Anda di halaman 1dari 10

STUDI EKSPERIMEN VARIASI JARAK ANTAR PELAT

ELEKTRODA BERLUBANG TERHADAP KARATERISTIK


GENERATOR HHO (HIDROGEN HIDROGEN OKSIGEN)
MODEL WET CELL

“ Ahmad Saroni ”
NIM 13350346

Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, STTR Cepu


Jl. Kampus Ronggolawe BlokB No. 1 Mentul Cepu

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi jarak
antarpelat elektroda berlubang terhadap karateristik, laju produksi, daya, dan efisiensi
generator HHO tipe wet cell.

Proses untuk mendapatkan gas hidrogen dapat dilakukan melalui proses


elektrolisis air dengan memecahkan senyawa H2O menjadi gas HHO (Hidrogen
Hidrogen Oksigen) dengan bantuan listrik arus searah (Direct Current) melalui media
elektroda berupa plat stainless steel 304. Generator HHO tipe basah dengan metode
elektrolisa H2O menggunakan variasi jarak antarpelat elektroda jenis stainless steel 304
yaitu 4 mm, 6 mm, 8 mm,10 mm, dan 12 mm dengan jumlah lubang 1,3,5,7,9 dan katalis
NaHCO3 (Natrium Bikarbonat) pada larutan elektrolitnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah lubang pada elektroda mempengaruhi


besarnya debit dan efisiensi generator HHO tipe wet cell. Semakin banyak lubang pada
pelat semakin besar luas pemusatan tegangan sehingga mempercepat laju pembentukan
HHO. Laju produksi gas HHO yang terbesar dihasilkan dengan jerak antarpelat 4 mm
dengan jumlah lubang 1 yaitu 5 cc HHO dalam 52 detik atau sebesar 5,77 cc/min dengan
daya input 0,8 liter/menit dan Efisiensi generator tertinggi dihasilkan dengan jarak
antarpelat 12 mm dengan jumlah lubang 9 dengan efisiensi akhir 99,9 %.

Kata Kunci : Generator HHO, jarak antarpelat berlubang, jumlah lubang.

1. Latar Belakang. dilakukan dengan mengalirkan arus


listrik searah (DC) ke dalam air melalui
Gas HHO merupakan gas hasil dua buah elektroda yaitu anoda (+) dan
pemecahan air murni (H2O) melalui katoda (-) (Sudirman U, 2009).
proses elektrolisis. Gas yang dihasilkan
dari proses elektrolisis air tersebut terdiri Untuk menghasilkan gas HHO
dari gas hidrogen dan oksigen dengan diperlukan energi listrik tambahan, Oleh
komposisi 2 hidrogen dan 1 oksigen karena itu perlu dilakukan penelitian
(HHO). Elektrolisis air pada dasarnya yang kontinyu dalam rangka
menciptakan generator HHO dengan 3. Menyiapkan larutan elektrolit,
performa yang lebih baik. Variabel yang yaitu campuran 2 liter air
mempengaruhi performa generator HHO distilasi dengan 40 gram
yaitu PH air, luas elektroda, jarak Natrium Bikarbonat (NaHCO3 ).
elektroda, komposisi katalis. Tetapi 4. Melakukan penyusunan
masih jarang yang meneliti tentang jarak rangkaian sistem generator HHO
elektroda, sehingga perlu diteliti berikut komponen pendukung
pengaruh jarak antar pelat elektroda, dan alat ukurnya.
karena jarak pelat elektroda merupakan 5. Melakukan pengecekan pada
salah satu variabel yang mempengaruhi
rangkaian elektroda untuk
memastikan elektroda positif
performa dari generator HHO
dan negatif tidak ada yang
(Fahruddin, 2015).
bersinggungan.
2. Metode Penelitian 6. Melakukan pengisian larutan
2.1 Alat penelitian. elektrolit pada tabung reaktor
Alat penelitian dalam penelitian dan memastikan bahwa tidak ada
ini adalah sebagai berikut: kebocoran larutan elektrolit pada
1. Alat utama meliputi: tabung tabung reaktor.
akrilik, baterai, charger baterai, 7. Pemeriksaan setiap sambungan
pelat stainless steel 304, tutup selang menuju water trap dan
pipa PVC, selang, sakelar, flowmeter, memastikan tidak
penjepit aki, shock neppel, ada kebocoran.
kabel, mur dan baut. 8. Membuka katup release pada
2. Alat bantu meliputi: gunting flowmeter.
besi, mesin bor, kunci, obeng 9. Menekan saklar pada posisi ON
dan tang. untuk mengalirkan arus listrik
3. Alat ukur meliputi: gelas ukur, dari baterai 12V 70Ah menuju
timbangan digital, flowmeter, elektroda positif dan negatif,
multitester digital, stopwatch, biarkan gas HHO yang
amperemeter dan resistor, dihasilkan menekan udara yang
voltmeter. terjebak didalam sistem menuju
water trap.
2.2 Prosedur penelitian 10. Menekan sakelar pada posisi
1. Menyiapkan semua peralatan OFF apabila gas HHO yang
yang dibutuhkan mulai dari dihasilkan sudah memenuhi
peralatan utama, peralatan dari flowmeter.
pendukung dan peralatan 11. Melakukan pengambilan data
pengukuran. waktu produksi gas HHO
2. Membuat pelat elektroda selama 10 menit dengan
berbentuk persegi dengan menekan sakelar pada posisi ON
ukuran (70x70) mm dengan dan tombol start pada
tebal 1 mm dan variasi lubang stopwatch.
pada setiap plat sebanyak 1, 3, 5, 12. Mencatat laju produksi gas yang
7, dan 9 lubang dengan diameter ditunjukan flowmeter setiap 1
lubang 4 mm. menit.
13. Mencatat arus yang mengalir semakin meningkat seiring
pada Clampmeter setiap 1 menit. berjalannya waktu. Laju produksi gas
14. Mencatat tegangan yang terbesar diperoleh pada generator
tercatat pada Multitester setiap dengan Jarak antarpelat 4 mm
1 menit. dengan jumlah lubang 1 dengan rata-
15. Menekan sakelar pada posisi rata 0,8 l/min. Sedangkan laju
OFF, untuk menghentikan produksi gas terkecil diperoleh pada
supplay arus pada generator. generator dengan jarak antarpelat 12
16. Melakukan langkah pengujian mm dengan jumlah lubang 1.
sebanyak 3 kali pada setiap
variasi jarak elektroda berlubang Hal ini terjadi karena semakin
untuk hasil terbaik. dekat jarak antarpelat dan semakin
sedikit lubang maka semakin besar
3. Hasil dan Pembahasan hambatan. Sehingga pergerakan ion
Hasil penelitian menunjukkan semakin cepat untuk menuju kutub
eksperimen jarak antarpelat dan masing-masing. Tetapi semakin
lubang elektroda terhadap daya, laju dekat jarak antarpelat dan semakin
produksi gas HHO dan efisiensi sedikit lubang maka semakin cepat
generator HHO. Sumber energi pula tingkat kejenuhan elektrolit, hal
listrik sebagai input proses tersebut menyebabkan gerakan
elektrolisis diperoleh dari baterai 12 kation dan anion menjadi terhambat.
V 70 Ah.
Sehingga proses elektrolisis akan
3.1 Jarak antarpelat berlubang
mengalami hambatan aliran arus
dengan jumlah lubang 1.
listrik karena anion dan kation
terhambat gerakannya. Sehingga
terjadi penurunan daya hantar listrik
dan laju produksi mengalami
peningkatan.

Gambar 1. Grafik variasi jarak


antarpelat berlubang dengan jumlah
lubang 1 terhadap laju produksi gas
HHO.

Berdasarkan grafik diatas


diperoleh kesimpulan bahwa Gambar 2. Grafik variasi jarak
semakin dekat jarak antarpelat antarpelat berlubang dengan jumlah
elektroda dan semakin sedikit lubang lubang elektroda 1 terhadap daya.
pelat elektroda semakin cepat pula
proses elektrolisis terjadi. Dari tren Pada grafik diatas
grafik diatas pada setiap elektroda menunjukan daya terbesar digunakan
menunjukan laju produksi gas oleh generator dengan jarak
antarpelat 4 mm dengan jumlah lubang 1 dengan efisiensi akhir
lubang 1 yaitu 726 Watt dan daya sebesar 80,4 %. Jarak 12 mm dengan
terkecil pada generator dengan jarak jumlah lubang 1 lebih stabil
antarpelat 10 mm dengan jumlah dibandingkan generator dengan jarak
lubang 1 dengan besar daya yaitu antarpelat 4 mm, 6 mm, 8 mm, dan
610,5 Watt. Komsumsi daya pada 10 mm.
generator dengan jarak antarpelat 4
mm dengan jumlah lubang 1 lebih 3.2 Jarak antarpelat berlubang
cepat menurun jika dibandingkan dengan jumlah lubang 3.
dengan yang lainnya, hal ini
disebabkan karena pergerakan ion
semakin cepat sehingga semakin
cepat pula ion-ion tersebut untuk
bertumbukan dengan ion lainnya.
Hal tersebut mengakibatkan
meningkatnya kejenuhan elektrolit
sehingga daya hantar listrik
menurun.
Gambar 4. Grafik variasi jarak
antarpelat berlubang dengan jumlah
lubang 3 terhadap laju produksi gas
HHO.
Berdasarkan grafik diatas
diperoleh kesimpulan bahwa
semakin dekat jarak antarpelat
elektroda dan semakin sedikit lubang
pelat elektroda semakin cepat pula
proses elektrolisis terjadi. Dari tren
Gambar 3. Grafik variasi jarak grafik diatas pada setiap elektroda
antarpelat berlubang dengan jumlah menunjukan laju produksi gas
lubang 1 terhadap efisiensi generator semakin meningkat seiring
HHO. berjalannya waktu. Laju produksi gas
terbesar diperoleh pada generator
Efisiensi disini adalah dengan Jarak antarpelat 4 mm
perhitungan antara laju produksi gas dengan lubang 3 dengan rata-rata
yang dihasilkan terhadap energi 0,75 l/min. Sedangkan laju produksi
listrik yang dibutuhkan generator. gas terkecil diperoleh pada generator
Dari tren grafik diatas dapat diambil dengan jarak antarpelat 12 mm
kesimpulan bahwa efisiensi terbaik dengan jumlah lubang 3 dengan rata-
dicapai oleh generator dengan jarak rata 0,66 1/min.
antarpelat 12 mm dengan jumlah
Gambar 6. Grafik perbandingan
variasi jarak antarpelat dengan
Gambar 5. Grafik variasi jarak
jumlah lubang 3 terhadap efisiensi
antarpelat berlubang dengan jumlah
generator HHO.
lubang 3 terhadap daya.
Efisiensi disini adalah
Pada grafik diatas menunjukan
perhitungan antara laju produksi gas
daya terbesar digunakan oleh yang dihasilkan terhadap energi
generator dengan jarak antarpelat 4 listrik yang dibutuhkan generator.
mm dengan jumlah lubang 1 yaitu Dari tren grafik diatas dapat diambil
655,6 Watt dan daya terkecil pada kesimpulan bahwa efisiensi terbaik
generator dengan jarak antarpelat 10 dicapai oleh generator dengan jarak
antarpelat 12 mm dengan jumlah
mm dengan jumlah lubang 3 dengan
lubang 3 dengan efisiensi akhir
besar daya yaitu 619,3 Watt. sebesar 82,2 %. Jarak 12 mm dengan
Komsumsi daya pada generator jumlah lubang 1 lebih stabil
dengan jarak antarpelat 4 mm dengan dibandingkan generator dengan jarak
jumlah lubang 3 lebih cepat menurun antarpelat 4 mm, 6 mm, 8 mm, dan
jika dibandingkan dengan yang 10 mm.
lainnya, hal ini disebabkan karena 3.3 Jarak antarpelat berlubang
pergerakan ion semakin cepat dengan jumlah lubang 5.
sehingga semakin cepat pula ion-ion
tersebut untuk bertumbukan dengan
ion lainnya. Hal tersebut
mengakibatkan meningkatnya
kejenuhan elektrolit sehingga daya
hantar listrik menurun.

Gambar 7. Grafik variasi jarak


antarpelat berlubang dengan jumlah
lubang 5 terhadap laju produksi gas
HHO.
Berdasarkan grafik diatas cepat menurun jika dibandingkan
diperoleh kesimpulan bahwa dengan yang lainnya, hal ini
semakin dekat jarak antarpelat disebabkan karena pergerakan ion
elektroda dan semakin sedikit lubang semakin cepat sehingga semakin
pelat elektroda semakin cepat pula cepat pula ion-ion tersebut untuk
proses elektrolisis terjadi. Dari tren bertumbukan dengan ion lainnya.
grafik diatas pada setiap elektroda Hal tersebut mengakibatkan
menunjukan laju produksi gas meningkatnya kejenuhan elektrolit
semakin meningkat seiring sehingga daya hantar listrik
berjalannya waktu. Laju produksi gas menurun.
terbesar diperoleh pada generator
dengan Jarak antarpelat 4 mm
dengan jumlah lubang 5 dengan rata-
rata 0,76 l/min. Sedangkan laju
produksi gas terkecil diperoleh pada
generator dengan jarak antarpelat 12
mm dengan jumlah lubang 5 dengan
rata-rata 0,66 1/min.

Gambar 9. Grafik variasi jarak


antarpelat berlubang dengan jumlah
lubang 5 terhadap efisiensi generator
HHO.
Efisiensi disini adalah
perhitungan antara laju produksi gas
yang dihasilkan terhadap energi
Gambar 8. Grafik variasi jarak listrik yang dibutuhkan generator.
antarpelat berlubang dengan jumlah Dari tren grafik diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa efisiensi terbaik
lubang 5 terhadap daya.
dicapai oleh generator dengan jarak
Pada grafik diatas antarpelat 12 mm dengan jumlah
menunjukan daya terbesar digunakan lubang 5 dengan efisiensi akhir
oleh generator dengan jarak sebesar 81,7 %. Jarak antarpelat 12
antarpelat 4 mm dngan jumlah mm dengan jumlah lubang 5 lebih
lubang 5 yaitu 663,3 Watt dan daya stabil dibandingkan generator dengan
terkecil pada generator dengan jarak jarak antarpelat 4 mm, 6 mm, 8 mm,
antarpelat 12 mm dengan jumlah dan 10 mm.
lubang 5 dengan besar daya yaitu 3.4 Jarak antarpelat berlubang
459,8 Watt. Komsumsi daya pada dengan jumlah lubang 7.
generator dengan jarak antarpelat 4
mm dengan jumlah lubang 5 lebih
Pada grafik diatas menunjukan daya
terbesar digunakan oleh generator
dengan jarak antarpelat 4 mm
dengan jumlah lubang 7 yaitu 693
Watt dan daya terkecil pada
generator dengan jarak antarpelat 12
mm dengan jumlah lubang 7 dengan
besar daya yaitu 448,8 Watt.
Gambar 10. Grafik variasi jarak Komsumsi daya pada generator
antarpelat berlubang dengan jumlah dengan jarak antarpelat 4 mm dengan
lubang 7 terhadap laju produksi gas jumlah lubang 7 lebih cepat menurun
HHO. jika dibandingkan dengan yang
lainnya, hal ini disebabkan karena
Berdasarkan grafik diatas pergerakan ion semakin cepat
diperoleh kesimpulan bahwa sehingga semakin cepat pula ion-ion
semakin dekat jarak antarpelat tersebut untuk bertumbukan dengan
elektroda dan semakin sedikit lubang ion lainnya. Hal tersebut
pelat elektroda semakin cepat pula mengakibatkan meningkatnya
proses elektrolisis terjadi. Dari tren kejenuhan elektrolit sehingga daya
grafik diatas pada setiap elektroda hantar listrik menurun.
menunjukan laju produksi gas
semakin meningkat seiring
berjalannya waktu. Laju produksi gas
terbesar diperoleh pada generator
dengan Jarak antarpelat 4 mm
dengan jumlah lubang 7 dengan rata-
rata 0,76 l/min. Sedangkan laju
produksi gas terkecil diperoleh pada
generator dengan jarak antarpelat 12
mm dengan jumlah lubang 7 dengan Gambar 12. Grafik variasi jarak
rata-rata 0,6 1/min. antarpelat berlubang dengan jumlah
lubang 7 terhadap efisiensi generator
HHO.
Efisiensi disini adalah
perhitungan antara laju produksi gas
yang dihasilkan terhadap energi
listrik yang dibutuhkan generator.
Dari tren grafik diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa efisiensi terbaik
dicapai oleh generator dengan jarak
antarpelat 8 mm dengan jumlah
Gambar 11. Grafik variasi jarak lubang 7 dengan efisiensi akhir
antarpelat berlubang dengan jumlah sebesar 89,4 %. Jarak antarpelat 8
lubang 7 terhadap daya. mm dengan jumlah lubang 7 lebih
stabil dibandingkan generator dengan
jarak antarpelat 4 mm, 6 mm, 10
mm, dan 12 mm.
3.5 Jarak antarpelat berlubang
dengan jumlah lubang 9.

Gambar 14. Grafik perbandingan


variasi jarak antarpelat dan jumlah
lubang 9 terhadap daya.
Pada grafik diatas
Gambar 13. Grafik variasi jarak menunjukan daya terbesar digunakan
antarpelat berlubang dengan jumlah oleh generator dengan jarak
lubang 9 terhadap laju produksi gas antarpelat 4 mm dengan jumlah
HHO. lubang 9 yaitu 667,6 Watt dan daya
terkecil pada generator dengan jarak
Berdasarkan grafik diatas antarpelat 12 mm dengan jumlah
diperoleh kesimpulan bahwa lubang 9 dengan besar daya yaitu
semakin dekat jarak antarpelat 444,4 Watt. Komsumsi daya pada
elektroda dan semakin sedikit lubang generator dengan jarak antarpelat 4
pelat elektroda semakin cepat pula mm dengan jumlah lubang 9 lebih
proses elektrolisis terjadi. Dari tren cepat menurun jika dibandingkan
grafik diatas pada setiap elektroda dengan yang lainnya, hal ini
menunjukan laju produksi gas disebabkan karena pergerakan ion
semakin meningkat seiring semakin cepat sehingga semakin
berjalannya waktu. Laju produksi gas cepat pula ion-ion tersebut untuk
terbesar diperoleh pada generator bertumbukan dengan ion lainnya.
dengan Jarak antarpelat 4 mm Hal tersebut mengakibatkan
dengan jumlah lubang 9 dengan rata- meningkatnya kejenuhan elektrolit
rata 0,78 l/min. Sedangkan laju sehingga daya hantar listrik
produksi gas terkecil diperoleh pada menurun.
generator dengan jarak antarpelat 10
mm dengan jumlah lubang 9 dengan
rata-rata 0,7 1/min.
Pemakaian daya yang besar
dikarenakan semakin jauh jarak
dan semakin banyak lubang
semakin kecil hambatan,
sehingga arus listrik dapat
mengalir dengan lancar.
3. Jarak antarpelat dan jumlah
lubang mempengaruhi efisiensi
Gambar 15. Grafik perbandingan generator. generator dengan
variasi jarak antarpelat dengan efisiensi terbaik didapat pada
jumlah lubang 9 terhadap efisiensi generator dengan jarak 12 mm
generator HHO. lubang 9 dengan efisiensi akhir
sebesar 99,9 %. Pada jarak
Efisiensi disini adalah
antarpelat 10 dengan jumlah
perhitungan antara laju produksi gas
lubang 9 besar efisiensi akhir
yang dihasilkan terhadap energi
87,3 %, pada jarak antarpelat 8
listrik yang dibutuhkan generator.
dengan jumlah lubang 8 besar
Dari tren grafik diatas dapat diambil
efisiensi akhir 92,7 %, pada
kesimpulan bahwa efisiensi terbaik
jarak antarpelat 6 dengan jumlah
dicapai oleh generator dengan jarak
lubang 8 besar efisiensi akhir 91
antarpelat 12 mm dengan jumlah
%, pada jarak antarpelat 4
lubang 9 dengan efisiensi akhir
dengan jumlah lubang 8 besar
sebesar 99,9 %. Jarak antarpelat 12
efisiensi akhir 97,4 %.
mm dengan jumlah lubang 9 lebih
stabil dibandingkan generator dengan
5. Daftar Pustaka
jarak antarpelat 4 mm, 6 mm, 8 mm, Andono, Y dan Gamayel, A. 2014.
dan 10 mm.
Pengujian Performa Generator
4. Kesimpulan Hidrogen Tipe Dry Cell Akibat
1. Jarak antarpelat elektroda Pengaruh Komposisi Campuran
berlubang mempengaruhi laju Katalisator NaHCO3 Pada Air.
produksi gas HHO. Pada Jurnal Kajian Teknologi. 10: 23-32.
generator dengan jarak
antarpelat 4 mm dengan jumlah Fahruddin, A. 2015. Studi Eksperimen
lubang 1 diperoleh laju produksi Karakteristik Generator HHO
gas terbesar dengan rata-rata 0,8 Model Wet Cell dengan Elektroda
l/min. Pelat Berlubang.
2. Jarak antarpelat dan jumlah
lubang mempengaruhi besar Fahruddin, A. 2015. Pengaruh Jarak
daya yang dipakai generator. Antar Pelat pada Generator HHO
Dalam pengujian selama 10 Model Wet Cell terhadap Debit dan
menit, daya terbesar didapat Efisiensi. Jurnal Saintek. 12: 37-41.
pada generator dengan jarak 4
mm lubang 1 yaitu 726 Watt dan Guntur, H.L., Sutantra, I.N., Sampurno,
daya terkecil didapat pada B., Rasiawan. 2012. Pengembangan
generator dengan jarak 12 mm Generator Gas H2O2 Jenis Wet Dan
lubang 9 yaitu 444,4 Watt. Dry Cell 6 RuangUntuk
Kendaraan Bermesin Injeksi 1300
cc. Jurnal 0069. 7:18-24.

Pertiwi., F.D dan Kawano., D.S. 2013.


Pengaruh Penambahan PWM
(Pulse Width Modulation Pada
Generator HHO Tipe Dray Cell.
Jurnal Teknik Pomit. 2: B339-
B344.

Silaen, C dan Kawano, D.S. 2014.


Optimalisasi Generator HHO Tipe
Wet Cell Dimensi 160x160 mm &
120x120 mm Dengan Penambahan
Digital Pulse Width Modulation
Dan Pelat Netral. Jurnal Teknik
Pomits. 1: 1-9.

Sopandi, I., Hananto, Y., Rudiyanto, B.


2015. Studi Ketebalan Elektroda
Pada Produksi Gas HHO (Hidrogen
Hidrogen Oksigen) Oleh Generator
HHO Tipe Basah Dengan Katalis
NaHCO3 (Natrium Bikarbonat).
Jurnal Rona Teknik Pertanian. 8:
99-110.

Tjatur, W dan Nurhayati. 2013. Proses


Elektrolisa Pada Prototipe “Kompor
Air” Dengan Pengaturan Arus Dan
Temperatur. Jurnal Teknik
Elektronika. 6:26-33.

Wahyudzin., I dan Guntur, H,L. 2012.


Studi Karakteristik Generator Gas
HHO Dry Cell Dan Aplikasinya
Pada Kendaraan Bermesin Injeksi
1300 cc. Jurnal Teknik Pomits. 1:1-
6

Anda mungkin juga menyukai