KIMIA
ACARA II
PENENTUAN MASSA RUMUS ZAT
DISUSUN OLEH :
MOHAMAD ADITYA TSANI
A
KELOMPOK 4
A.TUJUAN
Tujuan dari praktikum Acara II “Penentuan Massa Rumus Zat” adalah
B.TINJAUAN PUSTAKA
Senyawa kimia adalah zat yang tersusun oleh dua atau lebih unsur-unsur,
sehingga merupakan kombinasi lambang yang disebut rumus kimia (Petrucci,
1987).
Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom dari setiap unsur
dalam satu molekul zat itu Rumus empiris suatu senyawa ialah rumus paling
sederhanayang memberikan jumlah atom relative yang betul untuk seiap jenis atom
yang ada di dalam senyawa itu. Rumus molekul merupakan kelipatan bilangan bulat
dari rumus empiris. Untuk menentukan rumus molekul, diperlukan pengetahuan
mengenai massa molar perkiraan dari senyawa yang ingin diketahui. Reaksi kimia
menghubungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan
unsur- unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa
baru. Oleh karena atom tidak dapat dimusnahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah
atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum atau sesudah reaksi haruslah selalu
sama. Kekekalan ateri dalam perubahan kimia ini terlihat dari persamaan kimia
yang balans untuk proses tersebut (Oxtoby, 2001)
C.METODOLOGI
1.Alat
a. Desikator
b. Kompor listrik
c. Krus kosong
d. Loyang
e. Penjepit krus
f. Spatula
g. Timbangan listrik
h. Timer
2.Bahan
a. Hidrat-kupri sulfat
3.Cara kerja
Massa atom adalah salah satu sifat yang membedakan berbagai jenis atom
unsur. Setiap unsur dapat berada dalam berbagai bentuk isotop, dimana atom-atom
isotop yang sama adalah identik. Massa setiap atom satu persatu sangat kecil.
Bahkan atom yang paling berat pun massanya kurang dari 5x10 kg (Jerome, 1996).
Desikator biasanya terbuat dari kaca, namun terkadang dari logam yang
digunakan untuk menyeimbangkan objek atau zat dengan udara yang dikendalikan.
Karena desikator biasanya terletak dalam ruangan terbuka, maka suhu udara itu
umumnya mendekati suhu kamar. Desikator memungkinkan terjadinya
keseimbangan antara objek atau zat kimia dengan udara yang rendah dan terkendali
kelembapannya, sehingga galat yang disebabkan oleh penimbangan air bersama-
sama dengan objek itu dapat dihindari.(Edhawati, 2007).
Sumber:Hasil Pengamatan
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa massa rumus zat dan
isinya sebelum pemanasan yaitu 11,691 gram, tidak sama dengan massa rumus zat
rumus zat dan setelah pemanasan yaitu 11,513 gram. Berat air tersebut di gunakan
untuk mengukur berat C2SO4 dan besarnya 0,531. Sedangkan nilai kofisiensi pada
C2SO4 adalah 1 dan massa atom relative untuk C2SO4H2O (Rosenberg, 1992).
Mutu produk yang baikyang dapat dihasilkan dari salah satu jenis extruder
adalah jenis extruder pemasak-pencetak (cooking-formingextruder). Extruder
pemasak-pencetak memproduksi mi pati yang memiliki cookingloss yang rendah
yaitu 4,20% (Marti et al. 2011), 7,10% (Charutigon et al. 2008), 4,56% (Muhandri
et al. 2011) dan 4,80% (Subarna et al. 2012). Hingga sekarang ini telah dilakukan
penelitian produksi mi pati dari karbohidrat seperti jagung, kentang, singkong dan
sagu. Namun, penelitian masih diperlukan untuk mendapatkan nilai nutrisi yang
baik dari produksi mi pati. Berdasarkan penelitian Takahashi et al. (1986)
penambahan ISP (Isolated Soybean Protein) sebanyak 5% dapat meningkatkan
elongasi, menurunkan kelengketan, dan kelarutan kenta pada mi berbahan dasar
pati kentang dan pati kacang hijau (Tan et al. 2009). Berdasarkan studi Kaur et
al.(2005) bahwa penambahan GMS (Glyserol Monostearate) sebanyak 1% dapat
menurunkan cookinglosspada mi pati jagung dan mi pati kentang. Penelitian
mengenai kandungan proximat pada produksi mi dari pati sagu dengan penambahan
ISP dan GMS belum banyak dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui kandungan proximat, warna dan sensori pada kerin produksi mi
sagu kering.
E.KESIMPULAN
Edahwati, Luluk. 2007. Jurnal Penelitian Ilmu Tekhnik Vol. 7, No. 2. Tekhnik
Kimia FTI-UPN "Veteran" Jatim.
Fathiana, Dini Zakiah dan Djulia Onggo. 2005. Jurnal Sains Materi Indonesia Vol.
7, No.1. Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (P2ET)-LIP
Oktoby, David W., H. P. Gillis, and Norman H. Nachtrieb. 2001. Prinsip-prinsip
Kimia Modern. Erlangga, Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Erlangga.
Jakarta.
Rosenberg. Jerome. 1992. Teori dan Soal-soal Kimia Dasar Erlangga. Jakarta.
LAMPIRAN GAMBAR