Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I

PENDAHULUAN

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Tentang Prinsip Hidup Orang Bijak

Berdasarkan Efesus 5:1-21 Terhadap Perilaku Belajar Siswa Kelas IX SMP

Sultan Iskandar Muda Medan. Penelitian ini akan difokuskan untuk meneliti

dan menganalisis pengaruh tentang perilaku belajar berdasarkan Efesus 5:1-

21 terhadap perilaku belajar siswa Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda.

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang: Latar Belakang Masalah,

Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Penjelasan

Istilah, Tujuan Penelitian, Kepentingan Penelitian.

Latar Belakang Masalah

Dalam buku yang berjudul “Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam

pemasaran” Husein Umar memaparkan bahwa Latar belakang masalah

merupakan gambaran yang jelas mengenai pemikiran ilmiah dengan cara

mengemukakan masalah dan menghadapkan pada beberapa pustaka yang

relevan yang dapat menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis”1

Dalam ilmu Sosiologi Pendidikan menyatakan bahwa perilaku belajar

yang baik akan berhasil , jika guru dan siswa terjalin interaksi yang saling

1
Husein Umar,Metodologi Penelitian:Aplikasi dalam Pemasaran.
(Jakarta:Gramedia1999),21.
2

menunjang dan mendukung. Agar proses pembelajaran dapat terlaksana

dengan baik yang disertai dengan perubahan perilaku siswa dalam belajar2.

Siswa/I yang berperilaku belajar yang baik itu merupakan tindakan

siswa yang baik yang di alami oleh siswa itu sendiri. Fenomena yang terjadi

pada siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan bahwa prinsip hidup

bijak Kristen saat ini, kurang diajarkan kepada siswa/I. Sehingga perilaku

siswa/I tersebut tidak bertumbuh di dalam Kristus. Perilaku juga merupakan

bagian dari nilai karakter yang di artikan sebagai identitas atau jati diri dan

menjadi acuan tata nilai interaksi antara manusia.3 Ilmu psikologi

menjelaskan bahwa perilaku belajar siswa berhubungan ranah kognitif,

afektif, dan konatif. Komponen ini tentu selalu berkaitan yang merupakan

satu kesatuan. Identitas siswa/I pelajar yang berperilaku belajar yang baik itu

berkaitan dengan beberapa hal sebagai berikut.

Keberhasilan merupakan pendukung yang menjadi pengaruh dalam

proses perilaku belajar siswa. Keberhasilan belajar juga dapat diartikan

sebagai perwujudan kemampuan perubahan perilaku yang dilakukan oleh

usaha pendidikan. Dalam proses belajar, tentu siswa/I SMP kelas IX Sultan

Iskandar Muda Medan harus berusaha untuk mencapai keberhasilan belajar

yang baik.

Motivasi memegang peran yang sangat penting dalam keberhasilan

belajar. Motivasi belajar yang baik, tentu akan menghasilkan perilaku belajar

2
Akbar Yuli Setianto Sosiologi Pendidikan (Yayasan Kita Menulis)
3
Prof. Dr. Muchlas Samani Pendidikan Karakter (Jl. Ibu Inggit Garnasih No. 40 : PT Remaja
Rosdakarya
3

siswa yang baik. Motivasi belajar mampu mengarahkan dalam bimbingan

arah, intensias, dan kualitas perilaku belajar yang mereka terlibat. Motivasi

belajar juga sangat penting dalam meningkatkan proses tingkat perilaku

belajar siswa yang baik. Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha

dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan

menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang

tekun dan terutama di dasari dengan adanya motivasi, maka seseorang yang

belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Itensitas motivasi seorang

pelajar akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya4.

Dalam belajar setiap siswa pasti memiliki motivasi belajar yang tinggi yang

sangat berperan terhadap keberhasilan belajar. Di kaitkan dengan motivasi

siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan saat ini tidak memiliki

motivasi belajar. Hal ini terlihat dari nilai-nilai siswa/I yang rendah. Selain itu

siswa tersebut tidak meresponi ketika guru sedang menjelaskan materi

pembelajaran. Dan itu terlihat ketika guru sedang bertanya kepada siswa,

namun siswa/I tersebut tidak mau menanggapinya.

Ketekunan diartikan sebagai tindakan atau sikap yang suka bekerja

(belajar) atau yang sungguh-sungguh bekerja dengan giat. Ketekunan

merupakan peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, secara

khusus bagi para siswa pelajar. Ketekunan di lakukan bukan dengan cara

tergesa-gesa atau instan, melainkan dengan cara yang hati-hati dan

4
Anis Fuadah Pembelajaran Metode Tutor Sebaya (Lingkungan Handayani, Leneng Praya, Lombok –
NTB : PPPI) 37
4

bijaksana. Ketekunan membuat seseorang akan tetap bertahan meskipun

ada dalam kesulitan5. Dalam belajar siswa/I sudah menjadi kewajibannya

untuk tekun dan berusaha sekalipun itu sulit mengerjakannya. bila dilihat

ketekunan siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda saat ini semakin

menurun. Itu dapat terlihat dari kehadiran siswa/I SMP Kelas IX Sultan

Iskandar Muda Medan yang absen dalam mengikuti pelajaran PAK.

Keberhasilan belajar tentu tidak di dapatkan dengan cara instan.

Keunikan dalam perilaku belajar siswa di sebabkan karena adanya

perbedaan karateristik yang menentukan perilaku tersebut, seperti gaya

belajar, gaya kognitif, bakat, minat, tingkat kecerdasan, kematangan

intelektual, dan lainnya yang bisa di acukan pada karakteristik individual

siswa6. Sehubungan dengan aspek diatas, dengan demikian aspek perilaku

diatas itulah kategori-kategori yang dapat di teliti. Kenyataan yang terjadi

khususnya para siswa/I kelas IX Kristen SMP Sultan Iskandar Muda Medan

tidak menunjukkan perilaku belajar yang baik. Saat proses belajar sedang

berlangsung, perlunya siswa juga harus memperhatikan setiap aturan-aturan

yang diberikan oleh guru. Supaya tujuan pembelajaran jelas dan tercapai

serta sesuai dengan harapan para pendidik agar perilaku belajar siswa dapat

berjalan dengan baik dan lancar7.

Selain itu, pembelajaran yang dilakukan terdapat juga siswa yang

lamban saat bereaksi sewaktu dalam menerima mata pelajaran.


5
Thomas Tan The Invisible Character Toolbox (Jl. Beo 38-40 Yogyakarta : ANDI) 136
6
Septy Nurfhadillah Media Pembelajaran (Jl. Bojong Genteng No. 18 – Jawa Barat : CV Jejak) 24
7
Jusuf Blegur, S.Pd, M.Pd Soft Skills – Untuk Prestasi Belajar (Jl. Menanggal III – Surabaya :
Scopindo Media Pustaka) 66
5

pembelajaran yang dialami oleh siswa selama dalam proses pembelajaran

tentu akan mengakibatkan lahirnya sikap dan tingkah laku dimana antara

siswa satu dengan yang lainnya dimungkinkan berbeda8. Pelaksanaan

proses belajar mengajar tentunya tidak terlepas dari berbagai masalah

belajar. Syahril dan Riska Ahmad yang menjelaskan bahwa masalah

merupakan kegagalan individu dalam pemenuhan satu atau beberapa

kebutuhan, sehingga menimbulkan ketidakseimbangan dalam belajar.

Pernyataan Nana Sudjana tentang masalah yang merupakan suatu proses

yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, dan

perubahan dari proses hasil belajar siswa9. Pernyataan dari Sukiman yang

menjelaskan pada umumnya terdapat ada beberapa masalah perilaku siswa

dalam proses belajar di kelas, yaitu perilaku siswa dalam situasi belajar di

kelas , yaitu perilaku perilaku siswa dalam belajar di kelas tidak dikehendaki

kemunculannya, yang disebut dengan off task behabivor. Shofuhah juga

mejelaskan bahwa perilaku siswa yang tidak di kehendaki dapat berdampak

menimbulkan masalah pada pembelajaran siswa di berbagai tingkat. Dalam

tingkat individu proses belajar siswa tersebut mugkin terbengkalai saat ia

tidak berhasil melatih keterampilan yang diajarkan di kelas.10 Dalam

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa masalah perilaku belajar siswa

akan mengalami dampak perubahan perilaku ketika belajar, dan perubahan

tersebut akan memberikan dampak pada kegiatan sehari – hari.

8
Arina Restian Pendidikan Seni Rupa Estetik (Jl. Tlogomas – Malang : UN MALANG) 81
9
Elgi Syafni Laporan Praktek Lapangan Kependidikan (Lintau Buo)
10
Akbar Yuli Setianto Sosiologi Pendidikan (Yayasan Kita Menulis ; IKAPI) 121
6

Masalah-masalah perilaku belajar dapat muncul tentu sebelum proses

belajar berlangsung dan berhubungan dengan karakteristik siswa sebagai

berikut.

Manajemen waktu. Manajemen waktu adalah kemampuan untuk

merencanakan, mengatur, dan mengelola waktu yang dihabiskan secara

efektif melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan11.

Manajemen waktu memastikan bahwa para siswa pelajar tidak menyia-

nyiakan waktu dan memang benar-benar mengikuti jadwal dan mengikuti

setiap peraturan yang sudah di susun dengan baik. Manajemen waktu sangat

perlu bagi para siswa pelajar dan harus memiliki keterampilan yang

diperlukan serta melatih siswa untuk mendisiplinkan dirinya dan

memperbaikinya secara terus-menerus12. Seorang siswa, misalnya dapat

dianggap sukses secara afektif dalam belajar apabila siswa tersebut telah

menyenangi dan menyadari dengan ikhlas. Lalu menjadikannya sebagai

“sistem nilai diri”. Dan menjadikannya sebagai penuntun hidupnya, baik suka

maupun duka13.

Kenyataan saat ini siswa/I Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan

sering melanggar aturan waktu belajar yang sudah di tetapkan oleh pihak

sekolah. Sehingga mereka terlambat untuk memasuki kelas, Dan tidak

mengikuti pembelajaran dengan baik. Selain itu, siswa/I kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan sering terlambat memberikan tugas-tugasnya.

11
KBBI Pengertian Manajemen Waktu
12
Daniel P. Purba, S.Sos Pocket Mentor – Manajemen Waktu (Harvard Businness School : Erlangga) 2
13
Psikologi Belajar Darajat, 1985
7

Sehingga mereka mendapatkan hasil yang tidak baik.

Siswa tidak memiliki kebiasaan yang baik. Kebiasaan adalah14 adalah

berusaha memperoleh kecerdasan atau pengetahuan, mengamalkan,

mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.

Kebiasaan merupakan suatu perilaku seseorang yang dilakukan secara

berulang-ulang tanpa melalui proses berpikir. Menurut Burghar, “kebiasaan

itu muncul di karenakan timbul proses penyusutan kecenderungan respon

dengan menggunakan stimulasi yang berulang-ulang”15. Kebiasaan belajar

siswa juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku belajar

peserta didik. Jika peserta didik menunjukkan kebiasaan belajar yang baik

tentu akan menghasilkan belajar yang sangat efektif. Kenyataan saat ini

siswa/I Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan kebiasaan belajar yang

buruk terbukti dari nilai tugas dan test yang diberikan mendapatkan hasil

yang tidak baik. Dalam masalah tersebut diatas, ada beberapa faktor yang

menghambat perilaku belajar siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda

Medan sebagai berikut :

Pertama, Malas merupakan perasaan seseorang yang enggan

melakukan sesuatu, karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian

negatif, atau tidak adanya kemauan untuk melakukannya. Siswa yang

memiliki kebiasaan buruk maka siswa/I tersebut tidak mendapatkan motivasi

yang baik, dan terus menerus tidak memiliki kemauan dalam belajar16.

14
KBBI Pengertian Kebiasaan Belajar
15
Dr. Cucu Sutiana, S.Pd, M.Pd Belajar Dan Pembelajaran (Pasuruan – Jawa Timur : Qiara Media
16
Yoga Febrianto Berdamai Dengan Kebiasaan Buruk (Anak Hebat Indonesia) 3
8

Dampak siswa/I yang malas belajar pada, umumnya siswa/I tersebut akan

mengalami kesulitan dalam belajar.

Kedua, tidak peduli

Kebiasaan buruk belajar siswa juga di pengaruhi pergaulan yang tidak

baik. Apabila siswa memilih pergaulan yang kurang baik, maka akan

berdampak pengaruh yang tidak baik. Dikarenakan kebiasaan pergaulan

yang kurang baik adalah hal yang paling mempengaruhi dalam proses belajar

anak dalam meraih prestasi. Firman Tuhan menjelaskan seorang murid

Kristus yang baik pasti akan meninggalkan perilaku yang buruk. Seperti

tertulis “Siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru” (2 Kor. 5:17)

meninggalkan dalam arti membuang semua perilaku yang buruk dan beralih

kepada hidup yang baru. Misalnya siswa yang kebiasaan sering membolos,

dan bermain tanpa kenal waktu. Tetapi di saat sudah di bina dalam

pendidikan, harapan guru siswa dapat merubah kebiasaan buruknya menjadi

kebiasaan yang positif dan melakukan tanggung jawabnya sebagai murid

Kristus dan berusaha mengatur waktu dengan baik dan tidak melalaikan

beribadah kepada Tuhan 17. Sesuai dengan Firman Tuhan agar kita tetap

berusaha dan belajar membiasakan dalam melatih untuk pergunakan waktu

yang ada (Efesus 5:16) dalam hal membiasakan diri dan peduli supaya

murid-murid Kristus yang baik sopan dan mengharagai Tuhan Allah. Dalam

Firman Tuhan mengajarakan bahwa untuk belajar untuk hidup bijak dalam

menggunakan waktu dengan baik. Oleh karena itu Paulus mengajarkan untuk

17
Timotius Sukarman Gereja Yang Bertumbuh Dan Berkembang (Jl. Beo, Yogyakarta : ANDI) 128
9

memperhatikan hidup dengan saksama bagaimana kita hidup untuk menjadi

arif, bukan menjadi orang yang bebal18.

Siswa tidak menunjukkan sikap yang baik ketika guru sedang

menjelaskan pembelajaran. sikap adalah segala perbuatan dan tindakan

yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki. Sikap adalah

pernyataan evaluatif terhadap segala sesuatu, bisa berupa objek, orang atau

peristiwa19. Sikap mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.

Sikap merupakan tindakan yang dilakukan baik suka atau tidak suka

terhadap suatu objek. Sikap dapat di bentuk dengan cara mengamati dan

menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui penguatan serta menerima

informasi verbal. Teori Walgito menjelaskan bahwa sikap merupakan

cenderung yang relatif menetap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk.

Dengan demikian, pada prinsipnya sikap itu dianggap sebagai suatu

kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu20. Teori Yusuf

menjelaskan sikap siswa yang baik dalam belajar yang positif jika siswa

tersebut bisa mendisiplinkan dirinya dalam belajar, serta menjalankan

kewajibannya dengan baik. Kenyataan yang terjadi kepada siswa/I kelas IX

SMP Sultan Iskandar Muda terbukti tidak menunjukkan sikap/attitude yang

baik ketika guru sedang menjelaskan pembelajaran dan bahkan sikap siswa/I

tersebut tidak menunjukkan sikap yang baik dalam berpakaian (tidak rapi).

Selain itu siswa/I SMP Sultan Iskandar Muda juga kurang sopan dalam sikap
18
Ronal G. Sirait, M.Th, M.Pd Digital Karakter Perspektif Agama dan Pendidikan (Jl. Ki Ateng
Gribig, Gg Kaserin, Malang : CV Multimedia dan Edukasi) 40
19
KBBI Pengertian Sikap Yang Baik
20
Dwija Utama Jurnal Pendidikan Vol. 9 (Jl. Sunbing VI – Surakarta)
10

komunikasi/berbicara kepada guru, dan tidak menghargai guru sama sekali.

Kita perlu membangun sikap komunikasi yang baik dalam menjalin interaksi

yang baik terhadap lingkungan kita, terutama di lingkungan sekolah tempat

belajar khususnya para pelajar. Dalam Firman Tuhan, Paulus juga

menjelaskan Efesus 5:4 bahwa perkataan yang kotor diartikan sebagai

bentuk isyarat badan dan tingkah laku yang tidak pantas. Yang kosong yang

sembrono yang diartikan sebagai percakapan yang sia-sia yang

menunjukkan banyak kebodohan dan kesembronoan, dan jauh dari

mendidik21.

Tingkah laku efektif merupakan wujud hasil belajar siswa yang

dikatakan berhasil belajar itulah yang merupakan tingkah laku belajar siswa

yang efektif. Artinya siswa yang memiliki tingkah laku yang efektif, akan

menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik yang bermutu, bermoral

dan berkualitas. Pada umumnya belajar pada hakikatnya yang berkelanjutan

dalam rangka perubahan tingkah laku peserta didik secara konstruktif dan

tentunya mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik22. Sadiaman Et

Al menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku menyangkut dengan

perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik),

sikap (afektif), dan kepercayaan (Spiritualitas)23.

Kenyataan yang terjadi saat saat ini, siswa/I kelas IX SMP Sultan

21
Tafsiran Matthew Hendri
22
H. Asis Saefenudin Pembelajaran Efektif (Jl. Ibu Singgit Garnasih No. 40, Bandung :Remaja
Rosdakarya) 8
23
Detalia Noriza Munahefi, Dkk Model Open Ended Project Based Learning (Tulung Klaten – Jawa
Tengah : IKAPI) 3
11

Iskandar Muda tidak memperlihatkan tingkah laku yang efektif dalam

pembelajaran PAK.

Berperilaku belajar siswa yang baik, tentu perlu memiliki prinsip hidup

bijak yang yang baik. Dalam pembelajaran siswa diharapkan memiliki prinsip

hidup. Prinsip hidup merupakan sebuah hal yang dimiliki oleh masing-masing

orang dan menjadi ciri pembeda dengan orang lain. Adanya prinsip hidup

akan membuat seseorang bersikap lebih bijak tentang bagaimana

seharusnya menentukan langkah dan mengambil sebuah keputusan.

Prinsip belajar ialah suatu interaksi yang berlangsung antara

pembimbing dan siswa/I dengan tujuan supaya para siswa/I semangat dalam

belajar. Selain itu prinsip belajar juga di pakai menjadi pedoman dalam

berpikir, pedoman berpegang dan menjadi sumber semangat belajar yang

bijak. Agar pembelajaran bisa berjalan dengan baik24.

Paulus menjelaskan dari kitab Efesus 5:1-21 menjelaskan bahwa

murid Kristus adalah orang yang arif dan bijaksana. Paulus memberi nasihat

kepada jemaat yang ada di Efesus supaya memiliki perilaku Kristen yang

baik. Prinsip hidup orang bijak Kristen pasti mengetahui dalam hal

memperhatikan hidupnya sebagai berikut.

Prinsip hidup bijak pasti memperhatikan bahwa waktu itu sangat

berharga. Namun, kita perlu memilih bagaimana mempergunakan waktu

Orang Kristen yang bijaksana tentu pasti harus belajar untuk mengerti

tentang kehendak Tuhan. Tak ada yang lebih penting daripada mengerti

24
Pengertian prinsip dalam belajar
12

kehendak Allah dan melakukannya. Dengan tujuan supaya manusia serupa

seperti Kristus25. Selain itu Paulus menjelaskan tentang bagaimana menjadi

orang Kristen yang harus bertahan dalam pengendalian diri. Artinya, Paulus

mengajarkan supaya kita menjadi orang Kristen yang bertekun, melatih diri

untuk mendisplinkan diri, dan tidak dipenuhi hawa nafsu duniawi (Efesus

5:18). Richard Lovelace menjelaskan prinsip hidup orang bijak harus memiliki

komitmen yang terus di jalankan dalam kehidupan sehari-hari, mengandalkan

proses pengudusan hidupnya sebagai dasar pembenaran. Dan hidup dengan

kualitas iman yang aktif di dalam kasih dan penuh dengan ucapan syukur

(Efesus 5:20)26. Sehingga jika siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda

Medan memiliki prinsip hidup bijak dalam perilaku belajar yang baik, tentu

akan memperoleh hasil yang baik dan siswa tersebut akan menjadi pengaruh

bagi lingkungan sekolah.

Prinsip hidup orang bijak Kristen dalam berprilaku belajar yang baik,

tentu harus di dasarkan dengan kerendahan hati yang mau belajar untuk

tunduk dan taat kepada Kristus (Efesus 5:21) dan tidak menonjolkan sikap

hidup yang sembrono kepada sesamanya. Jika siswa/I kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan akan menjadi murid yang berprilaku yang baik

terhadap sesamanya.

Identifikasi Masalah

25
John R.W. Stoot Tafsiran Efesus (Jl. Letjen Suprapto 28, Jakarta : IKAPI) 197
26
Timothy Keller Injil Dalam Kehidupan (Tenggilis Mejoyo KA -10, Surabaya : Literatur Perkantas)
27
13

C.P Joko Subagyo mengatakan konsep identifikasi masalah

(problem identification) adalah proses dan hasil pengenalan masalah atau

inventarisasi masalah. Dengan kata lain, identifikasi masalah adalah salah

satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses

lain27. Lebih lanjut Harefa menjelaskan bahwa:

“Identifikasi masalah merupakan pertanyaan-pertanyaan yang

semuanya terkait dengan inti masalah yang diteliti. Memang untuk

menemukan inti suatu masalah, maka harus di identifikasi terlebih dahulu.

Sebuah masalah harus dilihat dari berbagai segi sehingga nampak akan

menjadi suatu kesatuan yang utuh28.

Dari uraian latar belakang diatas dapat di identifikasikan dalam

beberapa kelompok masalah yang berhubungan dengan Pengaruh Tentang

Prinsip Hidup Orang Bijak Berdasarkan Efesus 5:1-22 Terhadap Perilaku

Belajar Siswa Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda. Sebagai berikut :

Pertama Manajemen waktu. Manajemen waktu menurut KBBI manajemen

waktu adalah kemampuan untuk merencanakan, mengatur, dan mengelola

waktu yang dihabiskan secara efektif melakukan kegiatan tertentu untuk

mencapai suatu tujuan. Manajemen waktu memastikan bahwa para siswa

pelajar tidak menyia-nyiakan waktu dan memang benar-benar mengikuti

jadwal dan mengikuti setiap peraturan yang sudah di susun dengan baik.

27
C.P. Joko Subagyo SH, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek,
(Jakarta:PT.RinekaCipta,2004),32.
28
Etiknius Harefa’Metodologi PenelitianTeologi,65.
14

Manajemen waktu sangat perlu bagi para siswa pelajar dan harus memiliki

keterampilan yang diperlukan serta melatih siswa untuk mendisiplinkan

dirinya dan memperbaikinya secara terus-menerus.

Dari fakta tersebut muncul pertanyaan bagaimana pemahaman siswa/I

Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan tentang bagaimana manajemen

waktu dengan baik ?

Kebiasaan merupakan suatu perilaku seseorang yang dilakukan

secara berulang-ulang tanpa melalui proses berpikir. kebiasaan itu muncul di

karenakan timbul proses penyusutan kecenderungan respon dengan

menggunakan stimulasi yang berulang-ulang. Kebiasaan belajar siswa juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik. Jika peserta didik menunjukkan kebiasaan belajar yang baik tentu akan

menghasilkan belajar yang sangat efektif. Kebiasaan belajar siswa juga

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik. Jika peserta didik menunjukkan kebiasaan belajar yang baik tentu akan

menghasilkan belajar yang sangat efektif. kebiasaan pergaulan yang

kurang baik adalah hal yang paling mempengaruhi dalam proses belajar anak

dalam meraih prestasi. Firman Tuhan menjelaskan seorang murid Kristus

yang baik pasti akan meninggalkan perilaku yang buruk. Seperti tertulis

“Siapa yang ada di dalam Kristus adalah ciptaan baru” (2 Kor. 5:17)

meninggalkan dalam arti membuang semua perilaku yang buruk dan beralih

kepada hidup yang baru. Misalnya siswa yang kebiasaan sering membolos,

dan bermain tanpa kenal waktu.


15

Dari fakta tersebut timbul pertanyaan, bagaimana pemahaman siswa/I

Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan tentang bagaimana

membiasakan belajar dengan baik?

sikap yang baik. Siswa tidak menunjukkan sikap yang baik ketika guru

sedang menjelaskan pembelajaran. sikap adalah segala perbuatan dan

tindakan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan yang dimiliki.

Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap segala sesuatu, bisa berupa

objek, orang atau peristiwa Sikap merupakan tindakan yang dilakukan baik

suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat di bentuk dengan

cara mengamati dan menirukan sesuatu yang positif, kemudian melalui

penguatan serta menerima informasi verbal. Kita perlu membangun sikap

komunikasi yang baik dalam menjalin interaksi yang baik terhadap

lingkungan kita, terutama di lingkungan sekolah tempat belajar khususnya

para pelajar. Paulus juga menjelaskan Efesus 5:4 bahwa perkataan yang

kotor diartikan sebagai bentuk isyarat badan dan tingkah laku yang tidak

pantas. Yang kosong yang sembrono yang diartikan sebagai percakapan

yang sia-sia yang menunjukkan banyak kebodohan dan kesembronoan, dan

jauh dari mendidik

Dari fakta tersebut timbul pertanyaan, bagaimana pemahaman siswa/I

Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda terhadap sikap yang baik?

Tingkah laku efektif merupakan wujud hasil belajar siswa yang

dikatakan berhasil belajar itulah yang merupakan tingkah laku belajar siswa

yang efektif. Artinya siswa yang memiliki tingkah laku yang efektif, akan
16

menghasilkan perubahan tingkah laku peserta didik yang bermutu, bermoral

dan berkualitas. Pada umumnya belajar pada hakikatnya yang berkelanjutan

dalam rangka perubahan tingkah laku peserta didik secara konstruktif dan

tentunya mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sadiaman Et Al

menjelaskan bahwa perubahan tingkah laku menyangkut dengan perubahan

yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), sikap

(afektif), dan kepercayaan (Spiritualitas).

Dari fakta tersebut timbul pertanyaan, apakah siswa/I Kelas IX SMP

Sultan Iskandar Muda Medan memiliki pemahaman tentang tingkah laku

belajar efektif dengan baik?

Pembatasan Masalah

Batasan masalah adalah hal yang penting dalam penelitian.Cholid

menjelaskan bahwa “ Batasan masalah adalah ruang lingkup masalah

atau upaya membatasi ruang lingkup masalah yang teralu luas atau

melebar sehingga penelitian itu lebih bisa fokus untuk dilakukan”29

Dari hasil identifikasi masalah yang telah dilakukan selanjutnya menentukan

pembatasan yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah dalam

penelitian itu jatuh pada identifikasi 1, 2, dan 3. Dari latar belakang masalah

yang diuraikan diatas, maka masalah yang didentifikasikan dalam penelitian

ini sebagai berikut.

Manajemen waktu itu perlu dimiliki oleh setiap siswa/I pelajar.


29
CholidNarbuko,dkk.Metodologipenelitian (Jakarta: BumiAksara,2008),45.
17

Manajemen waktu perlu dilakukan dengan disiplin, keuletan, ketekunan, kerja

keras, pantang menyerah yang dilandasi kesabaran merupakan modal

bertarung sekaligus berdamai dengan waktu30. Manajemen waktu merupakan

pengaruh yang sangat penting bagi para siswa/I Kelas IX Sultan Iskandar

Muda Medan dalam meningkatkan kualitas dan perilaku belajar sebagai

seorang murid Kristus yang sejati, yang mampu memanfaatkan waktu

dengan baik dan tepat.

Dari fakta tersebut bagaimana siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar

Muda Medan tentang hidup mereka dalam manajemen waktu belajar yang

baik?

Kebiasaan sangat perlu untuk di perbaharui. Dimana kebiasaan

merupakan hal yang harus diubah oleh para siswa/I Kelas IX Sultan Iskandar

Muda Medan. kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-

kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang telah ada. Tujuannya agar

siswa memperoleh sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru

yang lebih tepat dan positif dalam arti selaras dengan kebutuhan ruang dan

waktu. Artinya perubahan dalam kebiasaan belajar akan memperngaruhi

prestasi siswa yang baik. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan

kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-

ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi pengurangan perilaku

yang tidak di perlukan31.

30
Dwi Nugroho Suprianto Manajemen Waktu (Jl. Raya Leuwinanggung, Depok : Rajagrafindo
Persada) 106
31
Muhibbin Syah, M.Ed Psikologi Belajar (Jl. Pelepah Hijau IV TN.1, Jakarta : PT Rajagrafindo) 120
18

Dari fakta tersebut bagaimana siswa/I Kelas IX SMP Sultan Iskandar

Muda Medan dalam pemahaman mengubah kebiasaan belajar?

Ketiga, sikap juga sangat perlu di perbaharui oleh para siswa/I Kelas

IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan. Secara khusus sikap para siswa untuk

tunduk dan taat ketika para guru memberikan bimbingan kepada para

siswa/I. Sikap terhadap belajar sangat erat kaitannya dengan kemandirian.

Melatih sikap belajar sebagian besar adalah melatih kemandirian para

peserta didik. Jadi sikap atau tindakan siswa Kristen di tuntut untuk melatih

dirinya dengan tujuan tercapainya kualitas peningkatan perilaku siswa yang

baik.

Dari fakta tersebut, bagaimana siswa/I Kristen Kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan tentang pengaruh sikap belajar?

Rumusan Masalah

Menurut Pariata Westrabahwa “ suatu masalah yang terjadi apabila

seseorang berusaha mencoba suatu tujuan atau percobaan nya yang

pertama untukmencapai tujuani tuhingga berhasil.”MenurutSutrisnoHadi

“masalah adalah kejadian yang menimbulkan pertanyaan kenapa dan

kenapa”.Sebagai mana ditulis oleh Sukajati,Bahwa pada intinya,rumusan

masalah seharusnya mengandung deskripsi tentang kenyataan yang

ada dan keadaan yang diinginkan.Perumusan masalah merupakan usaha

untuk menyatakan secara tertulis pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari


19

jawaban nya melalui penelitian.32

Dari batasan yang saya pilih oleh peneliti maka diciptakan rumusan

masalah sebagai berikut :

Pertama, bagaimana pemahaman siswa/I Kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan tentang Prinsip Hidup Orang Bijak berdasarkan

Efesus 5:1-21 ?

Kedua, bagaimana perilaku belajar siswa/I Kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda ?

Ketiga, bagaimana pengaruh prinsip hidup orang bijak berdasarkan

Efesus 5:1-21 terhadap perilaku belajar siswa/I Kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan ?

Penjelasan Istilah

Pengaruh pemahaman siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda

Medan tentang prinsip hidup orang bijak berdasarkan Efesus 5:1-22 terhadap

perilaku belajar siswa/I Kristen. Dari judul dapat diuraikan sebagai berikut :

Alkitab merupakan sumber dasar dan prinsip hidup Kristiani yang

membimbing manusia untuk mengenal Allah. Memperhatikan hidup secara

saksama adalah hal yang paling penting. Karena Firman Tuhan berkata,

“siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah. Tetapi siapa berliku-liku

jalannya, akan diketahui. Prinsip hidup yang bijak merupakan prinsip yang

32
SoenoRahardjo, Metodologi Penelitian Lanjutan,13.
20

harus di perhatikan dalam membangun kehidupan33. Prinsip merupakan

suatu kebenaran yang sesungguhnya dan fundamental yang berlaku secara

universal bagi semua umat manusia. Prinsip merupakan pedoman

berperilaku, yang berupa nilai-nilai permanen dan mendasar34. Hidup bijak

merupakan sikap seseorang yang dapat menyesuaikan atau menempatkan

diri. Orang yang hidup bijaksana pada umumnya memiliki kemampuan untuk

mengambil keputusan yang adil, baik, dan untuk dirinya, maupun kepada

orang lain. Menurut Stevenson berpendapat bahwa bijak merupakan manusia

yang kehidupannya menggunakan akal budi dengan berdasarkan

pengalaman dan pengetahuannya35. Seorang siswa pelajar tentu harus

mengetahui, bahwa hidup bijak pasti menggunakan atau memanfaatkan

setiap kesempatan untuk memperbaiki dirinya dengan baik.

Jadi, pemahaman siswa/I tentang prinsip hidup orang bijak

berdasarkan Efesus 5:1-22 terhadap perilaku belajar berarti apakah

pengaruh ada pengaruh yang besar dari pemahaman siswa/I tentang prinsip

hidup orang bijak berdasarkan Efesus 5:1-22 terhadap perilaku belajar

mereka.

Tujuan Penelitian

Peneliti ingin mengetahui bagaimana pemahaman siswa/I kelas IX

SMP Sultan Iskandar Muda Medan tentang prinsip hidup orang bijak

berdasarkan Efesus 5:1-22 dan juga perilaku belajar mereka di sekolah


33
Tabloid Reformata Lima Pantangan Bagi Pemimpin
34
Dr. Hassanudin, M.Si Biopsikologi Pembelajaran Teori Dan Aplikasi (Jl. Banda Aceh : IKAPI) 415
35
Dr. Drs, Achmad Noor Fatirul, ST, M.Pd Wisers Habits Dalam Pembelajaran (Jl. Garuda, Cipayung
– Tangerang : Pascal Books) 61
21

siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan. Secara empiric

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan kualitas perilaku

belajar siswa/I yang membentuk aspe-aspek yang membentuk perilaku

mereka. Secara rinci penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi

tentang :

Pertama, untuk memperoleh gambaran pemahaman para siswa/I

kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan tentang prinsip hidup orang bijak

berdasarkan Efesus 5:1-22 dalam perilaku belajar mereka.

Kedua, untuk memperoleh gambaran bagaimana perilaku belajar

siswa/I kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda.

Ketiga, untuk memperoleh gambaran apakah ada pengaruh yang

signifikan antara pemahaman siswa/I Kristen kelas IX SMP Sultan Iskandar

Muda Medan tentang prinsip hidup orang bijak berdasarkan Efesus 5:1-22

terharap perilaku belajar siswa/I Kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan.

Kepentingan Penelitian

Andreas B. Subagyo mengatakan bahwa kepentingan penelitian dari

segi teoritis dan segi praktis. Dari segi teoritis yaitu : hasil penelitian akan

dapat disumbangkan kepada dunia ilmu pengetahuan. Sedangkan dari segi

praktis, hasil penelitian akan dapat disumbangkan kepada penerapan ilmu

pengetahuan.36 Hasil penelitian tentang pengaruh pemahaman siswa/I kelas

36
Andreas Bambang Subagyo,Pengantar Riset Kualitatif Dan
Kuantitatif,(Bandung:Kalam hidup,2004),Hal217.
22

IX SMP Sultan Iskandar Muda tentang prinsip hidup orang bijak berdasarkan

Efesus 5:1-22 terhadap perilaku belajar siswa/I, di harapkan memberikan

kontribusi bagi berbagai pihak. Adapaun kepentingan sebagai berikut :

Kepentingan Teoritis

Secara teori diharapakan penelitian ini dapat memberikan manfaat di

bidang ilmu bagi kalangan pelajar, khususnya siswa/I kelas IX SMP Sultan

Iskandar Muda Medan untuk meningkatkan perilaku belajar siswa/I tersebut.

Kepentingan Praktis

Pertama, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembelajaran atau bekal

bagi setiap siswa/I Kristen kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan untuk

berperilaku belajar mereka.

Kedua, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi kalangan siswa/I

kelas IX SMP Sultan Iskandar Muda Medan agar lebih mengevaluasi diri

secara pribadi terhadap perilaku belajarnya sebagai murid-murid teladan

Kristus yang baik.

Ketiga, hasil penelitian ini diharapkan kontribusi bagi setiap pembaca

khususnya, para siswa/I pelajar dan sekolah Tinggi Teologi Baptis Medan

(STTBM).
23

Anda mungkin juga menyukai