati kemampuan berpikir
tingkat tinggi (seperti problem solving dan pengambilan keputusan) dan secara tidak
langsung juga meningkatkan “ ICT dan media literacy ”
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa bukti otentik pelaksanaan pembelajaran
berbasis TIK dapat kita cermati dari penyusunan Rencana Pelaksaan Pembelajara (RPP)
dan implementasinya dilaksanakan oleh setiap guru mata pelajaran di sekolah. RPP yang
mengintegrasikan TIK disusun dengan dua pendekatan yaitu pendekatan idealis dan
pendekatan pragmatis.pendekatan idealis dapat dilakukan dengan penentuan topik,lalu
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin di capai, dan menentukan aktifitas
pembelajaran dengan memanfaatkan TIK seperti modul,LKS ,VCDDVD,CD-ROOM atau
bahan belajar on line di internet. Sedangkan pendekatan pragmatis dapat dilakukan
dengan dengan mengidentifikasi TIK seperti buku,modul,LKS,VCD-DVD,CD-
ROOM,atau materi on line di internet kemudian menentuka topik yang bisa didukung oleh
keberadaan TIK tersebut selanjutnya menentukan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai kompetensi dasar dan indikator pencapain hasil belajar dari topik bahasan
tersebut. Adapun strategi yang digunakan pada dua pendekatan diatas yaitu strategi
pembelajaran berbasis sumber daya, strategi pembelajaran berbasis permasalahan sehari-
hari, strategi pembelajaran berbasis simulasi, strategi pembelajaran berbasis kolaborasi.
2. Fungsi E-Learning
Setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (classroom instruction) menurut (Siahaan:2002) 14 , yaitu :
a. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya opsional
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
c. Sebagai pengganti (substitusi) Dikatakan subtitusi, apabila perguruan tinggi atau sekolah
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).
b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet.
c. Atau bahkan sepenuhnya melalui internet
3. Manfaat E-Learning
Manfaat E-Learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun antara sesama peserta didik.
Maka kegiatan E-Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik, adapun
manfaatnya yaitu :
1. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
2. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schooling) untuk mempelajari
materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa
asing dan keterampilan di bidang komputer.
3. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di
rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan
oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang
berada di luar negeri.
4. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
Dilihat dari sudut guru, kegiatan E-Learning (Soekartawi, 2002), 16 memiliki beberapa
manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/
instruktur dapat:
1. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
3. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu
topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu.
5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan
belajar elektronik.
2. Kelamahan E-Learning
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau E-Learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut:
d. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
e. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
f. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
KELOMPOK TUGAS UAS RINGKASAN MATERI 1
SYSTEM DEVELOPMENT
1. TRIATNO : 141190306
2. TRIHADI 141190307
3. TUGIYATI : 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO : 141190309
5. YULIANTO AGUS 141190310
:
Melakukan survei dan penilaian terhadap kelayakan sistem yang sudah dikembangkan.
Menganalisis dan mempelajari sistem yang sudah ada dan sedang berjalan.
Melakukan pemecahan masalah dalam pengembangan sistem.
Menentukan penggunaan hardware dan software yang tepat.
Merancang dan mengembangkan sistem baru.
Memelihara dan meningkatkan sistem yang baru jika diperlukan..
6. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem yang sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari.
Pemeliharaan ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan.
SDLC belum berakhir di tahap ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk
memastikan ia berjalan sempurna..
1. Model Pengembangan System Development
Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat
lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi,
yaitu:
1. Waterfall Model.
Model Waterfall, disebut juga model klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis
dan rekayasa sistem, perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.
2. V-Shaped Model
Model ini fokus pada proses eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model
waterfall, tetapi lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini
bahkan ditulis sebelum kode program dibuat.
3. Incremental Model
Model ini melibatkan beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam
pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah dan
melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan pengujian.
TUGAS RINGKASAN MATERI KE 2
ALTERNATIVE APPROACHES TO ACQUIRE IS
1. TRIATNO : 141190306
2. TRIHADI 141190307
3. TUGIYATI : 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO : 141190309
5. YULIANTO AGUS 141190310
:
1. L. James Havery
Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.Sistem
informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai
dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan
SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata
pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”. Sistem merupakan kumpulan
elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan.
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem
informasi manajemen, antara lain :
1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam
organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)
2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi
bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi
menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah
terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di
masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola
maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan
masalah (Mc. Leod, 1995)
3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat
waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan
pengendalian (Stoner, 1996)
3. Analisis Sistem
Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan
kebutuhan.
Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga
diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung
organisasi.
1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa
diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.
Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record,
collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.
Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi
ke sistem.
Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari
pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas
prosesing yang besar dilakukan.
Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala
sistem.
Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah
proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal- hal yang perlu disiapkan
dalam penyusunan proposal ini adalah:
b. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan
diajukan.
d. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin
berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
e. Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi
mengandung hal-hal di atas.
6. Perancangan sistem
Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan
untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun
untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain system :
Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines,
material, money dan methods.
Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama
fase analisis sistem.
Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange,
summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.
a. Pendekatan Klasik
b. Pendekatan Terstruktur
Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk
menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan
informasi berdasarkan transaksi tersebut.
Pendekatan dari ats ke bawah (Top down approach) dimulai dari level atas
organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi yaitu
penentuan output,input, basis data, prosedur operasi dan kontrol.
a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem
harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.
c. Design
d. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya
kepada pengguna.
Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application
Development (RAD) dan Agile Development.
1. Structural Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke fase yang lain
dilakukan secara berurutan.Biasanya sebuah langkah akan diselesaikan terlebih dahulu
sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Keuntungan menggunakan metodologi ini
requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan. Bagian
dari metodologi ini antara lain Waterfall Modeling dan Parallel Development. Berbeda
dengan Waterfall Modeling, Parallel Development memungkinkan beberapa fase dilakukan
secara bersama-sama untuk mempersingkat waktu.
Jenis-jenis Prototyping
Istilah bisnis mengacu pada kegiatan yang dilakukan badan usaha untuk memperoleh
keuntungan atau tujuan dalam rangka pengelolaan entitas yang dikembangkan. Solusi bisnis
mengintegrasikan antara metode penyelesaian masalah pada obyek bisnis tertentu yang
ditimbulkan dari aspek siklus pemrosesan transaksi dengan proses prototyping dan tenaga
kerja divisi.Langkah pengelolaan prototyping dimulai dari identifikasi masalah sampai pada
pengembangan versi produksi. Ada dua komponen personal yang saling bekerja sama yakni
spesialis bisnis, yakni mereka yang berkecimpung atau menjadi penasehat bisnis dan
spesialis teknis yang menggambarkan melalui konsep sistem informasi kebutuhan bisnis
yang diperlukan.Penelusuran proses prototyping mengantarkan analis sistem terhadap suatu
umpan balik dengan metode evaluasi sistem sehingga mencapai kesempurnaan sesuai
dengan karakteristik budaya pemakai.
3. Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi Prototyping.
Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.
3.Agile Development
Bisa dikatakan ini merupakan metodologi yang lebih cepat dalam pengembangan sebuah
sistem informasi. Metodologi ini melakukan perampingan pada proses pemodelan dan
pembuatan dokumentasi. Pengembangan metodologi ini adalah eXtreme Programming dan
Scrum.Cara memilih metodologi pengembangan sistem yang tepat:
Memilih sebuah metodologi bukanlah hal yang mudah dilakukan karena tidak satupun
metodologi yang bisa dikatakan terbaik. Setiap organisasi biasanya memiliki standarisasi
tertentu. Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sebuah
metodologi. Pada gambar berikut ditampilkan komparasi dari metodologi pengembangan
sistem.
Beberapa pertimbangan pemilihan metodologi meliputi; kejelasan kebutuhan pengguna
(clarity user requirement), penguasaan teknologi (familiarity with technology), tingkat
kerumitan sistem (system complexity), tingkat kehandalan sistem (system realibility), waktu
pelaksanaan (short time schedules) dan visibilitas jadwal pelaksanaan (schedule visibility).
Ø Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi merupakan satu bagian yang vital untuk dipertimbangkan dalam
menentukan sebuah metodologi. Familiaritas terhadap teknologi dasar yang tidak memadai
akan menimbulkan pembengkakan waktu dan biaya.
e. Structured Chart
g. Diagram Jackson
Alat yang berbentuk grafik yang umum dapat digunakan dalam semua metodologi
antaralain bagan alir system, bagan alir program, bagan alir proses, bagan organisasi
dll.
a. Teknik Manajemen Proyek, yaitu CPM ( Critical Path Metode ) dan PERT
( Program Evaluation dan Review Techniques ), teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek.
yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan
fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini antara lain
wawancara, observasi, kuesioner dan pengumpulan sample.
c. Teknik analisis biaya/manfaat
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan
dengan pengembangan sistem informasi seperti, biaya pengadaan, biaya
persiapan, biaya proyek dan biaya operasi.
d. Teknik untuk menjalankan rapat
- mendefinisikan masalah
- mengumpulkan ide-ide
Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat
dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan
sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan inspeksi sedangkan
yang tidak formal disebut walkthrough.
• Proses pengembangan sistem
1. Mengidentifikasi masalah
IT STRATEGIC PLANNING
Definisi Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter (2002), perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan
penentuan sasaran atas tujuan organisasi, menyusun strategi secara menyeluruh untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dan mengembangkan hierarki rencana secara
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.Pada intinya
perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai
oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai
tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Definisi Strategi
Menurut Thomson & Strickland (2005, p1), strategi perusahaan adalah strategi yang terdiri
atas langkah-langkah kompetitif dan pendekatan- pendekatan bisnis yang digunakan oleh
manager untuk menarik dan memuaskan pelanggan, bersaing, mengembangkan bisnis,
melaksanakan operasional sehari-hari dan mencapai tujuan yang ditargetkan. Strategi
perusahaan mengindikasikan pilihan-pilihan yang diambil tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan pelanggan, merespon, perubahan-perubahan pasar, berkompetisi,
mengembangkan bisnis,dan bagaimana cara untuk mencapai target.
Perumusan Strategi
Dengan informasi dari analisis lingkungan organisasi, organisasi harus menyesuaikan
kekuatan kepada kesempatan, dan menangani kelemahan dan ancaman eksternal.Untuk
mencapai profitabilitas yang unggul, organisasi berusaha untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif atas para pesaingnya.
Implementasi Strategi
Strategi yang dipilih dilaksanakan dengan program, anggaran, dan prosedur. Pelaksanaan
organisasi melibatkan sumber daya organisasi dan motivasi staf untuk mencapai tujuan. Cara
di mana strategi tersebut diimplementasikan dapat memiliki dampak yang signifikan akan
keberhasilan. Dalam sebuah organisasi besar, pelaku penerapan strategi kemungkinan besar
merupakan orang yang berbeda dari mereka yang merumuskannya
Analysis Tools
Analisis SWOT Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT adalah
analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari
sumber daya internal suatu perusahaan (strength and weaknesses) dan sumber daya
eksternal suatu perusahaan (opportunity and threats).
Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pusat
yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang
secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.Keterbatasan dalam fasilitas,
sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, ketrampilan pemasaran merupakan
sumber dari kelemahan.
Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibanding dengan para
pesaing.
(Ancaman) Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing dalam merebut konsumen.
kekuatan suatu organisasi adalah sumberdaya dan kemampuan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. Contoh dari kekuatan tersebut
mencakup:
• Paten
• Branding image yang kuat
• Reputasi baik di pelanggan
• Akses eksklusif ke sumber daya alam kelas tinggi
• Akses ke distribusi jaringan kunci yang menguntungkan
Kelemahan
Tidak adanya kekuatan tertentu dapat dilihat sebagai kelemahan. Sebagai contoh :
• Kurangnya perlindungan paten
• Branding image lemah
• Miskin reputasi di pelanggan
• Kurangnya akses ke sumber daya alam terbaik
• Kurangnya akses ke saluran distribusi kunci
Peluang
Analisis lingkungan eksternal dapat mengungkapkan peluang baru tertentu untuk
keuntungan dan pertumbuhan. Beberapa contoh peluang tersebut termasuk:
• Kebutuhan pelanggan terpenuhi
• Kedatangan teknologi baru
• Melonggarnya peraturan
• Penghapusan hambatan perdagangan internasional
Ancaman
Perubahan lingkungan eksternal juga dapat hadir ancaman bagi organisasi. Beberapa contoh
ancaman tersebut meliputi:
• Pergeseran selera konsumen dari produk organisasi
• Munculnya produk pengganti
• Baru peraturan
• Hambatan perdagangan meningkat
Matriks SWOT
Porter (David, 2004, p128) memperkenalkan matriks SWOT yang menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Untuk mengembangkan strategi
yang memperhitungkan profil SWOT, matriks faktor ini bisa dibangun. Matriks SWOT (juga
dikenal sebagai Matrix TOWS) adalah sebagai berikut:
• strategi SO, mengejar peluang-peluang yang cocok dengan kekuatan organisasi.
• strategi WO, mengatasi kelemahan untuk mengejar peluang.
• strategi ST, mengidentifikasi cara-cara organisasi menggunakan kekuatan untuk
mengurangi kerentanan terhadap ancaman eksternal.
• strategi WT, membentuk rencana defensif untuk mengatasi dan mencegah
kelemahan organisasi terhadap ancaman eksternal.
Portfolio Aplikasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) portfolio aplikasi adalah cara untuk membawa
bersama sistem informasi yang telah ada, yang direncanakan dan potensial untuk kemudian
menilai kontribusi bisnisnya, umumnya berupa matriks dua-kali-dua, yang merupakan
metode yang sangat populer untuk menjelaskan dampak dari variabel yang tidak berkaitan,
namun saling mempengaruhi.
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
Strategic (Strategis), adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap keberhasilan
bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis adalah aplikasi yang mendukung
perusahaan dengan memberikan keunggulan bersaing.
Key Operational (Kunci Operasional), adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa beroperasi dengan normal
dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.
Support (Pendukung), adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan
efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak memberikan keunggulan
bersaing.
High Potential (Potensi Tinggi), adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang, tapi masih belum terbukti.
Benchmarking
Benchmarking adalah proses yang memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi
praktek terbaik digunakan oleh organisasi manapun di dunia dan menerapkannya dalam
operasi mereka sendiri. Ini adalah prosedur multi- langkah yang membutuhkan armada
profesional untuk menentukan tujuan, mengukur kinerja, mengumpulkan data, dan
mengukur kinerja organisasi terhadap rekan-rekan dan terhadap industri.
IT Strategic Map
IT Strategic Map adalah sebuah representasi visual dan alur logika (sebab akibat) dari
strategi – strategi IT perusahaan, memperlihatkan dengan jelas tujuan (objectives) dari
proses – proses internal penting yang bermanfaat bagi perusahaan, serta aset- aset tak
berwujud (intangible assets) yang diperlukan untuk mendukung proses internal tersebut.
Strategi – strategi perusahaan tidak dapat dengan mudah dilaksanakan karena tidak
dijabarkan secara rinci apa yang harus dilakukan.