Anda di halaman 1dari 5

KELOMPOK 3 :

1. NUR HAJAR (23320110)


2. RIKAH (23320112)
3. RINA NATALIA (23320113)

DIALEKTIKA/DISKUSI PARA ILMUWAN MEKKAH PADA TAHUN 1900-1928

Pada tahun 1900-1928, Mekkah menjadi pusat kegiatan intelektual dan keagamaan bagi
umat Islam. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Barat yang mendorong umat Islam
untuk mempelajari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
2. Kemerdekaan Mekkah dari dominasi Ottoman yang memberikan kebebasan bagi umat
Islam untuk berekspresi dan mengembangkan pemikiran.
3. Kedatangan para ilmuwan dari berbagai negara yang memberikan kontribusi bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Mekkah.

Para ilmuwan Mekkah pada tahun 1900-1928 sering mendiskusikan berbagai macam topik,
diantaranya:

1. Islam dan modernitas


Salah satu materi diskusi yang paling penting pada periode ini adalah tentang
modernisasi Islam. Para ilmuwan Mekkah membahas bagaimana Islam dapat beradaptasi
dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilainya. Para ilmuwan ini
membahas bagaimana Islam dapat beradaptasi dengan perubahan dunia modern. Salah satu
topik yang sering dibahas oleh para ilmuwan Mekkah pada periode ini adalah hubungan
antara Islam dan modernitas. Mereka juga membahas bagaimana Islam dapat memberikan
kontribusi positif bagi kemajuan umat manusia.
Muhammad Abduh adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam
pembahasan ini. Dia berpendapat bahwa Islam adalah agama yang progresif dan dapat
beradaptasi dengan perubahan zaman. Dia juga berpendapat bahwa Islam dapat
memberikan kontribusi positif bagi kemajuan umat manusia.
Rashid Rida, murid dari Muhammad Abduh, melanjutkan ide-idenya. Dia juga
berpendapat bahwa Islam adalah agama yang progresif dan dapat beradaptasi dengan
perubahan zaman. Dia juga berpendapat bahwa Islam dapat memberikan kontribusi positif
bagi kemajuan umat manusia.
2. Ilmu Pengetahuan dan Agama
Para ilmuwan ini membahas hubungan antara ilmu pengetahuan dan agama. Mereka
berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama tidak saling bertentangan, tetapi dapat
saling melengkapi.
Abdullah bin Husain Al-Yamani adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh
dalam pembahasan ini. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah dua
hal yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Dia juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
dapat membantu kita memahami agama dengan lebih baik.
Muhammad Shalih Al-Munajjid adalah salah satu tokoh yang juga membahas hubungan
antara ilmu pengetahuan dan agama. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama
adalah dua hal yang saling melengkapi. Dia juga berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
dapat membantu kita memahami agama dengan lebih baik.
Adapun kajian dalam bidang ilmu pengetahuan dan agama meliputi llmu-ilmu agama
seperti tafsir, hadis, fikih, dan tasawuf. Ilmu-ilmu umum, seperti matematika, fisika, kimia,
dan astronomi. Dan ilmu-ilmu sosial, seperti sejarah, ekonomi, dan politik.
3. Filsafat dan teologi
Para ilmuwan Mekkah juga sering membahas berbagai macam masalah filosofis dan
teologis. Mereka membahas masalah-masalah seperti hakikat Tuhan, alam semesta, dan
manusia.
Muhammad Abduh adalah salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam
pembahasan ini. Dia membahas berbagai macam masalah filosofis dan teologis. Dia
berpendapat bahwa Islam adalah agama yang rasional dan dapat memberikan jawaban atas
berbagai macam pertanyaan filosofis.
Rashid Rida, murid dari Muhammad Abduh, juga membahas berbagai macam masalah
filosofis dan teologis. Dia melanjutkan ide-ide gurunya.
Abdullah bin Husain Al-Yamani adalah salah satu tokoh yang juga membahas berbagai
macam masalah filosofis dan teologis. Dia membahas berbagai macam masalah filosofis
dan teologis. Dia berpendapat bahwa Islam adalah agama yang rasional dan dapat
memberikan jawaban atas berbagai macam pertanyaan filosofis.
Muhammad Shalih Al-Munajjid adalah salah satu tokoh yang juga membahas berbagai
macam masalah filosofis dan teologis. Dia juga melanjutkan ide-ide gurunya.
4. Pembaharuan Islam
Pada masa ini, dunia Islam sedang mengalami perubahan besar-besaran. Hal ini
mendorong para ilmuwan Mekkah untuk membahas bagaimana Islam dapat beradaptasi
dengan perubahan tersebut. Salah satu pembahasan yang populer adalah tentang
pembaharuan Islam. Para ilmuwan Mekkah berpendapat bahwa Islam perlu diperbaharui
agar dapat menjawab tantangan zaman.
5. Peran Islam dalam masyarakat
Para ilmuwan Mekkah juga membahas tentang peran Islam dalam masyarakat. Mereka
berpendapat bahwa Islam memiliki peran penting dalam membangun masyarakat yang adil
dan makmur. Hal ini mendorong mereka untuk mengembangkan berbagai pemikiran dan
ide tentang bagaimana Islam dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
6. Hubungan Islam dengan Barat
Pada masa ini, dunia Islam juga sedang menghadapi tantangan dari Barat. Hal ini
mendorong para ilmuwan Mekkah untuk membahas tentang hubungan Islam dengan Barat.
Mereka berpendapat bahwa Islam dan Barat dapat hidup berdampingan secara damai. Hal
ini mendorong mereka untuk mengembangkan berbagai pemikiran dan ide tentang
bagaimana Islam dapat berinteraksi dengan Barat.
7. Diskusi tentang modernisasi Pendidikan
Pada tahun 1900, para ilmuwan Mekah mulai membahas perlunya modernisasi
pendidikan di Arab Saudi. Mereka berpendapat bahwa pendidikan tradisional tidak lagi
relevan dengan kebutuhan masyarakat yang semakin modern. Salah satu tokoh yang paling
vokal dalam mendukung modernisasi pendidikan adalah Muhammad Abduh. Ia adalah
seorang pemikir muslim yang telah lama tinggal di Mesir. Abduh berpendapat bahwa
pendidikan Islam harus diajarkan dengan cara yang lebih modern dan ilmiah.
Pada tahun 1905, Abduh mendirikan Madrasah al-Manar di Mekah. Madrasah ini
menggunakan metode pembelajaran modern dan menawarkan berbagai mata pelajaran,
termasuk sains, matematika, dan sejarah. Diskusi tentang modernisasi pendidikan terus
berlanjut hingga tahun 1928. Pada tahun ini, Raja Abdul Aziz bin Saud, pendiri Arab Saudi,
mendirikan Universitas Islam Madinah. Universitas ini menggunakan kurikulum modern
dan menjadi salah satu universitas terkemuka di dunia Arab.
8. Diskusi tentang reformasi sosial
Selain modernisasi pendidikan, para ilmuwan Mekah juga membahas perlunya
reformasi sosial. Mereka berpendapat bahwa masyarakat Arab perlu dibebaskan dari
praktik-praktik yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Salah satu tokoh yang
paling vokal dalam mendukung reformasi sosial adalah Muhammad bin Abd al-Wahhab.
Ia adalah seorang ulama yang mendirikan gerakan Wahabi. Gerakan ini mengajarkan
bahwa Islam harus dipraktekkan dalam bentuk yang paling murni. Pada tahun 1924, Raja
Abdul Aziz bin Saud menaklukkan Mekah dan Madinah. Ia menerapkan ajaran Wahabi di
seluruh Arab Saudi.
Salah satu isu yang menjadi perhatian para ilmuwan adalah status perempuan. Mereka
berpendapat bahwa perempuan harus diberi kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk
berpendidikan dan bekerja. Pada tahun 1913, Fatimah al-Fihri mendirikan Dar al-Hanan,
sekolah perempuan pertama di Mekah. Sekolah ini menawarkan pendidikan dasar dan
menengah bagi perempuan. Selain itu, para ilmuwan Mekah juga membahas masalah
kemiskinan dan kesenjangan sosial. Mereka berpendapat bahwa pemerintah perlu
mengambil langkah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pada tahun 1926, pemerintah Arab Saudi mendirikan Kementerian Sosial
untuk menangani masalah kemiskinan dan kesejahteraan sosial.
Diskusi tentang reformasi sosial terus berlanjut hingga tahun 1928. Pada tahun ini,
pemerintah Arab Saudi mengambil langkah untuk melakukan reformasi sosial. Pemerintah
mengeluarkan undang-undang yang menjamin hak-hak perempuan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
9. Diskusi tentang politik
Para ilmuwan Mekah juga membahas tentang politik. Mereka berpendapat bahwa Arab
Saudi perlu menjadi negara yang modern dan sejahtera. Salah satu tokoh yang paling vokal
dalam mendukung modernisasi politik adalah Abdullah al-Aziz. Ia adalah putra Raja Abdul
Aziz bin Saud. Pada tahun 1928, Abdullah al-Aziz mendirikan Majlis Syura. Majlis Syura
adalah badan legislatif yang terdiri dari para ulama dan tokoh masyarakat. Diskusi para
ilmuwan Mekah pada tahun 1900-1928 memiliki dampak yang signifikan terhadap
perkembangan Arab Saudi. Diskusi-diskusi ini membantu Arab Saudi untuk menjadi
negara yang lebih modern dan sejahtera.
10. Diskusi tentang persatuan umat Islam
Para ilmuwan Mekah juga membahas persatuan umat Islam. Mereka berpendapat bahwa
umat Islam perlu bersatu untuk menghadapi tantangan zaman. Salah satu tokoh yang paling
vokal dalam mendukung persatuan umat Islam adalah Muhammad Abduh. Abduh
berpendapat bahwa umat Islam harus saling menghormati dan bekerja sama untuk
mencapai tujuan bersama. Abduh juga mendorong diadakannya konferensi-konferensi
Islam untuk membahas masalah-masalah umat Islam. Pada tahun 1913, Abduh mendirikan
Liga Muslim Internasional untuk mempromosikan persatuan umat Islam.
Diskusi tentang persatuan umat Islam terus berlanjut hingga tahun 1928. Pada tahun ini,
Liga Muslim Internasional mengadakan konferensi internasional di Mekah. Konferensi ini
dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara Muslim. Konferensi ini menghasilkan
kesepakatan untuk meningkatkan kerja sama antara umat Islam. Kesepakatan ini menjadi
langkah penting dalam upaya untuk mempersatukan umat Islam.

Berikut adalah beberapa contoh diskusi spesifik para ilmuwan Mekkah pada tahun 1900-
1928:

1. Pada tahun 1905, Muhammad Abduh menulis sebuah artikel berjudul "Risalat al-Tauhid"
(Risalah tentang Tauhid). Dalam artikel ini, Abduh berpendapat bahwa tauhid adalah inti
dari Islam. Ia juga berpendapat bahwa tauhid harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam aspek ibadah maupun sosial. Muhammad Abduh mengadakan diskusi
dengan para ulama Mekah tentang perlunya modernisasi pendidikan. Abduh berpendapat
bahwa pendidikan Islam harus diajarkan dengan cara yang lebih modern dan ilmiah.
2. Pada tahun 1910, para ulama Mekah mengadakan diskusi tentang perlunya reformasi
sosial. Mereka berpendapat bahwa masyarakat Arab perlu dibebaskan dari praktik-praktik
yang dianggap tidak sesuai dengan ajaran Islam.
3. Pada tahun 1911, Jamaluddin al-Afghani mendirikan sebuah organisasi bernama al-
Jam'iyyah al-Islahiyyah (Organisasi Pembaharuan). Organisasi ini bertujuan untuk
memajukan Islam dan melawan kolonialisme Barat.
4. Pada tahun 1920, para politikus Mekah mengadakan diskusi tentang masa depan politik
Arab Saudi. Mereka berpendapat bahwa Arab Saudi perlu menjadi negara yang modern
dan sejahtera
5. Pada tahun 1922, Muhammad Iqbal menulis sebuah puisi berjudul "Bang-e-Dara" (Suara
Terompet). Dalam puisi ini, Iqbal membayangkan tentang masa depan Islam yang jaya dan
makmur.

Diskusi para ilmuwan Mekkah pada periode ini memberikan kontribusi penting bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia Islam. Diskuisi ini juga mendorong
umat Islam untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilainya.

Anda mungkin juga menyukai