Anda di halaman 1dari 8

Tugas Kelompok ke-1

Character Building : Pancasila


(Minggu 3/ Sesi 4)
Kelompok 2
2023

- Egy Decky Saputra 2301933074


- Eudia Sintike Sole 2602335382
- Meirita Khayania 2602342034
- Sari Arum Ngerdatin 2602338466

Buatlah sebuah essay: minimal 1 halaman; Font: Times New Roman; ukuran: 12;
spasi: 1,5
Daftar Pustaka (referensi) harus ada (minimal 3, salah satunya lecturer note)
Indikator Penilaian:
Penilaian
Indikator
85-100 75-84 65-74 0 - 64
1. Memberikan kasus Artikel memuat Hanya 2 Hanya 1 Tidak ada
dan secara lengkap, indikator indikator indikator yang
mendeskripsikan jelas dan tepat yang jelas, yang tepat, jelas, lengkap
teori yang ada indikator 1,2,3 tepat dan jelas dan dan tepat
tentang radikalisme dan 4 lengkap lengkap
dan/atau intoleransi
beragama
2. Memberikan kasus
dan
mendeskripsikan
teori tentang
toleransi antar umat

Character Building: Pancasila


beragama
3. Memberikan
analisa tentang poin
1
4. Memberikan
analisa tentang
point 2

Carilah 1 contoh kasus tentang intoleransi agama yang terjadi dan 1 contoh kasus tentang
toleransi agama yang terjadi. Buatlah analisa tentang kedua kasus tersebut.

Secara umum, radikalisme memanifestasikan dirinya sebagai hasil dari pemahaman


ekstrem yang disebabkan oleh ketidakpuasan dengan situasi. Kadang-kadang radikalisme kini
diasosiasikan dengan agama. Munculnya berbagai aksi radikalisme atas nama agama yang
membawanya untuk tindakan kekerasan dan intoleransi.

Persoalan radikalisme dan intoleransi di Indonesia masih saja menjadi masalah yang
memprihatinkan kebersamaan kita. Berbagai bentuk tindakan intoleransi mencuatkan
dirinya dalam aneka wajahnya yang bervariasi. Tindakan pelarangan beribadah untuk
penganut agama tertentu, pembakaran rumah ibadah penganut agama lain, pemberhentian
ibadah kelompok agama tertentu yang dilakukan oleh kelompok intoleran, sulitnya izin
mendirikan rumah ibadah, praktik fanatisme agama picik dan sebagainya itulah
ekspresinya. Semua fakta ini merupakan contoh buruk yang merongrong kondisi toleransi
di bumi Indonesia. Untuk itulah diperlukan suatu cara dekonstruksi atas intoleransi,
sehingga tercipta suatu kondisi toleransi yang lebih ideal berbasis Pancasila.
Intoleransi agama dan toleransi agama adalah dua hal yang sangat berbeda.
Intoleransi agama terjadi ketika seseorang atau kelompok tidak menerima keyakinan agama
orang lain dan bertindak dengan cara yang merugikan atau merusak orang tersebut.
Sementara toleransi agama adalah sikap saling menghargai dan menghormati keyakinan
agama orang lain tanpa memandang perbedaan agama.
Terdapat dua macam penafsiran terhadap konsep toleransi. Pertama, disebut negative
interpretation of tolerance, yang berarti bahwa toleransi hanya menuntut pihak lain dibiarkan

Character Building: Pancasila


sendirian atau tidak dianiaya. Kedua, disebut positive interpretation of tolerance, yang berarti
bahwa toleransi hanya membutuhkan bantuan, peningkatan dan pengembangan.
Indonesia adalah salah satu negara dengan eksperimen toleransi yang paling panjang
dan intens. Tradisi dan paham kebangsaan Indonesia mendorong warga untuk memahami,
mengilustrasikan dan menerjemahkan perbedaan sebagai fakta yang dapat dimengerti dan
diadaptasikan dalam pergaulan sesama warga. Namun sejarah juga memperlihatkan bahwa
Indonesia mesti bekerja keras untuk mengelola perbedaan, melampaui konflik dan
ketegangan untuk mengukuhkan harmoni dan toleransi
Contoh kasus intoleransi agama yang terjadi di Indonesia adalah pemalakan Pura di
Lumajang pada tahun 2018. Pura tersebut dihancurkan dan dibakar, dan patung-patung
dewa yang ada di dalamnya dirusak. Kasus ini menunjukkan adanya tindakan intoleransi
agama yang sangat merusak dan merugikan pihak lain.
Sementara itu, contoh kasus toleransi agama yang terjadi di Indonesia adalah
kerukunan beragama di Kota Bogor. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2019
menunjukkan bahwa kerukunan beragama di kota tersebut sangat baik. Meskipun terdapat
perbedaan agama, namun masyarakat Bogor tetap hidup dalam harmoni dan saling
menghargai keyakinan agama masing-masing. Hal ini menunjukkan adanya sikap toleransi
agama yang kuat di masyarakat Bogor.

Analisis:
Kasus intoleransi agama seperti pemalakan Pura di Lumajang menunjukkan adanya
tindakan yang merugikan pihak lain dan merusak keberagaman agama di Indonesia. Hal ini
sangat disayangkan karena Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman agama
yang sangat kaya. Kasus seperti ini menunjukkan adanya ketidakadilan dan
ketidakseimbangan dalam masyarakat.
Sementara itu, kasus toleransi agama seperti kerukunan beragama di Kota Bogor
menunjukkan adanya sikap saling menghargai dan menghormati keyakinan agama orang
lain. Hal ini sangat penting untuk menjaga keberagaman agama di Indonesia dan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.

Character Building: Pancasila


Dari awal terbentuknya Pancasila, para pendiri sudah memahami adanya realitas
perbedaan agama yang ada dan tentu berpeluang membawa potensi konflik yang
disebabkan oleh adanya perbedaan agama di dalam tubuh bangsa ini. Para pendiri bangsa
tidak menginginkan konflik dan intoleransi antarumat beragama terjadi di Negara Kesatuan
Republik Character Building: Pancasila Indonesia (NKRI) ini. Untuk itulah Pancasila,
melalui sila Ketuhanan yang Maha Esa mengkristalisasikan nilai utama toleransi
antarpenganut agama sebagai nilai yang penting. Nilai-nilai itu yakni: hormat dan
menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan
yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup, saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, tidak
memaksakan agama atau kepercayaannya kepada orang lain, bertoleransi dalam beragama,
dan beribadah menurut agama masing-masing. Jadi, toleransi sungguh penting menurut sila
Ketuhanan yang Maha Esa.

Contoh lainnya :

1. Memberikan kasus dan mendeskripsikan teori yang ada tentang radikalisme dan/atau
intoleransi beragama

 Radikalisme merupakan suatu paham yang dibuat oleh sekelompok aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial atau politik secara drastic dengan
menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai perubahan kondisi politik.
 Radikalisme dalam agama dapat berbentuk sifat-sifat menarik diri tidak mau
berinteraksi dengan pihak lain yang dianggap merugikan, atau melakukan tindakan
kekerasan pada pihak lain yang dirasakan telah melakukan perbuatan tidak adil
terhadap mereka atau ajaran agama mereka. Radikalisme dalam beragama salah
satunya disebabkan ketidakadilan yang dilakukan oleh negara-negara barat.
 Radikalisme beragama diasosiasikan dengan fundamentalisme atau bentuk dari agama
yang mencoba menemukan kembali akar atau bagian fundamental dari keyakinan
kemudian meletakkannya pada bagian mendasar dari praktik sosial-politik. Hal

Character Building: Pancasila


tersebut dapat diartikan bahwa fundamentalisme berada pada tataran gagasan dan aksi
radikalisme pada tataran aksi dan politis.

 Dasar radikalisme agama sungguh bertolak belakang dengan Pancasila. Sebagai


pondasi dan jiwa yang mendasari bangunan bangsa dan negeri ini, kehadiran
Pancasila pertama-tama justru melindungi dan menjamin keberagaman identitas
primordial masyarakat bangsa Indonesia. Dalam arti itu, Pancasila menuntun bangsa
ini untuk bersikap inklusif, moderat dalam menampilkan identitas kesukuan dan
keagamaan kita, toleran dan gotong royong sebagai kepribadian khas bangsa
Indonesia yang takdirnya adalah majemuk. Oleh Pancasila, keberagaman tidak
dibungkan dan disamakan, melainkan dibiarkan hidup berkembang. Hal itu terlihat
nyata pada kebijakan negara yang menjamin hak beragama dan beribadah setiap
warganya sesuai dengan nilai agama dan kepercayaannya masing- masing. Dan
apapun latar belakang primordial warga bangsa ini, setiap orang memiliki kesetaraan
di hak dan kewajiban dihadapan hukum negara.

 Contoh Kasus Radikalisme

Bom Bali 1:

Tiga bom meledak di Bali pada 12 Oktober 2002. Ledakan ini menewaskan 202 orang
dan ratusan orang menderita luka. Ledakan pertama terjadi di depan Diskotek Sari
Club, Jalan Legian, Kuta. Tidak berselang lama, ledakan kedua terjadi Diskotek
Paddy’s yang berada di

seberang Sari Club. Setelah itu, ledakan ketiga terjadi tak jauh dari Konsulat Amerika
Serikat di wilayah Renon, Denpasar. Selain korban jiwa, ledakan bom ini juga
merusak bangunan- bangunan di sekitar lokasi kejadian. Polisi kemudian menangkap
Amrozi, Imam Samudra alias Abdul Aziz, Ali Ghufron, Ali Imron, Mubarok alias
Utomo Pamungkas, dan Suranto Abdul Gani. Tersangka lain, Dulmatin, tewas saat
penangkapan. Mereka terbukti bersalah melakukan pengeboman tersebut. Dalam
persidangan, terungkap bahwa para pelaku merupakan anggota Jamaah Islamiyah (JI).

Character Building: Pancasila


Amrozi, Imam Samudra dan Ali Ghufron divonis mati dan telah dieksekusi pada
November 2008. Sedangkan Ali Imron, Mubarok dan Suranto Abdul Gani divonis
penjara seumur hidup. Terbaru, Koordinator Bom Bali I, Arif Sunarso alias
Zulkarnaen alias Daud alias Abdullah Abdurrohman divonis 15 tahun penjara pada
Januari 2022. Ia ditangkap Densus 88 Antiteror Polri pada 10 Desember 2020 setelah
buron 18 tahun.Tak hanya menjadi otak dalam aksi Bom Bali I saja, Zulkarnaen juga
menjadi dalang dalam peledakan gereja serentak pada malam Natal tahun 2000.

2. Toleransi berasal dari bahasa Latin, yaitu “tolerantia” dan berarti kelonggaran, kelembutan
hati, keringanan dan kesabaran. Dengan kata lain, toleransi merupakan satu sikap untuk
memberikan sepenuhnya kepada orang lain agar bebas menyampaikan pendapat kendatipun
pendapatnya belum tentu benar atau berbeda. Agama adalah cara manusia melakukan ibadah
atau mengatur peribadahan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta tata cara mengatur hubungan
manusia dengan manusia lain serta hubungan manusia dengan lingkungannya yang
merupakan bagian dari mahluk ciptaan Tuhan. Manusia memiliki agama karena mempunyai
tujuan untuk menjadi tatanan kehidupan (aturan) yang berasal dari Tuhan dimana hal tersebut
nantinya mampu membimbing manusia menjadi seseorang yang berakal dan berusahan
mencari kebahagiaan hidup baik itu di dunia ataupun di akhirat sebagai bekal dalam
kehidupan di tahap yang selanjutnya di alam fana.

Selain itu, agama juga bertujuan memberikan pengajaran kepada para penganutnya agar dapat
mengatur hidupnya sedemikian rupa guna memperoleh kebahagiaan untuk dirinya sendiri
ataupun untuk masyarakat sekitar. Agama juga dapat menjadi sebuah pembuka jalan untuk
bertemu dengan sang pencipta manusia yaitu Tuhan Yang Maha Esa ketika manusia mati
kelak

Toleransi antar umat beragama merupakan hal yang penting untuk dimiliki setiap orang di
saat ini. Apabila setiap orang mempunyai sikap toleransi yang tinggi maka ini akan
meminimalisir terjadinya konflik antar umat beragama. Dan kehidupan antar umat beragama
pun akan hidup dengan tentram dan damai. Maka dari itu, sangatlah penting untuk

Character Building: Pancasila


menerapkan sikap toleransi sejak dini sehingga ketika kita beranjak dewasa akan terbiasa
dengan sikap toleransi dengan umat beragama lainnya.

Toleransi dalam beragama memiliki pengertian yaitu tindakan saling menghargai antar umat
beragama. Tidak peduli apapun agama yang dianut, antar masyarakat harus saling
menghargai satu sama lain. Toleransi beragama merupakan sikap menyadari bahwa adanya
perbedaan adalah suatu realita sosial dalam masyarakat yang dijadikan sebagai mozaik yang
dapat menjadikan hidup ini beragam akan tetapi tetap dalam kesatuan yang sama. Sebagai
individu umat beragama maka yang dapat dilakukan dalam menghormati dan menghargai
keyakinan serta kepercayaan seorang individu lainnya yang berbeda, dengan mengedepankan
asas-asas kemanusiaan bukan pada keyakinan.

Namun saat ini, sikap toleransi antar umat beragama sudah mulai berkurang dan sulit
ditemukan di kalangaan anak muda saat ini. Dapat dilihat dari sering terjadinya kasus
mengenai tidak adanya toleransi di Indonesia. Dengan adanya kasus ini, saya berharap agar
kita sebagai salah satu anak muda generasi penerus bangsa harus dapat mengembangkan
sikap toleransi antar umat beragama.

Daftar Pustaka:
Lecture Notes Character Building: Pancasila Week ke-3 Page 5-7
Intoleransi dan Resistensi Masyarakat Terhadap Kemajemukan: Studi Kasus Kerukunan
Beragama di Kota Bogor, Jawa Barat. (2019, December 26).
Kementrian Agama Repubik Indonesia, 16 Januari 2023, Toleransi Beragama,
https://kemenag.go.id/hindu/toleransi-beragama-hyv3tv
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 5, Nomor 9, Mei 2015 Zainul Akhyar, Harpani
Matnuh, Siti Patimah
https://nasional.kompas.com/read/2022/10/28/01000061/pengertian-intoleransi-dan-
contohnya.

Character Building: Pancasila


Character Building: Pancasila

Anda mungkin juga menyukai