Anda di halaman 1dari 27

BIMBINGAN TEKNIS

ANTROPOMETRI
DAN ERGONOMI
DI HUNIAN SEDERHANA
Paparan 1
Pengertian Antropometri dan

.....
Ergonomi dalam Perancangan

DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN


BALAI KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
OUTLINE

01 Pendahuluan: Definisi-definisi

02 Pertimbangan Perancangan Ergonomi dan Antropometri

03 Data Antropometri dalam Perancangan

BIMBINGAN TEKNIS: IMPLEMENTASI ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 2


TUJUAN BIMTEK ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA

Meningkatkan pengetahuan kepada stakeholder terkait Terjaminnya kenyamanan


mengenai perancangan hunian sederhana yang ruang gerak pada berbagai
mempertimbangkan ergonomi serta kenyamanan ruang gerak pembangunan hunian
penghuninya sederhana

TRANSFER KUALITAS
KNOWLEDGE RANCANGAN

BIMBINGAN TEKNIS: IMPLEMENTASI ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 3


01. PENDAHULUAN

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 4


DEFINISI ANTROPOMETRI

Antropometri diartikan sebagai suatu ilmu secara khusus berkaitan dengan


pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada
individu, kelompok dan sebagainya [Liliana, 2007]

Menurut KBBI, antropometri adalah ilmu tentang pengukuran tubuh manusia,


digunakan untuk pembuatan desain furnitur yang ergonomis, klasifikasi dan
perbandingan antropologis, dan sebagainya

Kegunaan data antropometri mengalami perkembangan, semula digunakan untuk


kepentingan kedokteran, industri militer dan manufaktur, sekarang data
antropometri digunakan juga untuk perancangan arsitektur bangunan gedung.
Jenis data yang digunakan yaitu antropometri statis, dimensi yang didapat dari
pengukuran tubuh pada saat diam, serta antropometri dinamis, pengukuran
keadaan dan ciri fisik gerakan saat melakukan kegiatan [Hermawan, 2020]

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 5


Pemanfaatan Antropometri

Semula, data antropometri digunakan oleh para ergonom sebagai dasar dalam melakukan
perancangan sehingga terjadi kesesuaian antara dimensi tubuh pengguna (manusia)
dengan rancangan yang digunakan. Desain rancangan yang mengacu pada data
antropometri diharapkan dapat menciptakan kemudahan bagi pengguna dalam
melakukan aktivitasnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja yang berdampak
pada peningkatan produktivitas kerja.

Dewasa kini, penerapan data antropometri tidak hanya pada dunia industri dan pekerjaan
saja namun juga ke semua aspek kehidupan. Seperti halnya aktivitas rumah tangga, apabila
menggunakan peralatan yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh maka akan berdampak
pada ketidaknyamanan bahkan dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal.
[Purnomo, 2013]

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 6


Jrt

Jrs Antropometri Statis: Duduk dan Berdiri

Jts Simbol Pengukuran Antropometri Statis

KeteranganSimbol KeteranganSimbol
No Antropometri Statis No Antropometri Statis
Berdiri Simbol Duduk Simbol
1. Tinggi badan tegak Tbt 1. Tinggi popliteal Tpo
2. Jangkauan tangan keatas Jta 2. Tinggi duduk tegak Tdt
3. Tinggi mata berdiri Tmb 3. Tinggi mata duduk Tmd
4. Tinggi bahu berdiri Tbb 4. Tinggi bahu duduk Tbd
5. Jangkauan tangan ke samping Jts 5. Tinggi sandaran punggung Tsp
Lp
6. Jangkauan rentang tangan Jrt 6. Tinggi siku duduk Tsd
7. Jangkauan rentang siku ke siku Jrs 7. Tinggi pinggang Tp
8. Tinggi siku berdiri Tsb 8. Lebar bahu Lb
9. Tinggi pinggang berdiri Tpb 9. Siku ke siku Lss
10. Tinggi genggaman tangan Tgt 10. Lebar Pinggang Lp
11. Tinggi lutut berdiri Tlb 11. Lebar sandaran duduk Lsd
12. Jangkauan tangan ke depan Jtd 12. Tebal perut duduk Lpd
13. Tebal dada berdiri Tdb 13. Tebal paha Tp
14. Berat badan Bb 14. Pantat popliteal Pp
Tlb
15. Panjang tangan Pt 15. Pantat ke lutut Pl
16. Panjang lengan atas Pla

Antropometri Statis Penghuni dalam Posisi Berdiri


Sumber: Antropometri dan Ergonomi di Hunian Sederhana

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 7


Antropometri Statis: Duduk dan Berdiri
Jtd

Simbol Pengukuran Antropometri Statis

KeteranganSimbol KeteranganSimbol
No Antropometri Statis No Antropometri Statis
Berdiri Simbol Duduk Simbol
1. Tinggi badan tegak Tbt 1. Tinggi popliteal Tpo
2. Jangkauan tangan keatas Jta 2. Tinggi duduk tegak Tdt
Pla Tdp 3. Tinggi mata berdiri Tmb 3. Tinggi mata duduk Tmd
4. Tinggi bahu berdiri Tbb 4. Tinggi bahu duduk Tbd
Jta
5. Jangkauan tangan ke samping Jts 5. Tinggi sandaran punggung Tsp
Tbt 6. Jangkauan rentang tangan Jrt 6. Tinggi siku duduk Tsd
7. Jangkauan rentang siku ke siku Jrs 7. Tinggi pinggang Tp
Tmb
8. Tinggi siku berdiri Tsb 8. Lebar bahu Lb
Tbb 9. Tinggi pinggang berdiri Tpb 9. Siku ke siku Lss
Tp Tpo Tsb 10. Tinggi genggaman tangan Tgt 10. Lebar Pinggang Lp
11. Tinggi lutut berdiri Tlb 11. Lebar sandaran duduk Lsd
Tpb
12. Jangkauan tangan ke depan Jtd 12. Tebal perut duduk Lpd
13. Tebal dada berdiri Tdb 13. Tebal paha Tp
Tlb 14. Berat badan Bb 14. Pantat popliteal Pp
15. Panjang tangan Pt 15. Pantat ke lutut Pl
16. Panjang lengan atas Pla

Antropometri Statis Penghuni dalam Posisi Berdiri dan Duduk


Pp
Sumber: Antropometri dan Ergonomi di Hunian Sederhana
Pl

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 8


Antropometri Statis: Duduk dan Berdiri

Simbol Pengukuran Antropometri Statis

KeteranganSimbol KeteranganSimbol
No Antropometri Statis No Antropometri Statis
Berdiri Simbol Duduk Simbol
1. Tinggi badan tegak Tbt 1. Tinggi popliteal Tpo
Tdt 2. Jangkauan tangan keatas Jta 2. Tinggi duduk tegak Tdt
Lb 3. Tinggi mata berdiri Tmb 3. Tinggi mata duduk Tmd
Tmd
4. Tinggi bahu berdiri Tbb 4. Tinggi bahu duduk Tbd
Tbd 5. Jangkauan tangan ke samping Jts 5. Tinggi sandaran punggung Tsp
Lss 6. Jangkauan rentang tangan Jrt 6. Tinggi siku duduk Tsd
Tsp
7. Jangkauan rentang siku ke siku Jrs 7. Tinggi pinggang Tp
Tsd 8. Tinggi siku berdiri Tsb 8. Lebar bahu Lb
9. Tinggi pinggang berdiri Tpb 9. Siku ke siku Lss
10. Tinggi genggaman tangan Tgt 10. Lebar Pinggang Lp
11. Tinggi lutut berdiri Tlb 11. Lebar sandaran duduk Lsd
12. Jangkauan tangan ke depan Jtd 12. Tebal perut duduk Lpd
13. Tebal dada berdiri Tdb 13. Tebal paha Tp
14. Berat badan Bb 14. Pantat popliteal Pp
15. Panjang tangan Pt 15. Pantat ke lutut Pl
16. Panjang lengan atas Pla
Lsd
Antropometri Statis Penghuni dalam Posisi Duduk
Sumber: Antropometri dan Ergonomi di Hunian Sederhana

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 9


Faktor Pengukuran Sampel Antropometri

Dalam menentukan sampel data pengukuran antropometri yang akan diambil, terdapat
beberapa faktor yang perlu menjadi pertimbangan, antara lain:

Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Sosio Ekonomi

Pekerjaan Aktivitas Waktu Pengukuran

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 10


DEFINISI ERGONOMI

Pengertian ergonomi mernurut KBBI adalah ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin
yang digunakan, dan lingkungan kerjanya. Sehingga, dapat menciptakan kesejahteraan
manusia dalam beraktivitas dan optimalisasi performa kerja secara keseluruhan –
meningkatkan produktivitas (International Ergonomic Association) Sasaran ergonomi rumah yang ergonomis
menurut Sulaksana dan Iftikar (2010), yaitu:

Perancangan arsitektur dengan pendekatan ergonomi lebih memerhatikan dimensi jarak a. Kebutuhan-kebutuhan berkegiatan di

ruangan (clearance dimension) dan jarak jangkauan (reach dimension) sehingga pengguna dalam rumah;

dapat beraktivitas dengan leluasa serta mampu menjangkau dan mengoperasikan peralatan b. Penghuni berkegiatan dengan aman dan
kerja. Menurut Iftikar Sulaksana (2010), ruang gerak pada sebuah fungsi bangunan harus sehat;
dapat mewadahi dengan baik kebutuhan baik fisik maupun psikososiologik penggunanya. c. Penghuni berkegiatan dengan nyaman;
d. Penghuni berkegiatan dan memakai
Beberapa manfaat ergonomi pada desain arsitektur (Matt Middlesworth, ErgoPlus): sumber daya dengan efisien.
1. Mengurangi biaya konstruksi dari desain yang berlebihan …
2. Produktivitas yang lebih tinggi
3. Kualitas produk (aktivitas) yang lebih baik
4. Tingkat keselamatan yang lebih baik


BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 11
DEFINISI HUNIAN SEDERHANA

Hunian sederhana dapat meliputi rumah sederhana dan rumah susun sederhana (Kepmenkeu 393/KMK.04/1996). Rumah sederhana adalah tempat
kediaman yang layak dihuni dan harganya terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah dan sedang (Kepmen Perkimpraswil 403/2002). Rumah
Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara
fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,
terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama (PP 13/2021) .

Pengertian Rumah Sederhana menurut PP 12/2021 tentang Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan Permukiman merupakan rumah yang
dibangun di atas tanah dengan luas lantai dan harga jual sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Definisi populer mengenai hunian sederhana adalah hunian yang biasanya merupakan bangunan satu lantai (1 unit hunian apabila rumah susun)
dengan luas bangunan kurang dari 90 m2. Pemenuhan kebutuhan dasar penghuni di lahan yang terbatas dapat diakomodasi melalui perancangan
yang efektif dan tepat guna. Rumah yang tergolong dalam kategori hunian sederhana adalah hunian dengan tipe 36.

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 12


DEFINISI DATA PERSENTIL

Dalam konteks antropometri, persentil merupakan nilai persentasi tertentu dari sekelompok individu berdasarkan
hasil pengukuran dimensi tubuh dengan nilai yang sama atau lebih rendah dari nilai yang diperoleh. Nilai yang
biasa digunakan dalam antropometri adalah persentil 95, persentil 5, dan persentil 50.

• Persentil 95 menyatakan bahwa 95% populasi berada pada atau di bawah ukuran tersebut. Sebagai contoh,
95 persentil tinggi badan suatu populasi adalah 175 cm, maka 95% dari populasi memiliki tinggi badan yang
sama atau kurang dari 175 cm
• Persentil 5 menunjukkan 5% populasi berada pada atau di bawah ukuran tersebut. Sebagai contoh, 5 persentil
lebar bahu suatu populasi adalah 30 cm, maka 5% dari populasi memiliki lebar bahu sama atau kurang dari 30
cm, sedangkan 95% lainnya memiliki lebar bahu lebih dari 30 cm.

• Persentil 50 menunjukkan 50% populasi berada pada atau di bawah ukuran tersebut. Sebagai contoh, 50
persentil jagkauan tangan depan adalah 69.8 cm, maka 50% dari populasi memiliki jangkauan tangan depan
sama atau kurang dari 69.8 cm, sedangkan 50% lainnya memiliki ukuran lebih dari 69.8 cm. (Sering juga disebut
rata-rata)

Dengan kata lain, Persentil 95 menunjukkan dimensi tubuh berukuran besar, sedangkan Persentil 5 menunjukkan
dimensi tubuh berukuran kecil.


BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 13
PROSES PERANCANGAN

Perancangan Konsep Jangkauan

Penggunaan dimensi jangkauan harus dapat dijangkau oleh populasi yang memiliki
jarak jangkauan terpendek. Misalnya saja ukuran meja pekerja seperti pada
gambar, orang dengan jangkauan lengan yang pendek dapat menjangkau alat
atau benda kerja tanpa harus membungkuk (stretching). Jika orang yang
jangkauan lengannya pendek dapat menjangkau, maka orang yang jangkauan
lengan lebih panjang pun akan dapat menjangkaunya. Oleh karena itu
menggunakan nilai persentil terkecil (persentil 5)

Berlaku pada perancangan: rak dapur, rak buku, kotak obat dan sejenisnya yang
Area jangkauan dengan persentil ke-5
Sumber: Eastman Kodak Company, 1986
menggunakan konsep jangkauan (alat kontrol yang dijangkau oleh lengan)

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 14


PROSES PERANCANGAN

Perancangan Dimensi Ruang kelonggaran

Rancangan menggunakan dimensi ruang bertujuan agar orang yang memiliki


dimensi tubuh paling tinggi/lebar dapat mengakses atau menggunakan alat
rancangan. Contohnya adalah tinggi dan lebar pintu. Bertujuan agar pintu dapat
dilalui oleh orang yang paling tinggi dengan aman dan nyaman tanpa bahaya
benturan kepala. Bahkan, dalam perancangan dimensi ruang perlu ditambahkan
faktor “kelonggaran” yang cukup untuk mengantisipasi penggunaan peralatan
yang menjadikan pengguna mengalami penambahan tinggi/lebar badan seperti
topi, sepatu, baju tebal dan lainnya. Nilai yang digunakan adalah nilai persentil
terbesar (persentil 95).

Tinggi dan lebar pintu dirancang dengan


Beberapa rancangan menerapkan dimensi ruang: lebar kursi dan lubang langit-
menggunakan persentil besar
langit (manhole) untuk mengontrol atap. Sumber: analisis pribadi

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 15


02. PERTIMBANGAN PERANCANGAN
ERGONOMI & ANTROPOMETRI

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 16


PERTIMBANGAN PERANCANGAN ERGONOMI & ANTROPOMETRI

Perancangan suatu bangunan perlu memperhatikan beberapa aspek sehingga dapat


difungsikan secara optimal oleh pengguna. Perhitungan terhadap kondisi fisik (antropometri)
pengguna dan pertimbangan terhadap kelonggaran serta sirkulasi dalam melakukan aktivitas
akan menciptakan kenyamanan gerak di dalam bangunan. Pola pergerakan baik dalam
suatu ruangan maupun antar ruangan akan menciptakan unit aktivitas yang menjadi
pertimbangan dalam merancang kebutuhan ruang suatu bangunan.

Modul ini akan membahas mengenai kebutuhan-kebutuhan ruang pada hunian sederhana,
sehingga unit aktivitas yang diperhitungkan adalah aktivitas dasar di hunian sederhana
dengan intensitas yang cenderung lebih tinggi. Penggunaan perabot di setiap ruangan juga
dapat mempengaruhi keberlangsungan aktivitas penggunanya.

Pengguna Dimensi Tubuh Unit Aktivitas Intensitas Perabot


BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 17
PERTIMBANGAN PERANCANGAN ERGONOMI & ANTROPOMETRI

Pengguna

Pengguna suatu bangunan bervariasi berdasarkan dengan tujuan perancangan. Pada


hunian sederhana biasanya pengguna terdiri dari 4 (empat) orang yaitu Ayah (laki-laki
dewasa), Ibu (perempuan dewasa), dan dua orang anak (laki-laki / perempuan).
Penentuan pengguna akan berpengaruh terhadap pertimbangan perancangan lainnya
seperti penentuan antropometri, unit aktivitas dan perabot yang akan digunakan.

Dimensi Tubuh

Antropometri dimensi tubuh bergantung pada beberapa faktor, antara lain jenis kelamin,
umur hingga suku atau ras. Satuan dimensi tubuh akan menjadi pertimbangan desain
terhadap kebutuhan ruang dengan mempertimbangkan kelonggaran dan sirkulasi untuk
terciptanya kenyamanan gerak bagi pengguna. Kelonggaran yang perlu dipertimbangkan
antara lain: ketebalan pakaian, ketinggian sepatu, ukuran topi, maupun antropometri
dinamis,

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 18


PERTIMBANGAN PERANCANGAN ERGONOMI & ANTROPOMETRI

Unit Aktivitas

Kebutuhan ruang gerak disesuaikan dengan aktivitas yang dilakukan oleh pengguna di
dalam hunian. Unit aktivitas merupakan tahapan aktivitas terkecil untuk melakukan suatu
kegiatan tertentu, misalnya duduk di kursi sebelum menyalakan dan menonton TV di sebuah
ruang keluarga. Unit aktivitas ini akan menjadi pertimbangan dalam menentukan kebutuhan
ruang di sebuah rancangan hunian sederhana.

Unit Aktivitas A Unit Aktivitas B Unit Aktivitas C


(memulai) (berlangsung) (mengakhiri)

Aktivitas X

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 19


PERTIMBANGAN PERANCANGAN ERGONOMI & ANTROPOMETRI

Intensitas

Aktivitas yang sering dilakukan atau memiliki intensitas yang tinggi merupakan kelompok
aktivitas dasar yang penting untuk diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan ruang
dalam sebuah hunian. Misalnya, terdapat aktivitas duduk di kursi saat menonton TV dengan
intensitas 4 kali sehari dengan durasi 2 jam, sedangkan aktivitas mengambil makanan di meja
saat menonton TV hanya dilakukan sesekali (durasi kurang dari 5 menit). Maka, pertimbangan
terhadap aktivitas mengaambil makanan di meja saat menonton TV memiliki prioritas
terendah untuk diperhitungkan dalam perancangan karena intensitas yang lebih rendah.

Perabot

Posisi peletakan dan penggunaan dimensi perabot dapat mempengaruhi pola pergerakan
di dalam hunian, sehingga ruangan dapat difungsikan sesuai dengan aktivitas pengguna.
Identifikasi perabot yang dibutuhkan pada hunian didasarkan pada kelompok aktivitas dasar
dengan mempertimbangkan toleransi psikologis.


BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 20
03. DATA ANTROPOMETRI
DALAM PERANCANGAN

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 21


APLIKASI DATA ANTROPOMETRI

Penyediaan bangunan gedung di Indonesia, mengacu pada Undang-Undang No 28/2002 tentang Bangunan
Gedung, harus memenuhi persyaratan teknis keandalan bangunan gedung yang meliputi: keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan. Terciptanya kenyamanan pada bangunan gedung harus memenuhi beberapa aspek
antara lain kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kenyamanan termal, kenyamanan pandangan
(visual) serta kenyamanan terhadap getaran dan kebisingan. Pengaplikasian data antropometri dalam perancangan
bangunan gedung bertujuan untuk menciptakan kenyamanan ruang gerak di dalam bangunan sebagai standar
kebutuhan minimal ruang gerak.

Perancangan bangunan gedung di Indonesia masih belum menggunakan data antropometri dengan tepat guna.
Seharusnya, rancangan bangunan bertaraf internasional (bandara atau hunian ekspatriat) menggunakan
antropometri internasional. Sedangkan, rancangan bangunan dengan mayoritas pengguna merupakan warga
Indonesia, menggunakan data antropometri Indonesia dalam proses perancangan. Hal ini dikarenakan postur tubuh
warga Indonesia berbeda dengan postur tubuh internasional, sehingga menyebabkan kenyamanan ruang gerak
tidak terpenuhi pada desain rancangan.

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 22


APLIKASI DATA ANTROPOMETRI

Prosedur pengaplikasian data antropometri pada proses perancangan, antara lain:

Menentukaan objek rancangan, pada modul ini adalah hunian sederhana (rumah sederhana dan
1. rumah susun sederhana), serta dimensi perlu diperhitungkan dalam perancangan.

2. Menentukan pengguna pada objek rancangan (pria, wanita, anak-anak, orang dewasa, lansia, dll)

3. Memilih persentase populasi yang akan diakomodasi/diwadahi dalam rancangan

4. Menentukan nilai persentil untuk tiap dimensi tubuh yang relevan dengan melihat data antropometri

Mempertimbangkan faktor “kelonggaran” pada data yang ada jika diperlukan seperti pakaian,
5. sepatu, sarung tangan, masker, dan penutup kepala.

Menggunakan simulator untuk melakukan uji rancangan. Lakukan evaluasi untuk mengetahui
6. kesesuaian rancangan dengan kebutuhan.

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 23


PROSES PERANCANGAN

Dalam merancang bangunan gedung diperlukan pertimbangan secara jelas siapa penggunanya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan tingkat
kenyamanan yang diharapkan sehingga aktivitas dalam bangunan dapat mewadhi kebutuhan pengguna.

Perancangan fasilitas publik harus memerhatikan Perlu menggunakan jumlah sampel yang besar agar representatif
jumlah sampel yang digunakan untuk atau dapat menggunakan konsep estimasi range dengan
mendapatkan kenyamanan ergonomi yang menggunakan data persentil. Nilai persentil yang biasa
sesuai. Penggunaan data rerata terhadap digunakan adalah P5 (persentil kecil) dan P95 (persentil besar)
dimensi tubuh penngguna dianggap tidak efisien untuk menentukan jangkauan dan dimensi ruang serta P50
apabila range yang digunakan tidak sesuai (persentil tengah) dipakai jika rancangan desain harus dapat
[Hertzberg, 1979]. dipakai untuk berbagai ukuran tubuh manusia

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 24


BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 25
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Keuangan Republik Indonesia. 1996. Tata Cara Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan yang Diterima
atau Diperoleh Wajib Pajak Badan yang Usaha Pokoknya Melakukan Transaksi Penjualan atau Pengalihan Hak Atas
Tanah dan/atau Bangunan, No. 393/KMK.04/1996. Jakarta. Menteri Keuangan Republik Indonesia.

ErgoPlus. Ergonomics 101: The Definition, Domains, and Applications of Ergonomics. Diakses pada 30 Agustus 2022, dari
https://ergo-plus.com/ergonomics-definition-domains-applications/#definition

Hermawan, Yuri., dan Wulan Enggar Sari. 2020. Antrpometri dan Ergonomi di Hunian Sederhana. Bandung: Pusat Litbang
Perumahan dan Permukiman.

Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 22. Jakarta.

Indonesia. 2021. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2021. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2021 Nomor 23. Jakarta.

Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2002. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor
403/KPTS/M/2002. Jakarta.

Pheasant, Stephen. 2003. Bodyspace Anthropometry, Ergonomics and the Design of Work. London. Taylor & Francis e-Library

Purnomo, Hari. 2013. Antropometri dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

BIMBINGAN TEKNIS: ANTROPOMETRI DAN ERGONOMI DI HUNIAN SEDERHANA 26


BALAI KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
DIREKTORAT BINA TEKNIK PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Anda mungkin juga menyukai