Anda di halaman 1dari 4

TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR HUKUM

TUGAS KAIDAH HUKUM BESERTA ANALISIS

PUTU BAGUS REDIKA JANASUTA

NPM 2304742010158

Dosen Pengampu : Ni Putu Noni Suharyanti, S.H., M.H.

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
Pengertian Kaidah
Kaidah adalah patokan atau ukuran ataupun pedoman untuk berperikelakuan atau bersikap
tindak dalam hidup. Apabila ditinjau bentuk hakekatnya, maka kaidah merupakan perumusan
suatu pandangan (“oordeel”) mengenai perikelakuan atau sikap tindak, misalnya siapa
meminjam sesuatu harus mengembalikannya.
1. Aspek Hidup Pribadi
Kaidah Kepercayaan, mencapai kesucian hidup pribadi atau kehidupan beriman yang
meyakini adanya kekuasaan tertinggi yaitu Sang Pencipta Kaedah Kesusilaan, mencapai
kebaikan hidup pribadi berdasarkan nurani dan akhlak
2. Aspek Hidup Antar-Pribadi
Kaedah Kesopanan, bertujuan mencapai keselarasan hidup bersama Kaedah Hukum, bertujuan
mencapai kedamaian hidup bersama (ketertiban dan keamanan dalam proses interaksi antar
individu dalam kelompok, serta ketentraman dalam diri batiniah masing-masing individu)

Pengertian Kaidah Hukum


Kaidah hukum adalah seperangkat aturan yang memiliki sanksi tegas. Aturan ini mengatur
interaksi atau hubungan antar individu, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tujuannya adalah untuk menciptakan kedamaian, ketenteraman, dan ketertiban dalam
kehidupan bersama masyarakat.

Isi dari Kaidah Hukum


Berdasarkan isinya Kaidah Hukum itu dapat dibgi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu :

1. Suruhan (gebod)
Dalam hal ini, Kaidah hukum yang berisi tentang perintah yang wajib dilaksanakan
oleh setiap warga negara

2. Larangan (verbod)
Dalam hal ini, Kaidah hukum yang berisi tentang perintah larangan yang harus dipatuhi
oleh setiap warga negara supaya tidak melakukan Tindakan-tindakan atau perbuatan
yang dilarang oleh pemerintah atau negara

3. Kebolehan (mogen)
Dalam hal ini kaidah hukum yang berisikan tentang berkenaan atau segala sesuatu yang
boleh dilakukan oleh setiap warga negara
Contoh Kaidah Hukum dalam setiap Perundang-undangan

1. Kaidah Hukum Kesuruhan (gehod)


• Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
Pada pasal 18 ayat (1) yang berbunyi “Kbahwa setiap pengemudi kendaraan
bermotor wajib memiliki SIM (surat ijin mengemudi)”

• Undang-undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kesehatan


Pada pasal 260 ayat (1) yang berbunyi “setiap tenaga medis dan tenaga Kesehatan
akan menjalankan praktik wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR)
Pada Pasal 263 ayat (1) yang berbunyi “Jenis tenaga medis dan tenaga Kesehatan
tertentu dalam menjalankan praktik keprofesiannya wajib memiliki izin (SIP)

Analisis
Dari contoh-contoh Pasal dalam Peraturan Undang-Undang sebagaimana tersebut
diatas merupakan salah contoh-contoh dari Kaidah Hukum yang berisikan “suruhan
atau perintah” yang bersifat wajib dipatuhi. Dapat dianalisa dari contoh tersebut
bahwa setiap pasalnya berisikan kata “wajib” yang artinya harus dipatuhi dan
dilaksanakan, apabila tidak dipatuhi atau melanggar akan dikenakan sanksi.

2. Kaidah Hukum Larangan (Verbod)


• Undang-undang Nomor 1 tahun 2023 tentang Kesehatan
§ Pada pasal 342 yayat (2) yang berbunyi “Setiap orang yang melanggar
ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan dekenai
sanksi berupa sanksi administratif dari Pemerintah Pusat maupun
Daerahsesuai dengan kewenanganya”
§ Pasal 60 ayat (1) yang berbunyi “setiap orang melakukan aborsi, kecuali
dengan kriteria yang diperbolehkab sesuai dengan ketentuan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana”

Analisis
Dari kedua contoh yang disebutkan sebagaimana tersebut di atas, dapat dilakukan
Analisa bahwa Pasal-pasal tersebut merupakan kaidah hukum yang isinya berupa
“larangan”. Hal ini dikarenakan tindakan-tindakan seperti aborsi diluarkriteria
indikasi medis dan mengkriminalisasi hasil pemeriksaan orang (contoh pasien
HIV AIDS atau penyakit kelamin) tersebut sangat merugikan bagi pihak lain,
sehingga dengan adanya aturan tertuang dalam pasal tersebut untuk meminimalisir
tindakan-tindakan yang tidak pantas dan/atauyang dapat merugikan bagi pihak lain.
3. Kaidah Hukum Kebolehan (mogen)
• Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pada pasal 29 ayat (1) yang berbunyi “Pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan. Kedua pihak atas persetujuan Bersama dapat mengadakan
perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana
isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut”

Analisis
Dari contoh-contoh Pasal dalam Peraturan Undang-Undang sebagaimana tersebut
diatas merupakan salah contoh-contoh dari Kaidah Hukum yang berisikan “kebolehan”
yang bersifatdapat/bisa dilaksanakan atau boleh tidak dilaksanakan. Dapat dianalisa dari
contoh tersebut bahwa setiap pasalnya berisikan kata “dapat” yang dapat diartikan
bahwa aturan dalam pasal yang disebutkan diatas dapat dilaksanakan maupun tidak.
Seperti contoh perjanjian kawin, yang mana dalam aturan tersebut boleh dilaksanakan
atau boleh juga tidak dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai