Anda di halaman 1dari 14

BAB III

METODOLOGI

III.1 Bahan Percobaan


Alat dan bahan dalam penelitian ini tercantum pada Tabel III.1, dan Tabel
III.2.
Tabel III.1 Alat- Alat Keperluan Pembuatan Bioarang Tempurung Kelapa Sebagai
Briket Bioarang dan Karbon Aktif

No Nama Alat Jumlah Kegunaan


Drum bekas
1. diameter 35 cm 1 buah Sebagai alat pirolisis sederhana.
tinggi 43 cm
Thermometer Gun Untuk melihat suhu ketika proses
2. suhu -50⁰C sampai 1 buah pirolisis sederhana dan uji laju
600⁰C pembakaran
Thermometer raksa Untuk melihat suhu ketika uji
3. 1 buah
0⁰C - 130⁰C pendidihan air
Miller Fomac Untuk menghaluskan arang hasil
4. 1 buah
kapasitas 100 gram pirolisis sederhana

Sieve ayakan 50 Untuk menyaring arang setelah


5. 1 buah
mesh dihaluskan sebesar 50 mesh

Untuk menggetarkan sieve


6. Mesin pengayak 1 buah sehingga bahan dapat lolos
saringan
Sebagai alat pengeringan briket
7. Oven Memmert 1 buah bioarang yang telah dicetak.
Mesin Press Sebagai alat press cetak briket
8. Hydraulic 20 Ton 1 buah bioarang.
Sebagai penutup dan pemisah antara
9. Karung bago 1 buah tanah liat dan pelepah pisang.

10. Gelas takar 1 liter Sebagai alat ukur volume suatu bahan
Tabel III.1 Alat- Alat Lanjutan)
Kelapa Sebagai Briket Bioarang dan Karbon Aktif

No Nama Alat Jumlah Kegunaan


Timbangan Analitik
11. Maksimal 100 kg, 1 buah Sebagai alat timbang bahan
ketelitian 0,001 kg
Timbangan Analitik Sebagai alat timbang komposisi
12. 0-300 gram, 1 buah antara bioarang dan perekat, dan uji
ketelitian 0,1 gram kerapatan(density)
Meteran besi, Sebagai alat ukur ketinggian ketika
13. 1 buah
panjang 5 meter uji drop test

Loyang, ukuran 22 Sebagai tempat dibawah ketika uji


14. 1 buah
cm drop test briket bioarang

15. Mistar 30 cm 1 buah Sebagai alat ukur untuk uji density

Sebagai penampung titran Natrium


Buret, kapasitas 50
16 1 buah Thiosulfat 0,1 N ketika uji nilai
mL
angka iodin.
Untuk menguapkan uap air setelah
17. Desikator 1 buah dimasukkan ke dalam oven.
Sebagai reaktor antara bioarang
18. Elenmeyer, 250 mL 6 buah dengan larutan iodin 0,1 N

Gelas beaker 100 Sebagai wadah menimbang padatan


19. 1 buah
mL natrium thiosulfat
Sebagai alat ukur volume untuk
20. Gelas ukur 50 mL 1 buah mengencerkan larutan iodin
Sebagai tempat pembuatan larutan
21. Labu ukur 250 mL 2 buah natrium thosulfat dan iodin 0,1 N
Sebagai alat untuk mengambil
22. Pipet volume 10 mL 1 buah filtrat setelah pemisahan
menggunakan kertas saring
Tempat plastik Sebagai tempat untuk perendaman
23. 1 buah
Kapasitas 650 mL bioarang dengan Na2CO3.
Tabel III.2 Bahan-Bahan Keperluan Pembuatan Bioarang Tempurung Kelapa
Sebagai Briket Bioarang dan Karbon Aktif

No Nama Bahan Jumlah Kegunaan


Besi Hollow
1. ukuran 4 cm x 4cm 4 buah Sebagai alat cetak briket bioarang.
Panjang 7 cm

Besi Hollow
2. ukuran 2cm x 2cm 4 buah Penahan penutup cetakan
Panjang 8 cm
Pelat besi tebal 5
3. mm ukuran 10 cm 1 buah Sebagai penutup atas cetakan
x10 cm
Pelat besi tebal 5
4. mm ukuran 3,5 cm 4 buah Sebagai penekan briket
x 3,5 cm

Pelat besi tebal 3


5. mm ukuran 11,5 4 buah Sebagai corong cetakan
cm x 2 cm
Pelat besi tebal 1
6. mm ukuran 8,5 cm 1 buah Sebagai bawahan cetakan
x 10 cm
Kain saring ukuran Untuk menyaring campuran
7. 1 buah
15 cm x 15 cm bioarang dengan Na2CO3.
Untuk memisahkan antara
Kertas saring
8. 14 buah campuran arang dan iodin dengan
ukuran 4 cm x 4 cm
filtratnya
Indikator kertas pH Untuk mengetahui pH dari
9. 10 buah
universal pencucian menggunakan air kran.

Sebagai penutup proses pirolisis agar


10. Tanah liat 2 kg bebas dari oksigen saat proses
hidrokarbon berlangsung.
Tabel III.2 Bahan- (Lanjutan)
Tempurung Kelapa Sebagai Briket Bioarang dan Karbon Aktif

No Nama Bahan Jumlah Kegunaan


Sebagai penutup proses pirolisis dan
11. Pelepah pisang 10 lembar mencegah udara masuk saat proses
hidrokarbon berlangsung.
Untuk mempermudah api menyala
12. Sabut Kelapa 1 kg pada proses pirolisis.
Untuk pemantik agar api menyala
13. Minyak tanah 3 liter pada proses pirolisis.
Sebagai bahan bakar pembuatan
14. Tempurung kelapa 30 kg bioarang.
Sebagai perekat (binder) pada
15. Molases 1,5 kg bioarang agar mudah dibentuk.
Sebagai perekat (binder) pada
16. Kotoran Sapi 1,5 kg bioarang agar mudah dibentuk.
Sebagai perekat (binder) pada
17. Kotoran Kuda 1,5 kg bioarang agar mudah dibentuk.

18. Na2CO3 5 gram Sebagai aktivator

19. Aquades 1 liter Sebagai pelarut

Bahan utama dari penelitian ini adalah limbah tempurung kelapa diperoleh
dari daerah Kabupaten Magetan. Alat untuk proses pirolisis memiliki ukuran 43
cm x 35 cm disebut juga dengan drum. Skema alat pirolisis sederhana yang akan
digunakan dimodifikasi seperti pada Gambar berikut.

III.2 Skema Rangkaian Alat


Skema rangkaian alat pirolisis sederhana untuk proses hidrokarbon pada
Gambar III.1 dan skema rangkaian alat cetak briket bioarang pada Gambar III.2,
sebagai berikut:
Gambar III.1 Rangkaian Alat Pirolisis Sederhana
Keterangan
1. Tanah liat basah
2. Karung bago
3. Pelepah pisang
4. Tempurung kelapa
5. Sabut kelapa
6. Drum bekas
Skema rangkaian alat hidrolik press dan desain cetakan briket pada Gambar
berikut.

Gambar III.2 Rangkaian Alat Press Hydraulic

Berikut hasil desain cetakan dan penekan briket.

Gambar III.3 Desain Cetakan Briket Tampak Samping

Gambar III.4 Desain Cetakan Briket Tampak Atas


Gambar III.5 Desain Penekan Briket Tampak Samping

Gambar III.6 Desain Penekan Briket Tampak Atas

Desain cetakan briket memiliki kriteria:


1. mudah dibuat,
2. mudah dibersihkan
3. mekanisme mudah
Spesifikasi alat cetak dan penekan briket sebagai berikut.
a. Alat cetak briket
- Bentuk : Balok
- Dimensi : 4 cm x 4 cm x 7 cm
b. Penekan briket
- Bentuk : Balok
- Dimensi luar : 3,8 cm x 3,8 cm x 1 cm
- Dimensi dalam : 2 cm x 2 cm x 9 cm

III.3 Metoda

III.3.1 Pembuatan Bioarang Tempurung Kelapa


Menyiapkan bahan tempurung kelapa sebelum proses karbonisasi dengan
dibersihkan dari sisa serabut kelapa yang masih menempel kemudian dijemur
dibawah sinar matahari hingga kering. Kemudian disiapkan sebanyak 30 kg, dan
dimasukkan kedalam drum bekas dan dilakukan proses pirolisis dengan
pembakaran tempurung kelapa pada suhu 400 - 600oC selama sekitar 2 - 2,5 jam.
Ketika telah mencapai suhu 500oC dan seluruh tempurung sudah terbentuk bara
api didiamkan dalam keadaan tertutup bebas oksigen dengan tanah basah selama 1
hari. Setelah proses selesai pisahkan antara bioarang dan tempurung kelapa yang
belum terkonversi dan melakukan penimbangan. Dilakukan pirolisis kembali
untuk tempurung kelapa yang belum terkonversi hingga terbentuk arang.

III.3.2 Penghalusan dan Pengayakan Bioarang Tempurung Kelapa


Bioarang digiling menggunakan miller selama 1 menit dan dilakukan
pengayakan dengan ayakan ukuran 50 mesh. Bioarang lolos 50 mesh dilakukan
penimbangan dan bioarang tidak lolos 50 mesh akan digiling kembali hingga lolos
50 mesh,

III.3.3 Pengujian Mutu Bioarang Tempurung Kelapa


1. Kadar air
Penetapan kadar air ditentukan dengan metode oven. Cara uji kadar air
briket sesuai dengan SNI-01-1682-1996 sebagai berikut:
Menimbang bahan dengan timbangan analisis sebanyak 2 gram dan
ditempatkan dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya,
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105⁰C hingga dihasilkan
beratnya konstan, dengan standar kadar air arang maksimal 6% (SNI).
Adapun Perhitungan kadar air sebagai berikut:
( ) .............................................................. (1)

Dengan :
a = berat cawan kosong (gram)
b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
c = berat cawan + sampel setelah dioven (gram)
2. Aktivasi Arang Tempurung Kelapa
Arang tempurung kelapa ditimbang sebanyak 50 gram. Menambahkan
aktivator Na2CO3 5% (w/v) kemudian didiamkan selama 4 jam. Arang dicuci
dengan air kran hingga pH netral, kemudian dikeringkan di dalam oven pada
suhu 110oC selama 3 jam, lalu didinginkan dalam desikator.
3. Pengujian Daya Serap Iod
Pengujian arang tempurung kelapa ukuran 50 mesh untuk mengetahui
kapasitas adsorpsi dilakukan pengujian daya serap iod berdasarkan SNI 06-
3730-1995. Proses pengujian dilakukan sebagai berikut.
Sampel arang aktif dioven terlebih dahulu pada suhu 115 5oC selama 1 jam.
Dinginkan pelan-pelan di desikator. Menimbang 0,5 gram sampel dan
dipindahkan ke dalam tempat tertutup. Tambahkan 50 ml larutan iod 0,1 N.
Mengaduk selama 15 menit pada suhu kamar, kemudian disaring. Hasil filtrat
diambil 10 ml ditambahkan amilum 3 tetes hingga berubah menjadi warna
biru tua. Larutan dititrasi dengan natrium thiosulfate 0,1 N hingga warna biru
hilang dengan standar daya serap iod minimal 750 mg/gram.

III.3.4 Pembuatan Briket Bioarang


Proses pembuatan briket bioarang dengan pencampuran bioarang sebanyak
35 gram dan variasi konsentrasi perekat yang digunakan, kemudian adonan
dimasukkan kedalam cetakan briket. Pencetakan dilakukan dengan hidrolik press
pada tekanan sebesar 3,5 ton dan waktu untuk pengepresan selama 10 menit.
Kemudian hasil briket bioarang dikeringkan di dalam oven pada suhu 60oC
selama 24 jam. Dilakukan percobaan pencampuran bioarang dengan variasi
konsentrasi perekat untuk menentukan komposisi perekat yang tepat tersaji pada
Tabel III.3 sebagai berikut:
Tabel III.3 Berbagai Percobaan Perlakuan Proses Pencampuran dengan Variasi
Konsentrasi Perekat

Arang Berat Perekat (gram)


Variasi Briket Tempurung
Kelapa (gram) Molases Kotoran Sapi Kotoran Kuda
86%:14% 35 7 - -
86%:14% 35 - 7 -
86%:14% 35 - - 7
72%:28% 35 14 - -
72%:28% 35 - 14 -
72%:28% 35 - - 14
70%:30% 35 15 - -
70%:30% 35 - 15 -
70%:30% 35 - - 15
40%:60% 35 30 - -
40%:60% 35 - 30 -
40%:60% 35 - - 30

III.3.5 Pengujian Mutu Briket Bioarang


Pengujian untuk briket mengikuti metode dari SNI -06-3730-1995 dan percobaan
(experiment) dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh yang timbul karena
adanya perlakuan tertentu dengan parameter uji sebagai berikut:
1. Kadar air
Penetapan kadar air ditentukan dengan metode oven. Cara uji kadar air
briket sesuai dengan SNI-06-3730-1995 sebagai berikut.
Menimbang bahan dengan timbangan analisis, sebanyak 2 gram dan
ditempatkan dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya,
kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 105⁰C hingga dihasilkan
beratnya konstan. Bahan didinginkan dalam desikator selama 15 menit
sebelum ditimbang. Perhitungan kadar air sebagai berikut:
( )
( ) ...................................................... (1)
( )

keterangan:
a = berat cawan kosong (gram)
b = berat cawan + sampel sebelum dioven (gram)
c = berat cawan + sampel setelah dioven (gram)

2. Kerapatan (Density)
Kerapatan massa briket ditentukan dengan menimbang briket,
mengukur panjang, lebar, dan tinggi briket, serta menghitung volume briket.
Densitas dihitung menggunakan rumus:
ρ = .......................................................................................................... (2)

keterangan:
ρ = densitas (g/cm3)
m = massa (g)
V = Panjang x lebar x tinggi = volume balok (cm3)
(ASTM D2395-17)
3. Drop test
Drop test bertujuan mengetahui kekuatan briket. Briket yang akan
diuji terlebih dahulu diukur massanya. Briket dijatuhkan dari ketinggian 180
cm. Ditimbang sisa briket (bongkahan – bongkahan besar) yang dijatuhkan,.
Prosedur perhitungan berkaitan dengan drop test menggunakan rumus:
Size stability % = (100 x s)/S .................................................................... (3)
Friability % = 100 – size stability ...................................................... (4)
keterangan:
S = berat awal briket sebelum dijatuhkan (gram)
s = berat briket setelah dijatuhkan (gram)
(ASTM D440-49)
4. Laju Pembakaran
Uji laju pembakaran dilakukan dengan cara membakar briket hingga
habis terbakar menjadi abu, kemudian menimbang massa briket yang
terbakar. Lamanya waktu penyalaan dihitung menggunakan stopwatch.
Persamaan yang digunakan untuk mengetahui laju pembakaran sebagai
berikut.
( )
( ) ... (5)
( )

keterangan:
Massa briket yang terbakar = massa briket awal – massa abu (gram)

5. Uji Didih Air


Pengamatan lama waktu untuk memanaskan air 1 liter hingga
mendidih. Uji didih air menggunakan kompor biomassa dengan jumlah bahan
bakar briket sama. Perhitungan waktu dengan stopwatch mulai nyala api
hingga air mendidih.
1. Fabrikasi Alat 2. Persiapan 3. Pengambilan data 4. Pembanding data 5. Pengujian Hasil

1. Perangkaian Alat 1. Pengeringan 1. Pengambilan data operasi 1. Mencari data SNI 1. Uji kadar air arang
pirolisis sederhana Tempurung kelapa. 2. Pengambilan data percobaan untuk pengujian 2. Uji daya serap arang
2. Desain dan 2. Persiapan bahan 2. Membandingkan terhadap iodin
Fabrikasi Alat perekat (binder) Data yang diambil: hasil percobaan 3. Uji kadar air briket
1. Massa bahan masuk pirolisis dengan SNI 4. Uji kerapatan/density
cetak briket molases, kotoran
2. Suhu di dalam dan di luar
sapi, kotoran kuda 5. Uji drop test
reaktor pirolisis
3. Waktu pirolisis sederhana 6. Uji laju pembakaran
4. Massa arang yang dihasilkan 7. Waktu pendidihan air
6. Pengujian arang sebagai
karbon aktif.
7. Pembuatan briket dengan
Konsentrasi variasi
konsentrasi perekat
8. Pengujian briket bioarang

Pengolahan data

Hasil pengolahan Data


1. Nilai analisa kadar air arang
2. Nilai analisa daya serap terhadap iod
3. Nilai analisa kadar air briket
4. Nilai analisa kerapatan/density
5. Nilai analisa drop test
6. Nilai analisa laju pembakaran
7. Nilai analisa waktu didih air
Gambar III.7 Alur kerja Penelitian

Anda mungkin juga menyukai