Anda di halaman 1dari 3

NASKAH CERAMAH

Peran Generasi Muda dalam Penguatan Keharmonisan/ Kerukunan Antar Umat Beragama

‫السالم عليكم ورحمة الله وبركاته‬


‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
‫ والصالة والسالم على أشرف االنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى آله‬. َ‫ب ْالعٰ لَ ِميْن‬
ِ ‫ا َ ْل َح ْمدُ ِللّٰ ِه َر‬
:‫ أما بعد‬.‫وصحبه أجمعين‬
Hadirin, hadirat, saudara (i) yang berbahagia

Segala puji hanya milik Allah SWT. yang telah memberikan berbagai nikmat kepada kita.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah saw. Rasul penebar rahmat dan panutan
bagi umat Islam dalam segala hal.
Indonesia memiliki masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat tidak hanya
karena keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tetapi juga dalam hal agama. Adapun agama yang
resmi di Indonesia adalah agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan Konghucu.
Tahun 1979, terlaksana Konferensi Agama Internasional di kota Vatikan Roma, yang
menjadi peserta adalah tokoh agama sedunia. Dalam konferensi tersebut terungkap bahwa Indonesia
patut dijadikan model dalam kehidupan keharmonisan antar umat beragama. Pengakuan tersebut
harus tetap kita jaga agar negara Indonesia yang tercinta ini tetap aman dan damai oleh karena itu,
agar perbedaan agama tidak melahirkan pertikaian, sebagai generasi muda kita harus menjaga
keharmonisan atau kerukunan antar umat beragama. Mengingat betapa pentingnya hal tersebut,
maka pada kesempatan ini saya akan membahas tema: Peran Generasi Muda dalam Penguatan
Keharmonisan Antar Umat Beragama.

Hadirin dan hadirat yang berbahagia


Kita ketahui bersama bahwa permusuhan yang dipicu isu agama merupakan salah satu
penyebab utama yang dapat membuat masyarakat di suatu negara terpecah belah, saling mencurigai,
bertikai yang akhirnya berujung pada permusuhan yang berkepanjangan.
Banyak negara di dunia hancur akibat pertikaian terkait oleh isu agama yang tidak bisa
ditangani dan diselesaikan dengan baik, antara lain seperti konflik antara Palestina dengan Israel
yang hingga sekarang belum ada penyelesaian, ISIS di Suriah dan diberbagai negara di Timur
Tengah, konflik Rohingya di Myanmar, dan masih banyak lagi konflik-konflik antar agama.
Demikian pula di Indonesia, isu agama menjadi isu sensitif yang menyebabkan terjadinya
beberapa konflik. Seperti konflik antar agama di Ambon Maluku yang terjadi pada tahun 1999.
Kerusuhan di Poso Sulawesi Tengah yang terjadi pada tahun 1998 dan 2000 telah menelan banyak
korban jiwa, warga mengungsi mencari perlindungan.
Indonesia memang bukan negara agama, akan tetapi penduduknya umat beragama. Sebagai
umat beragama, kita harus saling menghormati. Tidak ada paksaan dalam memeluk agama begitu
juga tidak boleh menyebarkan agama kepada orang yang sudah beragama sebagaimana firman Allah
swt. dalam QS al-Baqarah/2: 256

... ‫الدي ِۗ ِْن‬


ِ ‫ال اِ ْك َراهَ ِفى‬
َٓ
Terjemahnya:
Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam),

Dalam QS al-Kafirun/ 109: 6 Allah SWT. berfirman:

َ ‫لَ ُك ْم ِد ْينُكُ ْم َو ِل‬


ࣖ ‫ي ِدي ِْن‬
Terjemahnya:
Untukmu agamamu dan untukku agamaku.

Ayat di atas telah memberikan gambaran tentang batasan-batasan dalam hubungan antar
umat beragama. Dalam persoalan akidah, Islam telah memiliki garis yang tegas, adapun dalam
persoalan muamalah tidak ada larangan. Bahkan Islam menganjurkan umatnya untuk berbuat baik
kepada non muslim.
Saudara seiman dan sekeyakinan yang saya muliakan
Menciptakan kerukunan umat beragama mulai tingkat daerah sampai pusat merupakan
kewajiban seluruh warga negara utamanya para generasi muda. Saudaraku, mari kita bertanggung
jawab mengenai ketenteraman, keamanan, dan ketertiban termasuk memfasilitasi terwujudnya
kerukunan umat beragama, memperkuat keharmonisan, saling pengertian, menghormati, dan saling
percaya di antara umat beragama.
Menteri Agama periode 1978-1983 H. Alamsyah Ratu Perwiranegara pun telah mencetuskan
tri kerukunan agar tercipta kerukunan dan keharmonisan antar pemeluk agama di Indonesia yaitu
kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama dan kerukunan antar umat
beragama dengan pemerintah.
Sementara di dalam QS al-An’am/6 :108 Allah SWT. memberikan petunjuk agar kerukunan
umat beragama tetap terjalin dengan baik,
‫عدْ ًوا ِبغَي ِْر ِع ْل ِۗم‬
َ َ‫سبُّوا اللّٰه‬ ُ ْ‫سبُّوا الَّ ِذيْنَ يَد‬
ُ َ‫ع ْونَ ِم ْن د ُْو ِن اللّٰ ِه فَي‬ ُ َ ‫َو َال ت‬
Terjemahnya:
Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka
nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan...

Muhammad Áli al-Sabuni dalam kitab Safwah al-Tafasir menafsirkan ayat di atas bahwa
Allah swt. melarang memaki tuhan-tuhan (patung-patung sembahan) orang-orang musyrik karena
mereka pasti membalas memaki Allah SWT. karena kebodohan dan kebencian disebabkan mereka
tidak mengetahui keagungan Allah SWT.
Sebagai kesimpulan, kerukunan antar umat beragama merupakan kunci kedamaian dan
keamanan di negara Indonesia yang kita cintai ini. Kerukunan bisa tercipta berkah kesadaran setiap
pemeluk agama dalam menjalankan ajaran agama masing-masing dan taat kepada pemerintah.

‫السالم عليكم ورحمة الله وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai