Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Muhamad Tajul Mafachir

NIM : 92200818006

Prodi : Jurusan Ilmu Al Qurán Dan Tafsir Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Kediri

Judul jurnal:

‫الفرق بين اللبس واحتمال وجوه المعنى‬

Between Ambiguous and Probable Interpretation: Aspects of Meaning in the Qur'an.


Ambiguisitas Dan Beberapa Kemungkinan Makna Di Dalam Al-Quran.

Penulis dan Institusi asal

Tamam Hassan, Universitas Islam Al-Azhar Kairo Mesir.

Ibn Omar ibn Mohammed Dawood dilahirkan di DesaKarnak, Propinsi Qina, Mesir
pada 27 Januari 1918. Beliau adalah pakarbahasa Arab terkemuka di dunia Islam dan
Internasional yang hidup dalammultizaman. Beliau mendedikasikan hidupnya mengajar,
meneliti, menulis,menerjemah, memimpin lembaga pendidikan dan lembaga ilmiah,
berperanaktif dalam forum nasional maupun internasional, hingga mengabdi kepadanegara.
Bahkan beliau telah menulis lebih dari 10 buku (salah satunya adalahbuku Al Lughah Al
‘Arabiyyah: Ma’naha wa Mabnaha lebih dari 50 artikel dan hasil penelitian dan
menerjemahkan minimal lima karya pentingmengenai linguistik, sejarah, dan filsafat dari
bahasa Inggris ke dalam bahasaArab.

Berkat dedikasi dan produktivitas beliau meraih sejumlah penghargaandan prestasi,


antara lain antara lain ‘Ali Basir International Prize (SaudiArabia, 1984), Saddam Husein
Arabic Prize (Irak, 1987), King FaisalInternational Prize (Saudi Arabia, 2006), The
International Conference ofArabic and Humanity (Maroko, 2008), Cairo University Award,
dan lainsebagainya. Nama beliau pun dicatat dalam International Who’s Who in Education
oleh International Biographical Center dan dalam EnsiklopediTokoh Mesir Abad XX oleh
Kantor Berita Timur Tengah, Cairo. Linguis yang hidup dalam multizaman ini wafat pada 11
Oktober 2011 lalu di KotaCairo, Mesir.

8
Sumber jurnal (link jurnal)

Journal of Qur’anic Studies 15.1 (2013): 155–160

Edinburgh University Press

DOI: 10.3366/jqs.2013.0085

© Centre of Islamic Studies, SOAS

www.euppublishing.com/jqs

Ringkasan abstrak

Pengertian Lubs/ Ambiguisitas makna adalah, ‫تعدد احتماالت المعنى وليس ألحدها قرينة ترجح‬
adanya kemungkinan lebih dari satu makna serta tidak adanya qarinah (penghubung) yang
diunggulkan diantara kemungkinan tersebut.

Seperti apabila kita berkata kepada orang lain:

‫ذهبت إلى ابن أخي وصديقه‬

Aku pergi ke (tempat) keponakanku dan temannya.

Kalimat diatas mengandung kemungkinan makna dan pengertian lebih dari satu:
pertama, aku pergi ke tempat keponakanku dan tempat temannya. Kedua, aku pergi ke
tempat keponakanku bersama temannya. Dll. Hal demikian tergantung dari kemampuan
mukhatab menerima pengertian makna dari kalimat tersebut.

Sedangkan pengertian haml Makna, adalah

‫ تعدد احتماالت المعنى ولكل منها قرينة تدل على صحت‬: ‫حمل األوجه‬

Yaitu, adanya beberapa kemungkinan makna dengan disertai qarinah atau penguat di
setiap kemungkinan yang menjadikannya sah secara pengertian. Dalam sebuah syair
disebutkan sebagai amsal,

‫ما اسم شيء تركيبه من ثالث وهو ذو أربع تعالى اإلله‬

‫فإذا ما قلبته وأخذت ا ـل ثلث منه يكون لي ثلثاه‬


Kata ‫ قلب‬dalam penggalan syair diatas dibenarkan memiliki dua pengertian makna:
pertama, membalikan sesuatu atau, kedua, membalikan kata yang menunjukan atas makna
tersebut.

.‫قلب الشيء وقلب اللفظ الدال على هذا الشيء‬

Konsep pemikiran

Menarik pengertian pembaca dari sebuah amsal-amsal yang kemudian menjadi


pengembangan dari teori yang akan disampaikan oleh penulis. Hal demikian menjadi gaya
retorik dari seorang ahli bahasa, Tamam Hassan, yang selalu menarik sebuah contoh lalu
menyelesaikan permasalahan yang timbul dari hal tersebut sebelum memberi batasan-batasan
atau definisi terhadap suatu hal. Tamam juga menawarkan model analisis unsur atau
komponen nahwu guna memahami system Bahasa Arab sebagai mana tercermin dan teks

Metodologi yang digunakan

Metode penelitian yang pertama dilakukan dengan metode purposive sampling.


Metode penelitian yang kedua dilakukan dengan definisi-narasi.

Ringkasan hasil penelitian

1. Menurut Tamam Hasan, ketika membangun methodologi penelitianya, para ahli


nahwu mendasarkan pengembangan metodologi tersebut melalui al-ushul wa al-
furu’ (asal, dasar, pangkal dan cabang).Mereka lalu merumuskan berbagai dasar
yang diabstrasikan menurutpemikiran linguistic mereka. Karena itu mereka masih
membahas tentang ashl al- wadh’I (asal pembuatan, formulasi), ashl qa’idah
(asal kaidah), ashlal-istiqaq (asal derivasi).
2. Konsep dasar pendekatan bahasa menurut tamam hasan adalah studi relasi antara
abwab (categories) nahwu yang tercermin pada kata-kata dalam teks.
Nahwumerupakan studi terhadap kalimat sempurna dari studi relasi syntagmatic
atau relasi konteks. System nahwu dibangun berdasarkan lima prinsip berikut.
Yakni, pertama, sejumlah makna umum atau yang disebut makna kalimat dan
gaya Bahasa. Kedua, sejumlah makna khusus atau makna abwab tersendiri seperti
fi’liyah, maf’uliyah, idhafah dll. Ketiga, menurut tamam sejumlah relasi yang
menghubungkan relasi antara makna khusus sehingga dapat distrukturkan dan
pada giliranya menjelaskan makna bahasa yang dikehendaki. Hal ini antara lain
seperti relasi isnad (nominative) dan takhsis atau relasi taba’iyah, nisbah dll.
3. Menurut Tamam, analisis linguistic memiliki delapan tingkatan yang
secaragradual harus dipertimbangkan. Gradasi analisis ini dimulai dari
pengamatanbunyi Bahasa. Bunyi Bahasa kemudian diklasifikasikan menurut
fonemnya. Lalu perpaduan huruf itu membentuk suku kata, suku kata membentuk
kata (alfadz), perpaduan kata membentuk frase, perpaduan frase membentuk
klausa, perpaduan klausa membentuk kalimat, sekumpulan kalimatmembentuk
teks dalam suatu kesatuan yang utuh. Analisis gramatik merambah semua
tingkatan tersebut, baik dalam kondisi berdiri sendiri atau terpisah dari struktur
kalimat maupun dalam kondisi terpadu dalam struktur kalimat

Anda mungkin juga menyukai