Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Flowmeter magnetik adalah salah satu sistem pengukuran aliran yang paling
fleksibel dan dapat diterapkan secara universal. Flowmeters magnetik cocok
untuknya mengukur bahan kimia keras, slurries, cairan dengan padatan dalam
suspensi, dan lainnya sangat sulit untuk mengukur cairan. Flowmeters magnetik
banyak digunakan di air dan limbah, pulp dan industri kertas, pertambangan,
kimia, dan makanan.
Electromagnetic FlowMeter banyak dipakai pada aplikasi pengukuran liquid
yang berupa cairan dan lumpur, yang mempunyai sifat penghantar listrik
(electrically conductor) dimana komponen utama dari flowmeter electromagnetic
adalah berupa tabung flow (unsur utama) yang dipasang kumparan listrik baik
didalam tabung maupun di luar flow tube.
Presure Drop di Flow Meter electromagnetic adalah sama seperti halnya aliran
liquid yang melalui pipa panjang, hal ini dikarenakan tidak adanya bagian yang
bergerak atau hambatan untuk flow. Voltmeter posisinya ada yang dipasang
langsung pada tabung flowmeter yang biasa disebut dengan sistem local atau bisa
juga dipasang ditempat lain yang dihubungkan dengan kabel sesuai dengan
kondisi lapangan dimana ini sering disebut dengan sistem remote.
Magnetic flowmeters pada prinsipnya menggunakan Hukum Faraday tentang
induksi elektromagnetik. Menurut prinsip ini, ketika medium konduktif melewati
medan magnet, tegangan yang dihasilkan. tegangan ini berbanding lurus dengan
kecepatan medium konduktif, kerapatan medan magnet, dan panjang konduktor.
Dalam Hukum Faraday, ketiga nilai tersebut dikalikan bersama-sama, bersama
dengan konstan, untuk menghasilkan besarnya tegangan karena itu cairan yang
diukur oleh flowmeter electromagnetic harus bersifat sebagai conductor electric.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul makalah ini yaitu
"Magnetic Flowmeter".
1
1.2 Rumusan Masalah
2

1. Bagaimana mengukur aliran air dengan flowmeter magnetik


2. Bagaimana hubungan antara debit aliran, magnetik, dan kecepatan aliran
rata-rata
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui jumlah debit aliran pada pipa
3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara debit aliran, magnetik, dan
kecepatan aliran rata-rata
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis Magnetic Flowmeter


Ada 2 jenis magnetic flowmeter ini, yaitu :
a. Inline model
Electromagnetic flowmeter jenis in line ini dasarnya adalah meletakan sensor
atau tranducer yang mempunyai kemampuan menimbulkan medan magnet yang
berupa electrode yang diperkuat dengan kumparan (coil electric) di sekeliling pipa
dengan pemasangan electrode letaknya berseberangan di sisi kanan dan kiri dari
body pipa. Electromagnetic flow meter ini mempunyai tingkat akurasi yang cukup
bagus dan bisa hingga 0.2% untuk model tertentu.

Gambar 2.1 Inline model

b. Insertion model
Electromagnetic flowmeter jenis insertion dilakukan dengan cara menyisipkan
(insertion) coil electric ke dalam pipa yang akan diukur flow rate-nya dengan
memasang electrode di ujungnya. Jenis Insertion electromagnetic flow meter ini
cocok jika digunakan untuk ukuran pipa yang menengah ke atas. Mengenai harga
dari insertion electromagnetic flow meter ini akan lebih rendah jika diaplikasikan

3
4

pada pipa dengan ukuran besar

Gambar 2.2 Prinsip kerja electromagnetic flowmeter tipe insertion


Insertion model, menyisipkan electric coil kedalam pipa yang akan diukur
flownya dan disediakan sepasang elektroda diujung dari flowmeter.
1.2 Prinsip Kerja Magnetik Flowmeter
Magnetik Flowmeter merupakan alat yang digunakan untuk pengukuran
aliran fluida yang bekerja berdasarkan prinsip elektromagnetik. Prinsip kerja
flowmeter jenis ini didasarkan pada hukum induksi elektromagnetik (Faradays
Law), yaitu bila suatu fluida konduktif elektrik melewati pipa tranduser, maka
fluida akan bekerja sebagai konduktor yang bergerak memotong medan magnet
yang dibangkitkan oleh kumparan magnetik dari transduser, sehingga timbul
tengangan listrik induksi. Prinsip kerja dari electromagnetic flowmeter dapat
dilihat pada gambar 3 di mana menggunakan Hukum Faraday.
Kebanyakan sistem flowmeter magnetik dibagi dengan fungsi menjadi
perangkat primer dan sekunder. Bagian pipa dengan koil dan elektroda,
ditunjukkan pada Gambar 2.3, membentuk perangkat utama dan disebut flowtube.
Perangkat sekunder menafsirkan voltase yang dihasilkan pada elektroda, dan
mentransmisikan sinyal standar ke sistem pembacaan atau kontrol. Berbagai
produsen mengacu pada perangkat sekunder sebagai transmitter atau signal
converter.
5

Gambar 2.3 Prinsip kerja


Medan magnet yang dihasilkan tegak lurus dengan arah aliran air, dengan
pengukuran yang diberikan, untuk gaya perpindahan listrik di mana sesuai dengan
hukum induksi Faraday (Eflow ~ B . v . D) adalah sebanding dengan kecepatan
aliran fluida di dalam pipa[2]. Gambar 4 menunjukkan arah jari untuk penentuan
hubungan antara variabel besaran pada Hukum Faraday.

Gambar 2.4 Arah jari untuk penentuan hubungan pada Hukum Faraday
1.3 Bagian-Bagian Magnetic Flowmeter
Perkembangan ketahanan dan kecerdasan dari intrument electromagnetic
flowmeter untuk aplikasi industri sebagian besar saat ini menjadi tantangan
designer dan engineer. Secara garis besar electromagnetic flowmeter terdiri dari
beberapa elemen sebagai berikut :
1. Non ferromagnetic flowtube.
6

Gambar 2.5 bagian elektrikal flowmeter


2. Non conductive liner.
3. Excitation coils.
4. Electrode.

1.4 Cara Pembacaan Magnetic Flowmeter


Karena biasanya flowmeter sudah terpasang pada pipa yang terdapat aliran
fluida, maka untuk tampilan pembacaan pengukuran flow (aliran) adalah seperti
pada gambar berikut.

Gambar 2.6 Tampilan nilai pembacaan LCD electromagnetic flowmeter

Keterangan dari gambar 2.6 di atas adalah sebagai berikut.


7

1. merupakan tampilan dari nilai besaran laju fluida yang terukur.

2. menunjukkan satuan dari fluida yang terukur berupa m3/h (meter kubik per

jam)

3. setting switch digunakan untuk settingg tanpa harus membuka cover (penutup)

dalam artian sistem bekerja dengan sentuhan (sensitif), sehingga semakin dekat

dengan tombol switchmaka semakin jauh dari kesalahan. Pada pembacaan

electromagnetic flowmeter ini, tampilan pada LCD dapat memunculkan mode

alarm jika dalam kondisi abnormal, berikut merupakan tampilan LCD dalam

kondisi normal dan abnormal (kondisi alarm).

Gambar 2.7 menunjukkan tampilan LCD pada magnetic flowmeter saat kondisi

normal dan alarm serta multi bahasa dapat disetting jenis bahasa yang digunakan

untuk memudahkan saat maintenance

Gambar 2.7 Tampilan nilai pembacaan LCD kondisi normal dan alarm (multi
bahasa)
8

2.5 Hukum Faraday untuk Mengukur Laju Alir

D B
E
v

Gambar 2.8 Hukum Faraday flowmeter


Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday adalah prinsip kunci yang
diterapkan pada flowmeter magnetik operasi. Bekerja dengan prinsip yang sama
dengan generator listrik, Hukum Faraday menyatakan bahwa :
Tegangan akan diinduksi pada konduktor yang bergerak melalui medan
magnet. Besarnya tegangan induksi berbanding lurus dengan kecepatan
konduktor, panjang konduktor, dan kekuatan medan magnet
Pada gambar 2.8 disana mengilustrasikan prinsip yang diterapkan pada
unsur. Flowmeter. Dalam gambar ini V adalah kecepatan cairan konduktif dalam
pipa nonkonduktif yang mengalir melalui area yang memiliki kekuatan medan B ,
dan dengan kontak elektroda jarak pada jarak D. Cairan konduktif sepanjang garis
antara elektroda, kecepatan, dan medan magnet semuanya berada pada sudut siku
satu sama lain. Dengan kondisi seperti ini, Hukum Faraday dikurangi menjadi
persamaan berikut: Hukum Faraday didapat menjadi persamaan berikut:
E = k.B.D.V
Dalam persamaan ini, gaya gerak elektromotif (ggl) E diukur dalam volt, dan k
adalah konstanta proporsionalitas tambahan. Faktor kalibrasi lainnya Q harus
ditambahkan ke persamaan dasar agar berguna untuk mengukur aliran. Kecepatan
linier diganti dengan laju alir volumetrik seperti pada persamaan berikut :
Q=AxV
9

Nilai Q adalah laju alir volumetrik, A adalah luas penampang pipa, dan V adalah
kecepatan fluida. Dalam persamaan Faraday, faktor k terkait keluaran ke ggl
induksi. Memasukkan kedua faktor kalibrasi k dan Q menghasilkan persamaan
praktis yang diinginkan untuk perangkat metering aliran:
E = k.B.D.Q
A

1.6 Aplikasi Magnetic Flowmeter di Industri


Pengukuran aliran fluida adalah sangat penting di dalam suatu industri proses
seperti kilang minyak (refinery), pembangkit listrik (power plant), industri kimia
(petrochemical), imdustri pengolahan limbah, industri makanan dan minuman dan
industri farmasi.
Pada industri proses seperti ini, memerlukan penetuan kuantitas dari suatu
fluida (liquid, gas, steam, powder) yang mengalir melalui suatu titik pengukuran,
baik didalam saluran yang tertutup maupun saluran terbuka (parit, sungai).
Parameter aliran yang diukur dapat berupa : laju aliran volume, laju aliran massa,
kecepatan aliran. Instrumen untuk melakukan pengukuran kuantitas aliran fluida
ini disebut flowmeter.
Penggunaan flowmeter ini mempunyai cakupan yang cukup luas
pengembangannya seperti bagian dari sensor flow meter, interaksi sensor dan
fluida melalui penggunaan teknik penghitungan komputer (komputasi),
transducers dan hubungannya dengan unit pemprosesan sinyal (transmitter), serta
penilaian dari keseluruhan sistem dibawah kondisi didaerah yang berbahaya dan
mudah meledak serta pada lokasi laboratorium ditempat tertutup lainnya.

Gambar 2.9 Bentuk Fisik Magnetic Flowmeter


10

BAB III
STUDI KASUS

3.1 Kondisi Praktek Lapangan


Pompa sentrifugal adalah salah satu dari komponen sistem pendistribusian
air untuk melayani proses destilasi di dalam suatu pabrik. Air dipompakan dari
sumber kemudian dialirkan menuju ke alat ukur Flowmeter Magnetik, dan diukur
juga tekanan aliran melalui alat ukur Pressure Gage. Dari Flowmeter Magnetik
tegangan induksi yang dihasilkan dikirim ke konverter, dari konverter dikirimkan
lagi ke display atau indicator untuk mengetahui besarnya aliran, seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Display atau indicator, dihubungkan dengan Flow
Rate Control. Flow Rate Control akan mengirimkan sinyal ke inverter, kemudian
inverter akan mengrimkan sinyal ke transmiter pneumatik untuk diteruskan
menuju ke Control Valve. Selanjutnya Control Valve akan mengatur besarnya
laju aliran air pada pipa.

Gambar 3.1 Diagram Fisik Pengukuran Aliran Air dengan Flowmeter Magnetik
Keterangan gambar :

11
11

keterangan :
1. Pompa berfungsi sebagai penyuplai aliran air pada pipa.
2. Pressure Gage berfungsi untuk menunjukkan besarnya tekanan pada pompa.
3. Flowmeter magnetik berfungsi sebagai elemen perasa / sensor untuk
mendeteksi laju aliran air pada pipa.
4. Converter : I = Elektrik, mengubah sinyal pneumatik ke sinyal elektrik.
P = Pneumatik, mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatik.
5. Display / Indicator berfungsi untuk menampilkan hasil akhir pengukuran.
6. Flow Rate Control berfungsi dalam mengatur Control Valve.
7. Inverter : P = Pneumatik, mengubah sinyal elektrik ke sinyal pneumatik.
I = Elektrik, mengubah sinyal pneumatik ke sinyal elektrik.
8. Control Valve, bagian akhir dari instrumen sistem pengendali. Bagian ini
berfungsi untuk mengubah measured variable dengan cara memanipulasi
besarnya berdasarkan perintah controller.
9. Air Regulator penyaring udara bertekanan pada suatu proses.
10. Kompresor berfungsi untuk menyuplai udara atau mesin yang memampatkan
udara atau gas.
Berikut ini adalah diagram blok dari proses pengukuran aliran air dengan
flowmeter magnetik:

Gambar 3.2 Diagram Blok Sistem Pengontrolan

Pada Gambar 3.2 bagian kontroller summing junction dengan tanda positif-
negatif, di titik inilah langkah membandingkan dilakukan dengan mengurangi
12

besaran set point dengan sinyal measurement variabel, hasilnya adalah sinyal
yang disebut error. Hampir semua sistem pengendalian selalu dimulai dengan
menampilkan blok diagram sistem pengontrolan otomatis. Secara umum elemen
sistem kontrolnya ialah :
1.Feedback adalah sistem pengendali otomatis yang mempunyai dua summing
junction yaitu positif feedback dan negatif feedback.
2. Proses (process) adalah tatanan peralatan yang mempunyai suatu fungsi
tertentu. Input proses dapat bermacam-macam, yang pasti ia merupakan besaran
yang dimanipulasi oleh final control element atau control valve agar measurement
variabel sama dengan set point. Input proses ini juga disebut
manipulated variabel.
3.Inverter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing element, dan
mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh controler.
4.Set point adalah besaran proses variabel yang dikehendaki. Sebuah kontroller
akan selalu berusaha menyamakan controlled variabel dengan set point.
5.Error adalah selisih antara set point dikurangi measurement variable. Error bisa
negatif dan bisa juga positif. Bila set point lebih besar dari measured variable,
error akan menjadi positif, sebaliknya bila set pointnya lebih kecil dari measured
variable, error menjadi negatif.
6.Controler adalah elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap langkah
pengendalian, yaitu membandingkan set point dengan measurement variable,
menghitung berapa banyak koreksi yang perlu dilakukan, dan mengeluarkan
sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi, controler sepenuhnya
menggantikan peran manusia dalam mengendalikan sebuah proses.

3.2 Data
Untuk melengkapi penjelasan mengenai kerja Flowmeter Magnetik
pada bagian sebelumnya, maka berikut adalah studi kasusnya.
Merk dagang : Yokogawa
Tipe : YEWMAG, Model YM300
Diameter Nominal : 400 mm
13

Suhu kerja : -10C s/d +40C


Tegangan input : 100 s/d 240 V AC, 50/60 Hz
Arus output : 4 s/d 20 mA
14

BAB IV
PEMBAHASAN

Dari studi kasus yang telah dibahas di bab sebelumnya maka kita bisa
menganalisi data nya dan juga hubungan yang terkait.
4.1 Data Perhitungan
Tabel 4.1 adalah data kerja dari Flowmeter Magnetik berdasarkan debit aliran
air Q.
Tabel 4.1 Data Kerja Flowmeter Magnetik
Debit Fluks Diameter Kecepatan
Aliran Elektromotive Magnetik Konduktor Aliran Rata-
Q (m3/s) Force E (V) B (Wb/m2) d (m) rata v (m/s)

0,4 4000
500 3200 x 10-7 2 x 10-7
2560 x 10-7 2 x 10-7 0,4 3200
400
1920 x 10-7 2 x 10-7 0,4 2400
300
1280 x 10-7 2 x 10-7 0,4 1600
200
2 x 10-7 0,4 800
100 640 x 10-7

Maka :
a. Fluks Magnetik (B)
Dimana :
0 = 4 x 10-7
1
H =
2
dengan catatan:
= 3,14
air = 1 gram/cm3
maka :
B = 0 x H
1
= ( 4 x 10-7 ) x 2

14
15

1
= (4 x 3,14 x 10-7) x 2 3,14 1
1
= (12,56 x 10-7) x ( 6,28)

B = 2 x 10-7 Wb/m

b. Kecepatan alir rata-rata ()


4
= 2

c. elektromotive Force (E)


E=kxBxdx
Dengan catatan :
k=1
1. Kecepatan aliran / Debit (Q) 500 m3/s
Diameter konduktor (d) 0,4 m
Fluks magnetik (B) 2 x 10-7 Wb/m2
Maka:
4 4 x 500 2000
= 2 = 3.14 0,42 = = 4000 /
0,5

E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 4000
= 3200 x 10-7 V

2. Kecepatan aliran / Debit (Q) 400 m3/s


Diameter konduktor (d) 0,4 m
Fluks magnetik (B) 2 x 10-7 Wb/m2
Maka:
4 4 x 500 1600
= = = = 3200 /
2 3.14 0,42 0,5

E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 3200
= 2560 x 10-7 V

3. Kecepatan aliran / Debit (Q) 300 m3/s


Diameter konduktor (d) 0,4 m
16

Fluks magnetik (B) 2 x 10-7 Wb/m2


Maka:
4 4 x 500 1200
= 2 = 3.14 0,42 = = 2400 /
0,5

E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 2400
= 1920 x 10-7 V

4. Kecepatan aliran / Debit (Q) 200 m3/s


Diameter konduktor (d) 0,4 m
Fluks magnetik (B) 2 x 10-7 Wb/m2
Maka:
4 4 x 500 800
= 2 = 3.14 0,42 = = 1600 /
0,5

E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 1600
= 1280 x 10-7 V

5. Kecepatan aliran / Debit (Q) 100 m3/s


Diameter konduktor (d) 0,4 m
Fluks magnetik (B) 2 x 10-7 Wb/m2
Maka:
4 4 x 500 400
= 2 = 3.14 0,42 = = 800 /
0,5

E=kxBxdx
= 1 x 2 x 10-7 x 0,4 x 800
= 640 x 10-7 V

4.2 Hubungan antara Debit Aliran (Q), Elektromagnetik (E) dan Kecepatan
Aliran rata-rata (v)
Berdasarkan gambar 4.1 dibawah dapat diketahui hubungan antara debit
aliran (Q) dengan Elektromagnetik (E), grafik menunjukkan semakin kecil
elektromagnetik maka semakin besar debit aliran dan semakin besar
17

elektromagnetik maka semakin kecil debit aliran, maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan antara debit aliran dan elektromagnetik berbanding terbalik.

Grafik debit aliran dan


Elektromagnetik
600
Debit Aliran Q (m3/s)

500
400
300
200 Series1
100
0
0 2 4 6 8 10
Elektromagnetiive E (V)

Gambar 4.1 Grafik debit aliran dan Elektromagnetik

Grafik elektromagnetik dan


kecepatan rata-rata
5000
kecepatan aliran rata-rata v (m/s)

4000
3000
2000
Series1
1000
0
0 2 4 6 8 10
elektromagnetive E (V)

Gambar 4.2 Grafik elektromagnetik dan kecepatan rata-rata


Berdasarkan gambar 4.2 diatas dapat diketahui hubungan antara Elektromagnetik
(E) dengan kecepatan aliran rata-rata (v), grafik menunjukkan semakin kecil
elektromagnetik maka semakin besar kecepatan aliran rata-rata dan semakin besar
elektromagnetik maka semakin kecil kecepatan aliran rata-rata, maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara elektromagnetik dan kecepatan aliran rata-
rata berbanding terbalik.
18

Grafik kecepatan aliran rata-rata dan


debit aliran
600
Debit aliran Q (m3/s)

500
400
300
200 Series1
100
0
0 1000 2000 3000 4000 5000
kecepatan aliran rata-rata v (m/s)

Gambar 4.3 Grafik kecepatan aliran rata-rata dan debit aliran


Berdasarkan gambar 4.3 diatas dapat diketahui hubungan antara kecepatan aliran
rata-rata (v) dengan debit aliran (Q), grafik menunjukkan semakin kecil kecepatan
aliran rata-rata maka semakin kecil pula debit aliran dan semakin besar kecepatan
aliran rata-rata maka semakin besar pula debit aliran, berdasarkan grafik diatas
maka dapat disimpulkan bahwah hubungan antara kecepatan aliran rata-rata
dengan debit aliran berbanding lurus.
_ 19

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Mekanisme pengukuran laju aliran fluida dengan menggunakan flowmeter
magnetik ini merupakan suatu cara untuk mengetahui jumlah aliran berdasarkan
besarnya tegangan yang diinduksikan melewati fluida. Besarnya jumlah aliran
yang terukur ini terjadi karena adanya kecepatan fluida yang melalui detektor
yang dihubungkan dengan konverter flowmeter magnetik
2. Hubungan antara debit aliran dan elektromagnetik berbanding terbalik dan
hubungan antara kecepatan aliran rata-rata dan elektromagnetik berbanding
terbalik sedangkan hubungan antara debit aliran dan kecepatan aliran rata-rata
berbanding lurus
20

DAFTAR PUSTAKA

Funda. 2017. Magnetic Flowmwter. http://www.efunda.com/. Diakses pada


Jumat 14 September 2017
Measurement, Rosmount. 1995. Magnetic Flowmeter Fundamental. USA: Market
Boulevard chanhassen
Syahputra,Arief. 2009. Studi Flowmeter Magnetik. Medan: Universitas Sumatra
Utara

20

Anda mungkin juga menyukai