Kelas : PPKH 1C
1). Ekosistem adalah sistem kompleks yang terdiri dari komunitas organisme hidup dan
lingkungan fisik tempat organisme tersebut berinteraksi. Untuk memahami konsep ekosistem,
ada dua komponen utama yaitu:
- Lingkungan biotik
yaitu kumpulan komponen kehidupan suatu ekosistem. Ini termasuk organisme seperti
tumbuhan, hewan, bakteri, dan jamur. Organisme ini berinteraksi satu sama lain dalam
ekosistem.
- Lingkungan abiotik
Yaitu seluruh komponen tak hidup dalam suatu ekosistem. Ini mencakup faktor fisik
dan kimia yang mempengaruhi organisme dalam ekosistem.
2). Siklus ekologi lingkungan peternakan meliputi interaksi antara manusia, ternak dan
lingkungan. Manusia bertanggung jawab atas pengelolaan hewan, termasuk pemilihan
makanan, pemeliharaan kesehatan hewan, dan pengelolaan lingkungan kandang. Lingkungan
kandang yang segar dan bersih sangat penting bagi kesehatan hewan dan kualitas produk
ternak. Faktor lingkungan seperti iklim, kelembaban dan suhu juga mempengaruhi kesehatan
dan kesejahteraan ternak. Pengelolaan pakan juga penting dalam pengelolaan ternak. Faktor
lingkungan seperti suhu lingkungan dan kelembaban kandang mempengaruhi respon
termoregulasi hewan ruminansia. Oleh karena itu pengelolaan lingkungan peternakan yang
baik sangat penting untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan ternak serta mutu produk
peternakan yang dihasilkan.
3). Berikut adalah tujuh faktor lingkungan utama yang dapat mempengaruhi produktivitas
ternak:
1. Iklim:
Iklim yang ekstrim, seperti suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin, dapat
mengganggu kesehatan dan pertumbuhan ternak. Beberapa spesies hewan mungkin
lebih tahan terhadap kondisi iklim tertentu, namun pengelolaan iklim yang tepat,
seperti perluasan tutupan lahan atau pendinginan, dapat membantu mengurangi
dampak buruk iklim terhadap produktivitas ternak.
2. Kualitas udara:
Kualitas udara di dalam kandang ternak (misalnya kandang atau peternakan) dapat
mempengaruhi kesehatan pernapasan hewan ternak. Kelembapan yang tinggi atau
adanya gas beracun seperti amonia dapat berbahaya bagi hewan. Ventilasi dan
pengelolaan limbah yang baik dapat membantu menjaga kualitas udara yang baik.
3. Kualitas air:
Air bersih dan berkualitas merupakan faktor penting bagi produktivitas ternak. Air
yang terkontaminasi atau ketersediaan air yang berkurang dapat menghambat
konsumsi air ternak, sehingga dapat mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhannya.
4. Ketersediaan pakan:
Ketersediaan dan kualitas pakan merupakan faktor kunci yang mempengaruhi
produktivitas ternak. Pakan yang tidak mencukupi atau berkualitas buruk dapat
menghambat pertumbuhan dan produksi ternak. Manajemen yang baik dalam
pemilihan, penyimpanan, dan distribusi makanan sangat penting.
5. Ketersediaan Ruang:
Padatnya populasinya dalam lingkungan peternakan dapat mengurangi kenyamanan
hewan ternak dan menyebabkan stres. Ketersediaan ruang yang memadai dalam
kandang atau peternakan dapat memengaruhi kesejahteraan hewan dan produksinya.
6. Manajemen Kesehatan:
Program manajemen kesehatan yang baik, termasuk vaksinasi, pencegahan penyakit,
dan penanganan penyakit yang efisien, adalah faktor penting dalam produktivitas
ternak. Penyakit yang menyebar di antara hewan dapat menyebabkan kerugian yang
signifikan.
7. Manajemen Limbah:
Limbah yang dihasilkan oleh hewan ternak, seperti kotoran dan urine, harus dikelola
dengan baik untuk mencegah pencemaran lingkungan dan masalah kesehatan. Praktik
pengelolaan sampah yang buruk dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan
bahkan kesehatan hewan.
6). Adaptasi merupakan hal yang penting dalam dunia peternakan karena ternak sama seperti
hewan lainnya harus dapat berfungsi dengan baik dan bertahan dalam berbagai lingkungan
yang dapat menimbulkan perubahan atau tantangan. Berikut beberapa alasan mengapa
adaptasi penting dalam industri peternakan:
Kesejahteraan hewan:
Adaptasi membantu menjaga kesejahteraan hewan. Hewan yang beradaptasi dengan baik
terhadap lingkungannya akan mengalami lebih sedikit stres, kesehatan yang lebih baik, dan
produktivitas yang lebih tinggi.
Reproduksi:
Adaptasi juga dapat memengaruhi reproduksi ternak. Ternak yang tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungan mereka mungkin memiliki masalah reproduksi, seperti kesulitan beranak
atau mengasuh keturunan.
Perilaku Kelompok:
Banyak hewan ternak, seperti ruminansia (seperti sapi dan domba), berkumpul dalam
kelompok untuk melindungi diri dari predator dan perubahan iklim.
Perilaku reproduksi:
Beberapa hewan peliharaan mempunyai perilaku reproduksi yang terkoordinasi dengan
musim tertentu yang sesuai dengan reproduksi dan perkembangan keturunannya.
7). Di bawah ini adalah komponen penyusun dan keterkaitannya dalam sistem pencernaan hewan
ruminansia kecil:
Rumen:
-Komponen :
Rumen merupakan rongga utama pada sistem pencernaan hewan ruminansia. Ini adalah tas besar yang
digunakan sebagai tempat memfermentasi makanan. Rumen diisi dengan bakteri, archaea, dan
protozoa yang membantu mencerna serat tumbuhan kompleks yang masuk ke dalamnya.
Jaring :
-Bahan :
Jaring adalah suatu ruang kecil yang terletak di dekat rumen dan berfungsi sebagai tempat menyaring
dan merendam makanan sebelum dikembalikan ke dalam rumen.
Omasum:
-Bahan:
Omasum adalah ruang kecil lainnya yang menyerap air dan nutrisi dari makanan fermentasi di dalam
rumen.
Perut:
-Bahan:
Perut adalah organ yang mirip dengan perut satu arah (seperti pada manusia) dan berfungsi sebagai
tempat akhir pencernaan. Di sini, enzim pencernaan dan asam lambung membantu mencerna
makanan.
Hubungan antara komponen-komponen tersebut dalam sistem pencernaan hewan ruminansia kecil
adalah sebagai berikut:
-Fermentasi:
Rumen merupakan pusat utama fermentasi, tempat bakteri dan mikroorganisme lainnya mencerna
serat tumbuhan yang kompleks. Proses fermentasi ini menghasilkan asam lemak rantai pendek yang
digunakan ternak sebagai sumber energi.
-Perendaman dan penyaringan:
Jaring berfungsi merendam makanan dan memisahkan partikel yang terlalu besar atau kasar untuk
dicerna lebih lanjut. Makanan yang telah membusuk dan terfermentasi sepenuhnya akan dikembalikan
ke rumen untuk dicerna lebih lanjut.
-Penyerapan nutrisi:
Fungsi omasum adalah menyerap air dan nutrisi dari makanan yang difermentasi di dalam rumen. Ini
merupakan langkah penting dalam mengekstraksi nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.
-Pencernaan akhir:
Lambung adalah organ yang paling mirip dengan lambung pada hewan monogastrik, dan di sini
makanan dipecah lebih lanjut menggunakan enzim pencernaan dan asam lambung sebelum dicerna.
Nutrisi dicerna dan diserap.
8). Iklim adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada keadaan cuaca rata-rata dalam
jangka waktu yang lama di suatu daerah. Iklim mencakup banyak faktor iklim berbeda yang
mempengaruhi produksi ternak, khususnya ternak. Berikut beberapa faktor iklim utama dan
pengaruhnya terhadap ternak:
Suhu:
Suhu merupakan faktor iklim yang penting. Sapi memiliki kisaran suhu tubuh yang optimal,
dan suhu lingkungan yang ekstrim, baik panas maupun dingin, dapat mempengaruhi
kesehatannya. Suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan heat stress, sedangkan suhu yang
terlalu rendah dapat menyebabkan cold stress. Hal ini dapat mempengaruhi konsumsi pakan
sapi, produksi susu dan kesuburan.
Curah hujan:
Curah hujan atau kelembaban lingkungan dapat mempengaruhi ketersediaan hijauan alami
dan kualitas padang rumput. Perubahan curah hujan musiman juga dapat mempengaruhi
ketersediaan air minum, yang penting bagi sapi.
Kecepatan angin:
Kecepatan angin dapat membantu mengurangi tekanan panas pada ternak dengan
memberikan pendinginan alami. Namun angin yang terlalu kencang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan dan stres pada hewan.
Perubahan iklim:
Perubahan iklim global dapat mempunyai dampak jangka panjang terhadap pola cuaca dan
lingkungan alam. Hal ini dapat mempengaruhi ketersediaan pangan alami dan mempengaruhi
keberlanjutan usahatani.