Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH PENGGUNAAN PELARUT

CAMPUR TERHADAP KELARUTAN ZAT


PRAKTIKUM 2

Praktikum Farmasi Fisika – Tim Dosen Praktikum Farfis –Tahun 2021


Capaian Pembelajaran
CPL
• Bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral, dan etika.
• Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri.
• Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks pengembangan atau implementasi ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang farmasi;
• Mampu mengelola praktik kefarmasian secara mandiri disupervisi apoteker, memimpin dan mengelola pekerjaan kelompok
serta bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok
• Menguasai teori, metode, aplikasi ilmu, dan teknologi farmasi (farmasetika, kimia farmasi, farmakognosi, farmakologi) konsep
dan aplikasi ilmu biomedik (biologi, anatomi manusia, mikrobiologi, fisiologi, patofisiologi, etik biomedik, biostatistik), konsep
farmakoterapi, pharmaceutical care, pharmacy practice serta prinsip pharmaceutical calculation, epidemiologi, pengobatan
berbasis bukti dan farmakoekonomi.

CPMK
• Mahasiswa mampu mengerjakan pengujian evaluasi, menganalisa dan menyimpulkan hasil evaluasi sifat fisika zat dan sediaan
farmasi
Capaian Pembelajaran
Sub-CPMK
• Mahasiswa mampu menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi kelarutan senyawa
• Mahasiswa mampu melakukan metode solubilisasi
miselar dan kosolvensi untuk meningkatkan kelarutan
zat dalam formulasi sediaan farmasi
• Mahasiswa mampu membedakan pelarut polar, semi
polar, dan non polar

VISI PRODI: PADA TAHUN 2028 MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN
MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL BERKEMAJUAN.
QS. Al-Qamar: 49 dan QS. Al-Furqon: 2
Ayat-ayat ini menggambarkan bahwa segala sesuatu diciptakan menurut ukuran dan
aturan. Seperti halnya dalam proses pelarutan dipengaruhi oleh ukuran partikel
solute dan solvent sehingga menghasilkan suatu larutan atau system disperse.

VISI PRODI: PADA TAHUN 2028 MENJADI PROPHETIC TEACHING PROGRAM STUDI YANG MENGHASILKAN SARJANA FARMASI DENGAN
MEMILIKI KECERDASAN SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL, DAN SOSIAL BERKEMAJUAN.
Tujuan Praktikum
a. Memahami pengertian pelarut campur dan fungsinya dalam sediaan farmasi

b. Memahami pengaruh konsentrasi penambahan pelarut campur terhadap kelarutan


zat aktif yang digunakan dalam sediaan farmasi
Teori (1)
1. Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut, yaitu oleh dipol
momennya.

2. Kosolvensi → Pemakaian pelarut campur sebagai modifikasi polaritas dari sistem


pelarut terhadap kelarutan zat

3. Kosolven → pelarut yang digunakan dalam kombinasi untuk meningkatkan


kelarutan solut

4. Berdasarkan polaritas maka pelarut terbagi 3, yaitu :


a. pelarut polar
b. pelarut nonpolar
c. pelarut semipolar
Teori (2)
5. Pelarut polar yaitu memiliki nilai konstanta dielektrik yang tinggi, dapat memecahkan
ikatan kovalen dari elektrolit kuat dengan reaksi asam-basa, dan dapat membentuk
ikatan hidrogen
6. Pelarut nonpolar memiliki nilai konstanta dielektrik yang rendah, tidak dapat
memecahkan ikatan kovalen serta tidak dapat membentuk ikatan hidrogen
7. Pelarut semipolar dapat menginduksi derajat polaritas pelarut nonpolar sehingga
dapat larut dalam pelarut polar
8. Like dissolve like → pelarut polar suka zat polar; pelarut non polar suka zat non polar
9. Menurut Moore, besarnya konstanta dielektrik dapat diatur dengan penambahan
pelarut lain atau pelarut campur. Konstanta dielektrik campuran pelarut merupakan
hasil penjumlahan dari konstanta dielektrik masing-masing pelarut yang dikalikan
dengan % volumenya
Alat dan Bahan
Aquades, gliserin / propilen glikol, asam salisilat, larutan FeCl3, labu volume 100 ml,
labu volume 50 ml, pipet volume 10 ml, spektrofotometer UV-Vis, corong, kertas
saring dan peralatan gelas lainnya.
Prosedur Kerja (1)
1. Pembuatan kurva spektrum dan kurva kalibrasi asam salisilat

296 nm
A. Data pembuatan pelarut campur

Kode Aquadest (mL) Kosolven (mL) Jumlah (mL)

A 100 0 100
B 99 1 100
C 98 2 100
D 97 3 100
E 96 4 100
Prosedur Kerja (2)
2. Penentuan kadar asam salisilat dalam pelarut campur
Larutan induk
Buat campuran pelarut • 50mg as. salisilat + pelarut Saring campuran
propilenglikol & campur (sesuai yg tertera pada larutan tsb → filtrat (A-
aquadest (A-E) tabel A) → labu ukur 100 ml E)
→ kocok 15”

Larutan sampel
• Larutan A, B, C: 5 ml filtrat + Hitung % as. salisilat
ukur absorbansi dg
aquadest → labu ukur 50 ml dan buat grafik % PG
spektro (A-E)
• Larutan D & E: 5 mL filtrat + thdp % as. salisilat
aquadest → labu ukur 100 ml
Contoh perhitungan
Nilai abs sampel = 0,2049 (Larutan C)

Y = ± a ± b → y = - 0,0337 + 0,0123 

 = (y ± a)/ ± b → y = 0,2049 →  = (0,2049 + 0,0337)/0,0123 = 19,3984 µg/ml

C =  x Volume larutan induk x FP → 19,3984 µg/ml x 100 ml x (50/5 ml) = 19398,4


µg = 19398,4/1000 = 19,3984 mg

% kadar = (C/mg asam salisilat yang ditimbang) x 100 → (19,3984 mg/50 mg) x 100
= 38,7968%
Perhitungan dan Pembahasan
▪ Buat grafik dan hitung persamaan garis linier pada kurva kalibrasi!

▪ Hitung % asam salisilat dalam sampel berdasarkan persamaan kurva kalibrasi!

▪ Hitung jumlah bobot dan % asam salisilat dalam larutan induk!

▪ Buat grafik antara % kosolven dengan % asam salisilat yang terlarut dan amati
hubungan antara konsentrasi kosolven dengan kelarutan asam salisilat!
Laporan Individu
▪ Dari data dan hasil percobaan lakukan analisa dan pembahasan tentang pengaruh
konsentrasi kosolven terhadap kelarutan zat aktif yang digunakan dalam sediaan
farmasi dan tuliskan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini.

▪ Pengumpulan dilakukan pada H+2 setelah hari praktikum.

▪ Kriteria Penilaian Latihan Soal dan Laporan Individu dapat dilihat pada file excel
rubrik penilaian di OLU
~ Sekian ~

ada pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai