Anda di halaman 1dari 12

Nama Mahapeserta didik :BANGBANG KURNIA, S.Pd.

Asal Institusi :SMP NEGERI 1 SUKANAGARA

Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah
ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.

Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan penyebab
masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling
memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.

Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu
permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi
permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS
terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan
ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik.
Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa membacanya tanpa
melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait
bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka
pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi wa ktu dan (b)
guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau
aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media
pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab
persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil
hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).
Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti
terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk
di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk
setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.
Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan,
atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep
yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa
ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan
tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja
materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik,
persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu
dapat mengatasi persoalan itu.
Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan
siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan
antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL
untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara
berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki yang relatif sama.

Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi,
tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Nama Mahapeserta didik :BANGBANG KURNIA, S.Pd.
Asal Institusi :SMP NEGERI 1 SUKANAGARA

1. Guru Kurang   -  Guru dilatih  Sarana Kelemahan


memanfaatkan menguasai pendukung dapat diatasi
TIK dalam komputer yang dimiliki dengan cara
menyelenggara  Guru Kurang mahir dalam  Guru guru belum  Kelengkapa
kan kegiatan mengopeasikan komputer menyambut terpenuhi n vasilits
pembelajaran untuk kegiatan pembelajaran baik dengan Karena guru penunjang
yang yang diampunya walaupun adanya saran belum meililiki dapat
diampunya mereka telah memahami untuk computer menggunak
walaupun bahwa strategi pembelajaran dilakukanpelati  Guru kurang an
mereka telah yang demikian ini sangat han rajin dalam computer
memahami menunjang atau membantu  Terpenuhinya melakukan sekolah
bahwa strategi tingkat penguasaan peserta  https://doi.org/10.31800/jt fasilitas pembelajaran  Kelas yang
pembelajaran didik terhadap materi p.kw.v3n2.p121--134 penunjang mandiri tidak
yang demikian pelajaran  pembelajaran  Koneksi memiliki
ini sangat sarana
menunjang atau  Signal internet lemah, yang ada di internet lemah penunjan
membantu  Sarana TIK kurang, dalam kelas seperti
tingkat  Guru malas mencari bahan  Menantang (colokan
penguasaan ajar yang bersumbe dari Solusi dari kendala siswa untuk listrik dan
peserta didik internet. pemanfaaatan TIK adalah: berperan aktif kabel) akan
terhadap materi  Dilaksanakan pelatihan  Dilengkapi segera
pelajaran yang lebih intensif dengan sarana  Guru yang
waktu yang lebih longgar perasarana belum
atau memadai sehingga kelas mahir
dimungkinkan bagi guru penunjang computer
 Guru kurang mahir dalam akan
untuk mempraktekkan pembelajaran
menggunakan komputer dilakukan
hasil pelatihan di dalam berupa
untuk menyusun rencana pelatihan
kelas, keprluan
pembelajaran dan assemen antar teman
 Para guru merespons koneksi alat
pada mata pelajaran sejawat
kemajuan TIK secara TIK
matematika,
positif dengan tindakan  Guru memiliki
 Guru kurang mahir
nyata melalui kecakapan ilmu
menyiapkan media ajar
pemanfaatan TIK di komputer
seperti video, animasi,
poster, s;ide power poin, dll dalam kegiatan
untuk ditunjukan dalam pembelajaran yang
pembelajaran menjadi tugas
 Guru tidak memiliki profesionalnya, dan
Komputer sendiri, dan  Dilaksanakan pengadaan
kurangnya komputer yang perangkat TIK di sekolah
dimiliki sekolah secara bertahap dan
 Guru masih mengajar berkelajutan, baik melalui
dengan cara konvensional pemerintah, pihak swasta
(metode ceramah) pada maupun masyarakat.
pembelajaran konten 
penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar menyarankan
 Guru malas brousing ke situs solusi
web untuk menemukan  Guru perlu dilatih agar
media pembelajaran mampu mengoperasikan
berkaitan dengan komputer sampai mahir
penjumlahan dan dan mampu membuat
pengurangan bentuk aljabar perencanaan
pembelajaran dan
menyiapkan bahan ajar
 Guru belum pernah diajak dengan menggunakan IT
menayangkan bahan ajar  Guru memperaktekan
matematika konten membuat rancangan
penjumlahan dan pembelajaran sendiri
pengurangan bentuk aljabar melalaui computer
dengan menggunakan  Guru belajar mencari
teknologi informatika media pembelajran yang
 Sebagaian besar peserta tepat beraitan dengan
didik belum diarahkan penjumlahan dan
untuk brousing ke salah satu pengurangan bentuk
situs pembelajaran aljabar melalui media
matematika terkait konten internet googsearch
penjumlahan dan  Guru menyiapkan deia
pengurangan bentuk aljabar pembekajran yang
dibutuhkan sebelum
dimulai pembelajran
 Guru dan siswa membuat
kesepakatan dalam
pembelajran
 Sekolah diharapkan
membeli computer/IT
yang bisa digunakan oleh
guru dalam kegiatan
pembelajaran
 Guru dituntut mampu
menyajikan media
https://doi.org/10.22460/jpmi.v5i pembelajaran dengan
5.10566 berbasis IT
 Sekolah dituntut
http://journal.ikipsiliwangi.ac.id/i melengkapi kelas
ndex.php/jpmi/article/view/1056 (Colokan listrik, kabel
6 audi, kabel data infokus
masalah yang muncul dll) yang berkaitan
 rendahnya kemampuan dengan kebutuhan IT.
pemecahan masalah Peserta 
didik
 Terdapat beberapa tipe  Guru pelu dilatih dalam
kesalahan saat memecahkan kegiatan IHT di sekolah
masalah dalam materi bentuk untuk menyusun
aljabar. 49% kemampuan perangkat pembelajaran
memahami masalah,23% dan menggunakan metode
kemampuan membuat pembelajaran yang tepat
rencana, dan 0% kemampuan dalam pembelajaran
menyelesaikian rencana 9% matematika konten
kemampuan mengecek penjumlahan dan
kembali penyelesaian. pengurangan bentuk peserta didik
 Terbiasanya siswa dengan aljabar  Video membutuhkan
pembelajaran konvensional  Guru disarankan pembelajaran waktu yang tidak
mengakibatkan siswa menggunakan metode dengan cepat untuk
bergantung pada pendidik atau pembelajaran pendekatan memikirkan ide-
guru kemudian mereka pada konten metaphorical ide dalam
mengalami penurunan untuk thinking yang mengintepretasik
penjumlahan dan
memecahkan masalah dikembangkan an konsep ke
pengurangan bentuk
aljabar telah memenuhi dalam metafora
 Disarankan guru sering tiga aspek dalam
berdiskusi dengan rekan penilaian
sejawat lain yang sudah kualitas, yaitu
mampu membuat valid, praktis,
rancangan pembelajaran dan efektif.
yang berbasis IT Video
pembelajaran
 Guru disarankan belajara
dapat diakses
mamdir pada PMM
secara publik
(https://bit.ly/3s

AtdGq).
 Video
pembelajaran
Muiz Ghifari1* , Ellis juga diberikan
Salsabila2 , Tian Abdul tidak hanya di
Aziz3 1*23Universitas kelas, tetapi guru
Negeri Jakarta, Jakarta memberi melalui
Timur, Indonesia Google
*Corresponding author. Classroom
E-mail: sebagai
muizghifari47@gmail.co pembelajaran
m1*) bagi peserta yang
ingin
PENGEMBANGAN mengulang-ulang
VIDEO sub topik yang
PEMBELAJARAN telah
BENTUK ALJABAR disampaikan
DENGAN
PENDEKATAN
METAPHORICAL
THINKING
Video pembelajaran
dengan pendekatan
metaphorical thinking
yang dikembangkan telah
memenuhi tiga aspek
dalam penilaian kualitas,
yaitu valid, praktis, dan
efektif. Video
pembelajaran dapat
diakses secara publik
(https://bit.ly/3sAtdGq).
 Video pembelajaran juga
diberikan tidak hanya di
kelas, tetapi guru
memberi melalui Google
Classroom sebagai
pembelajaran bagi peserta
yang ingin mengulang-
ulang sub topik yang telah
disampaikan.

.
 Tentunya setiap
pendekatan memiliki
kelemahan yang harus
menjadi perhatikan
penting yaitu,

.
 Video pembelajaran
dengan pendekatan
metaphorical thinking
dapat menjadi
rekomendasi alternatif
untuk sumber belajar
secara mandiri bagi
peserta didik yang ingin
mengetahui konsep
bentuk aljabar pada
kehidupan sehari-hari.
Pengembangan video
dengan pendekatan
metaphorical thinking
dapat digunakan pada
percobaan variabel lain
dan diuji coba
keefektifannya kepada
populasi atau sampel yang
lebih besar.

https://doi.org/10.22460/jpm
i.v5i5.10566
http://journal.ikipsiliwangi.ac.
id/index.php/jpmi/article/vie
w/10566
 Jika guru membiasakan
model pembelajaran
Problem Based Learning
kemampuan pemecahan
masalah siswa akan
meningkat dan
pembelajaran tidak akan
berpusat pada guru.

2. Peserta didik    - 1. Dapat Tidak melibatkan Untukmemini


kurang mendorong TIK pada malisir
termotivasi peserta didik pembeajaran ini kekurangan
utuk belajar untuk lebih dan kelemahan
kreatif pada kreatif dan dari hasil
pelajaran lebih berfikir penelitian
matematika kritis dalam diatas akan
konten belajarmatemati mengaitkan
penjumlahan ka penjumlahan model
pengurangan dan pembelajaran
bentuk aljabar pengurangan yang
Kesimpulan dari penelitian diatas bentuk aljabar dilakukan
Dari hasil tes dan wawancara 2. Belajar lebih denganmenggu
yang dilakukan terhadap 3 Kesimpulan dari penelitian efektif dan hasil nakan IT agar
siswa tentang materi aljabar, diatas assesmen siswa lebih
maka Dari hasil tes dan peserta didik termotivasi.
kesimpulan yang diperoleh wawancara yang dilakukan lebih
adalah: terhadap 3 siswa tentang meningkat
1. Kesulitan belajar siswa pada materi aljabar, maka 3. Menghindari
materi aljabar dapat dilihat siswa jenuh
dari kesalahan-kesalahan kesimpulan yang diperoleh dalam belajar
siswa dalam mengerjakan adalah:
soal. Ada empat kesalahan
siswa yang ditemukan yaitu 1. Saran untuk siwa, lebih
kekurangan pemahaman banyak lagi berlatih soal-
tentang operasi positif dan soal mengenai aljabar.
negatif, kekurangan Jika sering berlatih maka
pemahaman membaca soal, kekeliruan akan
kekeliruan dalam berkurang. Siswa harus
perhitungan, penggunaan lebih teliti lagi dalam
proses yang keliru. melakukan operasi
2. Faktor-fakor penyebab aljabar.
terjadinya kesalahan siswa 2. Untuk guru, diharapkan
dalam mengejakan soal bisa mengajarkan
aljabar adalah salah dalam konsep aljabar dengan
menulis simbol operasi, lupa lebih baik lagi kepada
hasil operasi tanda positif siswa agar mereka terus
dan negatif, kurang teliti ingat dan tidak salah
dan berkonsentrasi, lupa mengerjakan soal karena
terhadap materi yang lupa materi yang lalu.
diajarkan sebelumnya karena Untuk guru juga
tidak belajar, tidak mengerti sebaiknya selalu
penjelasan guru, belum memberikan solusi agar
siap jika ada tes, belum kesulitan belajar siswa
paham/salah memahami dapat diatasi. Guru juga
yang dimaksudkan dari soal dapat menyarankan orang
tersebut, terburu-buru tua siswa untuk selalu
mengerjakan soal. memberikan bantuan,
semangat, motivasi
kepada anaknya dalam
menghadapi kesulitan-
kesulitan belajarnya

Guru belum menguasai


metode pembelajaran yanag
tepat untuk menyampaikan
konten penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar  Diawal pembelajaran
Peserta didik belum terbiasa disarankan guru
disukusi sehingga hanya menyampaikan tujuan
beberpa siswa saja yang aktif pembelajaran
dalam kelompoknya  Guru disarankan
Guru kurang mahir dalam membuat perencanaan
menggunakan model dan kesepakatan dengan
pembelajaran yang siswa selama kegiatan
menggunakan media terkait pembelajaran agar siswa
penjumlahan dan termotivasi ketika
penguranan bentuk aljabar kegiatan berlangsung
a.  Guru dipadang perlu
memberikan reword
terhadap siswa yang
menunjukan sikap positif
ketika belajar, dan
memberikan panishman
yang mendidik terhadap
siswa yang lalai dalam
belajar
 Guru dituntut memahami
keinginan cara belajar
peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai