Modul 2.1
CGP Angkatan 9
Bagaimana seorang guru dapat mengelola kelas dan memenuhi kebutuhan belajar
murid-muridnya yang berbeda-beda?
“Anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri. Pendidik hanya dapat merawat
dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.” (Ki Hajar Dewantara)
Pemikiran dari Ki Hajar Dewantara yang berkaitan dengan pendidikan bagi peserta didik
yaitu pendidikan dan pengajaran yang harus berpegang pada kodrat alam dan kodrat
zaman peserta didik. Kodrat alam berkaitan dengan sifat dan lingkungan di mana peserta
didik berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan keterampilan (soft skill) yang
diberikan kepada peserta didik agar mereka dapat hidup dan berkarya sesuai dengan
perkembangan zamannya. Saya percaya bahwa kemampuan dan potensi yang dimiliki
anak berbeda antara individu yang satu dan yang lainnya maka sebagai seorang pendidik
harus dapat memenuhi serta memberikan kesempatan yang sama dalam menuntun
tumbuhnya kodratnya peserta didik. Sehingga mereka mendapatkan pengetahuan yang
sama walaupun dengan cara atau metode yang berbeda yang disesuaikan dengan
kemampuannya masing-masing anak dalam mencapai ketuntasan belajarnya.
Saya adalah seorang guru yang mengajar dikelas 4 SDN Tarumanegara 3 Kecamatan
Cigeulis, Kabupaten Pandeglang dengan berbagai karakteristik siswa dengan segala
keunikannya masing-masing, sehingga menuntut saya untuk melakukan pembelajaran
dengan pendekatan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan belajarnya. Hal ini menjadi
sebuah tantangan serta motivasi bagi saya untuk terus menemukan strategi pembelajaran
agar dapat diterima sesuai dengan bakat minat dan potensinya.
Dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan terkadang terdapat beberapa siswa yang
bosan, tidak memperhatikan, bersikap tak acuh, dan kurang menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Hal tersebut mungkin metode dan strategi yang dilakukan hanya mampu
diterima sebagian siswa dikelas dan tidak diterima sebagian siswa lainnya. Sehingga tidak
memberikan pemenuhan kebutuhan belajar terhadap semua siswa dikelas.
Untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa berdasarkan keragaman tersebut, maka
saya harus melakukan perubahan strategi pembelajaran yaitu dengan menggunakan
pembelajaran berdiferensiasi. Dimana “Pembelajaran berdiferensiasi diartikan sebagai
pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya
sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut (Diannita, dalam
Pintar Tanotofoundation)”. Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi saya
membagi dan mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan
karakteristiknya. Sehingga siswa dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan
kemampuannya, apa yang disukai, berdasarkan kebutuhannya masing-masing. Dengan
begitu, siswa tidak merasa bosan dan bahkan gagal dalam pengalaman belajarnya. Guru juga
dituntut untuk bersifat proaktif sejak awal pembelajaran dalam mengantisipasi segala
kemungkinan untuk kelas yang diajarkan, dan membutuhkan berbagai pendekatan
pembelajaran. Sehingga diperlukan rancangan pembelajaran sesuai dengan tingkat
kebutuhan siswa dalam belajar. Dalam pembelajaran diferensiasi, ada empat unsur yang dapat
disesuaikan dengan tingkat kesiapan siswa dalam mempelajari materi, minat, dan gaya belajar
mereka, yaitu konten (apa yang dipelajari), proses (bagaimana mempelajarinya), produk (apa
yang dihasilkan setelah mempelajarinya), dan lingkungan belajar (iklim belajarnya).