Anda di halaman 1dari 33

RINGKASAN MAKALAH TUGAS

PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Disusun oleh :
1. TRIYATNO NIM. 141190306
2. TRIHADI NIM. 141190307
3. TUGIYATINIM. 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO NIM. 141190309
5. YULIANTO AGUS NIM. 141190310

Dosen :
Drs. AGUS SUKARNO, M. Si.

Mata Kuliah :
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA

2021
A. Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu
organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data. Sistem
Informasi Manajemen adalah kunci dari bidang yang menekankan finansial dan personal
manajemen.
 Pengertian system informasi menurut para ahli

“Definisi Sistem Informasi - Menurut Mc leod Sistem Informasi merupakan sistem yang
mempunyai kemampuan untuk mengumpulkan informasi dari semua sumber dan
menggunakan berbagai media untuk menampilkan informasi”

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi organisasi yang bersifat
manajerial dalam kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan
kepada pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan. (Tata Sutabri,
S.Kom., MM, 2005:36)”
 Tujuan sistem informasi
Tujuan dari sistem informasi adalah untuk menghasilkan informasi. Sistem informasi
merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para penggunanya. Data
yang diolah saja pun tidak cukup apabila dikatakan sebagai suatu informasi. Untuk dapat
berguna, maka harus tersedia tiga pilar seperti berikut:

1. Relevance: Tepat kepada orangnya.


2. Timeliness: Tepat waktu
3. Accurate: Akurat atau tepat nilainya

Apabila tiga hal tersebut tidak terpenuhi, maka informasi tidak dapat dikatakan berguna,
melainkan sampah (garbage).
 Fungsi sistem informasi

1. Meningkatkan aksesiblitas data secara efektif dan efisien kepada pengguna, tanpa dengan
perantara sistem informasi
2. Menjamin ketersediaan kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi
secara kritis
3. Memperbaiki produktivitas aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem
4. Menetapkan investasi yang hendak diarahkan pada sistem informasi
5. Mengantisipasi dan memahami akan konsekuensi ekonomi
6. Mengidentifikasi kebutuhan mengenai keterampilan pendukung sistem informasi
7. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif

 Komponen sistem informasi

1. Komponen input: Data yang masuk ke dalam sistem informasi.


2. Komponen model: Kombinasi prosedur, logika, dan model matematika yang memproses
data yang tersimpan pada basis data dengan cara yang sudah di tentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
3. Komponen output: Hasil informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna
untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.
4. Komponen teknologi: Alat dalam sistem informasi, teknologi digunakan dalam
menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan output, serta memantau pengendalian sistem.
5. Komponen basis data: Kumpulan data yang saling berhubungan yang tersimpan di
dalam komputer dengan menggunakan software database.
6. Komponen kontrol: Komponen yang mengendalikan gangguan terhadap sistem
informasi.

 Ciri- Ciri sistem Informasi

1. Baru: Informasi yang didapat adalah baru, dan segar bagi para penerima informasi
2. Tambahan: Informasi dapat diperbaharui atau memberi tambahan terhadap informasi
yang sebelumnya telah hadir
3. Kolektif: Informasi yang dapat menjadi suatu koreksi dari informasi yang salah
sebelumnya
4. Penegas: Informasi yang dapat mempertegas informasi yang sebelumnya telah ada

 Contoh Sistem Informasi :


- Sistem reservasi pesawat terbang
- Sistem untuk menangani penjualan kredit kendaraan bermotor
- Sistem biometric
- Sistem yang dipasang pada tempat-tempat publik yang memungkinkan seseorang
mendapatkan informasi seperti hotel, tempat pariwisata, pertokoan, dan lain-lain
- Sistem layanan akademis berbasis web
 Sifat Sistem Informasi
1. Tidak harus kompleks
2. Bisa saja menggunakan sebuah computer

B. Peran Teknologi Informasi Dalam Dunia pendidikan


Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah mendapatkan
informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi, rekreasi,dan
rohani dan yang terpenting adalah informasi tentang pendidikan. 4 IT (information
technology) adalah pendukung kapabilitas institusi, termasuk institusi pendidikan. Dalam
menyajikan informasi, haruslah komunikatif. Dalam komunikasi pada umumnya,
demikian pula dalam pendidikan, informasi yang tepat disajikan adalah informasi yang
dibutuhkan, yakni yang bermakna dalam arti :
1. Secara ekonomis menguntungkan.
2. Secara teknis memungkinkan dapat dilaksanakan
3. Secara sosial-psikologis dapat diterima sesuai dengan norma dan nilainilai yang ada
4. Sesuai atau sejalan dengan kebijaksanaan/tuntutan perkembangan yang ada

Untuk mendukung proses integrasi didalam pembelajaran maka manajemen sekolah, guru dan
siswa harus memaham 9 prinsip integrasi TIK dalam pembelajaran yang terdiri dari
prinsip-prinsip :
1. Aktif : Memungkinkan siswa dapat terlibat aktif oleh adanya proses belajar yang menarik
dan bermakna.
2. Konstruktif : Memungkinkan siswa dapat menggabungkan ide-ide baru kedalam
pengetahuan yang telah di miliki sebelumnya untuk memahami makna atau keinginan dan
keraguan yang selama ini ada dalam benaknya.
3. Kolaboratif : Memungkinkan siswa dalam satu kelompok atau komunitas dapat bekerja
sama,berbagi ide,saran atau pengalaman,menasehati atau memberi masukan kepada
sesama anggota kelompoknya.
4. Antusiastik : Memungkinkan siswa dapat secara aktif dan anusias untuk berusaha
mencapai apa yang diinginkan
5. Kontekstual : Memungkinkan situasi belajar diarahkan pada proses belajar yang bermakna
(real-world) dan melaui pendekatan problem based dan case-based learning.
6. Dialogis : Memungkinkan proses belajar mengajar secara inherent merupakan suatu
proses sosial dan dialogis dimana siswa memperoleh keuntungan dari proses komunkasi
tersebut baik di dalam maupun di luar sekolah
7. Reflektif : Memungkinkan siswa dapat menyadari apa yang telah dia pelajari dan
merenungkan apa yang telah dipelajarainya sebagai bagian dari proses belajar itu sendiri.
8. Multisensory : Memungkinkan pembelajar dapat di sampaikan untuk beberapa modalitas
belajar (multisensory) baik berupa audio,visual, maupun kinestetik.
9. High order thinking skills training : Memungkinkan untuk melati kemampuan berpikir
tingkat tinggi (seperti problem solving dan pengambilan keputusan) dan secara tidak
langsung juga meningkatkan “ ICT dan media literacy ”

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, bahwa bukti otentik pelaksanaan pembelajaran
berbasis TIK dapat kita cermati dari penyusunan Rencana Pelaksaan Pembelajara (RPP)
dan implementasinya dilaksanakan oleh setiap guru mata pelajaran di sekolah. RPP yang
mengintegrasikan TIK disusun dengan dua pendekatan yaitu pendekatan idealis dan
pendekatan pragmatis.pendekatan idealis dapat dilakukan dengan penentuan topik,lalu
menentukan tujuan pembelajaran yang ingin di capai, dan menentukan aktifitas
pembelajaran dengan memanfaatkan TIK seperti modul,LKS ,VCDDVD,CD-ROOM atau
bahan belajar on line di internet. Sedangkan pendekatan pragmatis dapat dilakukan
dengan dengan mengidentifikasi TIK seperti buku,modul,LKS,VCD-DVD,CD-
ROOM,atau materi on line di internet kemudian menentuka topik yang bisa didukung oleh
keberadaan TIK tersebut selanjutnya menentukan strategi yang akan digunakan untuk
mencapai kompetensi dasar dan indikator pencapain hasil belajar dari topik bahasan
tersebut. Adapun strategi yang digunakan pada dua pendekatan diatas yaitu strategi
pembelajaran berbasis sumber daya, strategi pembelajaran berbasis permasalahan sehari-
hari, strategi pembelajaran berbasis simulasi, strategi pembelajaran berbasis kolaborasi.

C. Konsep Dasar E-Learning


1. Pengertian E-Learning
Istilah E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang
menguraikan tentang definisi E-Learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi
yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001]
yang menyatakan: E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang
memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media
Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain9 . LearnFrame.Com dalam Glossary
of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisiyang lebih luas bahwa E-
Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronikuntuk
mendukung belajar mengajar dengan media Internet, jaringankomputer,maupun komputer
standalone
E-Learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran
dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:
a. E-Learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan,
mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.
b. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan
teknologi internet yang standar.
c. memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma
pembelajaran tradisional (Soekartawi:2003) 12 dengan demikian urgensi teknologi
informasi dapat dioptimalkan untuk pendidikan

2. Fungsi E-Learning
Setidaknya ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (classroom instruction) menurut (Siahaan:2002) 14 , yaitu :
a. Sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya opsional
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini,
tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.

b. Sebagai pelengkap (komplemen)


Dikatakan berfungsi sebagai komplemen, apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di dalam kelas.
Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi pengayaan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional.

c. Sebagai pengganti (substitusi) Dikatakan subtitusi, apabila perguruan tinggi atau sekolah
memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para
mahasiswanya. Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan
perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada tiga alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
a. Sepenuhnya secara tatap muka (konvensional).
b. Sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet.
c. Atau bahkan sepenuhnya melalui internet

3. Manfaat E-Learning
Manfaat E-Learning yaitu mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi
pelajaran. Demikian juga interaksi antara peserta didik dengan dosen/guru/instruktur
maupun antara sesama peserta didik.
Maka kegiatan E-Learning akan memberikan manfaat kepada peserta didik, adapun
manfaatnya yaitu :
1. Belajar di sekolah-sekolah kecil di daerah-daerah miskin untuk mengikuti mata pelajaran
tertentu yang tidak dapat diberikan oleh sekolahnya.
2. Mengikuti program pendidikan keluarga di rumah (home schooling) untuk mempelajari
materi pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh para orang tuanya, seperti bahasa
asing dan keterampilan di bidang komputer.
3. Merasa phobia dengan sekolah, atau peserta didik yang dirawat di rumah sakit maupun di
rumah, yang putus sekolah tetapi berminat melanjutkan pendidikannya, yang dikeluarkan
oleh sekolah, maupun peserta didik yang berada di berbagai daerah atau bahkan yang
berada di luar negeri.
4. Tidak tertampung di sekolah konvensional untuk mendapatkan pendidikan.
Dilihat dari sudut guru, kegiatan E-Learning (Soekartawi, 2002), 16 memiliki beberapa
manfaat yang diperoleh guru/dosen/instruktur antara lain adalah bahwa guru/dosen/
instruktur dapat:
1. Lebih mudah melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung
jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.
2. Mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna peningkatan wawasannya karena
waktu luang yang dimiliki relatif lebih banyak.
3. Mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Bahkan guru/dosen/instruktur juga dapat
mengetahui kapan peserta didiknya belajar, topik apa yang dipelajari, berapa lama sesuatu
topik dipelajari, serta berapa kali topik tertentu dipelajari ulang.
4. Mengecek apakah peserta didik telah mengerjakan soal-soal latihan setelah mempelajari
topik tertentu.
5. Memeriksa jawaban peserta didik dan memberitahukan hasilnya kepada peserta didik.
Pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan bahan belajar elektronik ini perlu
dikuasai terlebih dahulu oleh guru/dosen/instruktur yang akan mengembangkan bahan
belajar elektronik.

D. Inovasi Pembelajaran dengan E-Learning


Untuk menerapkan E-Learning, minimal ada tiga komponen pembentuk ELearning, yaitu:
1. Infrastruktur E-Learning, yaitu dapat berupa personal computer (PC), jaringan komputer,
internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya peralatan teleconference
apabila menggunakan layanan synchronous learning melalui teleconference.
2. Sistem dan aplikasi E-Learning, yaitu sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi
prosesbelajar mengajar konvensional yang meliputi bagaimana manajemen kelas,
pembuatan materi atau konten, forum diskusi, sistem penilaian, sistem ujian dan segala
fitur yang berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat
lunak tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak
yang bersifat opensource sehingga bisa dimanfaatkan dengan mudah dan murah untuk
dikembangkan di sekolah, universitas, atau lembaga pendidikan lainya
3. Konten E-Learning, yaitu konten dan bahan ajar yang ada pada ELearning system
(Learning Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa berbentuk
multimediabased content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau text-based content
(konten berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Konten E-Learning biasa
disimpan dalam LMS sehingga dapat diakses oleh siswa kapanpun dan di manapun.

E. Kelebihan dan Kelemahan E-Learning


1. Kelebihan E-Learning
Adapun kelebihan yang ditawarkan E-Learning antara lain :
a. Biaya Kelebihan pertama E-Learning adalah mampu mengurangi biaya pelatihan.
Organisasiperusahaan atau pendidikan dapat menghemat biaya karena tidak perlu
mengeluarkan dana untuk peralatan kelas seperti penyediaan papan tulis, proyektor dan
alat tulis.
b. Fleksibilitas Waktu E-Learning membuat pelajar dapat menyesuaikan waktu belajar,
karena dapat mengakses pelajaran di Internet kapanpun sesuai dengan waktu yang
diinginkan.
c. Fleksibilitas Tempat Adanya E-Learning membuat pelajar dapat mengakses materi
pelajaran dimana saja, selama komputer terhubung dengan jaringan Internet.
d. Fleksibilitas kecepatan pembelajaran E-Learning dapat disesuaikan dengankecepatan
belajar masingmasing siswa.
e. Efektivitas pengajaran E-Learning merupakan teknologi baru, oleh karena itu pelajar
dapat tertarik untuk mencobanya sehingga jumlah peserta dapat meningkat. E-Learning
yang didesain dengan instructional design mutahir membuat pelajar lebih mengerti isi
pelajaran.
f. Ketersediaan On-demand E-Learning dapat sewaktu-waktu diakses dari berbagai tempat
yang terjangkau Internet, maka dapat dianggap sebagai “buku saku” yang membantu
menyelesaikan tugas atau pekerjaan setiap saat.

2. Kelamahan E-Learning
a. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
b. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
c. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau E-Learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik antara lain dapat disebutkan sebagai
berikut:
d. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa bahkan antar-siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar-mengajar.
e. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya
mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
f. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan
KELOMPOK TUGAS UAS RINGKASAN MATERI 1
SYSTEM DEVELOPMENT

1. TRIATNO : 141190306
2. TRIHADI 141190307
3. TUGIYATI : 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO : 141190309
5. YULIANTO AGUS 141190310
:

Pengertian System Development


Pengertian SDLC adalah siklus atau tahapan yang digunakan dalam
pembuatan/pengembangan suatu sistem informasi agar pengerjaan sistem berjalan secara
terstruktur, efektif dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Dalam pengertian lain, Sistem Development adalah tahapan kerja yang bertujuan untuk
menghasilkan sistem berkualitas tinggi yang sesuai dengan keinginan pelanggan atau tujuan
dibuatnya sistem tersebut.
Pengertian System Development Menurut Ahli
Menurut Prof. Dr. Sri Mulyani, AK., CA. (2017) SDLC adalah proses logika yang digunakan
oleh seorang analis sistem untuk mengembangkan sebuah sistem informasi yang
melibatkan requirments, validation, training dan pemilik sistem.
Fungsi SDLC
Dilihat dari berbagai sisi, System Development memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai
sarana komunikasi antara tim pengembang dengan pemegang kepentingan. System
Development juga berfungsi membagi peranan dan tanggung jawab yang jelas antara
pengembang, desainer, analis bisnis, dan manajer proyek. Fungsi lain dari SDLC ialah dapat
memberikan gambaran input dan output yang jelas dari satu tahap menuju tahap selanjutnya.
Tahapan System Development
System Development berisi tahapan-tahapan yang dikembangkan untuk tujuan tertentu.
Berikut ini tujuh tahapan yang harus dilewati.

1. Tahapan Analisis Sistem


Tahapan pertama, yaitu analisis sistem. Pada tahap ini, sistem akan dianalisis bagaimana akan
dijalankan nantinya. Hasil analisis berupa kelebihan dan kekurangan sistem, fungsi sistem,
hingga pembaharuan yang dapat diterapkan. Bagian ini termasuk dalam bagian perencanaan.
Bagian lain yang termasuk dalam perencanaan ialah alokasi sumber daya, perencanaan
kapasitas, penjadwalan proyek, estimasi biaya, dan penetapan. Dengan demikian, hasil dari
tahap perencanaan ialah rencana proyek, jadwal, estimasi biaya, dan ketentuan. Idealnya
manajer proyek dan pengembang dapat bekerja maksimal pada tahap ini.

2. Tahapan Perancangan Sistem


Setelah persyaratan dipahami, perancang dan pengembang dapat mulai mendesain software.
Tahapan ini akan menghasilkan prototype dan beberapa output lain meliputi dokumen berisi
desain, pola, dan komponen yang diperlukan untuk mewujudkan proyek tersebut.
Setelah spesifikasi, kemudian dilakukan perancangan sistem sebagai tahapan kelanjutannya.
Tahap ini ialah tahap di mana seluruh hasil analisis dan pembahasan tentang spesifikasi sistem
diterapkan menjadi rancangan atau cetak biru sebuah sistem.
3. Tahap Pembangunan Sistem
Pengembangan sistem ialah tahap di mana rancangan mulai dikerjakan, dibuat, atau
diimplementasikan menjadi sistem yang utuh dan dapat digunakan. Jika diibaratkan
bangunan, tahap ini merupakan tahap membangun. Tahap ini memakan waktu cukup lama
karena akan muncul kendala-kendala baru yang mungkin dapat menghambat jalannya
pengembangan sistem. Pada tahapan ini, perancangan bisa saja berubah karena satu atau
banyak hal. Tahap selanjutnya ialah memproduksi perangkat lunak di bawah proses
pengembangan. Menurut metodologi yang sudah digunakan, tahap ini dapat dilakukan dengan
cepat. Output yang dihasilkan pada tahap ini ialah perangkat lunak yang telah berfungsi dan
siap diuji.
4. Tahap Pengujian Sistem
Sesudah sistem selesai dikembangkan, sistem harus melalui pengujian sebelum digunakan
atau dikomersialisasikan. Tahap pengujian sistem harus dijalankan untuk mencoba apakah
sistem yang dikembangkan dapat bekerja optimal atau tidak. Pada tahap ini, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan, seperti kemudahan penggunaan sampai pencapaian tujuan dari
sistem yang sudah disusun sejak perancangan sistem dilakukan. Jika ada kesalahan, tahap
pertama hingga keempat harus diperbarui, diulangi, atau pun dirombak total. Tahap System
Development ialah bagian paling penting dalam rangkaian pembuatan sebuah perangkat
lunak. Karena sangat tidak mungkin mempublikasikan sebuah software tanpa melalui
pengujian terlebih dahulu. Beberapa pengujian yang harus dilewati, antara lain kualitas kode,
tes fungsional, tes integrasi, tes performa, dan tes keamanan.
5. Implementasi
Implementasi dan pemeliharaan merupakan tahap akhir dalam pembuatan SDLC. Di tahap ini
sistem sudah dibuat, diuji coba, dan dipastikan dapat bekerja optimal. Setelah tahap
pembuatan selesai, dilakukan implementasi dan pemeliharaan oleh pengguna. Pemeliharaan
sangat penting untuk memastikan sistem bekerja dengan optimal setiap saat.
Untuk implementasi, langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.

 Melakukan survei dan penilaian terhadap kelayakan sistem yang sudah dikembangkan.
 Menganalisis dan mempelajari sistem yang sudah ada dan sedang berjalan.
 Melakukan pemecahan masalah dalam pengembangan sistem.
 Menentukan penggunaan hardware dan software yang tepat.
 Merancang dan mengembangkan sistem baru.
 Memelihara dan meningkatkan sistem yang baru jika diperlukan..
6. Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem yang sudah dibuat sangat penting untuk referensi di kemudian hari.
Pemeliharaan ialah tahap akhir yang menjadi permulaan fase yang baru yaitu penggunaan.
SDLC belum berakhir di tahap ini. Software yang dihasilkan harus terus dipantau untuk
memastikan ia berjalan sempurna..
1. Model Pengembangan System Development
Model pengembangan ini sangat penting untuk membantu proses pengembangan perangkat
lunak. Terdapat beberapa model pengembangan SDLC yang diikuti oleh berbagai organisasi,
yaitu:
1. Waterfall Model.
Model Waterfall, disebut juga model klasik, memiliki beberapa tahap utama, yaitu analisis
dan rekayasa sistem, perancangan, penulisan program, pengujian, dan pemeliharaan.
2. V-Shaped Model
Model ini fokus pada proses eksekusi dengan cara berurutan. Hampir sama dengan model
waterfall, tetapi lebih menekankan pada tahap pengujian. Prosedur pengujian pada model ini
bahkan ditulis sebelum kode program dibuat.
3. Incremental Model
Model ini melibatkan beberapa siklus pengembangan. Siklus-siklus tersebut dibagi ke dalam
pengulangan-pengulangan kecil. Pengulangan tersebut dapat diatur dengan mudah dan
melewati serangkaian tahap termasuk pengaturan, desain, penerapan, dan pengujian.
TUGAS RINGKASAN MATERI KE 2
ALTERNATIVE APPROACHES TO ACQUIRE IS
1. TRIATNO : 141190306
2. TRIHADI 141190307
3. TUGIYATI : 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO : 141190309
5. YULIANTO AGUS 141190310
:

PENDEKATAN UNTUK MEMBANGUN SISTEM

2.1 MENILAI ALTERNATIF MEMBANGUN SISTEM

1. Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Pengertian Sistem Menurut para ahli :

1. L. James Havery

Menurutnya sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian
komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.Sistem
informasi Manajemen adalah serangkaian sub sistem informasi yang menyeluruh dan
terkoordinasi dan secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga
menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai
dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan

2. Rumusan Sistem Informasi Manajemen

SIM bukan merupakan hal baru. Ruang lingkup SIM sebenarnya tertuang pada tiga kata
pembentuknya, yaitu “sistem”, “informasi”, dan “manajemen”. Sistem merupakan kumpulan
elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha
mencapai suatu tujuan.
Dari ruang lingkup di atas, beberapa ahli telah memberikan rumusan tentang sistem
informasi manajemen, antara lain :
1. SIM adalah pengembagan dan penggunaan sistem-sistem informasi yang efektif dalam
organisasi-organisasi (Kroenke, David, 1989)

2. SIM didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi
bagi beberapa pemakai yang mempunyai kebutuhan yang serupa. Informasi
menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah
terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin terjadi di
masa depan. Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik, laporan
khusus dan output dari simulasi matematika. Informasi digunakan oleh pengelola
maupun staf lainnya pada saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan
masalah (Mc. Leod, 1995)
3. SIM merupakan metode formal yang menyediakan informasi yag akurat dan tepat
waktu kepada manajemen untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dan
membuat organisasi dapat melakukan fungsi perencanaan , operasi secara efektif dan
pengendalian (Stoner, 1996)
3. Analisis Sistem

Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:

 Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu
analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan
kebutuhan.

 Kebutuhan baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga
diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung
organisasi.

 Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.

 Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan

4. Prinsip dasar desain sistem

Ada 2 prinsip dasar desain:

1. Desain sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang bisa
diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam cost.

2. Desain sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki


idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang terpisah
sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per modul. Sebuah sistem
informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem fungsional, a.l: data collection, data
processing, file update, data storage, data retrival, information report dan data
processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:

 Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.

 Akurasi sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record,
collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah semakin akurat.

 Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi
ke sistem.

 Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari
pewaktuan informasi tersebut diperlukan.

 Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal

 Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan


informasi.

 Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.

 Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.

 Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas
prosesing yang besar dilakukan.

 Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala
sistem.

 Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.

 Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.

 File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
 Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.

 Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.

 Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.

5. Langkah-Langkah dalam Proses Desain sistem

 Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya berdasarkan


informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari abstraksi dan karakteristik
keseluruhan kebutuhan informasi sistem.

 Membangun sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa


gambaran sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai
unit sistem.

 Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints). Menerapkan


kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling optimal. Elemen
organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan
adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability, flexibility,
grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan
sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya
organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi optimal di atas; dan
total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot tersebut.

 Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing activities).

Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan input-proses-output. Untuk


menentukan hal ini diperlukan proses iteratif sbb:
a. Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem
(system’s goal)
b. Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
c. Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field
informasi yang diperlukan.
d. Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan
untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
e. Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan
selama pemrosesan input menjadi output.

 Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah
proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal- hal yang perlu disiapkan
dalam penyusunan proposal ini adalah:

 a. Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk


tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain
sistem.

b. Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan
diajukan.

c. Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan


merawat sistem.

d. Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin
berpengaruh terhadap desain sistem akhir.

e. Sedangkan format dari proposal desain ini sangat berfariasi akan tetapi
mengandung hal-hal di atas.

6. Perancangan sistem

Analisis sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain digunakan
untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada bagaimana system dibangun
untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain system :

 Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines,
material, money dan methods.

 Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama
fase analisis sistem.

 Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.

 Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau


computer base.

 Operasi data. Ada beberapa operasi dasar data, a.l: capture, classify, arrange,
summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.

 Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.

2.2 PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM

Terdapat beberapa pendekatan dalam pengembangan system,antara lain :

a. Pendekatan Klasik

Disebut juga pendekatan tradisional/ konvensional. Pendekatan klasik


mengembangkan sistem dengan tahapan-tahapan system life cycle. Pendekatan ini
menekankan bahwa pengembangan akan berhasilbila mengikuti tahapan pada
Sistem Life Cycle.
Permasalahan yang dapat timbul pada pendekatan klasik :
1.Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit
2. Biaya perawatan dan pemeliharaan sistem akan menjadi mahal

3. Kemungkinan kesalahan sistem besar

4. Keberhasilan sistem kurang terjamin

b. Pendekatan Terstruktur

Pendekatan terstruktur akan dilengkapi dengan alat-alat dan teknik-teknik yang


dibutuhkan dalam pengembangan sistem, sehingga hasil akhir dari sistem yang
dikembangkan akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik
dan jelas. Beberapa metodologi pengembangan sistem yang terstruktur telah banyak
yang diperkenalkan dalam buku-buku maupun perusahaan-perusahaan konsultan
pengembang sistem. Metodologi ini memperkenalkan penggunaa alat-alat dan
teknik-teknik
Keuntungan pendekatan terstruktur :

a. Mengurangi kerumitan masalah

b. Konsep mengarah pada sistem yang ideal


c. Standarisasi

d. Orientasi kemassa datang

e. Mengurangi ketergantungan pada desainer

c. Pendekatan dari bawah ke atas

Pendekatan ini dimulai dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana
transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk
menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan
informasi berdasarkan transaksi tersebut.

d. Pendekatan dari atas ke bawah

Pendekatan dari ats ke bawah (Top down approach) dimulai dari level atas
organisasi, yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan
mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi. Langkah selanjutnya dari
pendekatan ini adalah dilakukannya analisis kebutuhan informasi. Setelah
kebutuhan informasi ditentukan, maka proses turun ke pemrosesan transaksi yaitu
penentuan output,input, basis data, prosedur operasi dan kontrol.

e. Pendekatan Sepotong ( placemeal approach )

Pengembangan yang menekankan pada suatu kegiatan tertentu tanpa


memperhatikan posisinya/sasaran di sistem informasi secara global.
f. Pendekatan sistem ( sistem approach )

Memperhatikan sistem informasi sebagai satu kesatuan terintregasi untuk masing-


masing kegiatan aplikasinya dadn menekankan sasaran organisasinya secara global.

g. Pendekatan sistem menyeluruh ( total sistem approach )

Pendekatan pengembangan sistem serentak secara menyeluruh sehingga menjadi


sulit untuk dikembangkan ( ciri klasik ).
h. Pendekatan modular ( Modular approach )

Pendekatan dengan memecah sistem komplek menjadi modul yang sederhana


sehingga sistem lebih mudah dipahami dan dikembangkan, tepat waktu, mudah di
pelihara ( ciri terstruktur ).
i. Lompatan jauh

Pendekatan yang menerangkan perubahan menyeluruh secara serentak


menggunakan teknologi canggih sehingga mengandung resiko tinggi, terlalu mahal,
sulit dikembangkan karena terlalu komplek.
j. Pendekatan berkembang

Pendekatan yang menerapkan teknologi canggih hanya untuk aplikasi yang


memerlukan saja dan terus dikembangkan untuk periode berikutnya mengikuti
kebutuhan dan teknologi yang ada
2.3 MENILAI SOLUSI KE PERMASALAHAN YANG DICIPTAKAN OLEH
PENDEKATAN
Dalam pengembangan sebuah sistem, kita mengenal konsep SDLC (system
development life cycle). Secara global definisi SDLC dapat dikatakan sebagai suatu
proses berkesinambungan untuk menciptakan atau merubah sebuah sistem,
merupakan sebuah model atau metodologi yang digunakan untuk melakukan
pengembangan sistem. Dapat dikatakan dalam SDLC merupakan usaha bagaimana
sebuah sistem informasi dapat mendukung kebutuhan bisnis, rancangan &
pembangunan sistem serta delivering-nya kepada pengguna. Secara umum, tahapan
SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi.

a. Planning
Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem
harus dibuat.
b. Analysis
Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih
menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat.

c. Design

Sedangkan pada proses desain lebih menekankan kepada bagaimana


sistem akan berjalan.

d. Implementation
Tahap terakhir dilanjutkan dengan fase implementasi yaitu proses delivery-nya
kepada pengguna.
Beberapa metodologi yang biasa dikenal antara lain Structural Design, Rapid Application
Development (RAD) dan Agile Development.

1. Structural Design
Merupakan sebuah metode pengembangan sistem dimana antara satu fase ke fase yang lain
dilakukan secara berurutan.Biasanya sebuah langkah akan diselesaikan terlebih dahulu
sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Keuntungan menggunakan metodologi ini
requirement harus didefinisikan lebih mendalam sebelum proses coding dilakukan. Bagian
dari metodologi ini antara lain Waterfall Modeling dan Parallel Development. Berbeda
dengan Waterfall Modeling, Parallel Development memungkinkan beberapa fase dilakukan
secara bersama-sama untuk mempersingkat waktu.

2. Rapid Application Development (RAD)


Metodologi ini melakukan beberapa penyesuaian terhadap SDLC pada beberapa bagian
sehingga lebih cepat untuk sampai ke tangan pengguna. metodologi ini biasanya
mensyaratkan beberapa teknik dan alat2 khusus agar proses bisa cepat, misalnya melakukan
sesi joint application development (JAD), penggunaan alat-alat computer aided software
engineering (CASE Tool s), kode generator dan lain-lain.

Beberapa kategori RAD misalnya Phased Development, Prototyping dan Throw-away


Prototyping.

1. Phased Development membagi sistem secara keseluruhan menjadi beberapa versi


sistem. Setelah desain untuk versi pertama selesai maka akan dilanjutkan ke
implementasi. Setelah versi pertama terselesaikan, maka pengembang akan memulai
lagi ke versi selanjutnya.

2. Metodologi prototyping melakukan analisis, desain dan implementasi secara


bersamaan, kemudian dilakukan secara berulang-ulang untuk mendapat review dari
pengguna. Sebuah prototiping adalah sebuah sistem dalam fungsi yang sangat
minimal.

Jenis-jenis Prototyping

Aplikasi pendekatan prototyping dapat dilakukan pada kondisi sebagai berikut:

1. Patched-Up Prototype: Pendekatan ini mengacu pada bagaimana mengkonstruksi


sebuah sistem yang bekerja dengan cara adopsi.
2. Non operational Prototype: Pendekatan ini dibangun untuk menguji aspek-aspek
tertentu dari desain agar dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan
3. First of Series Prototype: Model pendekatan ini mengacu pada pilot project

4. Selected Features Prototype: Konsep ini mengacu pada fitur-fitur terseleksi


sehingga didapat alternative solusi terbaik

Solusi Prototyping Untuk Masalah Bisnis

Istilah bisnis mengacu pada kegiatan yang dilakukan badan usaha untuk memperoleh
keuntungan atau tujuan dalam rangka pengelolaan entitas yang dikembangkan. Solusi bisnis
mengintegrasikan antara metode penyelesaian masalah pada obyek bisnis tertentu yang
ditimbulkan dari aspek siklus pemrosesan transaksi dengan proses prototyping dan tenaga
kerja divisi.Langkah pengelolaan prototyping dimulai dari identifikasi masalah sampai pada
pengembangan versi produksi. Ada dua komponen personal yang saling bekerja sama yakni
spesialis bisnis, yakni mereka yang berkecimpung atau menjadi penasehat bisnis dan
spesialis teknis yang menggambarkan melalui konsep sistem informasi kebutuhan bisnis
yang diperlukan.Penelusuran proses prototyping mengantarkan analis sistem terhadap suatu
umpan balik dengan metode evaluasi sistem sehingga mencapai kesempurnaan sesuai
dengan karakteristik budaya pemakai.
3. Throwaway Prototyping hampir sama dengan metodologi Prototyping.
Perbedaannya bahwa pada metodologi ini, analisis dilakukan lebih mendalam lagi.

3.Agile Development
Bisa dikatakan ini merupakan metodologi yang lebih cepat dalam pengembangan sebuah
sistem informasi. Metodologi ini melakukan perampingan pada proses pemodelan dan
pembuatan dokumentasi. Pengembangan metodologi ini adalah eXtreme Programming dan
Scrum.Cara memilih metodologi pengembangan sistem yang tepat:
Memilih sebuah metodologi bukanlah hal yang mudah dilakukan karena tidak satupun
metodologi yang bisa dikatakan terbaik. Setiap organisasi biasanya memiliki standarisasi
tertentu. Sebenarnya banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan dalam pemilihan sebuah
metodologi. Pada gambar berikut ditampilkan komparasi dari metodologi pengembangan
sistem.
Beberapa pertimbangan pemilihan metodologi meliputi; kejelasan kebutuhan pengguna
(clarity user requirement), penguasaan teknologi (familiarity with technology), tingkat
kerumitan sistem (system complexity), tingkat kehandalan sistem (system realibility), waktu
pelaksanaan (short time schedules) dan visibilitas jadwal pelaksanaan (schedule visibility).

Ø Kejelasan kebutuhan pengguna


Jika pada suatu saat kita dihadapkan pada kondisi ketidakjelasan kebutuhan pengguna,
maka metodologi RAD berbasis prototipe dan prototipe sekali pakai (throwaway
prototyping) merupakan salah satu metodologi yang tepat untuk digunakan.

Ø Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi merupakan satu bagian yang vital untuk dipertimbangkan dalam
menentukan sebuah metodologi. Familiaritas terhadap teknologi dasar yang tidak memadai
akan menimbulkan pembengkakan waktu dan biaya.

2.4 ALAT YANG DIGUNAKAN DALAM METODOLOGI PENGEMBANGAN


SISTEM
Metodologi pengembangna sistem terstrukur membutuhkan alat dan teknik. Alat yang
digunakan dalam suatu metodologi umumnya berupa gambar atau diagram atau grafik agar
mudah dimengerti. Selain berbentuk gambar, alat yang digunakan juga tidak berupa gambar
misalnya kamus data, struktur inggris, pseudocode atau formulir-formulir untuk mencatat
atau menyajikan data.

1. Alat pengembangan sistem yang berbentuk grafik diantaranya :

a. Diagram HIPO ( Hierarchy plus Input-Proses-Output )


Untuk mempresentasikan hierarki modul-modul program tidak termasuk
dokumentasi interface antar modul

b. Diagram aliran data ( DFD/ data Flow Diagram )

c. Diagram keterhubungan entitas ( ERD/ Entity Relationship Diagram )

d. Diagram perubahan status ( STD/ State Transaction Diagram )

e. Structured Chart

Untuk mempresentasikan hirarki modul-modul program termasuk interface antar


modul.

f. Diagram SATD ( Structure Analysis and desaign Techniques )

Diagram Warnier/ Orr Untuk mempresentasikan struktur program dari gambaran


umum sampai detail.

g. Diagram Jackson

Alat yang berbentuk grafik yang umum dapat digunakan dalam semua metodologi
antaralain bagan alir system, bagan alir program, bagan alir proses, bagan organisasi
dll.

• Teknik Pengembangan Sistem yang dapat digunakan pada semua


metodologi:

a. Teknik Manajemen Proyek, yaitu CPM ( Critical Path Metode ) dan PERT
( Program Evaluation dan Review Techniques ), teknik ini digunakan untuk
penjadwalan proyek.

b. Teknik menemukan fakta,

yaitu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data dan menemukan
fakta dalam kegiatan mempelajari sistem yang ada. Teknik ini antara lain
wawancara, observasi, kuesioner dan pengumpulan sample.
c. Teknik analisis biaya/manfaat

adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung biaya yang berhubungan
dengan pengembangan sistem informasi seperti, biaya pengadaan, biaya
persiapan, biaya proyek dan biaya operasi.
d. Teknik untuk menjalankan rapat

Tujuan dari rapat dalam pengembangan sistem diantaranya adalah untuk :

- mendefinisikan masalah

- mengumpulkan ide-ide

- memecahkan permasalahan dan konflik

- menganalisis kemajuan proyek

- mengumpulkan data atau fakta


e. Teknik Inspeksi/walkthrough

Proses dari analisis dan desain sistem harus diawasi. Pengawasan ini dapat
dilakukan dengan cara memverifikasi hasil dari setiap tahap pengembangan
sistem. Verifikasi hasil kerja secara formal disebut dengan inspeksi sedangkan
yang tidak formal disebut walkthrough.
• Proses pengembangan sistem

Proses pengembangan sistem mengikuti pendekatan pemecahan masalah.


Pendekatan tersebut biasanya terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

1. Mengidentifikasi masalah

2. Manganalisis dan memahami masalah

3. Mengidentifikasi persyaratan dan harapan solusi

4. Mengidentifikasi solusi alternatif dan memilih tindakan yang terbaik

5. Mendesain solusi yang dipilih

6. Mengimplementasikan solusi yang dipilih

7. Mengevaluasi hasilnnya (Jika masalah tidak terpecahkan, kembali kelangkah


1 atau 2
TUGAS RINGKASAN MATERI KE 3
IT STRATEGIC PLANNING
1. TRIATNO : 141190306
2. TRIHADI 141190307
3. TUGIYATI : 141190308
4. YOHANES ARIO BASWORO : 141190309
5. YULIANTO AGUS 141190310
:

IT STRATEGIC PLANNING
Definisi Perencanaan
Menurut Robbins dan Coulter (2002), perencanaan adalah suatu proses yang melibatkan
penentuan sasaran atas tujuan organisasi, menyusun strategi secara menyeluruh untuk
mencapai sasaran yang ditetapkan dan mengembangkan hierarki rencana secara
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan kegiatan.Pada intinya
perencanaan dibuat sebagai upaya untuk merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai
oleh sebuah organisasi atau perusahaan serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai
tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.

Definisi Strategi
Menurut Thomson & Strickland (2005, p1), strategi perusahaan adalah strategi yang terdiri
atas langkah-langkah kompetitif dan pendekatan- pendekatan bisnis yang digunakan oleh
manager untuk menarik dan memuaskan pelanggan, bersaing, mengembangkan bisnis,
melaksanakan operasional sehari-hari dan mencapai tujuan yang ditargetkan. Strategi
perusahaan mengindikasikan pilihan-pilihan yang diambil tentang bagaimana perusahaan
mendapatkan pelanggan, merespon, perubahan-perubahan pasar, berkompetisi,
mengembangkan bisnis,dan bagaimana cara untuk mencapai target.

Definisi Teknologi Informasi


Menurut Thomson dan Cats-Baril (2003, p3), teknologi informasi adalah perangkat keras dan
piranti lunak yang dikemas sebagai sebuah alat untuk menangkap, menyimpan, memproses
dan menghasilkan digital.

Proses IT Strategic Planning


Dalam lingkungan bisnis yang sangat kompetitif saat ini, perencanaan anggaran yang
berorientasi prakiraan tidak cukup untuk menjamin daya tahan dan keunggulan organisasi.
Organisasi harus terlibat dalam perencanaan strategis yang secara jelas mendefinisikan
tujuan dan mempertimbangkan internal dan eksternal untuk merumuskan dan menerapkan
strategi, mengevaluasi kemajuan, dan membuat penyesuaian yang diperlukan untuk tetap
pada jalur pencapaian tujuannya.

Misi dan Tujuan


Pernyataan visi misi menggambarkan bisnis, nilai-nilai , tujuan visioner organisasi yang
dijadikan panduan masa depan. Dipandu oleh visi bisnis, para pemimpin organisasi dapat
menentukan tujuan keuangan dan strategis yang terukur. Tujuan finansial melibatkan
ukuran seperti target penjualan dan pertumbuhan laba. Tujuan Strategis yang terkait dengan
posisi bisnis organisasi, dan dapat mencakup tindakan seperti pangsa pasar dan reputasi.

Analisis lingkungan organisasi.


Analisis lingkungan organisasi termasuk komponen-komponen berikut:
 Analisis internal organisasi , Analisis internal dapat mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan organisasi
 Analisis ekternal organisasi, Analisis eksternal menunjukkan peluang dan ancaman.

Perumusan Strategi
Dengan informasi dari analisis lingkungan organisasi, organisasi harus menyesuaikan
kekuatan kepada kesempatan, dan menangani kelemahan dan ancaman eksternal.Untuk
mencapai profitabilitas yang unggul, organisasi berusaha untuk mengembangkan
keunggulan kompetitif atas para pesaingnya.

Implementasi Strategi
Strategi yang dipilih dilaksanakan dengan program, anggaran, dan prosedur. Pelaksanaan
organisasi melibatkan sumber daya organisasi dan motivasi staf untuk mencapai tujuan. Cara
di mana strategi tersebut diimplementasikan dapat memiliki dampak yang signifikan akan
keberhasilan. Dalam sebuah organisasi besar, pelaku penerapan strategi kemungkinan besar
merupakan orang yang berbeda dari mereka yang merumuskannya

Evaluasi & Pengendalian


Pelaksanaan strategi harus dipantau dan penyesuaian yang dilakukan sesuai kebutuhan.
Evaluasi dan kontrol terdiri dari langkah-langkah berikut:
1. Tentukan parameter yang diukur
2. Tentukan target nilai untuk parameter tersebut
3. Melakukan pengukuran
4. Bandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditetapkan dan membuat
perubahan yang perlu

Analysis Tools
Analisis SWOT Menurut Pearce dan Robinson (2000, p202-204), analisis SWOT adalah
analisis yang berdasarkan pada anggapan bahwa suatu strategi yang efektif berasal dari
sumber daya internal suatu perusahaan (strength and weaknesses) dan sumber daya
eksternal suatu perusahaan (opportunity and threats).
Jadi, analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan
faktor internal kekuatan dan kelemahan.
 Strength (Kekuatan)
Suatu keunggulan sumber daya yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pusat
yang dilayani atau hendak dilayani oleh perusahaan kekuasaan yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dibandingkan dengan pesaing.
 Weakness (Kelemahan)
Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan dan kemampuan yang
secara serius menghalangi kinerja efektif perusahaan.Keterbatasan dalam fasilitas,
sumber daya keuangan, kemampuan manajemen, ketrampilan pemasaran merupakan
sumber dari kelemahan.
 Opportunity (Peluang)
Adalah suatu daerah kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara
menguntungkan dan untuk merebut lebih banyak konsumen dibanding dengan para
pesaing.
 (Ancaman) Tantangan dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahaan dari para
pesaing dalam merebut konsumen.
kekuatan suatu organisasi adalah sumberdaya dan kemampuan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan keunggulan kompetitif. Contoh dari kekuatan tersebut
mencakup:
• Paten
• Branding image yang kuat
• Reputasi baik di pelanggan
• Akses eksklusif ke sumber daya alam kelas tinggi
• Akses ke distribusi jaringan kunci yang menguntungkan
Kelemahan
Tidak adanya kekuatan tertentu dapat dilihat sebagai kelemahan. Sebagai contoh :
• Kurangnya perlindungan paten
• Branding image lemah
• Miskin reputasi di pelanggan
• Kurangnya akses ke sumber daya alam terbaik
• Kurangnya akses ke saluran distribusi kunci
Peluang
Analisis lingkungan eksternal dapat mengungkapkan peluang baru tertentu untuk
keuntungan dan pertumbuhan. Beberapa contoh peluang tersebut termasuk:
• Kebutuhan pelanggan terpenuhi
• Kedatangan teknologi baru
• Melonggarnya peraturan
• Penghapusan hambatan perdagangan internasional
Ancaman
Perubahan lingkungan eksternal juga dapat hadir ancaman bagi organisasi. Beberapa contoh
ancaman tersebut meliputi:
• Pergeseran selera konsumen dari produk organisasi
• Munculnya produk pengganti
• Baru peraturan
• Hambatan perdagangan meningkat
Matriks SWOT
Porter (David, 2004, p128) memperkenalkan matriks SWOT yang menggambarkan secara
jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Untuk mengembangkan strategi
yang memperhitungkan profil SWOT, matriks faktor ini bisa dibangun. Matriks SWOT (juga
dikenal sebagai Matrix TOWS) adalah sebagai berikut:
• strategi SO, mengejar peluang-peluang yang cocok dengan kekuatan organisasi.
• strategi WO, mengatasi kelemahan untuk mengejar peluang.
• strategi ST, mengidentifikasi cara-cara organisasi menggunakan kekuatan untuk
mengurangi kerentanan terhadap ancaman eksternal.
• strategi WT, membentuk rencana defensif untuk mengatasi dan mencegah
kelemahan organisasi terhadap ancaman eksternal.

Critical Success Factor


Rockart (Ward and Peppard, 2002, p209) mendefinisikan CSF sebagai area tertentu dalam
perusahaan, diamana jika hasil dari area tersebut memuaskan, maka akan menjamin
keberhasilan perusahaan dalam bersaing. Area tersebut adalah area kunci dimana ’sesuatu
harus berjalan dengan baik dan benar’. Sehingga keberhasilan bisnis dapat dicapai dan terus
berkembang. Manfaat dari analisis CSF menurut Ward and Peppard (2002, p209)
adalah sebagai berikut:
1. Analisis CSF merupakan teknik yang paling efektif dalam melibatkan manajemen senior
dalam mengembangkan strategi sistem informasi. Karena CSF secara keseluruhan telah
berakar pada bisnis dan memberikan komitmen bagi manajemen puncak dalam
menggunakan sistem informasi, yang diselaraskan dengan pencapaian tujuan
perusahaan melalui area bisnis yang kritis.
2. Analisis CSF menghubungkan proyek SI yang akan diimplementasikan dengan tujuannya,
dengan demikian sistem informasi nantinya akan dapat direalisasikan agar sejalan
dengan strategi bisnis perusahaan.
3. Analisis CSF sangat berguna dalam perencanaan sistem informasi pada saat strategi
bisnis tidak berjalan sesuai dengan tujuan perusahaan, dengan memfokuskan pada
masalah-masalah tertentu yang paling kritis.
4. Analisis CSF sangat berguna apabila digunakan sejalan dengan analisis value chain dalam
mengidentifikasi proses yang paling kritis, serta memberikan fokus pada pencapaian
tujuan melalui kegiatan- kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan.

Balanced Scored Card


Menurut Kaplan dan Nortron , balanced scorecard adalah perencanaan strategis dan
manajemen sistem yang digunakan secara luas dalam bisnis dan industri, pemerintah, dan
organisasi nirlaba di seluruh dunia untuk menyelaraskan kegiatan bisnis untuk Visi dan
strategi organisasi, memperbaiki internal dan eksternal komunikasi, dan memonitor kinerja
organisasi terhadap tujuan strategis. Tua balanced scorecard hanya mempertahankan dari
perspektif keuangan yang merekam masa lalu dan langsung terlibat pada pendapatan
organisasi
1. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
2. Perspektif proses bisnis.
3. Perspektif pelanggan.
4. Perspektif keuangan.

Portfolio Aplikasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p299) portfolio aplikasi adalah cara untuk membawa
bersama sistem informasi yang telah ada, yang direncanakan dan potensial untuk kemudian
menilai kontribusi bisnisnya, umumnya berupa matriks dua-kali-dua, yang merupakan
metode yang sangat populer untuk menjelaskan dampak dari variabel yang tidak berkaitan,
namun saling mempengaruhi.
Kategori dalam portfolio aplikasi adalah sebagai berikut :
 Strategic (Strategis), adalah aplikasi yang memiliki pengaruh kritis terhadap keberhasilan
bisnis perusahaan di masa mendatang. Aplikasi strategis adalah aplikasi yang mendukung
perusahaan dengan memberikan keunggulan bersaing.
 Key Operational (Kunci Operasional), adalah aplikasi yang menunjang kelangsungan
bisnis perusahaan. Apabila terhenti, perusahaan tidak bisa beroperasi dengan normal
dan ini akan mengakibatkan menurunnya keunggulan perusahaan.
 Support (Pendukung), adalah aplikasi yang mendukung perusahaan dalam meningkatkan
efisiensi bisnis dan efektifitas manajemen, namun tidak memberikan keunggulan
bersaing.
 High Potential (Potensi Tinggi), adalah aplikasi yang mungkin dapat menciptakan
peluang keunggulan bagi perusahaan di masa mendatang, tapi masih belum terbukti.

Benchmarking
Benchmarking adalah proses yang memungkinkan perusahaan untuk mengidentifikasi
praktek terbaik digunakan oleh organisasi manapun di dunia dan menerapkannya dalam
operasi mereka sendiri. Ini adalah prosedur multi- langkah yang membutuhkan armada
profesional untuk menentukan tujuan, mengukur kinerja, mengumpulkan data, dan
mengukur kinerja organisasi terhadap rekan-rekan dan terhadap industri.

Berikut ini adalah pendekatan langkah-demi-langkah :


 Langkah satu dan dua membutuhkan mendefinisikan tujuan dan pengukuran kinerja.
Sebuah mengukur kinerja, misalnya, akan pemanfaatan peralatan dalam mil atau jam.
Keandalan-atribut kinerja akan mencakup jumlah kerusakan; mengukur kinerja akan jam
dan mil per rincian. Keselamatan ini memerlukan kompilasi-jumlah kecelakaan selama
periode waktu tertentu dan membandingkan jumlah itu dengan jutaan mil didorong.
Ukuran kinerja akan persentase adalah pelanggan yang puas.
 Langkah ketiga memerlukan pengumpulan data dari berbagai sumber, termasuk data
kinerja historis, data industri, standar yang diterbitkan, informasi dari organisasi rekan,
syarat kontrak kinerja, dan harga penjual.
 Langkah keempat adalah mengukur kinerja. Menentukan pemeliharaan dan biaya
perbaikan, misalnya, akan mencakup biaya tenaga kerja.
 Langkah ke lima adalah mengevaluasi kondisi dan praktek. Sebagai bagian dari langkah
ini, ada beberapa faktor yang mendorong efisiensi dan produktivitas pekerja. Komposisi
armada adalah salah satu dari mereka. Usia dan kondisi peralatan armada lain, seperti
armada pemanfaatan dan operasi, tingkat staf, fasilitas dan peralatan, dan manajemen
pemeliharaan dan praktek operasi.
 Langkah enam dan tujuh memerlukan survei rekan-rekan Anda, dan membandingkan
kondisi dan praktek. "Pekerja efisiensi dan praktek secara langsung dipengaruhi oleh
keadaan," kata Perrine. Keadaan seperti itu termasuk ukuran dan tata letak fasilitas,
bagaimana teknologi informasi digunakan, struktur klasifikasi dan organisasi,
pengawasan, pelatihan dan sertifikasi, membayar kinerja, pembelian suku cadang dan
pasokan, dan outsourcing.
 Langkah delapan adalah implementasi strategi perbaikan. Hal ini dapat dilakukan melalui
waktu pelaporan, blok tugas waktu, jaminan kualitas, standar waktu dan tugas,
pelaporan cacat, dan penjadwalan kerja.

IT Strategic Map
IT Strategic Map adalah sebuah representasi visual dan alur logika (sebab akibat) dari
strategi – strategi IT perusahaan, memperlihatkan dengan jelas tujuan (objectives) dari
proses – proses internal penting yang bermanfaat bagi perusahaan, serta aset- aset tak
berwujud (intangible assets) yang diperlukan untuk mendukung proses internal tersebut.
Strategi – strategi perusahaan tidak dapat dengan mudah dilaksanakan karena tidak
dijabarkan secara rinci apa yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai