Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bunuh diri dan euthanasia merupakan tindakan tidak menghormati hidup, walaupun mungkin
dikehendaki oleh orangnya sendiri. Tuhan yang memberi manusia hidup dan hanya dia yang berhak untuk
mengambilnya kembali.Oleh karena itu, manusia tidak berhak untuk mengakhiri hidupnya.Masalah bunuh
diri dan euthanasia telah lama dipertimbangkan oleh beberapa kalangan.Mengenai pembahasan euthanasia
ini masih diperdebatkan, terutama ketika masalahnya dikaitkan dengan pertanyaan bahwa menentukan mati
itu hak siapa, dan dari sudut mana ia dilihat.
Dalam Kitab Suci ( Alkitab ), dijelaskan bahwa manusia hidup karena diciptakan dan dikasihi Allah.
Karena itu, biarpun sifatnya manusiawi dan bukan ilahi, hidup itu suci. Kitab Suci menyatakan bahwa
nyawa manusia tidak boleh diremehkan. Hidup manusia mempunyai nilai yang istimewa, karena sifatnya
yang pribadi. Dengan usaha dan rasa, dengan kerja dan kasih, orang mengisi masa hidupnya dan bersyukur
kepada Tuhan bahwa ia boleh berjalan dihadapan Allah dalam cahaya kehidupan.
Menurut ajaran Gereja Katolik, tindakan euthanasia dan bunuh diri tidak dibenarkan.Tidak seorangpun
diperkenankan meminta perbuatan pembunuhan, entah untuk dirinya sendiri, entah untuk orang lain yang
dipercayakan kepadanya. Penderitaan diringankan bukan dengan pembunuhan, melainkan dengan
pendampingan oleh seorang teman.Demi salib Kristus dan demi kebangkitannya, Gereja mengakui adanya
makna penderitaan, sebab Allah tidak meninggakkan orang yang menderita.
Melalui makalah ini, kita dibimbing untuk memahami makna bunuh diri dan euthanasia sehingga dapat
bersikap secara tepat sebagai orang Katolik dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan
bunuh diri dan euthanasia.

2. Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang masalah diatas, permasalahan dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut :
a. Bunuh diri

-Pengertian bunuh diri

-Alasan dan sebab orang melakukan bunuh diri

-Pandangan Gereja Katolik tentang bunuh diri

-Contoh kasus-kasus bunuh diri di Indonesia


b.Euthanasia

-Pengertian euthanasia

-Jenis-jenis euthanasia

-Pandangan Gereja tentang euthanasia

-Contoh kasus euthanasia di Indonesia

-Sebab dan akibat orang melakukan euthanasia

3. Tujuan
Bersumber pada rumusan permasalahan diatas, hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini

merupakan sebagai berikut :

a. Menjelaskan pengertian bunuh diri dan euthanasia


b. Menjelaskan alas an dan sebab orang melakukan bunuh diri dan euthanasia
c. Menjelaskan pandangan Gereja tentang bunuh diri dan euthanasia
d. Menyebutkan contoh-contoh kasus bunuh diri dan euthanasia di Indonesia
e. Menjelaskan jenis-jenis euthanasia
BAB 2

PEMBAHASAN

BUNUH DIRI dan EUTHANASIA

A. Bunuh Diri
1. Pengertian
Bunuh diri berasal dari bahasa latin suicidium, yang berarti “membunuh diri sendiri,” adalah
tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Bunuh diri merupakan tindakan agresif,
melukai diri sendiri, merusak dirinya dan selanjutnya mengakhiri kehidupannya.

2. Alasan dan sebab orang melakukan bunuh diri


Ada banyak alasan yang menyebabkan orang melakukan tindakan bunuh diri. Disini hanya akan
disebut dua alasan besar, yaitu :
a. Orang mengalami depresi, tekanan batin antara lain :
Perasaan tertekan, frustasi, dan bingung dapat disebabkan oleh :
 putus cinta, pasangan menyeleweng, kurang diperhatikan dan dihragai dalam keluarga, dan
sebagainya.
 beban ekonomi yang tidak tertanggungkan,kehilangan pekerjaan, dililit hutang, dan
sebagainya.
 merasa hidup tidak lagi bermakna, dan sebagainya.

b. Orang mau mengungkapkan protes


Mungkin saja terjadi kasus-kasus ketidakadilan, kemudian untuk memprotesnya orang melakukan
aksi mogok makan sampai tewas, membakar diri, menembak diri, dan sebagainya.

3. Pandangan Gereja Katoliktentang bunuh diri


Hidup manusia mempunyai nilai yang istimewa karena sifatnya yang pribadi. Bagi manusia,
hidup adalah masa hidup, dan tak ada sesuatu pun yang dapat diberikan sebagai ganti nyawanya
(lih.Mark.8 : 37 ). Dengan usaha dan rasa, dengan kerja dan kasih, orang mengisi hidupnya dan
bersyukur pada Tuhan, bahwa ia boleh berjalan di hadapan Allah dalam cahay kehidupan ( lih. Mzm.
90: 10 ) dan disini kita tidak mempunyai tepmat tinggal yang tetap (lih.Ibrani 14 :14 ). Namun, hidup
fana merupakan titik pangkal bagi kehidupan yang diharapkan masa mendatang.

Anda mungkin juga menyukai