Anda di halaman 1dari 12

PERAN SOLO BERSIMFONI DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER

GENERASI Z DI KOTA SURAKARTA

Elvina Murni Alsuci, Yosafat Hermawan, dan Abdul Rahman


Universitas Sebelas Maret, Surakarta Indonesia
Email: yosafathermawan@staff.uns.ac.id

Abstrak: Fenomena digitalisasi di era revolusi industri 4.0 menjadikan generasi muda terperosok ke
dalam nilai-nilai budaya yang tidak sesuai dengan identitas lokal. Berita-berita hoax yang mengandung
unsur radikal, ekstrem, dan intoleran semakin marak dikemas dalam platform digital. Sehubungan de-
ngan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Solo Bersimfoni dalam meng-
implementasikan pendidikan karakter berbasis local culture kepada generasi Z di Kota Surakarta. Pene-
litian ini menggunakan metode studi kasus intrinsik kualitatif. Subjek penelitian ini yaitu pengurus dan
relawan Solo Bersimfoni, serta guru pendamping dan pelajar tim media center dari Sekolah Adi-
pangastuti di Kota Surakarta yang menjadi percontohan dalam penerapan nilai Hasthalaku. Pengum-
pulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Analisis data meng-
gunakan analisis model interaktif dari Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Solo
Bersimfoni berperan sebagai agent of change dalam menghidupkan kembali nilai-nilai budaya kearifan
lokal yang dinamakan sebagai Hasthalaku. Upaya Solo Bersimfoni dalam menanamkan nilai Hasthalaku
pada generasi Z antara lain: (1) turut mendorong regulasi kepemudaan, (2) turut mendorong gerakan
revolusi mental; (3) capacity building generasi muda; dan (4) meningkatkan literasi digital.

Kata Kunci: pendidikan karakter, generasi Z, nilai hasthalaku

THE ROLE OF SOLO BERSIMFONI IN IMPLEMENTING CHARACTER EDUCATION OF Z


GENERATION IN SURAKARTA CITY

Abstract: The phenomenon of the era of digitalization 4.0 has plunged the younger generation into
cultural values that are incompatible with local identities. Hoax news containing radical, extreme and
intolerant elements is increasingly being packaged on digital platforms. In this regard, this study aims
to describe the role of Solo Bersimfoni in implementing local culture-based character education for the Z
generation in Surakarta City. This study used an intrinsic qualitative case study method. The research
data were obtained from interviews, observations, and documentation. The subjects of this study were
the administrators and volunteers of Solo Bersimfoni, as well as accompanying teachers and students of
the media center team from the Adipangastuti School in Surakarta City who became pilots in the appli-
cation of Hasthalaku values. Data analysis used interactive model analysis from Miles and Huberman.
The results of this research show that Solo Bersimfoni acts as an agent of change in reviving the cultural
values of local wisdom which is called as Hasthalaku. Solo Bersimfoni efforts to instill the value of Has-
thalaku in Z generation include (1) supporting youth regulations; (2) promoting the mental revolution
movement; (3) capacity building for the younger generation; and (4) increasing digital literacy.

Keyword: character education, generation Z, value of hasthalaku

PENDAHULUAN teknologi untuk berbagai aktivitas, seperti


Era revolusi industri 4.0 saat ini di- belanja online, ojek online, games, dan sosial
tandai dengan perkembangan teknologi media. Maka tidak mengherankan apabila
yang begitu cepat dan pesat. Di tengah ke- Gen Z memiliki prinsip “no gadget no life”.
majuan teknologi yang serba canggih lahir- Keberadaan gadget bagi Gen Z sudah men-
lah generasi baru teknologi yang disebut jadi kebutuhan pokok yang sulit ditinggal-
sebagai generasi Z atau generasi digital kan.
(Wijoyo et al. 2020, p. 4). Generasi Z yang Berdasarkan informasi dari Arif Zai-
selanjutnya disebut Gen Z menggunakan nuddin dinyatakan bahwa semakin banyak

197
198

pasien di RSJD Surakarta yang mengalami SMA dan MA di Surakarta, Cirebon, Pa-
kecanduan terhadap gadget dengan rincian dang, dan Sukabumi memiliki kecende-
sejak Bulan Juli 2019 hingga Oktober 2019 rungan kuat dalam penanaman nilai-nilai
menangani sekitar 35 anak remaja (Wasita, ajaran agama yang berpaham pada radika-
2019). Mereka mengalami gangguan mental lisme. Kota Surakarta juga disebut wilayah
yang berbeda-beda, mulai dari remaja yang yang seringkali dianggap sebagai barome-
tidak menganggap keberadaan orang tua- ter kehidupan kaum radikal di Nusantara
nya hingga tidak mau makan dan sekolah. (Muslim et al., 2018, p. 321).
Hal ini sejalan dengan riset Hosni (Elsayed, Menghadapi tantangan era revolusi
2021) yang menyebut bahwa remaja yang industri 4.0, Gen Z sebagai generasi penerus
menghabiskan banyak waktu di situs media bangsa memerlukan pengendali kuat be-
sosial seperti facebook menunjukkan gejala rupa pendidikan karakter sebagai tameng
depresi dengan mengisolasi diri dari ling- terhadap nilai-nilai budaya yang menye-
kungan keluarga dan sekitar. Gen Z yang babkan degradasi moral. Dalam Perpres
mengalami kondisi kecanduan terhadap Nomer 87 Tahun 2017 tentang Penguatan
gadget dapat menimbulkan budaya phub- Pendidikan Karakter (PPK) bahwa PPK
bing. Budaya phubbing merupakan perilaku memiliki tujuan untuk menyiapkan peserta
acuh tak acuh seseorang ketika sedang ber- didik sebagai generasi emas tahun 2045
ada dalam sebuah lingkungan dengan lebih guna menghadapi perubahan masa depan
memilih berfokus pada gadget daripada dan sebagai upaya untuk pengembangan
melakukan percakapan (Akbar, 2018). Hal pendidikan nasional. Membangun karakter
ini mengakibatkan Gen Z akan bersikap generasi muda merupakan tanggung jawab
individual dan egois. Selain itu, Gen Z bersama berbagai elemen dalam masyara-
sebagai kalangan yang sangat rentan ter- kat, seperti Lembaga Pemerintah, Lembaga
hadap berita-berita hoax yang mengandung Pendidikan, dan Lembaga Kemasyarakat-
unsur-unsur radikal, ektrem, dan terorisme an.
yang sekarang banyak beredar dalam dunia Hadirnya Solo Bersimfoni sebagai
maya. suatu organisasi masyarakat yang concern
Menurut juru bicara Badan Intelijen terhadap pengembangan remaja dan anak-
Negara (BIN), Wawan Purwanto, Anak- anak dengan menggunakan pendekatan bu-
anak muda yang berumur antara 17-24 ta- daya lokal (local culture) dalam membangun
hun menjadi target utama penyebaran pa- karakter pemuda-pemudi Solo. Nilai-nilai
ham ekstremisme dan terorisme karena jiwa budaya tersebut oleh Solo Bersimfoni di-
mereka masih muda, energik, mencari jati namakan sebagai Hasthalaku atau delapan
diri, dan memiliki semangat tinggi (Firman- perilaku sehari-hari. Adapun delapan nilai
syah, 2019). Indeks potensi radikalisasi pada yang dikembangkan yaitu: (1) tepa selira
setiap penggolongan generasi juga menun- (tenggang rasa); (2) lembah manah (rendah
jukkan bahwa indeks potensi radikalisasi hati); (3) andhap ashor (berbudi luhur); (4)
pada Gen Z mencapai 12,7 persen paling grapyak semanak (ramah tamah (5) gotong
tinggi dibanding pada kelompok generasi royong (saling membantu); (6) guyub rukun
milenial (Gen Y) yaitu sebesar 12,4% dan (kerukunan); (7) ewuh pakewuh (saling meng-
pada kelompok Gen X sebesar 11,7% (Ra- hormati); dan (8) pangerten (saling meng-
hadi, 2020). Menurut penelitian Maarif In- hargai) (Kumparan.com, 2020). Sementara
stitute, ditemukan fakta bahwa sekolah itu, Hasthalaku yang menggunakan bahasa

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta
199

lokal yakni bahasa Jawa krama sebagai kepatuhan, keindahan, kebersamaan, tole-
sarana bagi Solo Bersimfoni untuk menya- ransi, tenggang rasa, tanggung jawab, kepe-
darkan pentingnya bahasa Jawa krama mimpinan, kesadaran, kearifan, kekuatan
pada anak muda Solo sebagai unggah- fisik, dan sportivitas. Hal sama juga diung-
ungguh kepada orang yang lebih tua. Hal ini kapkan oleh Purwaningsih (2017) terkait
karena jaman sekarang banyak dijumpai dengan pembentukan karakter peduli sosial
generasi muda yang hanya menguasai Ba- oleh Komunitas Bagi Nasi di Magelang.
hasa Inggris dan Bahasa Indonesia saja. Adapun penelitian terkait dengan
Solo Bersimfoni berperan sebagai agent peran komunitas dalam menumbuhkan ke-
of change dalam mengangkat kembali nilai- pedulian pada generasi muda dilakukan
nilai luhur budaya berbasis local culture oleh Primasari (2018) yang menghasilkan
yang mulai tergerus jaman khusunya pada bahwa Komunitas Pagi Berbagi Semarang
kalangan generasi muda Solo. Dengan berperan meningkatkan kepedulian sosial
menanamkan nilai-nilai Hasthalaku dapat generasi milenial melalui aktivitas offline
menegaskan karakter identitas lokal pada dengan melibatkan secara langsung volun-
Gen Z di tengah-tengah berbagai pengaruh teer dalam kegiatan berbagi dan aktivitas
nilai-nilai budaya negatif yang telah meng- online melalui instagram dan whatsapp. Ha-
global dalam platform digital. Banyak tradisi sil penelitian Pujianti (2019) juga menyim-
dan nilai local culture yang justru dapat pulkan bahwa komunitas berperan sebagai
menjadi kekuatan yang amat penting dalam wadah pembinaan ibu-ibu dalam mendam-
suatu kerangka pertahanan hidup yang ber- pingi anak membentuk karakter di era
bangsa Indonesia pada era digitalisasi saat milenial melalui ilmu-ilmu agama.
ini (Rukiyati & Andriani, 2016). Dari berbagai penelitian yang sudah
Beberapa penelitian terdahulu terkait ada, penelitian ini lebih terfokus pada pe-
peran organisasi masyarakat dalam mem- ranan NGO Solo Bersimfoni dalam pem-
bentuk karakter generasi muda di era di- bentukan karakter Gen Z guna menghadapi
gital dengan menggunakan budaya lokal tantangan era revolusi industri 4.0 dengan
dalam membangun eksistensi diri terhadap cara pembentukan identitas lokal pada Gen
identitas lokal. Hal ini terlihat misalnya Z melalui implementasi nilai local culture
pada penelitian Setiawan (2017) yang me- Hasthalaku. Dengan demikian, penelitian ini
nemukan bahwa volunteer komunitas me- bertujuan untuk mengkaji peranan Solo
nyisipkan materi pendidikan karakter saat Bersimfoni terhadap pembentukan karakter
pelatihan Tari Gatra antara lain nilai-nilai Gen Z di Kota Surakarta dengan perspektif
kerja sama, disiplin, dan sopan santun. teori struktural fungsional.
Seperti yang diungkapkan Kusumastuti
(2014) dapat diketahui bahwa komunitas METODE
angklung sebagai wadah berkumpul dan Penelitian ini menggunakan metode
berdiskusi dalam meningkatkan interaksi studi kasus intrinsik kualitatif yang bertuju-
sosial bagi remaja dapat mengurangi sikap an untuk menggali informasi tentang apa
egois dan individual. Selanjutnya penelitian yang dapat diperoleh dan ditarik dari kasus
Diantama (2018) menemukan simpulan implementasi pendidikan karakter untuk
bahwa karakter dalam permainan tradisio- Gen Z secara mendalam. Data diperoleh de-
nal Sunda pada dasarnya berupa nilai-nilai ngan teknik wawancara, observasi, dan do-
kebaikan seperti kejujuran, kedisiplinan, kumentasi. Wawancara dilakukan kepada

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober 2021


200

pengurus dan relawan Solo Bersimfoni, yang concern terhadap pengembangan ka-
serta guru pendamping dan pelajar tim rakter anak muda. Dalam membangun ka-
media center dari Sekolah Adipangastuti, rakter anak muda, Solo Bersimfoni meng-
yaitu beberapa sekolah di Kota Surakarta gunakan pendekatan nilai budaya local cul-
yang menjadi model penerapan nilai Has- ture dengan menawarkan branding “Has-
thalaku. Informan dipilih karena mengeta- thalaku” atau delapan nilai perilaku, yaitu
hui dan memahami latar belakang berdiri- guyup rukun, gotong royong, grapyak semanak,
nya Solo Bersimfoni dan keberjalanan pe- lembah manah, ewuh-pekewuh, pangerten,
ngembangan program kegiatan. Observasi andhap asor, dan tepa selira. Nilai Hasthalaku
dilakukan secara partisipatif dan nonparti- sejalan dengan ajaran Hastha Brata yang
sipatif. Observasi partisipatif dilakukan terdapat dalam naskah Jawa Kuno “Ka-
dengan ikut serta dalam rapat dan pelatihan kawin Ramayana”. Hastha Brata merupakan
bersama anak-anak ASB (Agen Simfoni delapan perilaku yang harus dimiliki
Bersatu). Observasi nonpartisipatif dilaku- seorang pemimpin yang baik dalam dunia
kan dengan mengamati keberjalanan ke- pewayangan yang kemudian diajarkan oleh
giatan dalam akun sosial media milik Solo raja-raja jaman dahulu. Hasthalaku dan
Bersimfoni seperti Instagram dan Youtube. Hastha Brata memiliki kemiripan yang
Kemudian teknik dokumentasi dilakukan mengajarkan manusia untuk berperilaku
dengan mempelajari modul Hasthalaku, rendah hati, menghargai sesama, berbudi
panduan program Sekolah Adipangastuti, luhur, dan peduli terhadap sesama.
dan peraturan Perwali Surakarta No. 49 Nilai-nilai lokal Hasthalaku yang di-
Tahun 2019. angkat kembali oleh Solo Bersimfoni ber-
Lokasi penelitian yang dipilih yaitu maksud sebagai upaya mencegah dan
kantor Solo Bersimfoni yang terletak di Jl. mengatasi perilaku kekerasan dan intole-
Tentara Pelajar No. 77, Kecamatan Jebres, ransi khususnya dikalangan remaja dan
Kota Surakarta. Penelitian juga dilakukan anak-anak yang menjadi tujuan dari NGO
di SMAN 1 Surakarta dan SMAN 6 Sura- Solo Bersimfoni. Latar belakang terbentuk-
karta sebagai model Sekolah Adipangastuti nya Solo Bersimfoni karena melihat catatan
di Kota Surakarta. Uji validitas data meng- sejarah penyebab terjadinya konflik di wi-
gunakan teknik triangulasi sumber dan tri- layah Soloraya yang didominasi oleh peri-
angulasi teknik. Adapun analisis data pene- laku intoleransi terhadap keberagaman. Ke-
litian ini menggunakan teknik analisis kua- mudian pada jaman kemajuan teknologi
litatif model interaktif dari Miles & Hu- seperti saat ini, isu-isu radikal dan intoleran
berman (1994, p. 10), yang terdiri atas banyak dikemas dalam platform digital.
empat tahapan, yaitu pengumpulan data, Melihat hal tersebut maka NGO Solo Ber-
reduksi data, penyajian data, dan penarik- simfoni hadir sebagai bentuk keprihatinan
an simpulan. terhadap menurunnya karakter Gen Z. Solo
Bersimfoni dalam menjalankan peranannya
HASIL DAN PEMBAHASAN mengimplementasikan nilai-nilai hasthalaku
Berdasarkan hasil wawancara dengan dibantu oleh relawan-relawan yang disebut
ketua Solo Bersimfoni yaitu FS dinyatakan sebagai Sahabat Simfoni. Sahabat Simfoni
bahwa Solo Bersimfoni merupakan suatu sebagai kepanjangan tangan dari Solo Ber-
wadah yang independen berbentuk NGO simfoni yang dibentuk melalui pelatihan
dalam program ToT (Training of Trainers).

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta
201

Indonesia yang mengarah pada nilai etos


Upaya Solo Bersimfoni dalam Pendidkan kerja, integritas, serta gotong royong de-
Karakter Gen Z ngan berlandaskan Pancasila agar Indo-
Turut mendorong Regulasi Kepemudaan nesia menjadi negara yang maju, sejahtera,
Solo Bersimfoni berkolaborasi dengan makmur, dan bermartabat (Peraturan Ke-
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menko PMK Nomor 3 Tahun 2017, p. 19).
(Bappeda) Kota Surakarta untuk mengini- GNRM Kemenko PMK RI memiliki lima
siasi dan menjadikan Perwali No. 49 Tahun program, yaitu program Gerakan Indonesia
2019 tentang Penyadaran, Pemberdayaan, Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Ge-
dan Pengembangan Kepemudaan sebagai rakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia
regulasi kepemudaan Kota Surakarta. Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Dalam penyusunan Perwali No.49 Tahun Solo Bersimfoni juga melakukan kola-
2019, nilai Hasthalaku dituangkan sebagai borasi dalam program Gerakan Indonesia
karakter pemuda Kota Solo. Dengan adanya Bersatu. Hal ini karena program Gerakan
regulasi Perwali yang memuat Hasthalaku Indonesia Bersatu memiliki tujuan yang
maka dapat mengukuhkan identitas lokal sama dengan Solo Bersimfoni yaitu menjaga
pemuda Solo yang berkarakter Hasthalaku keberagaman sebagai kekuatan nasional.
dalam membangun kualitas SDM daerah. Solo Bersimfoni mewujudkannya dalam
Setelah Perwali Kepemudaan diresmikan, program “Pengembangan Karakter Remaja
kemudian dibuatlah suatu RAD (Rancang- Millenial di Kota Surakarta Tahun 2020”
an Aksi Daerah) oleh tiga Organisasi Pe- melalui Hasthalaku. Hasthalaku sebagai pen-
rangkat Daerah yaitu Bappeda, Kesbang- didikan karakter toleransi dapat meredam
pol, dan Dispora Kota Surakarta. Fungsi konflik tentang keberagaman. Eksistensi
dari RAD sebagai pengaturan kegiatan OKP program ini juga untuk menanggapi ama-
(Organisasi Kemsyarakatan Pemuda) Kota nat Perwali Kota Surakarta No. 49 Tahun
Surakarta agar sesuai isi Perwali Kepemu- 2019 dalam membentuk karakter pemuda
daan. Maka Solo Bersimfoni menyebut RAD Solo berkarakter Hasthalaku. Adapun ke-
sebagai panduan Perwali. Sementara itu, giatan Solo Bersimfoni yang telah melak-
Solo Bersimfoni juga berperan untuk meng- sanakan program kegiatan yang sesuai un-
atur dan mendorong agar pembangunan tuk mendorong GNRM antara lain Seminar
regulasi Perwali Kepemudaan memberikan Karakter Hasthalaku, Podcast Cuap Cuap
impact yang baik bagi semua OKP Kota Relasi terkait Hasthalaku, dan Bedah Film
Surakarta. Toleransi dengan topik Hasthalaku.

Turut mendorong Gerakan Nasional Revolusi Capacity Building Generasi Muda


Mental Solo Bersimfoni sebagai fasilitator da-
Solo Bersimfoni berkolaborasi dengan lam pembentukan wadah bagi generasi
Kementerian Koordinator Bidang Pemba- muda dalam mengembangakan skill dengan
ngunan Manusia dan Kebudayaan Repu- terbentuknya wadah ASB (Agen Simfoni
blik Indonesia (Kemenko PMK RI) untuk tu- Bersatu). ASB juga bagian dari Sahabat Sim-
rut mendorong Gerakan Nasional Revolusi foni (relawan) namun hanya beranggotakan
mental (GNRM). GNRM adalah gerakan anak-anak muda. ASB menjadi wadah
untuk mengubah cara pandang, cara ber- dalam membangun relasi antaranak muda
pikir, cara bersikap, dan cara kerja Bangsa Soloraya sehingga dapat menumbuhkan

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober 2021


202

jiwa guyup rukun dalam diri mereka. Solo digital mereka maka akan semakin jelas me-
Bersimfoni membina anak-anak ASB de- ngenali agensi mereka dalam menggunakan
ngan mengajak mereka untuk outing acara- alat digital (Tham et al. 2021, p. 13). Mem-
acara seminar di luar kegiatan Solo Ber- buka kesempatan bagi Gen Z untuk turut
simfoni, seperti seminar dari Badan Pembi- menjadi agen menyebarkan Hasthalaku me-
naan Ideologi Pancasila (BPIP) dan seminar lalui konten-konten pada sosial media da-
dari Kemkominfo. Solo Bersimfoni juga pat menyadarkan Gen Z agar bijak baik da-
memberikan pelatihan-pelatihan untuk lam menggunakan gadget maupun bersosial
anak ASB seperti pelatihan desain grafis, media.
pelatihan public speaking, dan pelatihan
literasi digital bertema “Hasthalaku dalam Meningkatkan Literasi Digital
Bermedia Sosial”. Hal ini guna menambah Solo Bersimfoni membangun literasi
wawasan serta mengasah skill anak ASB. digital pada platform sosial media dalam
Kemudian Solo Bersimfoni menyediakan rangka mengedukasi bersosial media pada
fasilitas untuk anak ASB dalam pembuatan anak muda. Literasi digital sebagai sarana
konten seperti ruang komunal, kamera dan bagi Solo Bersimfoni dalam mengantisipasi
laptop agar anak ASB berkesempatan me- pengaruh informasi-informasi yang ber-
nyebarkan nilai kebaikan Hasthalaku pada unsur negatif yang tersebar pada platform
platform media sosial. sosial media, seperti isu-isu radikalisme,
Solo Bersimfoni juga memberikan pe- ekstremisme, dan intoleransi. Generasi
ngembangkan skill bagi anak tim media muda saat ini sangat membutuhkan literasi
center. Media center terdiri atas para pelajar digital sebagai pegangan dalam menyusuri
yang bertugas membantu Solo Bersimfoni dunia digital agar mereka dapat memilah
menyebarkan nilai Hasthalaku dalam media informasi yang baik dan tidak baik untuk
sosial milik sekolah mitra untuk mewujud- dirinya.
kan program Sekolah Adipangastuti. Solo Literasi digital yang dibuat baik pe-
Bersimfoni memberikan kesempatan pada ngurus Solo Bersimfoni maupun Sahabat
anak di media center utuk mengisi sendiri Simfoni (relawan) tidak hanya berupa tulis-
program podcast yang bertema “Kehilangan an-tulisan yang mengedukasi, namun juga
Masa SMA di Tengah Pandemi” dan meng- konten-konten yang bertema Hasthalaku,
isi podcast bersama narasumber high class se- seperti seminar online, podcast, film pendek,
perti Komandan Kodim 0735 Letkol Wiyata dan komik Hasthalaku. Sementara itu, ketua
Sempana Aji. Maka Solo Bersimfoni sebe- Solo Bersimfoni FS terpilih menjadi salah
narnya tidak hanya menanamkan karakter satu Local Champion oleh Kemkominfo RI
Hasthalaku pada anak muda, namun juga (Kementerian Komunikasi dan Informasi
karakter-karakter mandiri, etos kerja, dan Republik Indonesia) dalam program berte-
tanggung jawab. ma “Indonesia Makin Cakap Digital 2021”.
Solo Bersimfoni membuka ruang bagi Dengan terpilihnya Bapak FS menjadi Local
anak-anak ASB dan anak-anak di media Champion dan menggandeng Solo Bersim-
center Sekolah Adipangastuti untuk turut foni, menunjukkan adanya dukungan yang
menyebarkan nilai Hasthalaku sebagai ben- besar dalam mendorong gerakan literasi
tuk pendidikan literasi digitalisasi yang sa- digitalisasi Gen Z oleh Solo Bersimfoni
ngat penting bagi Gen Z. Semakin sering menjadi gerakan nasional sehingga tidak
anak muda menghubungkan pengalaman hanya sampai pada lingkup lokal saja.

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta
203

Program Kegiatan Solo Bersimfoni ners (ToT) merupakan kegiatan yang ber-
Strategi Solo Bersimfoni dalam meng- tujuan untuk mencetak relawan-relawan
implementasikan Hasthalaku kepada ka- Solo Bersimfoni yang berjiwa sosial agar
langan muda, yaitu membuat program siap terjun menjadi relawan yang mandiri
mengikuti gaya anak muda dengan melalui dan bersinergi dalam membentuk perilaku
dua cara. Pertama, Solo Bersimfoni berupaya yang toleran dan damai di kalangan remaja
membuat konten semenarik mungkin de- melalui serangkaian pelatihan yang siste-
ngan memanfaatkan berbagai platform so- matis. Materi yang digunakan untuk mem-
sial media, seperti Instagram, Tiktok, You- bekali wawasan calon relawan yaitu meng-
tube, Facebook, dan Twitter. Hal ini karena acu pada modul Hasthalaku. Relawan-rela-
Solo Bersimfoni mengikuti pola hidup Gen wan Solo Bersimfoni nantinya disebut se-
Z yang banyak menghabiskan waktu untuk bagai Sahabat Simfoni yang merupakan
bersosial media. Kedua, Solo Bersimfoni ber- kepanjangan tangan dari Solo Bersimfoni.
upaya melibatkan anak-anak muda sebagai Peserta yang mengikuti program ToT ini
aktor dalam pembuatan konten edukasi berasal dari perwakilan organisasi kepemu-
pada platform media sosial. Hal ini karena daan, pengajar, pelajar, mahasiswa, dan to-
karakter Gen Z yang mementingkan eksis- koh kemasyarakatan.
tensi dirinya dalam dunia maya. Ketiga, Simfoni Goes to School, merupa-
Adapun program kegiatan dari Solo kan program kegiatan yang bertujuan mem-
Bersimfoni antara lain sebagai berikut. Per- berikan sosialisasi nilai Hasthalaku kepada
tama, penyusunan modul Hasthalaku. Pe- pelajar dengan mendatangi SMA dan SMK
nyusunan dilaksanakan melalui Focus se-Soloraya. Kegiatan ini dilaksanakan oleh
Group Discussion (FGD) yang telah melalui Sahabat Simfoni yag telah mengikuti se-
sebanyak 2 tahapan yang pada FGD tahap rangkaian pelatihan dalam program ToT.
satu dihasilkan suatu produk berupa modul Sarana yang digunakan oleh Sahabat Sim-
Hasthalaku sebagai bahan dalam penerapan foni dalam sosialisasi dengan mengguna-
nilai-nilai Hasthalaku. Pada FGD tahap satu, kan modul Hasthalaku dan board games Has-
Solo Bersimfoni mengundang para pakar thalaku.
dari Keraton Kasunanan Surakarta, Java- Keempat, Sekolah Adipangastuti se-
nologi UNS, dan praktisi pendidikan. Ke- bagai kelanjutan dari program kegiatan
mudian FGD penyusunan modul Hastalaku Simfoni Goes to School yang merupakan pro-
tahap dua bertujuan untuk melakukan pe- gram sekolah yang menjunjung tinggi pene-
nyempurnaan terhadap modul Hasthalaku rapan nilai Hasthalaku yang diinisiasi oleh
agar lebih menarik untuk dipelajari dengan Solo Bersimfoni. Program Sekolah Adi-
melengkapi gambar-gambar yang berwarna pangastuti berjalan selama 6 bulan. Adapun
dan menambah materi terkait Hasthalaku garis pencapaian Sekolah Adipangastuti
yaitu pemberikan contoh aktivitas yang antara lain: (1) literasi dan digitalisasi.
harus dilakukan sebagai penerapan Hastha- Produk literasi dari Sekolah Adipangastuti
laku dalam kehidupan sehari-hari. Modul merupakan produk karya yang dibuat para
Hasthalaku digunakan sebagai bekal bagi pelajar berupa geguritan, slogan, poster, ce-
Sahabat Simfoni dalam menyebarkan nilai rita pendek, film pendek, dan arkilik ber-
Hasthalaku. tema Hasthalaku. Sementara karya literasi
Kedua, program ToT. Training of Trai- berupa tulisan akan dibuat menjadi produk
berupa buku sebagai bentuk apresiasi

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober 2021


204

kepada para pelajar yang sudah mau ber- melalui Penerapan Nilai-nilai Hasthalaku”
karya; (2) branding sekolah dengan Hastha- dengan mengukuhkan lima Sekolah Adi-
laku; dan (3) pengelolaan web dan sosial pangastuti oleh Bapak Ganjar Pranowo.
media. Guru pendamping membentuk tim Kelima, board game Hasthalaku yang
media center Sekolah Adipangastuti yang merupakan permainan yang dibuat dengan
terdiri atas pelajar yang bertugas menye- mengacu pada modul Hasthalaku. Board
barkan Hasthalaku dalam sosial media milik game Hasthalaku dibuat dengan tujuan agar
Sekolah Adipangastuti tersebut. menciptakan kondisi menyenangkan dalam
Program Sekolah Adipangastuti di- memberikan sosialisasi nilai Hasthalaku
laksanakan melalui cara menyisipkan nilai kepada Gen Z. Dengan adanya board game
Hasthalaku dengan menyesuaikan program Hasthalaku secara sadar atau tidak sadar,
pembelajarann sekolah yang sudah berjalan anak muda akan tertantang untuk belajar
sebagai implementasi terhadap pendidikan memahami nilai Hasthalaku. Board game
karakter, seperti guru memberikan tugas Hasthalaku disusun oleh tim media center
kepada siswa membuat puisi jawa (geguri- Solo Bersimfoni dan dua orang dari Sahabat
tan) dengan tema Hasthalaku. Berdasarkan Simfoni. Terdapat 7 permainan yang sudah
hasil wawancara dengan guru pendamping diciptakan Solo Bersimfoni, yaitu Simfoni
Sekolah Adipangastuti di SMAN 1 Sura- Card, Ludo Simfoni, Mono Simfoni, Simfoni
karta dan SMAN 6 Surakarta bahwa adanya Ular Tangga, Sekolahku, Simfoni Trip, dan
program Sekolah Adipangastuti membantu Ludo Simfoni.
sekolah dalam memberikan pendidikan Keenam, Ngomel (ngobrol milenial)
karakter kepada para pelajar di samping merupakan program kegiatan berbincang-
padatnya jam pelajaran wajib. Hal ini di- bincang agent of tolerance untuk berembug
tunjukkan oleh perubahan sikap pelajar bersama mengenai persoalan yang sedang
yang lebih sopan terhadap guru-gurunya dihadapi Gen Z. Dalam program kegiatan
dan perubahan sikap guyup rukun antar- Ngomel ini agent of tolerance berusaha meng-
sesama siswa. kritisi kebutuhan-kebutuhan untuk per-
Kondisi pandemi Covid-19 ini, yang kembangan Gen Z agar menjadi generasi
sistem pembelajarannya berubah menjadi yang berkarakter dan memiliki skill yang di
sistem PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) dan butuhkan pada era digitalisasi 4.0. Manfaat
siswa semakin leluasa dalam menggunakan dari program kegiatan Ngomel ini akan
gadget mengakibatkan guru sulit dalam membantu generasi Z dan masyarakat luas
melakukan kontrol terhadap pengembang- dalam menyikapi persoalan dan kebutuhan
an karakter siswa. Maka strategi pendi- untuk perkembangan generasi Z.
dikan karakter yang dilakukan oleh Solo Ketujuh, program Entertaint. Program
Bersimfoni yang berbau digital dirasa se- Entertaint merupakan kegiatan menyebar-
suai untuk membantu guru dan orang tua kan nilai Hasthalaku yang dikemas sebagai
siswa dalam membentuk karakter Gen Z. sarana menghibur bagi anak muda. Sarana
Program Sekolah Adipangastuti mendapat yang dibuat dapat berupa fragmen Hastha-
dukungan dari Gubernur Jawa Tengah, laku dan komik Hasthalaku. Fragmen Hasta-
Bapak Ganjar Pranowo. Hal ini ditunjukkan laku merupakan suatu pertunjukan yang
oleh adanya wisuda online Sekolah Adi- menceritakan perilaku ber-Hasthalaku da-
pangastuti bertema “Kontribusi Remaja lam kehidupan sehari-hari. Fragmen Has-
Milenial untuk Penguatan Kebangsaan thalaku ini dimainkan oleh Sahabat

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta
205

Bersimfoni dalam rangka menyebarkan nilai local culture Hasthalaku. Nilai Hasthalaku
nilai-nilai Hasthalaku yang dikemas secara sebagai kebutuhan dalam mengatasi pem-
menarik melalui adegan-adegan drama bentukan karakter Gen Z saat ini. Penye-
berupa teater dan film-film pendek yang suaian kedua yaitu Solo Bersimfoni melaku-
berdurasi antara 5-10 menit. Fragmen kan rekruitmen untuk membentuk Sahabat
Hasthalaku biasanya mengambil tema-tema Simfoni dari kalangan pengajar, mahasis-
yang hangat diperbincangkan di kalangan wa, pelajar, dan perwakilan organisasi ke-
remaja. Komik Hasthalaku merupakan cerita pemudaan. Hal ini karena pembentukan ka-
bergambar dengan tokoh anime yang di da- rakter generasi muda merupakan tanggung
lamnya terkandung pesan-pesan terkait ni- jawab semua pihak termasuk kalangan
lai Hasthalaku. Komik Hasthalaku sendiri di- muda. Penyesuaian ketiga yaitu Solo Ber-
buat oleh tim Design and Creative Officer Solo simfoni menggunakan strategi gaya anak
Bersimfoni. Komik Hasthalaku dibuat dalam muda dalam menyebarkan Hasthalaku yaitu
versi digital dan cetak. Versi digital diupload membuat konten-konten dalam berbagai
pada sosial media milik Solo Bersimfoni, platform media sosial yang banyak disukai
seperti Instagram dan Facebook. Sementara kaum muda dan melibatkan anak muda
versi cetak dibagikan kepada Sahabat Sim- dalam pembuatan konten.
foni dan juga sebagai door prize untuk parti- Pencapaian tujuan (Goal Attainment),
sipasi peserta dalam event kegiatan Solo yakni bahwa sistem harus mendefinisikan
Bersimfoni. dan mencapai tujuan utamanya. Tujuan
utama Solo Bersimfoni yaitu mengatasi per-
Teori Struktural Fungsional masalahan penurunan kualitas karakter
Penelitian ini menggunakan Teori Gen Z yang terdampak nilai budaya negatif
Struktural Fungsional dari Talcot Parsons. dari sosial media. Untuk mencapai tujuan
Asumsi dasar Teori Struktural Fungsional tersebut Solo Bersimfoni harus melaksana-
bahwa setiap struktur yang ada dalam kan program kegiatan yang sudah diran-
sistem sosial berlaku fungsional satu sama cang guna mencapai tujuan bersama yaitu
lain. Parsons mempercayai bahwa suatu mendorong regulasi kepemudaan, mendo-
sistem terdapat empat imperatif fungsional rong gerakan revolusi mental, capacity build-
yang menjadi ciri dari keseluruhan sistem ing generasi muda, dan meningkatkan lite-
(Ritzer, 2007, p. 256). Empat imperatif fung- rasi digital.
sional dalam sistem tindakan digambarkan Integrasi (integration), yakni sistem
dalam skema “AGIL”, yaitu Adaptation, Goal harus mengatur hubungan elemen-elemen
Attainment, Integration, dan Latency. Ber- yang menjadi komponennya dan harus
dasarkan hasil penelitian mengenai imple- mengatur hubungan ketiga imperatif fung-
mentasi pendidikan karater Gen Z oleh Solo sional (A,G,L). Pengurus dan relawan Solo
Bersimfoni dianalisis menggunakan konsep Bersimfoni harus memiliki visi dan misi
AGIL. yang sama dalam membentuk karakter ge-
Adaptasi (Adaptation) yaitu sistem nerasi muda melalui Hasthalaku. Setiap ang-
memenuhi kebutuhan situasional dan gota Solo Bersimfoni harus bergerak ber-
mengubah dunia luar yang sistemnya harus sama dalam melaksanakan tugas sesuai pe-
dapat menyesuaikan kebutuhan lingkung- rannya masing-masing. Oleh karena itu,
annya. Bentuk penyesuaian diawali dengan pengurus dan relawan harus mampu ber-
Solo Bersimfoni yang mengangkat kembali sama-sama mengikat berbagai pihak seperti

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober 2021


206

mitra sekolah, mitra masyarakat, dan pe- Bersimfoni dalam mengimplementasikan


merintah daerah. Hal ini ditunjukkan dari pendidikan karakter melalui nilai Hastha-
kerja sama antara pengurus Solo Bersimfoni laku bagi Gen Z antara lain: (1) turut men-
dan Sahabat Simfoni dalam mewujudkan dorong regulasi kepemudaan; (2) turut
Sekolah Adipangastuti, yang pengurus Solo mendorong Gerakan Revolusi Mental; (3)
Bersimfoninya berperan dalam mengurus capacity building generasi muda; dan (4)
perizinan kepada stake holder pendidikan meningkatkan literasi digital. Strategi Solo
terkait, sementara Sahabat Simfoni ber- Bersimfoni dalam menjalankan program ke-
peran dalam mengevaluasi keberjalanan giatan dengan mengikuti gaya anak muda
program Sekolah Adipangastuti bersama sekarang agar kalangan muda tertarik un-
guru pendamping Sekolah Adipangastuti. tuk mengikuti dan turut terlibat dalam
Pemeliharaan (Latency), yakni sistem program yang dijalankan Solo Bersimfoni.
harus melengkapi, memelihara, dan mem-
perbarui motivasi individu dan pola-pola UCAPAN TERIMA KASIH
budaya yang menciptakan motivasi terse- Penulis mengucapkan terima kasih
but. Dalam hal ini Solo Bersimfoni meng- kepada segenap anggota Solo Bersimfoni
adakan pertemuan rutin sebulan sekali yang telah menerima baik kehadiran
yang diperuntukkan untuk anggota-ang- penulis untuk melakukan penelitian, serta
gota Solo Bersimfoni. Pada pertemuan ter- guru-guru pendamping dan pelajar-pelajar
sebut anggota Solo Bersimfoni saling shar- dari SMAN 1 Surakarta dan SMAN 6
ing ilmu, sharing pengalaman ber Hasthalaku Surakarta yang bersedia untuk menjadi
dan pengalaman berorganisasi, serta saling informan penelitian ini.
support sebagai agent of tolerance dalam
menyebarkan nilai-nilai Hasthalaku. Per- DAFTAR PUSTAKA
temuan tersebut guna membangun solida- Akbar, M. (2018, January 4). Cegah antisosial
ritas anggota Solo Bersimfoni sehingga atau phubbing. Retrieved from https:-
mengikuti pola budaya dari nilai Hasthalaku //kumparan.com/muhammad-ak-
dalam menciptakan iklim perdamaian an- bar1515031677942/mencegah-menja-
taranggota. di-anti-sosial-atau-pubbing.

SIMPULAN Diantama, S. (2018). Permainan tradisional


Peran Solo Bersimfoni merupakan Sunda sebagai pengembangan karak-
suatu wadah yang independen berbentuk ter bangsa (Studi etnografi pada ko-
organisasi kemsyarakatan yang memiliki munitas Hong Dago Bandung). Citi-
perhatian terhadap pengembangan karak- zenship Jurnal Pancasila dan Kewarga-
ter anak muda. Solo Bersimfoni berperan negaraan, 6(1), 30–40. DOI: DOI: -
sebagai agent of change dalam mengangkat http://doi.org/10.25273/citizenship.
kembali nilai-nilai luhur Hasthalaku yang v6i1.1871.
mulai tergerus zaman khususnya pada ka- Elsayed, W. (2021). The negative effects of
langan generasi muda Solo. Nilai yang di- social media on the social identity of
kembangakan dalam Hasthalaku antara lain, adolescents from the perspective of
guyup rukun, grapyak semanak, gotong royong, social work. Heliyon, 7(2), 1–15. DOI:
lembah manah, ewuh pakewuh, pangerten, https://doi.org/10.1016/j.heliyon.20
andhap asor, dan tepa slira. Upaya-upaya Solo 21.e06327.

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta
207

Firmansyah, T. (2019, August 10). BIN: Usia Keguruan IAIN Salatiga. Retriefed
17-24 tahun rentan terpapar radikalisme. from https://123dok.com/docu-
Retrieved from https://nasional.- ment/q7lw6xky-penyiapan-generasi-
republika.co.id/berita/pw0hjn377/bi religius-milenial-pengurus-persauda-
n-usia-1724-tahun-rentan-terpapar- raan-kecamatan-repository.html.
radikalisme.
Purwaningsih, Ignatia D. (2017). Peran “Ko-
Kusumastuti, A. (2014). Peran komunitas munitas Bagi Nasi” Magelang dalam
dalam interaksi sosial remaja di Ko- Pembentukan Karakter Peduli Sosial. Re-
munitas Angklung Yogyakarta. Skrip- triefed from https://eprints.uny.ac.-
si Fakultas Ilmu Pendidikan Univer- id/53080/5/7. Ringkasan 13416244-
sitas Negeri Yogyakarta. Retrieved 004.pdf.
from https://eprints.uny.ac.id/1275- Rahadi, F. (2020, December 20). Survei: Po-
8/. tensi radikalisme di Indonesia menurun.
Miles, M.B. & Huberman, A.A. (1994). Qua- https://www.republika.co.id/berita
litative data analysis. Sage Publications. /qlmk6y291/survei-potensi-radika-
lisme-di-indonesia-menurun. (Diak-
Muslim, A. A., Fuadah, A. F., Setiawan, B.,
ses tanggal 20 Mei 2021).
Ghazali, M. H., Syarif, N. & Zuhri, S.
(2018). Menjaga benteng kebhinekaan di Ritzer, G. (2014). Teori sosiologi dari sosiologi
sekolah studi kebijakan OSIS di Kota klasik (8th ed.). Yogyakarta: Pustaka
Padang, Kab. Cirebon, Kab. Sukabumi, Belajar.
Kota Surakarta, Kota Denpasar, dan Kota
Rukiyati & Purwastuti, L. A. (2016). Model
Tomohon. Jakarta Selatan: MAARIF
pendidikan karakter berbasis kearifan
Institute for Culture and Humanity.
lokal pada Sekolah Dasar di Bantul
Peraturan Menteri Koordinator Bidang Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karak-
Pembangunan Manusia dan Kebuda- ter, 7(1), 130–142. DOI: https://doi.-
yaan Republik Indonesia Nomor 3 org/10.21831/jpk.v0i1.10743.
Tahun 2017 Tentang Gerakan Nasio-
Salinan Peraturan Presiden Republik Indo-
nal Revolusi Mental.
nesia Nomor 87 Tahun 2017 Tentang
Primasari, P.A. (2018). Peran komunitas Penguatan Pendidikan Karakter.
pagi berbagi dalam meningkatkan
Setiawan, M. A. (2017). Peran komunitas
kepedulian sosial generasi millenial di
tari gatra kencana dalam membentuk
Kota Semarang. Skripsi Universitas
karakter remaja di Desa Plandaan
Negeri Semarang. Retrieved from
Kecamatan Kedungwaru Kabupaten
http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/341
Tulungagung. Tesis (Undergraduate)
00.
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Pujianti, R. D. (2018). Peran wanita dalam Universitas Islam Negeri Maulana
penyiapan generasi religius di era Malik Ibrahim Malang. Retrieved
millenial pada program sekolah Ibu from http://etheses.uin-malang.ac.-
Salimah Terpadu "SISTER" Pengurus id/10887/.
Cabang Persaudaraan Muslimah (Sa-
Tham, J. C. K., Burnham, K. D., Hocutt, D.
limah) Kecamatan Ampel tahun 2018.
L., Ranade, N., Misak, J., Duin, A. H.,
Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Pedersen, I., & Campbell, J. L. (2021).

Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun XI, Nomor 2, Oktober 2021


208

Metaphors, mental models, and multi- Wijoyo, H., Indrawan, I., Cahyono, Y.,
plicity: understanding student perception Handoko, A. L., Santamoko, R. (2020).
of digital literacy. Elsevier Enhanced Generasi Z & Revolusi Industri 4.0 (1st
Reader. Journal Computers and Com- ed.). Banyumas: CV. Pena Persada.
position, 59(March), 1–23. DOI: https:- https://www.researchgate.net/publi
//doi.org/10.1016/j.compcom.2021.1 cation/343416519_GENERASI_Z_RE
02628. VOLUSI_INDUSTRI_40.
Wasita, A. (2019). Rumah sakit jiwa Surakarta
terima makin banyak pasien kecanduan
ponsel. Retriefed from https://www.-
antaranews.com/berita/1118164/ru
mah-sakit-jiwa-surakarta-terima-ma-
kin-banyak-pasien-kecanduan-pon-
sel.

Peran Solo Bersimfoni dalam Implementasi Pendidikan Karakter Generasi Z di Kota Surakarta

Anda mungkin juga menyukai