Anda di halaman 1dari 15

VITRIVIUS VENUSTAS

Kelompok 4
Disusun oleh :
1. Aisah Maharani 2215012060
2. Muhammad Nevlin 2315012015
3. Audrey Maharani 2315012018
4. M. Reza Ashriansyah Azhar 2315012024
5. Maula Azra Feriant 2315012030
6. Maulana Raul A. 2315012045
7. Ricky Ivanza 2315012058
8. Karina Putrie M. 2315012061
9. Muhammad Fachri A. 2315012073
10. Keisya Alicea 2355012001
Dosen Pengampu : 1. Kelik Hendro B, S.T., M.T.

2. Yunita Kesuma, S.T., M. Sc.

Mata Kuliah : Pengantar Arsitektur

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

2023
ii

KATA PENGANTAR

Dalam dunia arsitektur, konsep "venustas" memiliki makna mendalam yang telah
memengaruhi cara kita memandang dan merancang bangunan selama ribuan tahun. Kata
"venustas" adalah salah satu dari tiga prinsip utama dalam arsitektur yang dicetuskan oleh
seorang arsitek Romawi kuno bernama Vitruvius. Prinsip ini mengacu pada keindahan atau
estetika dalam desain bangunan, yang seringkali dianggap sebagai unsur yang sama
pentingnya dengan kekokohan (firmitas) dan kegunaan (utilitas).

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kelik Hendro B,S.T.,M.Sc. Selaku
dosen mata kuliah Pengantar Arsitektur atas bimbingan yang diberikan selama pengerjaan
tugas makalah ini. Tidak lupa pula kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah in dapat terselesaikan dengan baik dan tepatwaktu.

Dalam makalah ini, kita akan menjelajahi konsep venustas yang diungkapkan oleh
Vitruvius dan melihat bagaimana prinsip ini tetap relevan dalam arsitektur modern. Kita
akan memahami pengaruhnya terhadap bentuk dan fungsi bangunan, serta bagaimana
arsitek masa kini menginterpretasikan dan menerapkan venustas dalam desain mereka.

Selain itu, kita akan mengeksplorasi bagaimana venustas tidak hanya berkaitan
dengan aspek visual, tetapi juga mencakup elemen-elemen seperti konteks budaya, nilai-
nilai sosial, dan perkembangan teknologi. Melalui pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep venustas, kita dapat merenungkan peran penting estetika dalam
menciptakan lingkungan yang memengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

Makalah ini akan membawa kita dalam perjalanan yang menggali sejarah venustas,
mengaitkannya dengan perkembangan arsitektur masa kini, dan mempertimbangkan
implikasinya terhadap masa depan desain bangunan. Semoga makalah ini memberikan
wawasan yang menarik dan memperkaya pemahaman kita tentang konsep penting ini
dalam dunia arsitektur.
iii

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN.......................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.....................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
II. KAJIAN TEORI..........................................................................................................................3
2.1 Pengantar Teori Vitruvius............................................................................................................3
2.2 Pengertian Venustas....................................................................................................................3
2.3 Venustas dalam Sebuah Bangunan..............................................................................................4
2.4 Ciri-ciri Bangunan Venustas.........................................................................................................5
2.5 Contoh Penerapan Venustas pada Bangunan..............................................................................7
2.6 Penerapan Venustas dalam Pendekatan Arsitektur Vernakular..................................................8
III. KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................11
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Arsitektur secara etimologi berasal dari bahasa Yunani Kuno “arkhitekton”, yang berarti
pembangunan utama (chief builder) arsitektur merupakan seni dan ilmu merancang serta
membuat konstruksi bangunan. Arsitektur Menurut Marcus Pollio Vitruvius, arsitektur
adalah kesatuan dari kekuatan/kekokohan (firmitas), keindahan (venustas), dan
kegunaan/fungsi (utilitas). Menurut Francis DK Ching (1979) arsitektur membentuk suatu
tautan yang mempersatukan ruang, bentuk, teknik dan fungsi Arsitektur pada intinya
adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. yang merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan mulai dari perencanaan kota, arsitektur lanskap,serta desain-desain
bangunan, perabot dan produk.
Berdasarkan perkembangannya, proses merancang bangunan dalam arsitektur terbentuk
berdasarkan “Utilitas” (berfungsi sesuai kebutuhan penggunanya). Selain itu, ada aspek
“Firmitas” atau Solidaritas. Firmitas berhubungan dengan ketahanan bangunan ketika
sudah difungsikan. Selanjutnya yang perlu diterapkan dalam sebuah karya arsitektur adalah
“Venustas” atau Keindahan. Venustas sendiri memiliki arti aspek keindahan. Venustas
mempelajari bagaimana menciptakan sebuah komposisi, warna, bentuk, proporsi, skala,
tekstur, dan wujud visual sebuah bangunan supaya enak dilihat dan indah.
Zaman sekarang, sebagian masyarakat Indonesia masih mengesampingkan pentingnya
unsur venustas atau keindahan dalam suatu bangunan. Hal ini disebabkan karena sebagian
masyarakat hanya mengutamakan fungsi dan kebutuhan dalam membangun bangunan. Hal
ini disebabkan karena mereka beranggapan bahwa membangun dengan unsur venustas
cenderung menghasilkan biaya yang lebih besar.

1.2 Identifikasi Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah kali ini antara lain,

1. Apa yang dimaksud teori Vitrivius?


2. Apa yang dimaksud dengan Venustas?
3. Apa yang menyebabkan Venustas penting dalam sebuah bangunan?
4. Apa saja ciri Venustas?
5. Contoh bangunan yang menggunakan unsur Venustas?
6. Bagaimana penerapan venustas dalam pendekatan arsitektur vernakular?
2

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari rumusan masalah yaitu,

1. Untuk memahami teori Vitruvius.


2. Agar kita memahami teori Venustas.
3. Untuk mengetahui peran venustas dalam sebuah bangunan.
4. Untuk lebih mengetahui ciri-ciri venustas.
5. Untuk mengetahui peran venustas dalam sebuah bangunan.
6. Untuk mengetahui penerapan venustas dalam pendekatan arsitektur vernakular.
3

II. KAJIAN TEORI

2.1 Pengantar Teori Vitruvius

Masa berubah, dunia berubah dan manusia ikut berubah didalamnya. Ketiga hal tersebut
saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Waktu pasti berubah selanjutnya tinggal duni
dan manusia yang saling mempengaruhi untuk membuat perubahan. Manusia berfikir
mengatasi keadaannya sehingga mampu merubah dunia, begitu juga sebaliknya dunia yang
berubah memaksa manusia untuk berubah. Dalam ranah desain perubahan adalah sesuatu
yang sangat penting, dimana desainer selalu dituntut untuk senantiasa melahirkan
kebaruan. Dalam setiap bidang ilmu memiliki teori. Di bidang desain ada satu teori yang
cukup tua dan bersifat mendasar yaitu Teori Vitruvius (15 SM). Teori Viutruvius
mengemukakan tentang 3 aspek yaitu Utilitas (aspek fungsi), Firmitas (Aspek Kekokohan
dan system), dan Venustas (Aspek Keindahan ). Dimana dalam pembahasannya kuat
berada dalam ranah kebutuhan dasar (basic needs) dari sebuah desain. Teori Vitruvius
dikemukakan oleh Marcus Vitruvius Pollio. Ia adalah arsitek pertama, tetapi lebih
dipandang sebagai arsitek Romawi. Vitruvius juga menjelaskan bahwa arsitek harus fasih
dalam menggambar, geometri, optika (pencahayaan), sejarah, filsafat, musik, teater, dan
hukum.

2.2 Pengertian Venustas

Venustas adalah satu komponen dalam teori tentang lingkup Arsitektur oleh Vitruvius.
Uraian tentang venustas meliputi banyak teori. Mengingat Venustas atau keindahan ini
dapat bersifat sangat subyektif, dapat menjadi keindahan formal, keindahan menurut
budaya atau keindahan yang bersifat seni.

Dalam kajian keindahan menurut Arsitektur, yang dimaksud dengan keindahan formal
adalah keindahan yang bisa diterima oleh masyarakat pada satu masa. Keindahan budaya
adalah keindahan yang terjadi kesepakatan satu kaum yang terjadinya karena berhubungan
dengan ritual atau kepercayaan tertentu. sedangkan keindahan seni sangat bersifat
subyektif dan tergantung pada konsep yang ingin dicapai.
4

Dalam kajian Arsitektur, keindahan sangat berhubungan dengan masa atau zaman dimana
keindahan tersebut dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik, pengamat dan
penikmat. Berhubungan dengan masa adalah disebabkan selera masyarakat dalam
menanggapi keindahan itu sendiri. keindahan dalam masa tersebut dapat disebut dengan
mode atau style. Sehingga sebenarnya dalam Arsitekturpun tidak ada keindahan yang
mutlak. Keindahan menurut Budaya, dalam Arsitektur lebih bersifat mutlak, disebabkan
untuk berbuat keindahannya, memiliki aturan-aturan baku yang tidak boleh dilanggar, baik
dalam menata massa bangunan, ruang, warna sampai pada ornamen pengisi.

2.3 Venustas dalam Sebuah Bangunan

Dalam membangun sebuah bangunan ada beberapa unsur yang harus diperhatikan. Salah
satunya adalah venustas. Keindahan perlu diperhatikan pada bangunan agar bangunan
tidak terkesan kaku dan monoton.

Selain venustas, masih banyak teori-teori lain mengenai apa yang membuat suatu
bangunan dikatakan “indah” dan juga ‘keindahan’ itu erat kaitannya dengan subjektifitas.
Aspek ini lah yang membedakan seorang arsitek dengan kontraktor atau konsultan struktur.

Vitruvius berpikir bahwa gagasan tentang keindahan yang tak lekang oleh waktu dapat
dipelajari dari 'kebenaran alam', bahwa rancangan alam didasarkan pada hukum universal
tentang proporsi dan simetri.

Keindahan memiliki peran yang tak dapat dianggap enteng, terutama dalam menciptakan
keseluruhan estetika bangunan. Hal ini dapat dicapai melalui beberapa faktor:

• Pengaturan visual secara keseluruhan

• Poin fokus dalam struktur bangunan

• Penampilan eksterior

• Beragam ornamen dan motif.

Semua faktor ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan harmoni dalam bentuk dan
penampilan bangunan, yang dapat dirasakan dan dinikmati oleh pengamat dengan mata
telanjang.
5

Meskipun keindahan berperan penting, ia tetap terkait erat dengan fungsi dan kekuatan
bangunan. Oleh karena itu, perlu adanya integrasi yang seimbang antara keindahan dan
aspek utilitas serta kekuatan, sehingga dapat mencapai keragaman dalam
kesatuan akhir bangunan.

Akan tetapi faktor keindahan tidak dapat dipisahkan begitu saja, lepas dari sosok fungsi
dan kekuatan. Sehingga perlu kesatuan suatu bangunan yang saling mendukung dan tidak
saling melemahkan. Dan pada akhirnya didapatkan keanekaragaman dalam kesatuan.

Venustas dalam sebuah bangunan merupakan unsur penting, jika dilihat dari pendekatan
psikologis. Dalam pendekatan psikologis sikap manusia dipengaruhi oleh desain arsitektur
interior melalui berbagai aspek. Setiap seseorang menerima, memahami dan merespon
dengan cara yang berbeda, ini disebabkan oleh adanya perbedaan fisik dan psikologis serta
perbedaan dalam hal pengalaman pribadi. Dalam psikologis manusia diperlukan unsur
yang memenuhi kondisi psikologis seseorang karena berperan penting dalam kepuasan
emosional pengguna dan penghuni dalam hal arsitektur dan arsitektur interior karena
terkait langsung dengan kesenangan jiwa manusia. Estetika ditentukan oleh setiap individu,
setiap keluarga, setiap kelompok dan setiap masyarakat.

2.4 Ciri-ciri Bangunan Venustas

Dalam teori vitrivius yang sudah dijabarkan, salah satunya venustas dalam teorinya dapat
disimpulkan bahwa teori venustas terdapat ciri ciri yaitu :
1. Bentuk
6

2. Cahaya

3. Tekstur

4. Warna

5. Ornamen
7

6. Akustik

Dalam penerapannya tentu harus mempertimbangkan dari segi prinsip arsitektur itu sendiri
yaitu Proporsi, Irama, Komposisi, Keseimbangan, Point of Interest, Skala dan Kesatuan.
2.5 Contoh Penerapan Venustas pada Bangunan

Hampir semua bangunan menerapkan unsur venustas dalam pembangunannya. Unsur


Venustas juga dapat menjadi ciri khas pada bangunanitu sendiri. Unsur venustas kerap kali
diterapkan di bangunan bersejarah

https://shorturl.at/dftKZ Puro Mangkunegaran.

Salah satunya adalah bangunan bersejarah di Indonesisa, yaitu Puro Mangkunegaran.


Istana ini terletak di Solo, Jawa Tengah, dan merupakan contoh arsitektur keraton yang
indah. Istana ini memiliki detail ornamen yang kaya dan menggambarkan keindahan seni
Jawa. Selain bangunan bersejarah, unsur venustas juga diterapkan pada tempat ibadah.

https://shorturl.at/akQ37 Masjid Al-Jabbar


8

Contoh penerapan unsur venustas dalam tempat ibadah adalah Masjid Al-Jabbar di
Bandung. Arsitektur Masjid Raya Al Jabbar dirancang dari perpaduan arsitektur modern
kontemporer dengan aksentuasi masjid Turki yang dihiasi seni dekoratif khas Jawa Barat.
Bangunan utama masjid tidak memisahkan dinding, atap, dan kubah, melainkan hasil
peleburan ketiganya menjadi satu bentuk setengah bola raksasa.

Ketiga sisi bangunan masjid dikelilingi sebuah danau besar yang, ibarat cermin,
merefleksikan masjid menjadi berbentuk bulat utuh. Pada malam hari, kerlip tata cahaya
menambah keindahan masjid. Selain keindahan, danau memiliki fungsi penting lain;
sebagai retensi banjir sekaligus penyimpan air. Semua hal tersebut memang direncanakan
dengan sangat seksama oleh sang arsitek, Mochamad Ridwan Kamil.

2.6 Penerapan Venustas dalam Pendekatan Arsitektur Vernakular

Indonesia salah satu negara yang memiliki beragam adat dan budaya. Sehingga terdapat
beragam rumah adat di setiap daerahnya. Pada rumah adat ini terdapat unsur venustas yang
menjadikan ciri khas dari setiap rumah adat itu sendiri. Pada makalah kali ini kami ingin
membahas Penerapan Venustas pada Bangunan Vernakular.

Lampung adalah provinsi yang terletak di ujung pulau sumatera sekaligus menjadi gerbang
masuk ke pulau sumatera. Lampung memiliki ciri khas dengan menara siger yang
berwarna emas. siger adalah mahkota yang dipakai oleh mempelai wanita dalam
pernikahan. Di Lampung terdapat suatu bangunan yang berbentuk siger. Bangunan tersebut
dinamakan sebagai Menara Siger. Menara Siger adalah menara yang juga menjadi titik nol
Sumatra.

Menara Siger dirancang oleh Ir. H. Anshori Djausal M.T, seorang arsitek ternama. Ir. H.
Anshori memberi rancang bangun yang unik, yaitu tujuh pucuh di atas menara. Konon,
angka tujuh itu melambangkan tujuh gunung di mana nenek moyang orang Lampung
berasal. Hal itulah yang menjadi unsur keindahan dan ciri khas dari menara siger.
Warnanya yang berwarna emas dan bentuknya yang persis seperti siger menjadikan
menara siger ini menggambarkan bentuk identitas provinsi lampung.Tata letak menara
siger yang strategis juga menambah nilai keindahan dari Menara Siger itu sendiri. Terlebih
sajian pemandangan cakrawala dari Teluk Lampung dan Selat Sunda.
9

https://id.wikipedia.org/wiki/Menara_Siger Menara Siger


10

III. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Makalah ini membahas konsep Venustas dalam arsitektur, yang mencakup keindahan
dalam desain bangunan. Konsep ini merupakan salah satu dari tiga prinsip utama dalam
arsitektur yang dicetuskan oleh Vitruvius, bersama dengan kekokohan (firmitas) dan
kegunaan (utilitas). Konsep Venustas diperjelas sebagai aspek keindahan formal, budaya,
dan seni dalam arsitektur. Dalam penelitian ini, kami mengidentifikasi pentingnya unsur
Venustas dalam sebuah bangunan. Keindahan ini tidak hanya berkaitan dengan aspek
visual, tetapi juga dengan konteks budaya, nilai-nilai sosial, dan perkembangan teknologi.
Beberapa ciri Venustas yang dijelaskan mencakup bentuk, cahaya, tekstur, warna,
ornament, dan akustik.

Kami memberikan contoh penerapan Venustas pada bangunan bersejarah dan tempat
ibadah, seperti Puro Mangkunegaran di Solo dan Masjid Al-Jabbar di Bandung. Ini adalah
contoh bagaimana unsur Venustas dapat menciptakan bangunan yang indah dan berkesan.
Selain itu, kami juga memahami bahwa keindahan dalam arsitektur sangat bergantung pada
zaman dan selera masyarakat. Venustas dalam arsitektur bisa bersifat subyektif, dan
berbeda-beda pada setiap masa. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang konsep Venustas dalam arsitektur, dari teori Vitruvius hingga
penerapannya dalam bangunan-bangunan kontemporer.

3.2 Saran

Makalah ini kami berikan sangat lengkap dan informatif mengenai konsep Venustas dalam
arsitektur. Ini adalah panduan yang bagus untuk memahami teori Vitruvius dan pentingnya
unsur Venustas dalam desain bangunan. Satu saran yang dapat kami berikan adalah
memperhatikan tata bahasa dan ejaan. Pastikan bahwa semua kata-kata dieja dengan benar
dan kalimat-kalimatnya mudah dipahami. Selain itu, Anda mungkin ingin
mempertimbangkan untuk memberikan lebih banyak contoh konkret tentang bagaimana
Venustas diterapkan dalam desain bangunan modern atau kontemporer. Terima kasih atas
upaya Anda dalam menyusun makalah ini, semoga bermanfaat bagi pembaca dan
pengguna arsitektur.
11

DAFTAR PUSTAKA

Selasa, 10 Oktober 2023

Soedarwanto, H. (2018). Teori Vitruvius Vs Teori Sir Henry Wotton dalam Desain
Produk. Narada, 5(2), 291086.

https://media.neliti.com/media/publications/291086-teori-vitruvius-vs-teori-sir-henry-
wotto-e8fbb4d4.pdf pukul 10.55

Ririndina, (2011). Teori Vitrivius – Venustas.

https://ririndina.wordpress.com/2011/11/07/teori-vitruvius-venustas/ pukul 11.35

Dee, (2022). Menara Siger, Ikon Provinsi Lampung.

https://www.hotelmurah.com/ceritawisata/menara-siger/ pukul 19.01

Ridwan Hasyimi, (2022). Memukau! Masjid Raya Al Jabbar Ternyata Membawa Identitas
Tata Sunda, Ini Penjelasannya.

https://jabar.kabarinspirasi.com/jabar/pr-7966367902/memukau-masjid-raya-al-
jabbar-ternyata-membawa-identitas-tatar-sunda-ini-penjelasannya pukul 19.05

Wahyu Prakoso, (2022). Cantiknya Taman Baru di Pura Mengkunegaran Solo, bakal
Dibuka untuk Umum Lo.

https://soloraya.solopos.com/cantiknya-taman-baru-di-pura-mangkunegaran-solo-
bakal-dibuka-untuk-umum-lo-1466548 pukul 19.06

Titis S. Pitana dan Maya Andria Nirawati, (2020). Prinsip Design Arsitektur Modern Dari
Vitruvius.

https://spada.uns.ac.id/pluginfile.php/260220/mod_resource/content/1/PRINSIP
%20DESIGN%20VITRUVIUS.pdf pukul 19.07

(2019). Firmitas, Utilitas, Venustas.

https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-ARC101-ARS101-Slide-04.pdf pukul 19.11


12

Minggu 8 Oktober 2023

YULFANI, A. A. (2022). SENTRA BATIK DI MASARAN SRAGEN (Doctoral dissertation,


Unika Soegijapranata Semarang).

http://repository.unika.ac.id/29731/6/17.A1.0135-ANDRUYA%20ANGGIE
%20YULFANI_BAB%20V_1.pdf pukul 15.55

Anda mungkin juga menyukai