Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HADIST PERDAMAIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah hadist tarbawi

Kelompok 9:

Agusra Ikhwan (2110206062)

Mhd Rahul Firmana (2110206038)

Dosen pengampu :

Daflaini

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM ( MPI )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN ( FTIK )

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KERINCI ( IAIN )

TAHUN AJARAN 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt atas karunia-Nya yang
dilimpahkan kepada kami selaku hamba-Nya yang lemah hingga kami akhirnya memperoleh
kekuatan/kemampuan untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Hadist Masalah
Aqiqah”

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah sederhana ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna baik isi maupun tata letak desainnya, karena kami
masih dalam proses tahap pembelajaran. Oleh karena itu kritik dan saran dari dosen serta
teman-teman sangatlah kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kepada dosen pembimbing yang telah membantu dan memberikan ide-ide serta
dukungan dalam proses penyusunan makalah ini, kami ucapkan terimakasih sebesar-
besarnya.

Sungai penuh, 25 Oktober 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Definisi Perdamaian Dalam Islam..................................................................................5
B. Hadist Tentang Perdamaian.............................................................................................5
C. Refleksi Hadist Tentang Perdamaian..............................................................................6
BAB III......................................................................................................................................9
PENUTUP.................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, perdamaian adalah suatu keadaan yang diidamkan oleh
setiap individu maupun masyarakat. Islam sebagai agama yang lengkap memberikan panduan
dalam segala aspek kehidupan, termasuk mengenai perdamaian. Hal ini dapat dilihat dalam
sejumlah hadits yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Ada persepsi dari sekelompok orang atau golongan bahwa Islam dipandang sebagai
agama yang jauh dari kata perdamaian. Padahal kita tahu, sebagai seorang muslim bukanlah
orang yang benci pada perdamaian. Anggapan-anggapan semacam tadi lahir adalah karena
ulah segelintir orang yang mengatasnamakan jihad untuk menghalalkan segala cara
memerangi orang-orang kafir dan orang yang munafik.
Munculnya isu-isu mengenai kekerasan dalam Islam (radikalisme Islam) merupakan
tantangan baru bagi umat Islam untuk memberikan solusi dan jawaban yang tepat. Isu ini
sebenarnya sudah ada sejak lama, terutama di tingkat Internasional. Radikalisme Islam
(kekerasan dalam Islam) merupakan masalah yang banyak dibicarakan dalam wacana politik
dan peradaban global akibat kekuatan media yang memiliki potensi besar dalam menciptakan
persepsi masyarakat nasional dan dunia. Kalangan luar, seperti Eropa Barat dan Amerika
Serikat menyebut gerakan Islam sebagai agama yang radikal, kelompok garis keras,
ekstrimis, militan, Islam kanan, fundamentalisme sampai terrorisme. Bahkan di negara-
negara barat pasca hancurnya ideologi komunisme (perang dingin) memandang Islam sebagai
sebuah gerakan yang menakutkan. Gerakan perlawanan rakyat Palestina, Revolusi Islam Iran,
Partai FIS Al-Jazair, perilaku anti-AS yang dipertunjukkan Mu’ammar Ghadafi ataupun
Saddam Hussein, gerakan Islam di Mindanao Selatan, gerakan masyarakat Muslim Sudan
yang anti-AS, merebaknya solidaritas Muslim Indonesia terhadap saudara-saudara yang
tertindas dan sebagainya, adalah fenomena yang dijadikan media Barat dalam
mengkampanyekan label radikalisme Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan perdamaian dalam Islam?
2. Apa saja Hadist-Hadist tentang perdamaian?
3. Bagaimana refleksi Hadist tentang perdamaian

B. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan perdamaian dalam Islam!
2. Mengetahui apa saja Hadist-Hadist tentang perdamaian!

4
3. Mengetahui bagaimana refleksi hadist tentang perdamaian!

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Perdamaian Dalam Islam


Perdamaian dalam Islam diartikan sebagai keadaan bebas dari konflik dan pertikaian,
di mana setiap individu dapat hidup berdampingan dengan harmonis dan penuh kasih
sayang.Damai memiliki banyak arti, arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya
dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau
ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak
memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di
tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga
menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi
dari definisi-definisi di atas.
Manusia yang telah dianugerahi akal dan nafsu dipercaya oleh Tuhan untuk menjadi
khalifah-Nya dengan misi menjaga bumi dari kerusakan. Untuk menjadi keseimbangan antara
ke dua kekuatan yang dimiliki manusia tersebut, Agama adalah jawabannya. Oleh karennya
Allah mengutus rasul-rasul-Nya guna menyebarkan ajaran-ajaran yang dapat menjadi pelita
manusia dalam mengarungi bahtera kehidupan ini. Islam merupakan penyempurna dari
ajaran-ajaran sebelumnya. Dan ia adalah agama samawi terakhir yang dibawa oleh Rasul
terakhir dan untuk umat terakhir yang hidup di zaman akhir. Dengan berpedoman pada Al-
Qur’an dan As-Sunnah maka Islam mampu menjawab tantangan zaman semenjak
kemunculannya, zaman ini hingga yang akan datang.
Islam muncul untuk menjadi “penyelamat” dunia sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin oleh
karenanya setiap ajaran Islam memiliki nilai kebenaran yang tidak diragukan lagi. Ia
berusaha menciptakan perdamaian di bumi sehingga umat manusia dan seluruh makhluk
Allah dapat hidup sejahtera.
Islam dengan pengertian epistimologi memiliki makna penyerahan diri, pasrah, patuh dan
tunduk kepada kehendak Allah, ia adalah agama yang membawa kemaslahatan bagi
pemeluknya baik di dunia maupun di akherat. Firman Allah SWT dalam Q.S Ali Imran ayat
85

‫َو َم ْن َّيْبَتِغ َغْيَر اِاْل ْس اَل ِم ِد ْيًنا َفَلْن ُّيْقَبَل ِم ْنُۚه َو ُهَو ِفى اٰاْل ِخ َر ِة ِم َن اْلٰخ ِس ِرْيَن‬

5
Artinya: “Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah
akan diterima (agama itu) dari padanya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang
rugi.” (Q.S. AliImran: 85)3
Dalam ajaran Islam bahwa perdamaian merupakan kunci pokok menjalin hubungan
antar umat manusia, sedangkan perang dan pertikaian adalah sumber malapetaka yang
berdampak pada kerusakan sosial. Agama mulia ini sangat memperhatikan keselamatan dan
perdamaian, juga menyeru kepada umat manusia agar selalu hidup rukun dan damai dengan
tidak mengikuti hawa nafsu dan godaan Syaitan, firman Allah (QS.Al-Baqoroh : 208

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْد ُخ ُلْو ا ِفى الِّس ْلِم َك ۤا َّفًة ۖ َّو اَل َتَّتِبُعْو ا ُخ ُطٰو ِت الَّش ْيٰط ِۗن ِاَّنٗه َلُك ْم‬
‫َع ُد ٌّو ُّم ِبْيٌن‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh
yang nyata bagimu.(QS.Al-Baqoroh: 208).

B. Hadits Tentang Perdamaian


Beberapa hadits yang berkaitan dengan perdamaian antara lain:
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak akan masuk surga orang
yang di hatinya ada sebesar biji sawi dari kesombongan." (HR. Muslim)
Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak beriman salah seorang
diantara kalian hingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang paling dekat denganku di surga adalah yang
memiliki akhlak terbaik." (HR. Ahmad)

C. Refleksi Hadits Tentang Perdamaian


Dari hadits-hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Islam mengajarkan untuk menjauhi kesombongan, karena hal ini bisa menimbulkan
konflik dan perselisihan. Seorang muslim harus mencintai saudaranya seperti mencintai
dirinya sendiri, yang merupakan esensi dari perdamaian. Akhlak yang baik adalah salah satu
kunci utama untuk menciptakan perdamaian di masyarakat.
Aksi kekerasan/terorisme yang melanda Indonesia, dari Bom Malam Natal tahun
2000, kediaman kedutaan Philipina tahun 2001, Bom Bali I tahun 2002, Kedutaan Australia
tahun 2004, dan Bom Bali II Oktober 2005. Pada tanggal 12 Oktober 2002 pukul 23.15
WITA terjadi ledakan bom di Bali tepatnya di Paddy’s Cafe dan Sari Club di Jalan Legian.
Adapun penanganan tersebut diatas seperti radikalisme/terorisme/non-perdamaian.
Pertama, Perlu dilakukan secara terus menerus dan mutlak memerlukan kerjasama
yang terpadu lintas instansi dan lintas negara. Untuk itu diperlukan penanggulangan secara

6
komprehensif yang melibatkan peran dan fungsi berbagai instansi Pemerintah baik pusat
maupun daerah dan bekerjasama dengan komunitas internasional dengan dukungan dan
partisipasi segenap komponen bangsa. Meskipun bangsa Indonesia tengah menghadapi
masalah terorisme namun demikian ternyata dalam masyarakat masih terjadi perdebatan
tentang penanganan terorisme di Indonesia oleh pemerintah. Bagi sebagian kelompok di
masyarakat, penanganan terorisme di Indonesia hanyalah untuk mengikuti keinginan Amerika
Serikat. Perang dianggap sebagai bentuk perpanjangan tangan kepentingan Amerika Serikat
dalam memerangi Islam.
Kedua, Lebih jauh lagi, pesan-pesan perdamaian yang ada dalam Islam tidak hanya
berupa nilai-nilai normatif belaka. Fakta sejarah telah membuktikan adanya usaha untuk
mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam tataran realita. Piagam Madinah, misalnya, merupakan
contoh konkrit upaya Nabi SAW mewujudkan perdamaian. Tujuan utama dari Piagam yang
berjumlah 47 pasal itu, pada hakekatnya, adalah mewujudkan prinsip perdamaian serta
mengembalikan keharmonisan pada masyarakat Madinah pada masa itu. Secara eksplisit,
ketetapan prinsip ini juga terekam dalam beberapa pasal dalam Piagam itu. Antara lain pada
pasal 17 yang menyatakan bahwa seluruh umat Islam harus bersatu dan mengambil peran
yang sama bila mengadakan perdamaian dengan pihak lain. Di samping itu, pada pasal 45
juga dinyatakan bahwa agar orang-orang mukmin aktif dan gemar dalam menerima serta
memprakarsai perdamaian.Seperti dalam firman Allah SWT Qs. An-Nahl: 125 berikut ini.

‫ُاْدُع ِاٰل ى َس ِبْيِل َر ِّبَك ِباْلِح ْك َم ِة َو اْلَم ْو ِع َظِة اْلَح َس َنِة َو َج اِد ْلُهْم ِباَّلِتْي ِهَي َاْح َس ُۗن ِاَّن‬
‫َر َّبَك ُهَو َاْع َلُم ِبَم ْن َض َّل َع ْن َس ِبْيِلٖه َو ُهَو َاْع َلُم ِباْلُم ْهَتِد ْيَن‬
Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845] dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
Ketiga, Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad
merupakan agama yang ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian
alam. Kata Islam sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat,
sejahtera, dan damai. Maka, agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan
perdamaian di dunia sehingga persaudaraan dapat terjalin dengan erat.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perdamaian memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Islam, melalui
hadits-hadits Rasulullah SAW, memberikan pedoman bagaimana seharusnya umatnya
menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama, sehingga tercipta masyarakat yang damai
dan sejahtera.
Damai memiliki banyak arti, arti kedamaian berubah sesuai dengan hubungannya
dengan kalimat. Perdamaian dapat menunjuk ke persetujuan mengakhiri sebuah perang, atau
ketiadaan perang, atau ke sebuah periode di mana sebuah angkatan bersenjata tidak
memerangi musuh. Damai dapat juga berarti sebuah keadaan tenang, seperti yang umum di
tempat-tempat yang terpencil, mengijinkan untuk tidur atau meditasi. Damai dapat juga
menggambarkan keadaan emosi dalam diri dan akhirnya damai juga dapat berarti kombinasi
dari definisi-definisi di atas.
Di dalam Islam gagasan tentang perdamaian merupakan pemikiran yang sangat
mendasar dan mendalam karena berkait erat dengan watak agama islam, bahkan merupakan
pemikiran universal islam mengenai alam, kehidupan, dan manusia.
Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad merupakan agama
yang ditujukan demi kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Kata Islam
sendiri yang berasal dari bahasa Arab berarti tunduk, patuh, selamat, sejahtera, dan damai.
Maka, agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu menegakkan perdamaian di dunia
sehingga persaudaraan dapat terjalin dengan erat. Islam juga mengajarkan bagaimana
menghadapi perpecahan dan segala perselisihan yang bermaksud memecah belah umat. Nilai-
nilai perdamaian pada hakikatnya banyak termaktub dalam al-Qur’an dan juga secara jelas
diindikasikan dalam berbagai riwayat Hadis Nabi. Tidak ada satu ayat pun dalam al-Qur’an,
dan tidak ada satu Hadis pun yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan,

8
pertentangan, atau segala bentuk perilaku negative dan represif yang mengancam stabilitas
dan kualitas kedamaian hidup

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari, Muhammad bin Ismail. Sahih Al-Bukhari. Darussalam, 1997.


Azzam Pasha, Abdurrahman. 1985. Konsepsi Perdamaian Islam. PT Karya Uni Press: Jakarta
Muslim, Imam. Sahih Muslim. Darussalam, 2000.
Ahmad, Imam. Musnad Imam Ahmad. Darussalam, 2001.

Anda mungkin juga menyukai