Anda di halaman 1dari 193

Pokok bahasan

 Definisi komunikasi kesehatan


 Proses komunikasi kesehatan
 Health behaviour change
 Face to face client education/ konseling
 Communication competence
Latar belakang

 Komunikasi kesehatan telah menjadi bagian dari perkembangan


komunikasi bersama dengan informasi kependudukan, pendidikan &
komunikasi (IEC) sejak tahun 1969.
 Komunikasi kesehatan memperluas cakupannya dari intervensi
biomedis pada tingkat pribadi kepada tingkat komunitas termasuk
sosial & lingkungan yang berdampak perilaku kesehatan individu.
 Faktor sosial yang berdampak pada kesehatan: pendapatan, status
sosial, ekonomi, pendidikan, pekerjaan & kondisi kerja, jaringan
dukungan, praktik kesehatan & ketrampilan, budaya & gender
(Rattle 2010, 190)
Perspectif: Komunikasi
Kesehatan
 1980-1990, Komunikasi kesehatan dikenal sebgaai bentuk
pendidikan & promosi kesehtaan, dan pencegahan kesehatan
berfokus pada komunikasi di berbagai tingkatan (Interpersonal &
organisational) di tatanan layanan perawatan kesehatan. ---
terutama di AS
 Di Inggris, komunikasi kesehatan berfikus komunikasi antara pasien
& penyedia layanan kesehatan (Lupton, 1994, p.56 & Irwin 1989, pp.
32-40).
 1990, Paradigma modernisasi, komunikasi kesehatan menekankan
Hak Asasi Manusia (HAM): kebebasan dari eksploitasi, hak untuk
mengakses perawatan kesehatan, asuransi kesehatan, equity,
community efficacy & keberlanjutan dalam/ kesehatan untuk semua
dalam sistem ekonomi, budaya & geopolitik
Perspektif: Komunikasi
Kesehatan

To achieve the status of “health for all,” “rights


to health care,” and “health inequality
reduction,” the integration of five different
approaches is needed:
 Behavioral change communication
 Mass communication
 Advocacy communication
 Participatory communication
 Communication for structural and communication
change.
Health communication
strategies for sustainability

Strategi untuk sustainability dalam kesehatan:


 Meningkatkan kesehatan melalui pemberdayaan
massyarakat.
 Untuk mengatasi tantangan kesehatan utama Non-
communicable diseases (NCDs), injuri, kekerasan,
communicable disease.
 Untuk menguatkan people-centered health system, public-
heath system, emergency preparedness, surveillance dan
response
 Strategi komunikasi untuk menghasilkan ketahanan
masyarakat dan lingkungan supportive.
DEFINISI
Komunikasi kesehatan

 Adalah usaha yang sistematis untuk memengaruhi


secara positif perilaku kesehatan masyarakat
menggunakan berbagai metode & prinsip
(Notoatmodjo, 2007).
 Suatu ilmu & sebagai penggunaan stratgei komunikasi
untuk menyampaikan informasi & memengaruhi
keputusan individu & masyarakat yang dapat
meningkatkan kesehatan (The Centers of Disease
Control and Prevention- CDC).
RUANG LINGKUP
Komunikasi kesehatan

Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi:


 Pencegahan penyakit (usaha preventif)
 Promosi kesehatan
 Kebijakan kesehatan
PROSES
Komunikasi kesehatan

1. Planning & strategy


development

4. Assessing effectiveness & 2. Developing & pre-testing


making refinements concepts, messages, & materials

3. Implementing the
program
PROSES
Komunikasi kesehatan

1. Planning & strategy development

 Tentukan audience
 Kaji pengalaman mereka terhadap masalah
kesehatan (pengetahuan, sikap, kepercayaan &
perilaku)
 Gali communication setting, saluran & aktivitas yang
sesuai untuk mendapatkan audience
PROSES
Komunikasi kesehatan
2. Developing & pre-testing concepts, messages, & materials
 Review materi yang telah tersedia.
 Tentukan materi yang perlu dikembangkan
disesuaikan dengan audience.
 Lakukan pre-post test
 Analisis respon audien untuk meningkatkan materi
 Tujuan:
 Materi dapat dipahami dengan mudah, relevan dan
sesuai budaya yang dianut.
PROSES
Komunikasi kesehatan
Contoh saluran komunikasi kesehatan & media
Channels Examples of media

Interpersonal  Individual: patient education & counselling,


instruction, informal discussion, telephone hotlines
 Group: skill training, conference, simulation/role
play, peer group discussion, seminars/lecturers

Organisation & community Community meeting, workplace campaigns

Low technology or popular Story telling, drama, flashcards, flipcharts, pictures


media
Limited-reach media Pamphlets, brochures , information sheets,
newsletters, posters, T-shirt, stickers, badges
Mass-reach media TV (talk shows, news, documentaries), Radio,
newspapers, magazines, internat
PROSES
Komunikasi kesehatan

3. Implementing the program

 Perencanaan & implementasi program yang baik


membutuhkan Kerjasama & partnership dengan team,
petugas kesehatan & organisasi.
 Kelola program: monitoring kegiatan, staf & budget;
problem solving, evaluasi proses & revisi program jika
diperlukan
 Perhatian berkelanjutan diperlukan untuk mempertahankan
dinamika kelompok yang efektif
PROSES
Komunikasi kesehatan
4. Assessing effectiveness & making refinements

 Mengkaji perubahan terkait pengetahuan, sikap & perilaku


audience dalam merespon program.
 Dapat dilakukan penelitian (kuantitatif & atau kualitatif)
 Diperlukan komitmen dalam mempertahankan perubahan
(sikap & perilaku).
BEHAVIOUR CHANGE COMMUNICATION (BCC):
Perkembangan

1. 1792 Konsep pendidikan kesehatan (health


education), intervensi untuk desiminasi. pencegahan
penyakit.
2. 1990 Information, Education & Communication (IEC).
Pendekatan yang mencoba mengubah/memperkuat
perilaku mengenai maslah teretntu dalam jangka waktu
yang telah ditentukan.
3. BCC menciptakan lingkungan yang kondusif
untuk merubah perilaku dari negative ke positif.
DEFINISI: BCC

 Proses interaktif dengan masyarakat yang


terintegrasi dengan keseluruhan program
 Mengembangkan pesan & pendekatan yang
sesuai
 Menggunakan berbagai saluran komunikasi
 Mengembangkan perilaku positif,
mempromosikan & mempertahankan perilaku
individu, komunitas & masyarakat
TEORI/ MODEL BCC

 BCC memiliki teori/model yang beroperasi pada


tingkat inividu, antar pribadi dan komunitas.
 Teori : pernyataan/ konsep & keterkaitanya
yang menunjukkan &/mengapa suatu fenomena
terjadi.
 Model : alat yang digunakan untuk
memfasilitasi konstruksi teori (dapt representasi
tertulis/grafis dari suatu teori/komponennya).
TEORI/ MODEL BCC: Jenis

Level individu

Level intra-personal

Level komunitas
TEORI/ MODEL BCC
Dapat diterapkan di tatanan klinik & masyarakat

Di Klinik Di Masyarakat

 Konseling  Membantu dalam mengatasi mitos &


 Tes skreninng kesalahpahaman yang ada di
 Meningkatkan pengetahuan masyarakat
pasien tentang masalah  Membimbing masyarakat menegani
kesehatan manfaat yang tersedia dalam
 Meningkatkan komunikasi pasien- berbagai skema/program &
dokter aksesibilitas
 Mempengaruhi pembuat kebijakan
untuk mempromosikan layanan baru
& membantu kolaborasi
interprofesional
TEORI/ MODEL:
BCC pada level individu

 1950, Health Belief Model (HBM), digunakan


untuk memahami perilaku orang dalam menolak
tes screening TB
 Fokus : persepsi individu tentang ancaman
masalah kesehatan tertentu & penilaian periaku
yang direkomendasikan dalam memecahkan
maslah tersebut.
TEORI/ MODEL:
BCC pada level individu
 1994, Perceived Behavioural Control dalam
Theaory of Reasoned Action dikonversi
menjadi TPB.
 Niat perilaku individu adalah penentu palig
penting dari suatu perilaku & didasarkan
pada prinsip bahwa orang menimbang
kelebihan & kekuranag sebelum
mempraktikan perilaku baru
TEORI/ MODEL:
BCC pada level individu

 1970, Transtheoretical model/ TTM oleh


Prochaska & Diclemente.
 Menurut TTM, orang tidak mengubah
perilaku dengan cepat & pasti tetapi
perubahan terjadi secara terus meneru
melalui proses siklus.
TEORI/ MODEL:
BCC pada level inter-personal

 1986. Social Learning Theory berubah menjadi


Social Cognitive Theory (SCT) by Albert Bandura
dengan menambahkan kontruksi self-efficacy.
 Terdapat hubungan timbal balik yang dinamis
antara faktor individu/ kognitif dan faktor
lingkungan yang mempengaruhi perilaku. Perilaku
dibentuk tidak hanya oleh internal diri sendiri
namun juga faktor eksternal.
TEORI/ MODEL:
BCC pada level komunitas

 1962, E.M Rogers, Diffusion of Innovation (DOI)


theory, berfokus pada aspek socio-cultural.
 The PRECEDE/PROCEDE Model dan Ecological
Models of Health Behaviour, memiliki karakteristik
umum yang memungkinkan lingkungan termasuk
komunikasi advokasi, komunukasi partisipatif,
komunikasi untuk structural& perubahan sosia
yang berkelanjutan.
BCC
in the past, present & future
STRATEGI KOMUNIKASI BCC:
Tujuan meningkatkan kesehatan
pada level individu

 Mengundang stakeholders pada program training


pada kesehatan & media literacy.
 Promosi pendidikan kesehatan terkait pendidikan
seks, penyakit menular & tidak menular.
 Peningkatan kesadaran untuk imunisasis rutin
 Promosi non-diskriminasi & non-violent untuk
mengatasi masalah
 Promosi hidup bersih, rumah sehat, dll.
STRATEGI KOMUNIKASI BCC:
Tujuan meningkatkan kesehatan
pada level kelompok
 Advokasi kurikulum berbasis sekolah tentang media
literasi dan kesehatan & kursus pada media literasi di
PT.
 Advokasi pendidikan seks berbasis sekolah
(menghargai hak perempuan, kesetaraan gender,
kontrasepsi, pencegahan STD dan HIV
 Training bagi petugas kesehatan, komunikasi &
ketrampilan media digital.
FACE TO FACE CLIENT EDUCATION-
KONSELING

Face to face communication bersifat:


 Interaktif
 Meliputi dimensi non-verbal komunikasi (body language &
ekspresi wajah)
 Patient-centred communication
Effective face to face individual health
communication

 Tentukan waktu & tempat – komunikasi berjalan baik tanpa


interupsi
 Salam pada klien &/keluarganya dengan penuh respect.
 Jelaskan komunikasi bersifat confidential
 Bertanya tentang masalah klien & dengarkan dengan penuh
perhatian (apa yang terjadi di masa lalu, dukungan yang
tersedia, bagaimana tentang masalah klien tentang masalah
kesehatan).
Effective face to face individual health
communication

 Berikan informasi secara spesifik, relevan dan akurat.


 Bantu klien & keluarga untuk mengambil keputusan. Gali
alternatif & yakinkan seluruh issue dipertimbangkan. Bantu
pasien & keluarga membuat Plan of Action.
 Jelaskan misunderstanding.
 Yakinkan follow-up.
The competent communicator

Communication competence merujuk pengetahuan &


memahami bagaimana komunikasi berjalan& kemampuan
untuk menggunakan komunikasi secara efektif (Spitzberg &
Cupach, 1989, 2002)

• Thinks critically & mindfully


The competent • Is culturally sensitive
communicator • Is ethical
• Is an effective listener
The competent communicator

The competent • Thinks critically & mindfully


communicator

 Critical thinking is logical thinking, well-reasoned, unbiased,


clear.
 Critical thinking is mindfulness, a state of awareness in
which you’re conscious of your reasons for thinking or
behaving.
The competent communicator

Increase your own mindful-ness (Langer, 1989):


 Create and re-create categories
 Be open to new information & points of view
 Thinks before you act
The competent communicator

The competent
• Is culturally sensitive
communicator
 Communication competence is culture specific, prinsip
efektif komunikasi berbeda dari 1 budaya ke budaya yang
lain.
 Culture berbeda dengan politeness, perbedaan pesan
nonverbal dari ekspresi wajah, touch, silence, colors &
time.
 Pendekatan small group communication & leadership
The competent communicator

The competent • Is ethical


communicator

Terdapat dimensi etik dalam kegiatan interpersonal


komunikasi
The competent communicator

The competent • Is an effective listener


communicator

Gaya/ styles effective listening:


1. Emphatic & objective listening
2. Nonjudgmental & critical listening
3. Surface & depth listening
4. Polite & impolite listening
5. Active & inactive listening
The competent communicator

1. Emphatic & objective listening


 Empathy dibagi (1) thinking empathy; (2) feeling empathy.
Thinking empathy: memahami apa yang disampaikan oleh
individu. Feeling empathy: merasakan apa yang orang lain
rasakan.
 Strategi:
 Fokus pikiran & pesan terkait apa yang disampaiakan pembicara
 Hindari menyinggung pembicaraan
 Hindari untuk mecoba menyelesaikan masalah/ mengevaluasi
situasi
 Dorong pembicara untuk mengekspresikan pembicaraan lebih
lanjut
The competent communicator

2. Nonjudgemnetal & critical listening


 Mendengarkan dengan open-mind & critical-mind
 Strategi:
 Hindari judging hingga kita memahami keseluruhan isi pembicaraan
 Hindari menyaring pesan yang komplek & kenali bias
 Jangang intimidasi menggunakan jargon
The competent communicator

3. Surface & deep listening


 Dorong deep-listening sehingga membantu meningkatan
hubungan yang lebih bermakna
 Strategi:
 Fokus pada pesan verban & non-verbal
 Buat catatan terkait pernyataan yang disampaiakn
pembicara
 Beri respon terhadap perbedaan tingkat makna
The competent communicator

4. Polite & impolite listening


 Strategi:
 Hindari interupsi pembicaraan
 Tunjukkan empathy
 Pertahankan kontak mata
 Beri feedback positif
 Hindari penggunaan HP jika tidak diperlukan (mode
silent/ vibrate/ dll).
 Jika tidak bisa menghindari telepon (bicara dengan lirih
& secukupnya)
The competent communicator

5. Active & inactive listening


 Strategi:
 Parafrase makna yang disampaikan pembicara
 Ekspresikan dalam memahami perasaan pembicara
Ringkasan:
Principles of human
communication

Principles Skill implications


Communication is purposeful Identifikasi tujuan dalam memandu
penyampaiaan pesan verbal& nonverbal.
Communication is transactional Kenali bahwa komunikasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor & elemen untuk memahami
sebuah pesan seeorang
Communication is package of signal Pahami & kenali pesan verbal & non-verbal
dengan jelas untuk memahami makna
Communication is a process of Sesuaikan pesan verbal & non-vernal sesuai
adjustment situasi & individu yang lain.
Communication involves content & Bedakan antara isi pesan ( pembicara &
relationship dimensions pendengar) & hubungan dengan yang lain
Ringkasan:
Principles of human
communication

Principles Skill implications


Communication is ambiguous Gunakan istilah yang jelas, paraphrase ide-ide
yang komplek
Communication is punctuated Lihat alternatif tanda baca ketika mecoba
memahami sudut pandang

Communication is inevitable, Hati-hati terhadap apa yang anda sampaikan,


irreversible & unrepeatable anda tidak dapat menariknya kembali
REFERENSI

 S. Nancy & Amol R. Dongre. Behavior Change Communication: Past,


Present, and Future. 2021
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8281832/
Q&A

Nuzul Qur’aniati, PhD


nuzul-q-a@fkp.unair.ac.id
082132439529
Teori dasar Komunikasi
Keperawatan

Praba Diyan Rachmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Pendahuluan

▪ Kebutuhan pelayanan Kesehatan pada masyarakat yang berkualitas seperti


kenyamanan lingkungan maupun tenaga Kesehatan untuk menunjang proses
penyembuhan
▪ Kenyamanan pelayanan Kesehatan terbentuk pola komunikasi yang baik antara
tanaga Kesehatan dengan pasien
▪ Komunikasi dalam pelayanan Kesehatan merupakan salah satu indicator dalam
pelayanan
▪ Komunikasi perawat dan pasien secara signifikan berhubungan dengan motivasi
pasien untuk sembuh

2
Komunikasi

▪ Komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu Communicatio yang berarti


pemberitahuan atau pertukaran pikiran.
▪ Komunikasi merupakan alat yang efektif untuk mempengaruhi tingkah
laku manusia.
▪ Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan pertukaran
ide,fikiran dan perasaan atau keterangan dalam rangka menciptakan
rasa saling mengerti, saling percaya
4
- Hubungan interpersonal perawat-klien
- Komunikasi yang direncanakan secara sadar oleh perawat
yang bertujuan untuk menyembuhkan
-Hubungan saling membantu

Komunikasi Terapeutik

5
Dasar teori komunikasi terapeutik dalam
keperawatan

▪ Theory of Goal Attainment Imogene


King
▪ Peplau’s Interpersonal Relations
Theory

6
Theory of Goal
Attainment
(Imogene M .King)
Imogene M.King

▪ Lahir 30 Januari 1923


▪ M.S.N Keperawatan th 1857 dari St. Louis
University
▪ Doktor of education th 1961

8
Theory of Goal Attainment

▪ Terdapat tiga sistem interaktif yang penting bagi


keperawatan. Sistem-sistem tersebut adalah sistem
personal, Interpersonal dan sosial
▪ Intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan
pencapaian tujuan keperawatan

9
10
Sistem Personal

▪ Persepsi
▪ Diri
▪ Pertumbuhan dan perkembangan
▪ Citra diri/ body image
▪ Ruang

11
Sistem interpersonal



12
Sistem Sosial

▪ Kekuatan dinamis yang membentuk masyarakatdan lingkungan


▪ Dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme
pengaturan
▪ Terdiri dari: Organisasi, Otoritas, Kekuasaan, Pembuatan
keputusan, Status

13
Transaksi Imogene King

14
Penerapan Teory Imogene King dalam Komunikasi
terapeutik
▪ Untuk dapat membangun komunikasi yg terapeutik, perawat
harus mampu mengubah persepsi, penentuan sikap,
melakukan Tindakan, reaksi dan transaksi
▪ Apabila perawat mampu merubah perilaku pasien 
keberhasilan
▪ Hubungan antara perawat-klien hubungan interpersonal 
untuk suatu tujuan bersama (goal) dalam prosesnya ada
kesepakatan tujuan  Transaksi

15
Penerapan Teory Imogene King dalam Komunikasi
terapeutik

▪ Transaksi  proses interaksi, orang berinteraksi utk


mencapai tujuan  hubungan pertolongan

▪ Kehangatan dan ketulusan, Semua pihak harus bisa


menerima dan menghargai keunikan masing2,
menyatakan dan mengekspresikan perasaan
positif/negatif
16
Terbentuk hubungan interpersonal yang akrab, saling membantu dan
menguatkan

Pada akhirnya pasien dapat mencapai tujuan pribadi (goal) yang realistik

Hubungan terapeutik yang saling membantu juga mempersiapkan kemandirian


pasien
Contoh: kemampuan pasien makan sendiri

17
Peplau’s Interpersonal
Relations Theory
Hildegard E. Peplau

▪ Seorang perawat psikiatri yang mengenalkan konsep


interpersonalnya pada tahun 1952
▪ lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading,
Pennsylvania.
▪ Pada tahun 1931 Peplau lulus dari Hospital School of
Nursing di Pottstown, Pennsylvania. Dari Benningston
University
▪ tahun 1947 ia meraih gelar dalam bidang keperawatan
psikiatri dari Teacher’s College, Colombia, New York. 19
Teori hubungan interpersonal (Hildegard Peplau)

▪ Menurut peplau komunikasi  merupakan proses


interpersonal pasien – perawat
▪ Setiap peran (perawat/pasien) memiliki nilai, budaya, ras, ide2,
keyakinan, pengalaman dan harapan masing2
▪ Proses terapeutik  pasien dan perawat saling menghormati
satu sama lain
▪ Keberhasilan komunikasi tergantung sejauh mana pasien patuh
dan mengikuti instruksi, pesan dan anjuran perawat  proses
 psien menyetujui aturan
20
▪ Model konsep dan teori keperawatan ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar
manusia yang mencakup 4 komponen
sentral, yaitu: 1) Pasien, 2) Perawat, 3)
Ansietas, 4) Proses interpersonal
21
1) Pasien

▪ Pasien adalah subjek yang langsung


dipengaruhi oleh adanya proses
interpersonal. Sistem yang berkembang
terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,
interpersonal, dan kebutuhan serta selalu
berupaya agar dapat memenuhi
kebutuhannya.
22
2) Perawat

▪ Perawat memiliki peranan untuk mengatur


tujuan dan proses interaksi interpersonal
▪ Perawat sebagai mitra kerja, sumber
informasi, pendidik, pemimpin,
wali/pengganti, konselor

23
3) Ansietas

▪ Konsep yang memiliki peranan penting


karena berkaitan langsung dengan kondisi
sakit, dalam keadaan sakit biasanya tingkat
ansietas meningkat.
▪ Perawat harus mengkaji tingkat ansietas
pasien.
▪ Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa
24
kondisi pasien semakin baik.
4) Proses interpersonal

▪ Fase orientasi: dalam fase ini terjadi proses


pengumpulan data dan proses membina hubungan saling
percaya antara perawat dan klien.
▪ Fase identifikasi: dalam fase ini perawat berupaya dapat
memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan
asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan kliennya.

25
4) Proses interpersonal.. lanjutan

• Fase eksplorasi: dalam fase ini perawat membantu


klien dalam memberikan gambaran kondisi klien dan
seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
• Fase resolusi: dalam fase ini klien secara bertahap
membebaskan diri dari ketergantungan dengan tenaga
professional. Ini berarti klien diberi kesempatan untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri berdasarkan
kemampuan yang dimiliki.
26
Aplikasi teory dalam komunikasi keperawatan

▪ Fase Pre interaksi


▪ Fase Permulaan
▪ Fase kerja
▪ Fase terminasi

27
Fase pra interaksi

▪ Sebelum memulai berinteraksi perawat perlu


mempelajari informasi tentang klien
▪ Perawat perlu mempertimbangkan potensial
dan kelemahan diri

28
2) Fase permulaan/ fase orientasi

▪ 1. Entry: Mempersiapkan klien dan membuka hubungan,


perawat memperkenalkan diri, menjelaskan perannya,
membantu klien mengekspresikan tujuan dan alas an
mencari bantuan
▪ 2. Clarification: Menyatakan kembali alasan2 klien
mencari bantuan, teknik: mendengarkan dnegan
perhatian, klarifikasi dan mendiskusikan masalah
masalah klien
29
2) Fase permulaan/ fase orientasi.. lanjutan

▪ Structure: Kontrak yg meliputi: waktu, lokasi,


frekuensi, lama pertemuan, maksud hubungan,
bagaimana menangani hal2 yg bersifat rahasia

30
3. Fase Kerja
▪ Empati : kemampuan mendengar dan ikut merasakan klien
▪ Respect: menghormati, kesediaan, kerelaan dan keinginan
Kerjasama dengan klien
▪ Ketulusan hati
▪ Konkrit: mengarahkan pembicaraan klien supaya lebih konkrit
dan spesifik
▪ Adanya self explanation: klien harus membuat keputusan dan
melakukan kegiatan menjadi lebih efektif

31
4. Fase terminasi

▪ Membuat ringkasan dan mereview proses


▪ Klien dapat menerima fase ini tanpa rasa
cemas dan ketergantungan

32
▪ Komunikasi terapeutik bukan hanya alat untuk
tukar menukar informasi, tetapi hubungan
terapeutik -> bagian dari proses terapi

33
Komunikasi efektif perawat dan klien
▪ Menyimak dengan penuh perhatian
▪ Menunjukkan penerimaan
▪ Mengajukan pertanyaan yg berhubungan
▪ Parafrase
▪ Menjelaskan
▪ Fokus
▪ Observasi tingkah laku saat komunikasi
▪ Memberikan informasi
▪ Mempertahankan ketenangan
▪ Asertif
▪ Penyimpulan
▪ Pemberian pendapat
▪ Berhati hatilah pada: Memberikan penetraman semu, Bersikap defensive,
mengubah subyek pembicaraan dg tidak tepat 34
Trend dan Issue komunikasi keperawatan

▪ Era digitalisasi (Teknologi informasi yang bisa


menjadi kelebihan dan kelemahan)
▪ Kolaborasi perawat dengan nakes lain
▪ Beban kerja perawat

35
Terimakasih
Any questions?

36
BUDAYA DAN
KOMUNIKASI

OLEH:
ILYA KRISNANA
BUDAYA??????
1. Pikiran; akal budi, serta sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sukar diubah (KBBI)
2. Hal yang berkenan dengan cara hidup manusia
3. Semua pengetahuan manusia yang dimanfaatkan untuk
mengetahui dan memahami pengalaman serta lingkungan
yang dialaminya (Parsudi Suparlan)
Ciri-ciri budaya
1. Bersifat kolektif
2. Adaptif
3. Dapat diwarisi
Beberapa Keunikan Budaya
1. Komunikasi dan budaya
2. Penampilan dan pakaian
3. Makanan dan kebiasaan makan
4. Waktu dan kesadaran waktu
5. Penghargaan dan pengakuan
6. Nilai dan norma
7. Kepercayaan dan sikap
8. dst.
Komunikasi???
Proses penyampaian suatu pernyataan dari satu orang ke orang
lain.
Menjaga komunikasi efektif antar budaya
1. Menunda pandangan atas perilaku orang lain yang bersifat
subjektif
2. Berempati dengan mitra bicara
3. Memandang orang lain sebagai individu yang unik
4. Mampu memahami bahasa verbal dan non verbal atas bahasa
yang dimiliki.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
1. Komunikasi antar budaya, misal China dan Portugis
2. Komunikasi antar ras, misal orang kulit putih dengan kulit hitam
3. Komunikasi antar kelompok etnis berbeda, misal orang Amerika keturunan
Italia dengan Amerika keturunan Jerman
4. Komunikasi antara bangsa
5. Komunikasi antar sub kultur misalnya, kaum muda dengan kaum lansia
6. Komunikasi antar kelompok agama
7. Komunikasi antar jenis kelamin yang berbeda
Prinsip komunikasi efektif antar budaya
1. Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia
2. Menghormati budaylain sebagaimana adanya
3. Menghormati hak anggota budaya lain
4. Komunikator lintas budaya yang kompeten belajar
menyenangi hidup dengan budaya lain.
Unsur Budaya dalam Komunikasi
1. Bahasa
2. Sistem teknologi
3. Sistem mata pencaharian
4. Organisasi sosial
5. Sistem religi
6. Sistem pengetahuan
7. Kesenian
3 Hal penting dalam komunikasi antar
Budaya
1. Persepsi
2. Komunikasi verbal
3. Komunikasi non verbal
Komunikasi Non-Verbal
1. Kinestetik= posisi tubuh
2. Okulesik= gerakan mata
3. Haptik = perabaan
4. Proksemik= jarak
5. Kronemik = waktu
6. Appearance = tampilan
7. Posture = cara duduk
8. Simbolisme = warna
dst
Kinestetik
Posture
Proksemik
REFERENSI
• Sumber:
https://mediaindonesia.com/humaniora/531569/pengertian-
budaya-menurut-para-ahli
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
DAN RELATIONSHIP

Dr. Ilya Krisnana, S.Kep.,Ns.,M.Kep


DEFINISI
• Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) adalah
komunikasi yang dilakukan secara tatap muka dan memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung baik
verbal maupun nonverbal (Mulyana, 2014:81).
• Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang berlangsung di
antara dua orang yang mempunyai hubungan yang mantap dan jelas ,
(Joseph A. Devito (2011:252)
1. Melibatkan paling sedikit dua orang
2. Adanya feedback atau umpan balik
3. Tidak harus tatap muka
4. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect
Karakteristik
5. Tidak harus melibatkan atau menggunakan
kata-kata
6. Dipengaruhi oleh konteks
7. Dipengaruhi oleh kegaduhan atau noise
1. Jasmaniah : Fisik, tempat, waktu, cuaca
KONTEKS
?????? 2. Sosial : teman, keluarga, kolega, orang asing
3. Historis : Riwayat komunikasi sebelumnya
4. Psikologis : Suasana Hati, emosi,
ketegangan
5. Kultural : keyakinan, sikap, norma
1. Daya Tarik (Fisik dan
Kepribadian)
Daya Tarik 2. Kedekatan (Proksimitas)
Interpersonal 3. Kesamaan
4. Sifat Saling Melengkapi
(Complementarity)
1.Keluarga
TIPE HUBUNGAN 2.Persahabatan
INTERPERSONAL 3.Pasangan
4.Profesional kerja
Faktor mempengaruhi KI

1. Ekspresi Wajah
2. Komunikasi
3. Kepribadian
4. Stereotyping
Coming together
Bonding announce to the world about their The boy proposes and the girl
relationship agrees to marry him.

Integration
make their relationship as much
closer than before labeled their relationship as
boyfriend and girlfriend
Intensifying
the relationship intensifies and
becomes less formal. The boy asks the girl for
a date.

Experimentation all about exploring to know each


other well which is your favorite food? Or
which is your favorite car?
all about making an
Initiation introduce him selves with a formal greeting – how
impression are you? What is your name?
Coming Apart
The feeling of dislike is often expressed The boy comes up with idea of quitting the
Differentiating
by the partners on their commitment. job and to do something he wanted. The
girl rejects the idea with some reasoning

limit their conversations and will set up started avoiding the conversation on quitting
Circumscribing
boundaries in their communication the job

Stagnation The communication will be more limited. there is a serious communication gap
between the girl and the boy.

the partners intentionally avoid any


One day the boy packs his bags and walks
Avoidance contacts and they will be physically
out of the house
detached

final stage of coming apart. The The boy approaches an advocate for a
Terminating relationship completely terminates divorce
Gangguan pada saluran magnetic radio dari getaran-
Mekanik getaran, sehingga pesan yang disampaikan menjadi
kurang jelas.

Hambatan Komunikasi Gangguan yang sering terjadi pada tahap proses


Interpersonal Semantik komunikasi. Adanya gangguan pada komunikator
karena salah persepsi

Hambatan ini terjadi karena faktor emosi dan


Manusiawi prasangka pribadi, kemampuan atau
ketidakmampuan alat panca indera.
Upaya mengatasi hambatan
• Belajar dan berlatih
• Memperdalam hubungan kemanusiaan
• Menggunakan contoh konkrit
• Memahami system social
• Positif thinking
• Menggunakan Bahasa yang tepat
• Komunikasi dua arah
2023

Therapeutic
Communication-1
Rista Fauziningtyas
2023

Benefits of Effective
Therapeutic Communication

Nurse characteristic

Barriers to Effective
Therapeutic Communication

Key Principles of Therapeutic


Communication

The concept of
communication therapeutic

2
The concept of communication
therapeutic

What is therapeutic communication? Why is it important?

• Komunikasi terapeutik adalah interaksi It helps patients feel heard, respected,


antara profesional kesehatan dan pasien
yang bertujuan membantu mencapai hasil and supported, which ultimately leads
kesehatan yang positif. to better health outcomes and higher
• Komunikasi terapeutik adalah bentuk patient satisfaction.
komunikasi profesional yang didefinisikan
sebagai proses penyampaian informasi
antarpribadi dengan tujuan mencapai
pemahaman dan partisipasi klien.

Presentation Title 3
Contoh kasus
Nn A, seorang mahasiswa keperawatan, dengan penuh keramahan dan
profesionalisme, menyapa pasien, bertanya tentang masalah mereka,
memberikan informasi, dan menghormati keyakinan budaya pasien.
Pasien merasa didengar dan dipahami, sehingga merasa nyaman
untuk berbagi kebutuhan perawatan kesehatan mereka dengan Nn A.

Menurut anda apakah kasus di atas


sudah menggambarkan komunikasi
terapeutik??

4
Realisasi diri, penerimaan diri, peningkatan penghormatan diri

Kemampuan membina hubungan interpersonal yang baik

Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang
realistis.

Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri.

5
Active Listening 🔍 Empathy 😊 Respect 🤝

• Berikan perhatian • Tempatkan diri Anda • Akui martabat,


penuh, dengarkan pada posisi pasien, pilihan, dan nilai
pesannya dengan validasikan budaya pasien tanpa
cermat, dan berikan perasaannya, dan menghakimi.
tanggapan yang tunjukkan pengertian.
sesuai.

6
• Perawat harus mengenal dirinya sendiri

• Komunikasi dilandasi dg sikap saling menerima, saling


percaya dan saling menghargai

• Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik


fisik maupun mental

• Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan


pasien bebas berkembang tanpa rasa takut

• Perawat harus dapat menciptakan suasana yang


memungkinkan pasien memiliki motivasi untuk mengubah
dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah – masalah yang
dihadapi.

• Perawat harus mampu menguasai perasaan sendir

• Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat


mempertahankan konsistensinya
7
• Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik
dan sebaliknya simpati bukan tindakan yang terapeutik.

• Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari


hubungan terapeutik.

• Mampu berperan sebagai role model

• Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap


mengganggu.

• Altruisme untuk mendapatkan kepuasan dengan menolong


orang lain secara manusiawi.

• Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin


mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan
manusia.

• Bertanggung jawab terhadap diri sendiri atas tindakan yang


dilakukan dan orang lain.
8
1. Jujur
2. Menggunakan kata yang singkat dan jelas
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri
perawat sendiri

9
Sikap (kehadiran) secara fisik Sikap (kehadiran) secara psikologis

• Berhadapan • Sikap dalam dimensi respons


• Mempertahankan kontak mata • Sikap dalam dimensi tindakan
• Membungkuk ke arah klien
• Mempertahankan sikap terbuka
• Tetap relaks
• Berjabat tangan

10
Sikap dalam dimensi respons Sikap dalam dimensi tindakan
• Ikhlas: sikap keterbukaan, jujur, tulus, dan berperan aktif • Konfrontasi
dalam hubungan dengan klien, merespons dengan spontan
dan tulus. • Kesegeraan
• Menghargai • Keterbukaan perawat
• Empati • Katarsis emosional: Klien didorong untuk membicarakan
• Konkret: menggunakan kata yang spesifik, dan jelas, untuk hal-hal yang sangat mengganggunya untuk mendapatkan
menghindari keraguan dan ketidakjelasan penyampaian efek terapeutik.

Presentation Title 11
Keterampilan 1.Kepatuhan
1.Kesadaran 1.Pengalaman
Komunikasi 1.Empati Terhadap Etika
Diri dan Pelatihan
Terapeutik Profesional

1.Kepribadian 1.Kondisi 1.Kepuasan


1.Bahasa dan
1.Lingkungan Pasien atau Medis atau Pasien atau
Budaya
Klien Psikologis Klien

1.Tantangan 1.Prejudis atau 1.Keterbatasa


Kompleks Prasangka n Waktu

12
Increased Patient Improved Health Higher Patient
Trust 💖 Outcomes 🤝 Satisfaction 💯

13
Good communication = safe for patient
20XX

14
Q&A
SESSION
Q&A SESSION

20XX 15
OVERVIEW SLIDE

Therapeutic communication Key principles: Karakteristik Perawat


The act of healthcare professionals using specific
strategies to establish trust and therapeutic Active listening, empathy, and respect. ????
relationships with their patients.

Sikap Perawat dalam


Berkomunikasi Barriers Benefit
Fisik dan Psikologis ???? Increased trust, outcome, patient
satisfaction

16
1. Abdul Nasir, et al, Komunikasi dalam keperawatan teori dan aplikasi, (Jakarta: Salemba
2. Medika, 2009)
3. Suciati, Psikologi Komunikasi, ( Yogyakarta: Buku litera, 2015)
4. Open Resources for Nursing (Open RN); Ernstmeyer K, Christman E, editors. Nursing: Mental Health and
Community Concepts [Internet]. Eau Claire (WI): Chippewa Valley Technical College; 2022. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK590040/
5. Alene Burke, RN, MSN. Therapeutic Communication: NCLEX-RN.
https://www.registerednursing.org/nclex/therapeutic-communication/

17
THANK YOU
18
Dr. Rizki Fitryasari, S.Kep.,Ns.,M.Kep
 Sebuah tindakan mengirim dan menerima pesan (messages)
 Komunikasi yang efektif tercapai bila pengirim pesan (sender)
menerima feedback yang diinginkan
 Efektif bila informasi yang dikirimkan ke penerima pesan
(recipient), dan sender memastikan bahwa recipient menerima
pesan tersebut dengan baik
1. Perkembangan
2. Persepsi
3. Nilai
4. Sosial Budaya
5. Emosi
6. Pengetahuan
7. Peran
8. Tatanan Interaksi
LANSIA
DEWASA

REMAJA

ANAK
Ada Banyak Cara:
Memandang
Mengartikan
Menilai
Memutuskan

Diperlukan Keihlasan untuk


Memahami Orang Lain
Persepsi

Jangan Merasa Benar


Sendiri

Hargailah Pandangan
Orang Lain
Seberapa
Genius..nya
Anda ..

Sehingga Anda
merasa tidak
memerlukan
kehadiran orang
lain...
Prinsip Komunikasi
Relevan Buatlah pesan anda sesuai dengan
keadaan
Sederhana Kurangilah ide yang komplek & Berbelit

Definitif Definisikan ide sebelum terlanjur


menerangkan

Struktur Organisasikan pesan, yg dulu, pokok


permasalahan
Pengulangan Ulangilah konsep utama & Penting

Perbandingan Bandingkan ide lama dgn ide baru yg


anda sampaikan
Penekanan Berfokus pada aspek utama dan penting
dari komunikasi
Tujuan Komunikasi Efektif :

1
• Memastikan pesan yg disampaikan benar
dan lengkap
2 • Mengurangi kesalahan persepsi

3 • Tercapainya 5 hal pokok :

• Klien Mendengarkan
• Klien Memahami
• Klien Menyetujui
• Klien Mengambil Tindakan
• Umpan Balik dari Klien
1 • RESPECT

2 •EMPATHY

3 •AUDIBLE

4 •CLARITY

5 •HUMBLE
RESPECT
“Sikap menghargai setiap klien yang menjadi
sasaran Asuhan Keperawatan”

Komunikasi yang dilandasi rasa dan sikap


saling menghargai dan menghormati

kerjasama, sinergi, efektifitas kinerja

sebagai individu maupun tim pemberi


asuhan
EMPATHY
“Kemampuan menempatkan diri kita pada
situasi atau kondisi yang dihadapi oleh klien”

 Kemampuan mendengarkan atau mengerti


terlebih dulu sebelum didengarkan atau
dimengerti oleh orang lain
 Menimbulkan respek atau penghargaan,
membangun kepercayaan
 Pesan akan dapat tersampaikan tanpa ada
halangan psikologis atau penolakan
AUDIBLE
“dapat didengarkan atau dimengerti dengan
baik”

“pesan yang kita sampaikan dapat


didengar/diterima oleh klien dengan baik”

 menggunakan media atau delivery channel


yang sesuai:
 lembar balik, leaflet dan alat peraga (alat
bantu audio visual yang menarik)
CLARITY
“kejelasan dari pesan sehingga tidak menimbulkan
multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang
berlainan dari klien”

 kesalahan penafsiran menimbulkan dampak yang


tidak sederhana (tidak kooperatif, menolak
interaksi, marah)
 Diperlukan keterbukaan / transparansi untuk
menumbuhkan rasa percaya (trust) dari klien
HUMBLE
“sikap rendah hati akan membangun
komunikasi yang efektif dengan klien”

sikap yang penuh melayani (Customer First


Attitude) : sikap menghargai, mau mendengar dan
menerima kritik, tidak sombong, tidak
memandang rendah orang lain, berani mengakui
kesalahan, rela memaafkan, lemah lembut dan
penuh pengendalian diri, serta mengutamakan
kepentingan dan kesembuhan klien yang lebih
besar

hubungan (Nurse – Patient) terapeutik


1 •GERAKAN TUBUH

2 •JARAK

3 •SENTUHAN

4 •DIAM

5 •VOLUME & NADA SUARA


GERAKAN TUBUH
Sikap tubuh, ekspresi wajah dan sikap lain
Misalnya: tersenyum, kontak mata, sedikit membungkuk
pada saat bicara, tidak melipat tangan, tidak menyilangkan
kaki, tidak memasukkan tangan ke kantong

JARAK
Saat berinteraksi:
Jarak intim (50 cm), jarak pribadi (50-120 cm), dan jarak
konsultasi sosial (275-365 cm)
Komunikasi terapeutik pada klien (konsultasi / ruang
tindakan keperawatan)
SENTUHAN
 Digunakan dalam komunikasi terapeutik
 Dilakukan secara tenang (menganalisis kondisi
klien dan respons)
 Tidak tepat untuk situasi, misalnya:
 klien yang penuh curiga dan tidak percaya
kepada orang lain, klien yang merupakan korban
penganiayaan, klien yang budayanya melarang
atau membatasi sentuhan.
 Contoh sentuhan: bersalaman, menepuk
bahu/mengangkat jempol/tepuk tangan untuk
memberikan pujian, memegang tangan pasien
pada saat klien sedih dan menangis
DIAM
“memfasilitasi klien dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaannya”

Misalnya: pada klien isolasi sosial/menarik diri, setelah


perawat mengajukan pertanyaan maka perawat diam
untuk memberi kesempatan pada klien berpikir tentang
jawaban pertanyaan

VOLUME & NADA SUARA


 mempengaruhi penyampaian pesan kepada klien
 pada klien lansia volume: suara tinggi dengan nada rendah

 klien perilaku kekerasan: volume dan nada suara rendah


tetapi tetap tegas
Penerapan Komunikasi Efektif

 TAHAP PRA INTERAKSI


 TAHAP ORIENTASI

 TAHAP KERJA

 TAHAP TERMINASI
TAHAP PRA INTERAKSI
Evaluasi Diri :
 Apa pengetahuan yang saya miliki tentang sakit pasien?
 Apa yang saya ketahui tentang latar belakang sosial
budaya klien?
 Apa yang akan saya ucapkan saat bertemu dengan klien?
 Bagaimana respons saya selanjutnya jika klien diam,
menolak, marah?
 Bagaimana pengalaman interaksi saya dengan klien?
 Apakah ada kegagalan saya berinteraksi dengan klien?
Jika ada, lakukan koreksi dengan cara membaca cara-
cara berhubungan dengan klien, konsultasi dengan tutor,
diskusi dengan teman sekelompok.
 Bagaimana tingkat kecemasan saya?
Jika cemas ringan, laksanakan interaksi, jika cemas
sedang sampai berat, konsultasi dengan tutor dan tunda
kontak dengan klien sampai saudara dapat mengatasi
kecemasan.
...TAHAP PRA INTERAKSI

Penetapan Perkembangan Interaksi :


 Apakah saat ini pertemuan/kontak pertama?
 Apakah pertemuan lanjutan?
 Apa tujuan pertemuan ini? Pengkajian /
observasi / pemantauan / tindakan
keperawatan / terminasi?
 Apa tindakan yang akan saya lakukan?
 Bagaimana cara melakukannya?
TAHAP PRA INTERAKSI
Rencana Interaksi :
 Siapkan rencana percakapan yang akan
dilakukan pada saat berinteraksi dengan pasien
 Tehnik komunikasi apa yang akan digunakan
(kaitkan dengan tujuan melakukan interaksi)
Berhubungan dengan tahapan interaksi yang
akan dilakukan
 Tehnik observasi apa yang perlu saudara
lakukan selama berhubungan dengan pasien
 Apa langkah-langkah tindakan keperawatan
yang akan saudara lakukan sesuaikan dengan
Standar Operasional Prosedur (SOP)
Hari/ Tanggal : ………………….
Waktu : ………………….
Pertemuan Ke - : ………

PROSES KEPERAWATAN

a.Kondisi klien : (Penampilan, pakaian, apa yang dilakukan klien )


………………………………………...................................................................

b.Diagnosa/Mslh Keperawatan : …………………………………………...................

c. Tujuan Khusus : …………………………………………………….................

d. Tindakan keperawatan :
………………………………………………………............................................
………………………………………………………............................................
TAHAP ORIENTASI

 Salam Terapeutik
 Memperkenalkan diri / Berkenalan
 Evaluasi (Kondisi / Keluhan Klien)
 Validasi (Kemampuan klien)
 Menyepakati Kontrak (Topik, Waktu,
Tempat)
PROSES TINDAKAN KEPERAWATAN

ORIENTASI
Salam Terapeutik :
“……………………………………………….......”
Evaluasi (pertemuan sebelumnya)
“…………………………..........................……”
Kontrak :
a. Topik : “………………………………………………..”
b. Waktu : “………………………………………………..”
c. Tempat : “..………………………………………………”
TAHAP KERJA
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat
klien yang terkait erat dengan pelaksanaan
rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai

Tindakan Keperawatan sesuai dengan Standar


Asuhan Keperawatan (SAK ) atau Standar
Operasional Prosedur Tindakan (SOP)
KERJA

“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
“…………………………………………………………………….”
TAHAP TERMINASI
Tahap terminasi merupakan akhir dari setiap
pertemuan perawat dan klien. Terminasi dibagi
dua yaitu:

 Terminasi sementara
“akhir dari tiap pertemuan perawat dan klien,
dimana perawat akan bertemu lagi dengan klien
pada waktu yang telah ditentukan”
misalnya: satu atau dua hari berikutnya
 Terminasi akhir
Terminasi akhir terjadi jika klien dan keluarganya
telah mampu menyelesaikan masalahnya atau
klien KRS
TAHAP TERMINASI
EVALUASI HASIL TINDAKAN :
 Evaluasi subyektif:
 Evaluasi obyektif:

RENCANA TINDAK LANJUT :


 Buat rencana selanjutnya di pertemuan yang
akan datang

KONTRAK YANG AKAN DATANG :


 Topik
 Waktu
 Tempat
TERMINASI
Evaluasi (evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan)
Subjektif : “…………………………………………………..”
Objektif : “…………………………………………………..”

Tindak lanjut (PR untuk klien)


“……………………………………………………………….”

Kontrak yang akan datang :


Topik : “…………………………………………….”
Waktu : “……………………………………….……”
Tempat : “…………………………………………....”
KAMI SIAP MERAWAT DENGAN CARING
Pokok bahasan
 Definisi komunikasi efektif
 Aspek komunikasi efektif
 Hambatan berkomunikasi
 Aspek pelayanan kesehatan berpusat pada
pasien
 Aspek komunikasi efektif & etika komunikasi
 Metode komunikasi efektif
PENDAHULUAN

 Komunikasi adalah proses dinamis yang


terjadi sepanjang waktu
 70% manusia melakukan aktivitas
mengirim & menerima pesan
DEFINISI
Komunikasi efektif adalah sejauh mana komunikator mampu
beriorientasi kepada komunikan.
 Berorientasi maknanya melihat & memahami tingkat akal
budi (decoder & interpreter) yang dimiliki komunikan.
 Hal ini terkait: pemilihan bentuk pesan, makna pesan,
struktur pesan, cara penyajian pesan, penentuan
saluran/media yang perlu dilakukan oleh komunikator
EFEKTIF: mencapai sasaran yang diinginkan (producing desired
result), berdampak menyenangkan (having a pleasant effect),
bersifat actual & nyata (actual & real)
EFEK KOMUNIKASI

Adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator dalam


diri komunikan & dapat dibedakan menjadi
 Efek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) & konatif
(perilaku)
Dapat diukur dengan membandingkan antara pengetahuan,
sikap & tingkah laku sebelum & sesudah komunikan menerima
pesan.
 H=T : komunikasi efektif
 H>T : komunikasi sangat efektif
 H<T : komunikasi tidak/ kurang efektif
ASPEK KOMUNIKASI
EFEKTIF

1. Kejelasan (clarity): Bahasa/informaisi yang


disampaikan harus jelas.
2. Ketepatan (accuracy): Bahasa/informasi yang
disampaiakan harus benar & akurat.
3. Konteks (contex): Bahasa/informasi yang
disampaiakan harus sesuai dengan keadaan &
lingkungan dimana komunikasi itu terjadi.
4. Alur (flow): keruntutan alur Bahasa dan informasi
akan sangat berarti dalam menjalin komunikasi
efektif.
5. Pelajari kultur/budaya/habit/kebiasaan
6. Pahami bahasa
BAHASA: PENGERTIAN

PENGERTIAN
 Arti Luas
Sebagai alat perhubungan yang tidak terbatas kata-kata
saja akan tetapi juga gerak-gerik, mimik, sopan santun
(perbuatan)
 Arti Sempit
Hubungan antara suara dan kata

Oxford Advanced Learner’s Dictionary:


Bahasa adalah system bunyi & kata yang digunakan manusia untuk
mengungkapkan pikiran & perasaaannya (the system of sounds and
words used to express their thoughts & feelings)
FAKTOR: Kelancaran &
Hambatan Berkomunikasi

 Pengetahuan
 Pengalaman
 Intelegensi
 Kepribadian/ Emosi
 Biologis: status kesehatan
 Persepsi/ Values/ Attitudes/ Budaya/ Bahasa
 Gender & Tingkat Perkembangan
 Roles & relationships
 Environment: comfortable surroundings (noise-free,
controlled temperature)
FAKTOR: Kelancaran &
Hambatan Berkomunikasi

 Wrong/ improper decoding of the message


 Kesalahan pemilihan kata; wrong tone
 Wrong timing
 Failure to listen – not listening
 Poor environmental control– noisy environment
ASPEK PELAYANAN
KESEHATAN BERPUSAT PADA
PASIEN

Nurse-patient Centred on patient &


relationship context

Pelayanan Kesehatan
Berpusat pada Pasien

Longitudinal continuity Promote patient


empowerment
STANDAR AGAR KOMUNIKASI
EFEKTIF

Agar proses komunikasi efektif, petugas kesehatan sekurang-


kurangnya melakukan hal sebagai berikut:
 Menjawab pertanyaan pasien mengenai keluhan yang
diderita (COMPLETE)
 Ekspresi & pesan yang diberikan relevan dengan keluhan
pasien (CONCISE)
 Percakapan singkat, jelas dengan Bahasa yang mudah
dipahami klien (CLEAR)
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Memperkuat hubungan (fostering the relationship)


2. Mengumpulkan informasi (gathering information)
3. Memberikan informasi (providing information)
4. Mengambil keputusan (decision making)
5. Merespon emosi (responding the emotion)
6. Memampukan perilaku terkait pengobatan &
perawatan penyakit (enabling disease, care, and
treatment related behaviour)
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

Membangun hubungan
terbuka, jujur,
menghargai pendapat,
privasi, otonomi pasien &
1. mengekpresika
Memperkuat kepedulian & komitmen
hubungan Kontak mata & Empati
(fostering the kepada pasien
relationship) Pendengar yang baik
Berkomunikasi dengan
baik
Memptivasi pasien dapat
melalui penyakit dengan
baik
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

2.Mengumpulkan Menggali informasi


secara lengkap sehingga
informasi mendapatkan deskripsi
(Gathering lengkap gejala yang
Information) dirasakan pasien.
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

Memfasilitasi
pemahaman pasien &
menyediakan informasi.
Memberikan informasi
3. secara keseluruhan yang
Memberikan benar mengenai
informasi keadaan pasien
(providing (beneficence & do no
information) harm).
Tidak perlu menakut-
nakuti/mengancam jika
pasien tidak mengikuti
saran
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

Mempersiapkan
pertimbangan pasien &
memungkinkan
mengambil keputusan
yang tepat yang
4. Mengambil didapatkan dari informasi
keputusan yang disampaikan oleh
(decision pasien.
making) Dalam menyampaikan
informasi, dalam konteks
ETIKA BIOMEDIS,
pasien memiliki hak-hak.
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

Haknya terdiri dari: (1)


Hak atas informasi, (2)
Hak untuk menolak
pengobatan; (3) hak atas
4. Mengambil privasi; (4) hak atas
keputusan catatan medis RS, (5)
(decision keikutsertaan secara
making) sukarela dalam
penelitian
Memotivasi pasien agar
semangat sembuh
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

Tenaga kesehatan
bertanggung jawab menilai
minat & kapasitas pasien
dalam manajemen diri,
5. Merespon memberikan saran
emosi (kebutuhan informasi,
(responding ketrampilan koping, strategi
the emotion) untuk keberhasilan),
membantu pasien untuk
mengoptimalkan otonomi
Melakukan advokasi
ASPEK KOMUNIKASI EFEKTIF

6. Memfasilitasi ekspresi
Memampuka emosional pasien terhadap
n perilaku penyakitnya.
terkait Mengekspresikan empati
pengobatan
penyakit Menyediakan bantuan terkait
(enabling emosi & menilai distress
disease, care psikologi
and Menciptakan hubungan
treatment interpersonal (Nakes-Pasien)
related dengan baik & komunikatif
behaviour)
CORE CONCEPTS PATIENT-
CENTRED COMMUNICATION

Mencapai Memperoleh &


pemaham Memahami pasien memahami
bersama tentang dalan konteks perspektif pasien
masalah pasien & psikososial & (misal:
perawatan yang budayanya yang ide/harapan/kebut
sesuai dengan unik uhan/fungsi/ dll)
nilai-nilai pasien

 Involve patient’s needs, values, and wishes


 It’s associated with improved patient trust & satisfaction
HAMBATAN PELAKSANAAN
PATIENT-CENTRED
COMMUNICATION

Kurangnya waktu petugas kesehatan

Pasien tidak dapat mengutarakan


kekhawatiran mereka sepenuhnya

Negosiasi rencana pengobatan berbasis bukti dengan


pasien. Pengobatan berbasis bukti sesuai dengan data
populasi & mungkin TIDAK mencerminkan kebutuhan &
preferensi masing-masing pasien
PATIENT EXPECTATION

Be Nice
to Me

Make
Me
Better
Don’t Harm
Me
DEVELOPING GOOD
COMMUNICATION SKILLS

Kemampuan berpikir kritis

Pemahaman proses komunikasi &


refleksi pengalaman komunikasi

Rasa ingin tahu & sikap percaya diri


BENTUK KOMUNIKASI

Pertukaran informasi menggunakan


kata-kata yang diucapkan secara oral
dan kata-kata yang dituliskan”
Komunikasi ORAL – secara lisan baik
Verbal tatap muka/ tidak langsung
(telekonferensi)
Komunikasi TERTULIS – tertulis
manual/eletronik – sebagai bukti
tertulis/dokumentasi

Non-verbal Pertukaran informasi tanpa kata-kata


BENTUK KOMUNIKASI

Non-verbal Pertukaran informasi tanpa kata-kata

Kontak mata

Penampilan Gerakan/Bahasa
secara isyarat tubuh waktu
umum bucara

Gaya Postur/sikap
berjalan tubuh

Eskpresi
wajah
HUBUNGAN KOMUNIKASI
VERBAL & NON-VERBAL

Mengulangi (repeating)

Menolak/ memberi makna lain (contradicting)

Melengkapi (complementing)

Menegaskan (accenting)

Menghubungkan & mengatur (relating & regulating)

Menggantikan (substitution)
METODE KOMUNIKASI EFEKTIF

Strategies for enhancing Communication:


A. Attention Skills Both
 The sender & receiver needs to pay attention what is
being told and heard
 Listening and observing is very important
 Positive and respectful attitude. Misal: Fear, Mistrust,
boredom, and lack of interest in the subject ----- impede
communication
METODE KOMUNIKASI EFEKTIF

Strategies for enhancing Communication:


B. Building Rapport
 Matching ourselves with other people
 Mutual attentiveness
 Positivity
 Coordination: feen “in sync”
C. Maintaining eye contact
D. Show empathy
B. How to build RAPPORT

Strategies for building RAPPORT:


1. Check your appearance
2. Remember the basics of good communication
3. Find common ground– use small talk to find something
you share
4. Create share experiences
5. Be empathy: be a good listener, use perceptual position
(Teknik melihat sesuatu dari perspective orang lain),
use your emotional intelligence.
6. Mirror & match
METODE KOMUNIKASI EFEKTIF

Strategies for KOMUNIKASI EFEKTIF:


 Use non-threatening safe topics,
 Talk about shared experiences
 Avoid talking too much about yourself
 Listen to what the other person is saying
 Try to inject a little humor.
 Laughing together creates harmony
KESIMPULAN

 Komunikasi efektif (tepat waktu, akurat, lengkap,


relevan, jelas dipahami penerima pesan) dapat
mengurangi kesalahan, meningkatkan kepuasan &
keselamatan pasien
 RS perlu mengembangkan kebijakan & prosedur
komunikasi efektif
REFERENSI

 S. Nancy & Amol R. Dongre. Behavior Change Communication: Past,


Present, and Future. 2021
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC8281832/
 Referensi lain terkait
Q&A

Nuzul Qur’aniati, PhD


nuzul-q-a@fkp.unair.ac.id
082132439529

Anda mungkin juga menyukai