NPM 2304742010158
1. Suruhan (gebod)
Dalam hal ini, Kaidah hukum yang berisi tentang perintah yang wajib dilaksanakan
oleh setiap warga negara
2. Larangan (verbod)
Dalam hal ini, Kaidah hukum yang berisi tentang perintah larangan yang harus dipatuhi
oleh setiap warga negara supaya tidak melakukan Tindakan-tindakan atau perbuatan
yang dilarang oleh pemerintah atau negara
3. Kebolehan (mogen)
Dalam hal ini kaidah hukum yang berisikan tentang berkenaan atau segala sesuatu yang
boleh dilakukan oleh setiap warga negara
Contoh Kaidah Hukum dalam setiap Perundang-undangan
Analisis
Dari contoh-contoh Pasal dalam Peraturan Undang-Undang sebagaimana tersebut
diatas merupakan salah contoh-contoh dari Kaidah Hukum yang berisikan “suruhan
atau perintah” yang bersifat wajib dipatuhi. Dapat dianalisa dari contoh tersebut
bahwa setiap pasalnya berisikan kata “wajib” yang artinya harus dipatuhi dan
dilaksanakan, apabila tidak dipatuhi atau melanggar akan dikenakan sanksi.
Analisis
Dari kedua contoh yang disebutkan sebagaimana tersebut di atas, dapat dilakukan
Analisa bahwa Pasal-pasal tersebut merupakan kaidah hukum yang isinya berupa
“larangan”. Hal ini dikarenakan tindakan-tindakan seperti aborsi diluarkriteria
indikasi medis dan mengkriminalisasi hasil pemeriksaan orang (contoh pasien
HIV AIDS atau penyakit kelamin) tersebut sangat merugikan bagi pihak lain,
sehingga dengan adanya aturan tertuang dalam pasal tersebut untuk meminimalisir
tindakan-tindakan yang tidak pantas dan/atauyang dapat merugikan bagi pihak lain.
3. Kaidah Hukum Kebolehan (mogen)
• Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan
Pada pasal 29 ayat (1) yang berbunyi “Pada waktu atau sebelum perkawinan
dilangsungkan. Kedua pihak atas persetujuan Bersama dapat mengadakan
perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat perkawinan, setelah mana
isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut”
Analisis
Dari contoh-contoh Pasal dalam Peraturan Undang-Undang sebagaimana tersebut
diatas merupakan salah contoh-contoh dari Kaidah Hukum yang berisikan “kebolehan”
yang bersifatdapat/bisa dilaksanakan atau boleh tidak dilaksanakan. Dapat dianalisa dari
contoh tersebut bahwa setiap pasalnya berisikan kata “dapat” yang dapat diartikan
bahwa aturan dalam pasal yang disebutkan diatas dapat dilaksanakan maupun tidak.
Seperti contoh perjanjian kawin, yang mana dalam aturan tersebut boleh dilaksanakan
atau boleh juga tidak dilaksanakan.