Anda di halaman 1dari 7

4

A. Pelaku Penculikan Aktivis Politik 1998

Pada 30 Juni 1998, KONTRAS menggelar siaran pers untuk

menanggapi pernyataan Menhankam/panglima ABRI Jendral TNI Wiranto

dalam kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997 – 1998.

3 Agustus 1998, karena mendapat desakan dari berbagai pihak baik

dalam maupun luar negeri, maka Panglima ABRI Jendral TNI Wiranto

membentuk Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Tim ini diketuai oleh

Jenderal TNI Subagyo HS selaku KSAD, kemudian wakil ketua terdiri

dari Letjen TNI Fachrul Razi (Kasum ABRI) dan Letjen TNI Yusuf

Kartanegara (Irjen Dephankam). Kemudian anggota terdiri dari Letjen

TNI Soesilo Bambang Yudhoyono (Kassospol ABRI), Letjen TNI Agum

Gumelar (Gubernur Lemhanas), Letjen TNI Djamiri Chaniago

(Pangkostrad) dan Laksdya TNI Achmad Sutjipto (Danjen Akabri).

Pada 24 Agustus 1998) Letjen TNI Prabowo Subianto selaku

mantan Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad)

diberhentikan dari dinas kemiliteran. (Februari 1999) Dalam rangka

menindaklanjuti salah satu keputusan Menhankam / Panglima ABRI

Jenderal TNI Wiranto, dilakukan penyelidikan dan penyidikan oleh

Puspom ABRI, selanjutnya diketahui adanya Tim Mawar yang dibentuk

oleh Kopassus sebagai kelompok yang terlibat dan diduga

bertanggungjawab dalam kasus penculikan dan penghilangan paksa aktivis

1998.
5

Dalam kasus ini sebuah yang disebut dalang dari penculikkan para

aktivis adalah Tim Mawar. Tim Mawar adalah sebuah tim kecil dari

kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV, Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Darat. Tim ini adalah dalang dalam operasi penculikan para

aktivis politik pro-demokrasi. Kasus penculikan ini menyeret 11 anggota

tim mawar ke pengadilan Mahmiti II pada bulan April 1999.

Saat itu Mahmiti II Jakarta yang diketahui Kolonel CHK Susanto

memutus perkara nomor PUT.25-16/K-AD/MMT-II/IV/1999 yang

memvonis Mayor Inf Bambang Kristino (Komandan Tim Mawar) 22

bulan penjara dan memecatnya sebagai anggota TNI. Pengadilan juga

memvonis Kapten Inf Fausani Syahrial (FS) Multhazar (Wakil Komandan

Tim Mawar), Kapten Inf Nugroso Sulistiyo Budi, Kapten Inf Yulius

Selvanus dan Kapten Inf Untung Budi Harto, masing-masing 20 bulan

penjara dan memecat mereka sebagai anggota TNI. Sedangkan, 6 prajurit

lainnya dihukum penjara tetapi tidak dikenai sanksi pemecatan sebagai

anggota TNI. Mereka itu adalah Kapten Inf Dadang Hendra Yuda, Kapten

Inf Djaka Budi Utama, Kapten Inf Fauka Noor Farid masing-masing

dipenjara 1 tahun 4 bulan. Sementara Serka Sunaryo, Serka Sigit Sugianto

dan Sertu. Sukadi hanya dikenai hukuman penjara 1 tahun. Menurut

pengakuan, Komandan Tim Mawar, Mayor Bambang Kristino di sidang

Mahkamah Militer, seluruh kegiatan penculikan aktivis itu dilaporkan

kepada komandan tidak pernah diajukan ke pengadilan sehingga tidak bisa

dikonfirmasi. Sementara itu tanggung jawab komando diberlakukan


6

kepada para Perwira pemegang komando pada saat itu. Dewan

Kehormatan Perwira telah memberikan rekomendasi kepada Pimpinan

ABRI. Atas rekomendasi itu Pangab menjatuhkan hukuman terhadap

mantan Danjen Kopassus Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto berupa

pengakhiran masa dinas TNI (Pensiun). Pejabat Danjen Kopassus Mayjen

TNI Muchdi PR. Serta dan Group-4 Kolonel Inf. Chairawan berupa

pembebasan tugas dari jabatannya karena ketidak mampuannya

mengetahui segala kegiatan bawahannya.

Hasil temuan Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang

diumumkan para petinggi TNI saat itu adalah bahwa dari hasil

pemeriksaan atas mantan Danjen Kopassus Letjen (Purn.) Prabowo

Subianto dan Mayjen Muchdi P.R. serta Komandan Grup IV Kopassus

Kol. Chairawan, telah menyatakan bahwa penculikan tersebut dilakukan

atas perintah dan sepengetahuan para pemimpin Kopassus saat itu, bukan

semata-mata atas inisiatif kesebelas anggotanya. Mantan Komandan

Puspom ABRI, Mayjen CHK Syamsu Djalaluddin, S.H., berpendapat

speerti yang dinyatakan KSAD dan Ketua DKP Jenderal TNI Soebagyo,

Prabowo telah mengaku melakukan tindak pidana penculikkan sehingga

harus diajukan ke mahkamah militer. Pemerintah Habibie mengeluarkan

pernyataan senada setelah mempelajari temuan Tim Gabungan Pencari

Fakta (TGPF). Dalam temuan TGPF itu, disebutkan bahwa jika dalam

persidangan anggota Kopassus tersebut terbukti Prabowo terlibat, bekas


7

Komandan Kopassus dan juga bekas Panglima Kostrad itu akan diajukan

ke mahkamah militer.

Keenam prajurit yang dipecat mengajukan banding, sehingga

sanksi pemecatan belum bisa dikenakan atas mereka. Semetara itu mereka

tetap meniti karier di TNI dan menduduki beberapa posisi penting,

Bambang Kristiono dipecat. Fausani Syahrial Multhazar pada tahun 2007

menjabat Dandim Jepara dengan pangkat Letnan Kolonel. Nugroho

Sulistiyo, Untung Budi Harto tahun 2007 menjabat Dandim Ambon

dengan pangkat Letnan Kolonel. Dadang Hendra Yuda pada September

2006 menjabat Dandim Pacitan dengan pangkat Letnan Kolonel. Jaka

Budi Utama pada 2007 menjabat Komandan Batalyon 115/Macan Lauser,

Sauka Nur Chalid, Sunaryo, Sigit Sugianto, Sukardi. Sedangkan Kolonel

Infantri Chairawan dipromosikan menjadi Danrem 011 Lilawangsa. Kabar

terakhir dari Mayjen Muchdi PR adalah kemunculan dalam sidang

pembunuhan aktifis HAM Munir untuk dimintai keterangan mengenai

keterlibatan dirinya maupun BIN dalam pembunuhan tersebut. Muchdi PR

adalah mantan Deputi V BIN pada saat Munir tebunuh.

Ketika kasus ini kembali mencuat, Panglima TNI menyatakan

bahwa dari hanya stau dari enam tentara yang dipecat yang telah benar-

benar dipecat yaitu Mayor (inf) Bambang Kristino. Lima tentara yang lain

dinyatakan terbebas dari hukuman pemecatan, dan hukuman

penjaranyapun dikurangi. Mendekati Pemilihan Umum 2009, Panitia

Khusus Dewan Perwakilan Rakyat tentang Penculikan Aktivis 19971998


8

hidup lagi. Pansus juga berencana memanggil Wiranto, Prabowo Subianto,

dan Susilo Bambang Yudhoyono yang diduga terlibat dalam kasus itu.

Saat kasus ini terjadi, Jenderal TNI (Purn) Wiranto menjabat

Panglima ABRI/TNI, Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto sebagai

Komandan Jenderal Kopassus, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso sebagai

Panglima Kodam Jaya dan Jenderal TNI Susilo Bambang Yudhoyono

sebagai Assospol Kassospol ABRI.

B. Undang-Undang Yang di Langgar

1. Penculikan masuk dalam ”Kejahatan kerbelanjutan” sehingga tidak

harus dengan pengadilan HAM ad hoc, tetapi bisa dengan pengadilan

HAM

2. Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yang dimaksud dengan

pelanggaran hak asasimanusia setiap perbuatan seseorang

atau kelompok orang termasuk aparat negara, baikdisengaja maupun

tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum

mengurangi,menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi

manusia seseorang atau kelompokorang yang dijamin oleh undang-

undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidakakan

memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan

mekanisme hukumyang berlaku.

3. PASAL 28 I AYAT 4 UUD 1945 Perlindungan, pemajuan,

penegakkan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggungjawab

negara, terutama pemerintah.


9

4. Pasal 106 KUHAP Penyidikan yang mengetahui,menerima laporan

atau pengaduan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga

merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindakan penyidikan

yang diperlukan

5. PASAL 30 AYAT 1 HURUF D UNDANG-UNDANG NOMOR 16

TAHUN 2004 TENTANG KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu berdasarkan

undang-undang.
13

Anda mungkin juga menyukai