BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Insertion model
Electromagnetic flowmeter jenis insertion dilakukan dengan cara menyisipkan
(insertion) coil electric ke dalam pipa yang akan diukur flow rate-nya dengan
memasang electrode di ujungnya. Jenis Insertion electromagnetic flow meter ini
cocok jika digunakan untuk ukuran pipa yang menengah ke atas. Mengenai harga
dari insertion electromagnetic flow meter ini akan lebih rendah jika diaplikasikan
3
4
Gambar 2.4 Arah jari untuk penentuan hubungan pada Hukum Faraday
1.3 Bagian-Bagian Magnetic Flowmeter
Perkembangan ketahanan dan kecerdasan dari intrument electromagnetic
flowmeter untuk aplikasi industri sebagian besar saat ini menjadi tantangan
designer dan engineer. Secara garis besar electromagnetic flowmeter terdiri dari
beberapa elemen sebagai berikut :
1. Non ferromagnetic flowtube.
6
2. menunjukkan satuan dari fluida yang terukur berupa m3/h (meter kubik per
jam)
3. setting switch digunakan untuk settingg tanpa harus membuka cover (penutup)
dalam artian sistem bekerja dengan sentuhan (sensitif), sehingga semakin dekat
alarm jika dalam kondisi abnormal, berikut merupakan tampilan LCD dalam
Gambar 2.7 menunjukkan tampilan LCD pada magnetic flowmeter saat kondisi
normal dan alarm serta multi bahasa dapat disetting jenis bahasa yang digunakan
Gambar 2.7 Tampilan nilai pembacaan LCD kondisi normal dan alarm (multi
bahasa)
8
D B
E
v
Nilai Q adalah laju alir volumetrik, A adalah luas penampang pipa, dan V adalah
kecepatan fluida. Dalam persamaan Faraday, faktor k terkait keluaran ke ggl
induksi. Memasukkan kedua faktor kalibrasi k dan Q menghasilkan persamaan
praktis yang diinginkan untuk perangkat metering aliran:
E = k.B.D.Q
A
BAB III
STUDI KASUS
Gambar 3.1 Diagram Fisik Pengukuran Aliran Air dengan Flowmeter Magnetik
Keterangan gambar :
11
11
keterangan :
1. Pompa berfungsi sebagai penyuplai aliran air pada pipa.
2. Pressure Gage berfungsi untuk menunjukkan besarnya tekanan pada pompa.
3. Flowmeter magnetik berfungsi sebagai elemen perasa / sensor untuk
mendeteksi laju aliran air pada pipa.
4. Converter : I = Elektrik, mengubah sinyal pneumatik ke sinyal elektrik.
P = Pneumatik, mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatik.
5. Display / Indicator berfungsi untuk menampilkan hasil akhir pengukuran.
6. Flow Rate Control berfungsi dalam mengatur Control Valve.
7. Inverter : P = Pneumatik, mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatik.
I = Elektrik, mengubah sinyal pneumatik ke sinyal elektrik.
8. Control Valve, bagian akhir dari instrumen sistem pengendali. Bagian ini
berfungsi untuk mengubah measured variable dengan cara memanipulasi
besarnya berdasarkan perintah controller.
9. Air Regulator penyaring udara bertekanan pada suatu proses.
10. Kompresor berfungsi untuk menyuplai udara atau mesin yang memampatkan
udara atau gas.
Berikut ini adalah diagram blok dari proses pengukuran aliran air dengan
flowmeter magnetik:
Pada Gambar 3.2 bagian kontroller summing junction dengan tanda positif-
negatif, di titik inilah langkah membandingkan dilakukan dengan mengurangi
12
besaran set point dengan sinyal measurement variabel, hasilnya adalah sinyal
yang disebut error. Hampir semua sistem pengendalian selalu dimulai dengan
menampilkan blok diagram sistem pengontrolan otomatis. Secara umum elemen
sistem kontrolnya ialah :
1.Feedback adalah sistem pengendali otomatis yang mempunyai dua summing
junction yaitu positif feedback dan negatif feedback.
2. Proses (process) adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi
tertentu. Input proses dapat bermacam-macam, yang pasti ia merupakan besaran
yang dimanipulasi oleh final control element atau control valve agar measurement
variabel sama dengan set point. Input proses ini juga disebut
manipulated variabel.
3.Inverter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element, dan
mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controler.
4.Set point adalah besaran proses variabel yang dikehendaki. Sebuah kontroller
akan selalu berusaha menyamakan controlled variabel dengan set point.
5.Error adalah selisih antara set point dikurangi measurement variable. Error bisa
negatif dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari measured variable,
error akan menjadi positif, sebaliknya bila set pointnya lebih kecil dari measured
variable, error menjadi negatif.
6.Controler adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah
pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement variable,
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan
sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi, controler sepenuhnya
menggantikan peran manusia dalam mengendalikan sebuah proses.
3.2 Data
Untuk melengkapi penjelasan mengenai kerja Flowmeter Magnetik
pada bagian sebelumnya, maka berikut adalah studi kasusnya.
Merk dagang : Yokogawa
Tipe : YEWMAG, Model YM300
Diameter Nominal : 400 mm
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari studi kasus yang telah dibahas di bab sebelumnya maka kita bisa
menganalisi data nya dan juga hubungan yang terkait.
4.1 Data Perhitungan
Tabel 4.1 adalah data kerja dari Flowmeter Magnetik berdasarkan debit aliran
air Q.
Tabel 4.1 Data Kerja Flowmeter Magnetik
Debit Fluks Diameter Kecepatan
Aliran Elektromotive Magnetik Konduktor Aliran Rata-
Q (m3/s) Force E (V) B (Wb/m2) d (m) rata v (m/s)
0,4 4000
500 3200 x 10-7 2 x 10-7
2560 x 10-7 2 x 10-7 0,4 3200
400
1920 x 10-7 2 x 10-7 0,4 2400
300
1280 x 10-7 2 x 10-7 0,4 1600
200
2 x 10-7 0,4 800
100 640 x 10-7
Maka :
a. Fluks Magnetik (B)
Dimana :
0 = 4 x 10-7
1
H =
2
dengan catatan:
= 3,14
air = 1 gram/cm3
maka :
B = 0 x H
1
= ( 4 x 10-7 ) x 2
14
15
1
= (4 x 3,14 x 10-7) x 2 3,14 1
1
= (12,56 x 10-7) x ( 6,28)
B = 2 x 10-7 Wb/m
E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 4000
= 3200 x 10-7 V
E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 3200
= 2560 x 10-7 V
E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 2400
= 1920 x 10-7 V
E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 1600
= 1280 x 10-7 V
E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 800
= 640 x 10-7 V
4.2 Hubungan antara Debit Aliran (Q), Elektromagnetik (E) dan Kecepatan
Aliran rata-rata (v)
Berdasarkan gambar 4.1 dibawah dapat diketahui hubungan antara debit
aliran (Q) dengan Elektromagnetik (E), grafik menunjukkan semakin kecil
elektromagnetik maka semakin besar debit aliran dan semakin besar
17
elektromagnetik maka semakin kecil debit aliran, maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara debit aliran dan elektromagnetik berbanding terbalik.
500
400
300
200 Series1
100
0
0 2 4 6 8 10
Elektromagnetiive E (V)
4000
3000
2000
Series1
1000
0
0 2 4 6 8 10
elektromagnetive E (V)
500
400
300
200 Series1
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
kecepatan aliran rata-rata v (m/s)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mekanisme pengukuran laju aliran fluida dengan menggunakan flowmeter
magnetik ini merupakan suatu cara untuk mengetahui jumlah aliran berdasarkan
besarnya tegangan yang diinduksikan melewati fluida. Besarnya jumlah aliran
yang terukur ini terjadi karena adanya kecepatan fluida yang melalui detektor
yang dihubungkan dengan konverter flowmeter magnetik
2. Hubungan antara debit aliran dan elektromagnetik berbanding terbalik dan
hubungan antara kecepatan aliran rata-rata dan elektromagnetik berbanding
terbalik sedangkan hubungan antara debit aliran dan kecepatan aliran rata-rata
berbanding lurus
20
DAFTAR PUSTAKA
20