Anda di halaman 1dari 24

RANGKUMAN MATERI BAHASA INDONESIA

SITTA MAULIDA
2005116063
PGSD B 2020

UNIVERSITAS MULAWARMAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PENDAHULUAN
1. Sejarah, fungsi, dan kedudukan bahasa Indonesia
SEJARAH BAHASA INDONESIA
 Asal-usul Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan salah satu unsur identitas suatu
bangsa. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya
satu hari setelah proklamasi kemerdekaan. Tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945. Bersamaan dengan mulai
berlakunya Undang-undang Dasar Republik Indonesia
1945.
 Peresmian nama bahasa Indonesia
Ikrar pemuda yang menjadi penyemangat muncul gerakan
persatuan rakyat untuk mencapai kemerdekaan. Yang
akhirnya membuahkan hasil berupa kemerdekaan
republik Indonesia. Tepatnya pada tanggal 17 Agustus
1945. Satu hari setelah kemerdekaan Indonesia. Tepatnya
pada tanggal 18 Agustus 1945. Bahasa Indonesia secara
yuridis-formal diakui sebagai bahasa resmi negara dan
bahasa persatuan bangsa.
 Gerakan masyarakat yang mempengaruhi perkembangan
bahasa Indonesia
a. Budi Oetomo
b. Balai Pustaka
c. Sumpah Pemuda
d. Sarikat Islam
 Perkembangan ejaan bahasa Indonesia
a. Ejaan Van Ophuijsen
b. Ejaan Republik
c. Ejaan Melindo (Melayu Indonesia)
d. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)
FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA
a. Fungsi bahasa dipandang dari penggunaan
Fungsi bahasa dibagi menjadi 2 yaitu:
 Fungsi bahasa secara umum
Secara umum bahasa mempunyai 4 fungsi yaitu alat
untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri, alat komunikasi, alat berintegrasi dan beradaptasi
sosial dan alat kontrol sosial.
 Fungsi bahasa secara khusus
Fungsi bahasa secara khusus adalah sebagai alat untuk
mewujudkan seni (Sastra), mempelajari bahasa-bahasa
kuno dan mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Fungsi bahasa berdasarkan tujuan penggunaan
 Fungsi praktis
 Fungsi kultural
 Fungsi artistik
 Fungsi edukatif
 Fungsi politis
c. Kedudukan bahasa Indonesia
 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
 Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara
a) Bahasa resmi negara
b) Bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan
c) Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan serta pemerintahan
d) Bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan
dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta
teknologi.
BAHASA INDONESIA BAKU
Bahasa Indonesia baku ialah bahasa Indonesia yang digunakan
orang-orang terdidik dan yang dipakai sebagai tolak bandingan
penggunaan bahasa yang dianggap benar. Bahasa Indonesia baku
dipakai dalam:
a. Komunikasi resmi
b. Penulisan ilmiah
c. Pembicaraan di muka umum
FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM KONTEKS ILMIAH
Dalam tulisan ilmiah bahasa sering diartikan sebagai tulisan yang
mengungkapkan buah pikiran sebagai hasil pengamatan, tinjauan,
penelitian yang seksama dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu.
Kehati-hatian penggunaan bahasa dalam konteks ilmiah antara lain:
a. Penggunaan ejaan
b. Penulisan kata
c. Pemakaian ragam bahasa

2. Ragam pesan berdasarkan komunikasinya


Yang dimaksud dengan bahasa raga tulis adalah bahasa yang
hanya tepat muncul dalam konteks tertulis. Bahasa dalam
beragam tulis harus sangat cermat dalam pemakaian tanda
bacanya, dalam pemakaian ejaan, kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf dan seterusnya. Ketentuan-ketentuan yang lazim
ditemukan dalam bahasa ragam baku, terlebih ragam baku
tulis, beberapa dapat disebutkan beriku ini :

• Memakai ucapan baku


• Memakai ejaan resmi
• Menghindari unsur kedaerahan
• Memakai fungsi gramatikal secara eksplisit
• Memakai konjungsi ‘bahwa’ secara eksplisit
• Pemakaian bentuk kebahasaan secara lengkap
• Pemakaian partikel secara konsisten
• Pemakaian kata depan secara tepat
• Pemakaian aspek pelaku tindakan secara
konsisten
• Memakai bentuk sintesis
• Menghindari unsur leksikal yang terpengaruh
bahasa daerah

Bahasa ragam tulis baku dalam karya ilmiah akademis tersebut


memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

• Jelas struktur bahasanya, susunan kalimatnya


juga jelas dan runtut
• Mengemban konsep makna yang jelas
• Memiliki kecermatan dalam hal diksi dan
pemakaian tata bahasanya
• Bersifat objektif karena bahasa ilmiah
menggambarkan fakta sesuai dengan keadaan
sesungguhnya
• Bersifat konsisten dan runtut dalam cara
penalarannya
• Bersifat rasional dan sistematis dalam alur
berpikir nya
Ragam Bahasa Berdasarkan Pesan Komunikasi nya
Apabila didasarkan pada kandungan pesan komunikasinya,
bahasa dapat dibedakan menjadi :
• Bahasa ragam ilmiah
• Bahasa ragam sastra
• Bahasa ragam pidato
• Bahasa ragam berita
Pakar bahasa yang berbeda pernah menunjukkan bahwa ciri
bahasa karangan ilmiah untuk memperjelas apa yang telah di
sampaikan di depan itu adalah bahwa :
• Pemakaian prefiks me- dan ber- (kalau ada)
harus benar-benar jelas dan eksplisit serta
konsisten dengan demikian, untuk kebahasaan
seperti ‘ambil’ pada ‘dia ambil satu lalu pergi
meninggalkan ruangan’ adalah bentuk salah
dan harus diganti dengan bentuk lengkap
‘mengambil’. Demikian pula bentuk seperti
‘kerja’ dan ‘jalan’ harus diganti menjadi
‘bekerja’ dan ‘berjalan’, misalnya pada ‘dia
tidak kerja di Jakarta lagi’ atau “sudah jalan
sejak tadi pagi proses pelaporannya’.
• Pemakaian fungsi-fungsi gramatikal harus
eksplisit dan konsisten maka bentuk
kebahasaan seperti ‘kemarin ia dari Jakarta’
adalah bentuk yang salah adapun bentuk
benarnya adalah ‘kemarin ia datang dari
Jakarta’. Hal ini sama terjadi pula pada bentuk,
‘kepada hadirin diminta masuk’ harus diganti
menjadi ‘hadirin diminta masuk’.
• Bentuk-bentuk kedaerahan coba baik dalam
data dan kosakata maupun konstruksi klausa
dan kalimat nya. Bentuk kebahasaan seperti
selanjutnya ‘sumonggo bapak’! adalah bentuk
yang jelas tidak benar dalam kerangka ilmiah
akademis. Demikian pula bentuk ‘nuwun sewu,
saja coba saya tidak dapat ikut hadir’. Banyak
yang disebut terakhir itu harus diganti menjadi
‘maaf saya tidak ikut hadir’.
Hal yang harus diperhatikan dalam bahasa jurnalistik :
• Kaidah-kaidah kata bahasa
• Kaidah-kaidah pemakaian ejaan
• Aturan-aturan tata tulis serta
• Ketentuan kebahasaan yang berlaku
• Berciri sederhana, tidak berbelit
• Harus lugas, sederhana, tepat dalam diksinya
dan
• Harus pula menarik sifatnya

2 hal mendasar yang dapat dikutip dalam pernyataan begawan


jurnalistik :
• Bahasa jurnalistik harus di dasarkan pada
bahasa ragam baku,
• Kosakata yang digunakan dalam jurnalistik
harus senantiasa mengikuti perkembangan
yang terjadi dalam masyarakat.
Adapun bahasa untuk berita televisi harus diperhatikan pula ciri
bahasa dalam laras tutur berikut ini, sebagaimana yang telah
dituturkan dalam Rahardi (2008). Pada bukunya yang berjudul
Bahasa Jurnalistik Tutur :
• Laras tutur di dalam televisi harus bergaya
ringan
• Laras tutur di dalam televisi harus
memperhitungkan prinsip ekonomi kata
• Laras tutur di dalam televisi harus menghindari
bentuk-bentuk kebahasaan yang redundant
• Laras tutur di dalam televisi harus
menggunakan bentuk pendek, singkat, tetapi
tetap menjaga aturan tata bahasa yang baik
dan benar
• Laras tutur di dalam televisi berprefensi pada
bentuk positif, bukan negatif
• Laras tutur di dalam televisi memisahkan kata-
kata berpasangan dan cenderung mubazir
serta rancu
• Laras tutur di dalam televisi memperhatikan
bentuk kebahasaan yang tidak verbalitas
• Laras tutur di dalam televisi berciri lugas
• Laras tutur di dalam televisi jujur
• Laras tutur di dalam televisi menggunakan
kata-kata konkret
• Laras tutur di dalam televisi berciri terikat
konteks (context-dependent)
• Laras tutur di dalam televisi harus menghindari
bentuk hiperbol dan bombastis
• Laras tutur di dalam televisi kependekan
• Laras tutur di dalam televisi menghindari
bentuk klise dan stereotype.
• Tutur ringkas di dalam televisi menjauhkan diri
dari penghalusan bahasa yang cenderung
menyesatkan
• Laras tutur di dalam televisi sangat
memperhatikan struktur kalimat yang
sederhana
• Laras tutur televisi menggunakan gaya bahasa
percakapan.
• Tutur ringkas televisi juga memperhatikan
‘kesenyapan antara’ atau jeda, baik itu jeda
singkat maupun jeda panjang
• Laras tutur televisi harus menggunakan
bentuk-bentuk kebahasaan yang harus dapat
diterima dan dipahami masyarakat umum
Di dalam bahasa resmi, beberapa ciri kebahasaan berikut ini dapat
ditemukan :
1. Menyajikan materi/pesan yang bersifat mulia
2. Menyampaikan kebenaran yang bersifat universal
3. Menggunakan fungsi-fungsi gramatikal yang
konsisten dan eksplisit sifatnya
4. Menggunakan imbuhan yang juga konsisten dan
eksplisit sifatnya
5. Menggunakan kata ganti yang sifatnya resmi,
bukan tidak resmi
6. Menggunakan susunan frasa yang cenderung
baku
7. Menggunakan ejaan dan ketentuan tata tulis
yang sifatnya baku
SEJARAH PERKEMBANGAN BI SAAT INI
1. Lambang kebanggaan nasional
2. Lambang identitas nasional
3. Alat pemersatu bangsa
4. Alat perhubungan antar daerah dan antar budaya
FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA
1. Bahasa resmi negara
2. Bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan
3. Alat perhubungan nasional
4. Alat pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan
teknologi
PERUBAHAN EJAAN
1. Ejaan Vanopusen berubah menjadi
2. Ejaan Suwandi berubah menjadi
3. Ejaan yang disempurnakan dan berubah menjadi
4. Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
HAKIKAT EJAAN
Ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan.
PERUBAHAN ATURAN EJAAN
 Penambahan huruf
 Penghilangan
 Penggunaan tanda baca, penulisan kata, penulisan unsur
serapan dll.
PERUBAHAN YANG TERJADI EYD-PUEBI
 Penambahan diftong
 Penggunaan huruf
 Perluasan makna
KATA
Kumpulan bunyi yang merupakan kesatuan terkecil yang
mengandung makna.
 Penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi pemahaman
terhadap bacaan itu
 Kata yang dipergunakan dalam suatu bacaan menentukan pula
tingkat keterbacaannya
JENIS KATA BERDASARKAN BENTUK
 Kata berimbuhan
 Kata ulang
 Kata majemuk
JENIS KATA BERDASARKAN JENIS
 Kata tugas yang berbentuk dasar
 Kata tugas yang berbentuk kata berimbuhan
 Kata tugas berbentuk kata ulang
KATA SUKAR
 Kata yang berasal dari bahasa asing lateks, modulasi, prioritas,
provokasi, kompetisi, kritik, lokalisasi dan oknum
 Kata yang pada umumnya digunakan dilingkungan atau bidang
tertentu
 Frekuensi pemakaiannya rendah atau jarang dipakai
KALIMAT
1. Pengertian Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang mengandung pikiran
lengkap. Sebuah kalimat paling kurang mengandung subjek dan
predikat. Kalimat dalam wujud lisan diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.),
tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2. Jenis – jenis kalimat.
Jumlah Klausa.
 Kalimat Tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas
satu inti kalimat atau satu klausa dan unsur-unsur Kalimat
tunggal yaitu inti suatu kalimat dibentuk subjek, predikat,
objek dan pelengkap.
Jenis-jenis Kalimat Tunggal.
a. Kalimat Nominal adalah kalimat yang predikatnya
berupa kata benda.
b. Kalimat Verbal adalah kalimat yang predikatnya
berupa kata kerja.
Perluasan Kalimat Tunggal.
I. Menambahkan unsur baru disamping unsur
yang telah ada. Yakni keterangan
II. Memperluas unsur-unsur yang telah ada.
 Kalimat Majemuk.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua
pola atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri dari induk
kalimat dan anak kalimat. Kalimat majemuk dapat
dibedakan atas 4 jenis, yaitu:
1. Kalimat majemuk setara (KMS)
2. Kalimat majemuk bertingkat (KMB)
3. Kalimat majemuk rapatan
4. Kalimat majemuk campuran
 Fungsi isinya
1.
2.
3. Kalimat berita
4. Kalimat tanya
5. Kalimat perintah
6. Kalimat seruan
 Kelengkapan unsur
1. Subjek (S)
2. Predikat (P)
3. Objek (O)
 Kalimat Lengkap
Merupakan kalimat sekurang-kurangnya terdiri atas unsur
subjek (S) dan predikat (P). Bila perlu, sebuah kalimat
lengkap bisa terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O),
pelengkap (Pel), dan keterangan (K).
 Kalimat Tidak Lengkap
Merupakan kalimat yang hanya memiliki satu atau dua
unsur kalimat saja di dalamnya. Jenis kalimat ini biasanya
terkandung dalam semboyan, sapaan, atau dalam kalimat
seruan.
 Susunan subjek dan predikat
1. Kalimat versi
2. Kalimat inversi
 Syarat kalimat
1. Mengandung subjek(S) dan predikat (P)
2. Diawali dengan huruf kapital
3. Sistematis, dapat diterima dengan jelas (logis) dan
tidak bertele-tele
4. Memenuhi syarat aturan ejaan yang berlaku
5. Menggunakan diksi (pemilihan dan penempatan)
kata yang tepat
6. Tidak menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia
yang baik dan benar
7. Menyampaikan informasi yang tidak mengandung
makna ganda
8. Diawali dengan huruf kapital, memiliki tanda baca
dan intonasi akhir
KALIMAT YANG MUDAH DAN SUKAR DIPAHAMI MURID SD
Kalimat menurut KBBI yaitu kesatuan ujar yang mengungkapkan
suatu konsep pikiran dan perasaan. Jadi kalimat adalah kumpulan
kata yang setidaknya terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pun
dapat terbentuk dari satu klausa maupun beberapa klausa. Kalimat
terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. Kalimat sukar menurut KBBI yaitu susah,sulit di pecahkan atau
di selesaikan.
2. Kalimat Mudah menurut KBBI yaitu tidak memerlukan banyak
tenaga atau pikiran dalam mengerjakan.
Kalimat yang Mudah Dipahami Murid SD
1. Menurut Keterpahaman Kata
Kalimat yang mudah dipahami menurut keterpahaman kata
adalah kalimat yang mengandung kesepadanan, keparalelan
atau kesejajaran, kehematan, kecermatan, dan kepaduan.
2. Menurut Jumlah Kata
 Kelas 1: 3-5 kata dalam satu kalimat.
 Kelas 2: 3-5 kata dalam satu kalimat.
 Kelas 3: 3-5 kata dalam satu kalimat.
 Kelas 4: 6-10 kata dalam satu kalimat.
 Kelas 5: 6-10 kata dalam satu kalimat.
 Kelas 6: lebih dari 10 kata dalam satu kalimat.

3. Menurut Bentuk Kata


 Kata dasar, yaitu kata-kata yang menjadi dasar bentukan
kata yang lebih besar. (KBBI)
 Kata turunan, yaitu kata turunan dari kata dasar. (KBBI)
 Kata ulang, yaitu kata yang terjadi sebagai hasil
reduplikasi. (KBBI)
4. Menurut Susunan Kalimat
 Subjek + Predikat
 Subjek + Predikat + Objek
 Subjek + Predikat + Pelengkap
Kalimat yang Sukar Dipahami Murid SD
1. Menurut Keterpahaman Kata
Kalimat yang sukar dipahami adalah kalimatnya tidak
berstruktur, kalimat tidak hemat, kalimat tidak padu,
tidak memiliki subjek, adanya kata depan yang tidak
perlu.
2. Menurut Jumlah Kata
Menurut kami, kalimat yang sukar dipahami murid
sekolah dasar adalah kalimat yang terdiri lebih dari 10
kata.
3. Menurut Bentuk Kata
kata yang sukar dipahami murid sekolah dasar yaitu kata
majemuk (gabungan morfem dasar yang seluruhnya
berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis,
gramatikal, dan semantis yang khusus menurut kaidah
bahasa yang bersangkutan.
4. Menurut Susunan Kalimat
 Subjek + Predikat + Pelengkap + Keterangan
 Subjek + Predikat + Objek + Pelengkap + Keterangan

PARAGRAF
I. Paragraf pembuka
 Tugas pokoknya membuka dan mengantarkan pembaca
agar dapat memasukan paragraf-paragraf pengembang
yang akan hadir kemudian
 Harus dibuat menarik atau memikat pembaca
 Sifat khusus
 Untuk karangan ilmiah bersifat akademik-formal
II. Jenis paragraf berdasarkan tujuannya
 Paragraf pembuka
 Paragraf penghubung
 Paragraf penutup
III. Kepaduan suatu paragraf dibangun
 Repetisi atau pengulangan kata kunci mengulang kata
yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah paragraf
 Kepaduan sebuah paragraf dapat dibina dengan
menggunakan kata ganti
IV. Paragraf penutup
 Bertugas mengakhiri sebuah tulisan atau karangan
 Semua karangan diakhiri dengan paragraf penutup
 Isinya berisi rangkuman dari perincian jabaran
 Biasanya dalam bentuk kalimat tanya reflektif dan retoris
BAHASA DALAM KARYA ILMIAH
 Penggunaan Bahasa dalam Karya Ilmiah
Pemilihan atau penggunaan bahasa merupakan hal yang sangat
krusial dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini bertujuan agar apa
yang disampaikan oleh penulis skripsi bisa dipahami oleh
pembaca. Karenanya, gunakan bahasa yang baik dan benar.
Ketentuan penggunaan bahasa dalam penyusunan karya ilmiah
adalah sebagai berikut : 1) Bahasa yang digunakan adalah
bahasa Indonesia baku sebagaimana termuat dalam Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indoensia Yang Disempurnakan (EYD). 2)
Struktur kalimat yang dibuat lengkap, dalam arti ada subyek,
predikat, obyek dan/atau keterangan. Kalimat juga tidak boleh
disingkat- singkat, seperti: “Bahan baku pakan ternak terdiri
atas jagung, bekatul, dll”. Kalimat yang benar adalah: “Bahan
baku pakan ternak terdiri atas jagung, bekatul, dan lain-lain”. 3)
Satu aline terdiri dari minimal dua kalimat, yakni kalimat inti
dan kalimat penjelas. Tidak boleh ada satu paragraf yang hanya
terdiri atas satu kalimat meskipun panjang. 4) Istilah yang
digunakan adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-
Indonesiakan. Jika ada istilah asing maka harus dilengkapi
terjemahan dari istilah tersebut. 5) Istilah (terminologi) asing
boleh digunakan jika memang belum ada padanannya dalam
bahasa Indonesia, atau bila dirasa perlu sekali (sebagai
penjelas/konfirmasi istilah, diletakkan dalam kurung), dan
diketik dengan menggunakan huruf miring. 6) Kutipan dalam
bahasa asing diperkenankan namun harus diterjemahkan atau
dijelaskan maksudnya, dan ditulis dengan huruf miring (italic).
 Memulai Menulis Karya Ilmiah
Dalam menulis sebuah karya ilmiah dibutuhkan sebuah
keaktifan untuk berlatih menuangkan gagasan. Lakukanlah
hal itu setiap hari, meskipun sedikit. Kemauan yang sangat
besar untuk menuliskan gagasan-gagasan yang ditemukan,
akan sangat besar peranannya dalam membangun
kemampuan menulis karya ilmiah. Tulislah karya ilmiah
sedikit demi sedikit, sambil terus mencari gagasan-gagasan
baru yang siap dituangkan ke dalam tulisan. Jangan berhenti
jika inspirasi telah terkumpul dan siap untuk ditulis. Jika
inspirasi, gagasan atau ide telah habis dan tidak ada lagi
yang dapat ditulis, maka berhentilah menulis. Gunakan
waktu untuk menambah sumber sumber inspirasi melalui
membaca buku, mengamati fenomena alam, bersantai
menikmati olah raga, dan hal—hal semacam itu. Sambil
berjalan, akan timbul gagasan Keterampilan gagasan baru.
 Langkah-langkah Penulisan Karya Ilmiah
Setelah langkah persiapan dilakukan, langkah pertama yang
harus dilakukan seorang penulis karya ilmiah adalah memilih
topik dan merumuskan judul tulisan. Ada beberapa hal
yang perlu dipertimbangkan pada saat menentukan topik
untuk karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah harus mengikuti
kaidah kebenaran isi, metode kajian, serta tata cara
keilmuan. Salah satu c ara untuk memenuhi kaidah tersebut
adalah dengan melakukan pemilihan topik yang jelas dan
spesifik. Setelah topik ditetapkan, batasi topik itu pada
yang penting-penting saja. Jangan terlalu luas, jangan pula
terlalu sempit. Pembatasan topik tersebut akan mengarahkan
penulis pada perumusan judul.
 Jenis-jenis Karya Ilmiah
a. Karya ilmiah populer
b. Karya ilmiah spesifik
c. Makalah
d. Kertas kerja
e. Skripsi
f. Tesis
g. Disertasi
 Bagian-bagian karya ilmiah
Sebuah karya tulis ilmiah secara umum terbagi dalam dua
bagian, yaitu bagian pelengkap dan bagian inti. Bagian
pelengkap terdiri atas: (1) halaman judul, (2) daftar isi, (3)
kata pengantar, (4) persembahan, (5) lembar pengesahan,
dan (6) abstrak. Sedangkan bagian inti terdiri atas: (1)
pendahuluan, (2) kajian pustaka, (3) metode, (4) hasil, (5)
pembahasan, dan (6) penutup. Ada pula tambahan untuk
bagian pelengkap, misalnya, prakata (bedakan dengan kata
pengantar), daftar tabel/skema, bibliografi, dan lampiran.
Tentu saja kelengkapan mutlak disertakan.
 Teknik Penyajian
Karya Ilmiah Karya tulis ilmiah pada umumnya diketik Roman
ukuran font 12Standar. Dengan huruf Times New Kertas yang
digunakan ukuran Kuarto/ A4, di tulis dengan jarak margin
atas 4cm, bawah 4cm, kiri 4cm, dan kanan 3cm. Diketik
dengan spasi ganda/ double

SITASI
 Pengertian Sitasi
Sitasi didefinisikan sebagai daftar pustaka dari sejumlah
dokumen yang dirujuk atau yang dikutip oleh sebuah dokumen
dan setiap daftar pustaka dokumen tersebut dimuat dalam
bibliografi dokumen yang mengutip, yang secara
khusus mengkaji pengarang dan karya-karya lain.
 Macam-Macam Sumber Sitasi yang Dipergunakan
a. Buku: penulis, judul buku, tempat penerbitan,
penerbit, tanggal penerbitan, dan nomor halaman.
b. Jurnal: penulis, judul artikel, judul jurnal, tanggal
terbit, dan nomor halaman.
c. Surat kabar/news paper: penulis, judul artikel,
nama surat kabar, judul bagian dan nomor
halaman jika diinginkan, tanggal penerbitan.
d. Situs web: penulis, judul artikel dan publikasi jika
sesuai, serta URL, dan tanggal saat situs diakses.
e. Puisi: garis miring spasi biasanya digunakan untuk
menunjukkan baris terpisah dari puisi, dan kutipan
dalam kurung biasanya menyertakan nomor baris.
Misalnya: “Karena aku harus mencintai karena aku
hidup / Dan hidup di dalam diriku adalah apa yang
kamu berikan.” (Brennan, baris 15-16). [9]
f. Wawancara: nama pewawancara, deskriptor
wawancara (mis. Wawancara pribadi) dan tanggal
wawancara
 Aturan Penulisan Sitasi Yang Benar
a. Penulisan sitasi dapat ditulis di bagian awal dan di bagian
akhir kutipan.
b. Terkait penulisan nama penulis, maka penulisan nama
hanya ditulis nama belakangnya dulu, baru diikuti dengan
nama depan si penulis. Barulah diikuti sumber kutipan
tersebut dicetak atau diterbitkan pada tahun berapa.
Barulah diikuti dengan kutipan yang hendak diambil. Satu
catatan tambahan nih, terkait dengan penulisan tahun,
dipisahkan oleh tanda koma (,) setelah penulisan nama
belakang.
c. Apabila sitasi tersebut ditulis lebih dari satu orang, misal
dua orang. Maka kedua nama penulis wajib dituliskan
atau dicantumkan dan menggunakan kata hubung ‘dan’.
Hanya saja penulisan ‘dan’ menggunakan simbol ‘&’. Jadi
setiap kata hubung tidak dibolehkan menggunakan ‘dan’
ataupun ‘and’ sekalipun literatur berasal dari bahasa
asing. Kecuali jika isi dari naskah karya ilmiah yang Anda
tulis menggunakan bahasa inggris, maka kata hubung bisa
menggunakan bahasa asing ‘and’.
d. Apabila penulisan sitasi didapati penulisnya lebih dari dua,
maka cukup ditulis satu penulis saja. Dibagian belakang
barulah ditambah et al yang diambil dari (and others),
atau bisa pula disederhanakan dengan istilah dan kawan-
kawan (dkk).
e. Khusus penulisan sitasi yang diambil dari literatur
terjemahan (berlaku untuk artikel, dan buku) maka yang
harus dituliskan bukan penerjemahnya, melainkan penulis
aslinya. Setelah itu, barulah diikuti oleh tahun terbit
literatur asli. Pertanyaannya adalah, si penerjemah
dituliskan dimana? Jadi penerjemah dituliskan di daftar
pustaka.

TOPIK, TEMA DAN JUDUL KTI


Membedakan Topik, Tema dan Judul Karya Tulis Ilmiah
a) Topik Karya Tulis Ilmiah
Topik berasal dari bahasa Yunani “topoi” yang berarti tempat,
dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu
yang menjadi landasan penulisan suatu artikel.
Cara Membatasi Topik
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan
mempergunakan cara sebagai berikut:
 Tetapkanlah topik yang akan digarap dalam kedudukan sentral.
 Mengajukan petanyaan, apakah topik yang berada dalam
kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila
dapat, tempatkanlah rincian itu sekitar lingkaran topik pertama
tadi.
 Tetapkanlah dari rincian tadi mana yang akan dipilih.
 Mengajukan petanyaan apakah sektor tadi masih dapat dirinci
lebih lanjut atau tidak.
b) Tema Karya Tulis Ilmiah
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran tentang
suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan. Di
setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam
sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang
akan dibuat.
c) Syarat-syarat Tema
 Tema menarik perhatian penulis.
 Tema dikenal/diketahui dengan baik.
 Bahan-bahannya dapat diperoleh.
 Tema dibatasi ruang lingkupnya.
d) Sumber Tema
 Sumber pengalaman kita ataupun orang lain
 Sumber-sumber pengamatan
 Sumber-sumber imajinasi
 Hasil dari penalaran kita

HAKIKAT KARYA TULIS ILMIAH


Hakikat Karya Tulis Ilmiah
Kata ilmiah sering disebut sebagai sesuatu yang rumit, terbatas, dan
tentu saja sulit dilakukan. Karya ilmiah juga sering dianggap sebagai
karya yang dihasilkan oleh pihak-pihak tertentu yang sudah memiliki
kadar keilmuan tertentu pula. Para penulis karya ilmiah biasanya
merupakan pakar atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Karena
dalam beberapa hal guru membatasi diri untuk memasuki wilayah
ini, sehingga setiap kali mengikuti seminar atau pelatihan karya
ilmiah tidak dipandang sebagai bagian dari dunianya. Padahal guru
merupakan ilmuwan yang ahli pada bidangnya dan diharuskan
menghasilkan karya ilmiah. Padahal dunia keilmuan pada level
manapun mengandung kadar keilmiahan dan dapat diraih oleh siapa
pun sesuai dengan bidangnya.
 Ciri-Ciri dan Tujuan Karya Tulis Ilmiah
Ciri-Ciri Karya Tulis Ilmiah. Beberapa ciri dari Karya Tulis Ilmiah
(KTI) adalah :
 Permasalahan dijelaskan secara logis, analisis dengan
objektif, dan menggunakan fakta dari data yang kredibel.
Rumusan masalah dijelaskan menggunakan kalimat
interogatif (pertanyaan).
 Menggunakan landasan teori dari beberapa sumber,
seperti buku, jurnal ilmiah, pendapat ahli dan lain-lain
untuk menyatakan opini, bukan berasal dari imajinasi,
perasaan atau pendapat yang subjektif.
 Menggunakan ragam bahasa yang ilmiah, tidak ambigu
dan tidak bersifat konotatif
Tujuan Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah bertujuan untuk menginformasikan kepada
para pembaca mengenai suatu masalah beserta jawabannya.
Karya Tulis Ilmiah juga dimanfaatkan untuk membuktikan
suatu kebenaran atau fakta. Selain itu juga sebagai wahana
untuk melatih ide tersurat atau hasil penelitian dalam
bentuk karya ilmiah yang sistematis dan metodologis.
Makalah ilmiah yang telah ditulis diharapkan menjadi
wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dan
masyarakat.
 Jenis Karya Tulis Ilmiah
a. Laporan
b. Makalah ilmiah
c. Makalah semesterial
d. Kertas kerja
e. Skripsi
f. Tesis
g. Disertasi

Anda mungkin juga menyukai