Notulensi Jiwa 2 Kasus 2
Notulensi Jiwa 2 Kasus 2
Seorang Perawat penanggung Jawab program jiwa Puskesmas melakukan kunjungan rumah
pada keluarga Ny. S. Ibu S mengatakan sudah 1 bulan terakhir menderita Covid-19 dan
kondisi kesehatan menjadi gampang sakit. Ibu S mengatakan bahwa ia satu-satunya orang
yang merawat suami sakit stroke (8 bulan yang lalu) dan merawat anak laki-lakinya (Tn.C) y
ang sudah 8 tahun menderita skizofrenia dan juga terinfeksi Covid-19 bersamaan dengannya.
Ibu S mengeluh sering terbangun malam hari dan sulit tidur kembali karena terus memikirkan
kondisi sakit suami, anak, dan dirinya sendiri. Anak ibu S, Tn.C, usia 25 tahun mengalami
gangguan jiwa, rutin kontrol ke RSMM dan minum obat. Masalah utama yang dirasakan
klien saat ini adalah merasa malu, minder, dan merasa tidak berguna. Klien mengatakan tidak
berguna karena sebagai anak laki-laki tunggal di keluarga tidak bisa membahagiakan orang
tua. Hasil pengkajian perawat, klien memiliki pengalaman masa lalu yang tidak menyenangk
an, dimana saat SMP klien sering di bully. Klien mengungkapkan saat ini merasa malu dan m
inder dengan orang lain terutama karena dirinya pernah sakit ditambah saat ini juga terinfeksi
Covid-19. Perasaan malu dan minder ini, membuat klien sulit untuk memulai interaksi teruta
ma ketika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya.
LO:
1. Apakah masalah keperawatan yang dialami pasien dan keluarga
2. Data tambahan apa yang harus didapatkan dari pasien dan keluarga
3. Buatlah pohon masalah keperawatan pada kasus pasien
4. Buat Laporan Pendahuluan Masalah Keperawatan Utama pasien
5. Buatlah strategi pelaksanaan komunikasi untuk mengatasi masalah keperawatan
utama pasien dan keluarga (Fase Orientasi, kerja, terminasi
STEP I
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Skizofrenia
Menurut National Institute of Mental Health (NIMH,2021) Skizofrenia adalah
penyakit mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan
berperilaku. Orang dengan skizofrenia mungkin tampak seolah-olah mereka telah
kehilangan kontak dengan kenyataan, yang dapat menyusahkan bagi mereka dan bagi
keluarga dan teman-teman mereka.
2. Bully
Perilaku agresif hubungan sepihak di mana korban dieksploitasi yang melibatkan
ketidakseimbangan kekuatan yang nyata atau dirasakan. Perilaku diulang dari waktu
ke waktu Termasuk tindakan seperti membuat ancaman, menyebarkan desas-desus,
menyerang seseorang secara fisik atau verbal, mengecualikan seseorang dari suatu
kelompok dengan sengaja. Bisa terjadi di mana saja.
3. Terinfeksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terinfeksi artinya terkena infeksi.
Kata "infeksi" itu sendiri merupakan proses invasi dan multiplikasi berbagai
mikroorganisme ke dalam tubuh seperti bakteri, virus, jamur, dan parasit (terkena
hama) kemasukan bibit penyakit; ketularan penyakit; dan peradangan.
4. Minder
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), minder atau rasa rendah diri (low
esteem) adalah istilah yang merujuk kurangnya rasa percaya diri diri seseorang yang
membuatnya merasa selalu kurang atau tidak berharga dibandingkan oleh orang lain.
5. Stroke
Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang
cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian,
tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular (P2PTM Kemenkes RI, 2018).
6. Covid 19
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang
baru ditemukan. Virus baru dan penyakit yang disebabkannya ini tidak dikenal
sebelum mulainya wabah di Wuhan, Tiongkok, bulan Desember 2019. COVID-19 ini
sekarang menjadi sebuah pandemi yang terjadi di banyak negara di seluruh dunia
(WHO, 2020).
STEP II
IDENTIFIKASI MASALAH
1. Febrina_G1B120048
Bagaimana cara perawat memulai interaksi dengan pasien yang mengalami
permasalahan sulit berinteraksi dengan orang yg baru dikenalnya?
2. Birgitta Arta Milawati_ G1B120049
Bagaimana tindakan perawat kepada keluarga dan pasien gangguan jiwa dengan
masalah covid seperti pada kasus?
3. Ahmad Syahdad_ G1B120052
Komunikasi apa yang pas diberikan kepada pasien?
4. Nyimas Aisyah Al amini_ G1B120050
Do ds apa yang dapat kita temukan?
5. Poniyem_ G1B120046
Apa saja faktor predisposisi dan faktor presipitasi klien pada kasus tersebut?
STEP III
ANALISIS MASALAH
1. Cara perawat memulai interaksi dengan pasien yang mengalami permasalahan sulit
berinteraksi dengan orang adalah dengan menghadirkan diri secara fisik yang dapat
memfasilitasi komunikasi yang terapeutik seperti:
- Berhadapan dengan pasien yang artinya dari posisi ini adalah “Saya siap untuk
anda”.
- Mempertahankan kontak mata yaitu kontak mata pada level yang sama berarti
menghargai pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap berkomunikasi.
- Membungkuk ke arah klien yaitu posisi ini menunjukkan keinginan untuk
mengatakan atau mendengarkan sesuatu.
- Memperlihatkan sikap terbuka, tidak melipat kaki atau tangan menunjukkan
keterbukaan untuk berkomunikasi dan siap membantu.
- Tetap rileks artinya tetap dapat mengendalikan keseimbangan antara
ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respon kepada pasien, meskipun
dalam situasi yang tidak menyenangkan.
2. Praktik klinik online merupakan alternatif dalam memberikan pelayanan kesehatan
jiwa selama pandemi covid-19.praktik klink online bermanfaat dalam pencegahan
kekambuhan yang beresiko terjadi selama pandemi pada orang dengan gangguan jiwa
berat seperti skizofrenia. instrumen yang di gunakan adalah lembar evaluasi tanda
gejala dan kemampuan mengontrol perilaku pasien.
3. Komunikasi yamg bisa diberikan kepada pasien adalah:
1) Menganggap Pasien Sebagai Keluarga atau teman
- Membantu proses pendekatan dengan menciptakan kenyamanan dari
proses komunikasi yang dilakukan
- Komunikasi tanpa membedakan
- Mampu menunjukkan perhatian
2) Menggunakan Bahasa yang Mudah Dimengerti
- Bisa menerima informasi dengan mudah
- Mencegah kebingungan apa yang dimaksud dari pembicaraan
3) Memperhatikan nada Bicara
- Mengetahui maksud informasi yang dibahas
4) Menggunakan isyarat tindakan (gerakan,sentuhan,sikap tubuh)
- Udah paham akan maksud informasi yang diberikan
5) Memperhatikan kontak mata
- Membantu membangun kepercayaan
- Menghargai lawan bicara
6) Memberikan humor
- Meningkatkan kedekatan
4. Data Subjektif :
- Ny. S sudah 1 bulan menderita covid-19 sehingga kondisi kesehatan menjadi
gampang sakit
- Ny. S satu-satunya yang merawat suami sakit stroke ( 8 bulan) dan anak laki-
lakinya Tn. C yang sudah 8 tahun menderita skizofrenia dan covid-19.
- Mengeluh sering terbangun malam hari dan sulit tidur kembali karena
memikirkan kondisi sakit suami, anak dan dirinya sendiri.
- Klien (Tn.C) merasa malu, minder dan merasa tidak berguna karena penyakitnya
saat ini.
- Klien mengatakan tidak berguna karena sebagai anak laki-laki tunggal di
keluarga tidak bisa membahagiakan orang tua,
- Klien korban bullying saat SMP.
Data Objektif :
- Perasaan malu dan minder ini, membuat klien sulit untuk memulai interaksi
terutama ketika bertemu dengan orang yang baru dikenalnya
5. Faktor predisposisi: Faktor psikologis (penilaian negative pasien terhadap gambaran
dirinya), Klien merasa malu, minder, tidak berguna sebagai anak laki-laki karena
tidak bisa membahagiakan kedua orangtuanya.
Faktor presipitasi:
- Klien mengalami skizofrenia dan covid-19
- Pengalaman traumatik: Klien saat SMP menjadi korban bully
STEP IV
MIND MAPPING
Tn. C (Klien)
Ny. S (Keluarga) 25 tahun
Ds : Ds :
- Sudah 1 bulan menderita - Klien merasa malu, minder
covid-19 dan merasa tidak berguna
- Kondisi kesehatan menjadi karena penyakitnya saat ini.
gampang sakit - Klien mengatakan tidak
- Ny. S satu-satunya yang berguna karena sebagai anak
merawat suami sakit stroke ( 8 laki-laki tunggal di keluarga
bulan) dan anak laki-lakinya tidak bisa membahagiakan
Tn. C yang sudah 8 tahun orang tua,
menderita skizofrenia dan - Klien korban bullying saat
covid-19. SMP.
- Mengeluh sering terbangun
Do :
malam hari dan sulit tidur
kembali karena memikirkan Perasaan malu dan minder ini,
kondisi sakit suami, anak dan membuat klien sulit untuk memulai
dirinya sendiri. interaksi terutama ketika bertemu
dengan orang yang baru dikenalnya.
LEARNING OBJECTIVE
DO:
5) Rentang respon
Respon konsep diri sepanjang rentang sehat – sakit berkisar dari status
aktualisasi diri (paling adaptif) sampai pada keracunan
identitas/depersonalisasi (maladaptif) yang digambarkan sebagai berikut (Lilik
Ma’rifatul Azizah, 2016) :
Fase “Selamat pagi, perkenalkan saya .., kalau boleh tau mbak namanya
Orientasi siapa ..?? senang dipanggil apa? bagaimana keadaan S hari ini? S
terlihat segar“.
“ Wah, bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang S miliki
“.
“Mari kita lihat tempat tidur S. Coba lihat, sudah rapihkah tempat
tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan
dulu bantal dan selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya,
dan kasurnya kita balik”.
”Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya
bagus!. Sekarang sebelah kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah
pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan, dan letakkan di
sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !”
Analisa Data
No Data Masalah
.
1. DS : Harga Diri Rendah
- Menilai diri negative (merasa tidak Kronis
berguna)
- Merasa malu
- Melebih lebihkan penilaian negative
tentang diri sendiri
DO :
- Terdiagnosa Skizofrenia 8 tahun lalu
- Terinfeksi Covid
- Pernah di bully
- Anak tunggal laki laki dikeluarga
2. DS : Ansietas
- Terus memikirkan kondisi sakit suami,
anak, dan dirinya sendiri
Data Tambahan :
- Merasa bingung
- Sulit berkonsentrasi
- Mengeluh pusing
- Anoreksia
- Palpitasi
DO :
- Sulit tidur
Data Tambahan:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak tegang
- Frekuensi napas meningkat
- Frekuensi nadi meningkat
- Diaphoresis
- Klien tremor
- Muka klien tampak pucat
- Suara klien bergetar
- Kontak mata buruk
- Klien sering berkemih
- Klien berorientasi pada masa lalu
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga Diri Rendah Kronis
2. Ansietas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Lilik Ma’rifatul Azizah, I. Z. (2016). Teori dan Aplikasi Praktik Klinik-Buku Ajar
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta: Indomedia Pustaka.
PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1. Jakarta: Persatuan
Perawat Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi 1. Jakarta:
Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI, T. P. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi 1. Jakarta:
Persatuan Perawat Indonesia.