Di susun oleh:
Kelompok II
Di susun oleh:
Kelompok II
Di susun oleh:
Kelompok II
Mengetahui
Wakil ketua III
Eka Yusmanisari,S.ST,.MKes
LEMBAR KONSULTASI
Kelompok: II
Semester: IV (Empat)
Tempat Praktek: RSUD Prof Dr.Soekandar Mojosari
Dosen Pembimbing
Eka Yusmanisari,S.ST,.M.Kes
LAPORAN RESUME PASIEN
1. FISIOTERAPI NEUROMOUSKULER
2. FISIOTERAPI PEDIATRI
Deleyed Milestone
a. Judul kasus: Deleyed Milestone
ICF:
ICD-10:
b. Masalah Kesehatan:
Definisi
Development delay merupakan permasalahan tumbuh kembang anak yang
banyak terjadi di kalangan masyarakat sekitar kita kita, Develompent delay
terjadi ketika seorang anak tidak mampu mencapai level tumbuh kembang
sesuai dengan rentang usia yang ditandai dengan terhentinya fase tumbuh
kembang secara signifikan dalam satu atau lebih tahap perkembangan.
Berbagai factor yang memungkinkan menjadi penyebab terjadiny
development delay diantaranya kelainan kongenital, keturunan, trauma dan
asfiksia lahir.(Angeline Pieter, 2021)
Epidemiologi
sebesar 7,3%, overweight sebesar 5,9% dan balita stunting (pendek) sebanyak
21,9% (WHO, 2019).Hasil penelitian para peneliti dunia untuk WHO
menyebutkan bahwa secara global, tercatat 52,9 juta anak-anak yang lebih
muda dari 5 tahun, 54% anak laki-laki memiliki gangguan perkembangan pada
tahun 2016.Secara nasional di Indonesia prevalensi status gizi balita terdiri
dari 3,9% gizi buruk, 13,8% gizi.Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan
mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan
2016 adalah 7.512,6 per 100.000 populasi (7,51%) (WHO, 2018). Data angka
kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti,
namun diperkirakan sekitar 1-3% anak mengalami keterlambatan
perkembangan. (IDAI, 2013).(Inggriani et al., 2019)
c. Hasil Anamnesis
pasien berusia 1 th 2 bln mengalami kelemahan di anggota badannya,saat ini pasien
belum bisa duduk sendiri dan merangkak,proses kelahiran pasien prematur,pada masa
kehamilan ibu pasien tidak mengalami gangguan apapun.
d. Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan tonus
Pemeriksaan fungsi
Kognitif
Komunikasi
Inspeksi
Kelemahan pelvic, lengan dan leher
Tampak kontak mata tidak normal
Dinamis
Pasien mampu berguling tanpa bantuan dari terapis
Pasien tidak bisa menjaga keseimbaangan saat duduk
Pasien tidak bisa menahan fleksi knee saat posisi merangkak dengan
bantuan terapis
Palpasi
Suhu normal
Pemeriksaan spastisitas
Pemeriksaan GMFM
Pemeriksaan penunjang
a) MRI
c. Penegakan Diagnosis
Body structure and function
Kelemahan bagian tubuh
Spastisitas Phalangeal
Adanya Activity Limitation
Tidak dapat duduk dengan mandiri
Tidak dapat merangkak dengan mandiri
Tidak dapat beridiri dengan mandiri
Tidak dapat berjalan dengan mandiri
Participation Restrictioan
Menganggu aktivitas bermain
Diagnosis Fisioterapi
Belum bisa duduk,merangkak,berdiri dan berjalan secara mandiri karna
adanya kelemahan pada anggota tubuh ekstremitas bawah,lengan sehingga
mengganggu aktivitas bermain
d. Rencana penatalaksanaan
Tujuan : memperbaiki aktivitas fungsional agar lebih mandiri
Prinsip terapi
Mengurangi kelemahan pada pasien
Mengurangi spastisistas phalangeal
Edukasi
Latihan dirumah dalam jangka waktu 4 jam/ 1 kali
Latihan mengangkat pasien saat baangun dari tidur
Kriteria rujukan: poli jantung
e. Prognosis
f. Sarana dan Prasarana
Sarana: Bed
Prasarana: Ruang terapi
g. Refrensi
Angeline Pieter, D. dan T. P. E. S. (2021). Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Bengkulu.
Sereal Untuk, 8(1), 51.
Anita Chaudhari, Brinzel Rodrigues, S. M. (2016). No 主観的健康感を中心とした在宅高
齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Ucv, I(02), 390–392.
http://dspace.unitru.edu.pe/bitstream/handle/UNITRU/10947/Miñano Guevara%2C
Karen
Anali.pdf?sequence=1&isAllowed=y%0Ahttps://repository.upb.edu.co/bitstream/
handle/20.500.11912/3346/DIVERSIDAD DE MACROINVERTEBRADOS
ACUÁTICOS Y SU.pdf?sequence=1&isAllowed=
Fisioterapi, J. I. (2021). Hubungan beban tas dengan resiko skoliosis pada remaja 1. Jurnal
Ilmiah Fisioterapi E-ISSN, 21(1), 2528–3235.
Gomez-Cuaresma, L., Lucena-Anton, D., Gonzalez-Medina, G., Martin-Vega, F. J., Galan-
Mercant, A., & Luque-Moreno, C. (2021). Effectiveness of stretching in post-stroke
spasticity and range of motion: Systematic review and meta-analysis. Journal of
Personalized Medicine, 11(11). https://doi.org/10.3390/jpm11111074
Hanifa, E., Koesmayadi, D., & Susanti, Y. (2020). Hubungan Beban Kerja Fisik dengan
Kejadian Low Back Pain (LBP) pada Kuli Panggul Beras di Pasar Induk Gedebage.
Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains, 2(2), 122–125.
https://doi.org/10.29313/jiks.v2i2.5668
Helfgott, S. (2009). Low back pain. Decision Making in Medicine: An Algorithmic
Approach: Third Edition, 524–525. https://doi.org/10.21776/ub.jphv.2021.002.01.4
Inggriani, D. M., Rinjani, M., & Susanti, R. (2019). Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Usia 0-6 Tahun Berbasis Aplikasi Android. Wellness And Healthy Magazine, 1(1), 115–
124. https://wellness.journalpress.id/wellness/article/download/w1117/65
Mukrimaa, S. S., Nurdyansyah, Fahyuni, E. F., YULIA CITRA, A., Schulz, N. D., د,غسان.,
Taniredja, T., Faridli, E. M., & Harmianto, S. (2016). No 主観的健康感を中心とした
在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散構造分析 Title. Jurnal
Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 6(August), 128.
Natasya, F. A. (2022). Tatalaksana Pneumonia. Jurnal Medika Hutama, 03(02), 2392–2399.
Pelealu, J., Angliadi, L. S., & Angliadi, E. (2014). Rehabilitasi Medik Pada Skoliosis. Jurnal
Biomedik (Jbm), 6(1), 8–13. https://doi.org/10.35790/jbm.6.1.2014.4157
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Pneumonia : Pedoman Diagnosis dan Tata
Laksana Medis. Ikatan Dokter Indonesia, 19, 19–22.
Sanyasi, R. D. L. R., & Pinzon, R. T. (2018). Clinical Symptoms and Risk Factors
Comparison of Ischemic and Hemorrhagic Stroke. Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan
Indonesia, 9(1), 5–15. https://doi.org/10.20885/jkki.vol9.iss1.art3
Zaki, A. (2013). Buku Saku Ostearthritis lutut.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/download/572/576
3. FISIOTERAPI MOUSKULUSKELETAL
epidemiologi
Penyakit degeneratif merupakan tipe artritis tersering dibanding penyakit
artritis lainnya. Di Amerika, diperkirakan orang berumur di atas 60 tahun,
25% perempuan dan 15% pria akan memiliki gejala yang berkaitan dengan
penyakit sendi degeneratif. Prevalensi kejadian osteoartritis di Indonesia
antara 15.5% pada pria dan 12.7% pada wanita, dimana kejadian ini
meningkat dengan pertambahan usia.(Mukrimaa et al., 2016)
definisi
Osteoarthritis (OA) (dari kata latin osteo : tulang, arthro : sendi, itis:
inflamasi) merupakan proses terjadinya inflamasi kronik pada sendi
sinovium, dan kerusakan mekanis pada kartilago sendi dan tulang, OA
dapat di bagi menjadi 2 yaitu OA primer (terjadi akibat adanya
degenerative) dan OA sekunder(terjadi karna adanya trauma) gejala
OA umumnya meliputi rasa nyeri dan kekakuan pada sendi, disertai
mobilitas sendi yang berkurang, tanpa adanya presentasi sistemik
seperti demam(Zaki, 2013)
PHEUNOMIA
DEFINISI
Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut pada jaringan paru-
paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti bakteri,
virus, parasit, jamur, paparan bahan kimia, atau kerusakan fisik pada
paru-paru.Pneumonia dapat menginfeksi semua kelompok usia.
Pneumonia dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu community-acquired
pneumonia (CAP) atau pneumonia yang didapat masyarakat,
pneumonia nosokomial dan pneumonia terkait ventilasi.Gejala yang
muncul pada pneumonia ini diantaranya demam, lemas, batuk kering
dan sesak atau kesulitan bernapas. Beberapa kondisi ditemukan lebih
berat. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta
lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.(Natasya,
2022)
Etiologic
Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.
Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap
tahunnya,Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018, prevalensi
pneumonia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan yaitu sekitar 2%
sedangkan tahun 2013 adalah 1,8%. Berdasarkan data Kemenkes 2014,
Jumlah penderita pneumonia di Indonesia pada tahun 2013 berkisar
antara 23%-27% dan kematian akibat pneumonia sebesar 1,19%.
Tahun 2010 di Indonesia pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit
rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka
kematian penyakit tertentu pada periode waktu tertentu dibagi jumlah
kasus adalah 7,6%.(Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2020)
LBP
Definisi