Anda di halaman 1dari 2

‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح مِن الَّرِح ْيِم‬

BAHASA INDONESIA
AISYAH FARHANA FIRSTA (01)
XII-MIPA-A

BAB 4
MENULIS CERITA SEJARAH

Mengapa Shalat Idul fitri Di Pondok Pesantren


Ma’had Al-Zaytun Menggegerkan Warganet?

Orientasi:
Ma’had Al-Zaytun atau biasa juga disebut Pondok Pesantren Al-Zaytun adalah sebuah
pondok pesantren yang terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu,
Jawa Barat. Pesantren ini merupakan usaha dari Yayasan Pesantren Indonesia, yang memulai
pembangunannya pada 13 Agustus 1996. Al‐Zaytun adalah milik umat islam bangsa Indonesia
dan umat bangsa lain di dunia, timbul dari umat, oleh umat, dan diperuntukkan bagi umat.
Pembukaan awal pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 1 Juli 1999, dan peresmian secara
umum dilakukan pada 27 Agustus oleh Presidan RI ketiga, Prof.Dr.Ing. B.J. Habibie.
Pondok pesantren yang disebut oleh The Washington Times (29 Agustus 2005) sebagai
pesantren terbesar se-Asia Tenggara ("the largest Islamic madrasah in Southeast Asia") ini
berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektar. Tercatat pada tahun 2011 telah ada sekitar 7.000 santri
yang menimba ilmu di pesantren ini. Santri ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia serta
luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, Timor Leste, dan Afrika Selatan. Pesantren ini juga
dikenal terutama karena berbagai kontroversi yang dilakukan oleh pimpinannya, Panji Gumilang,
dan keterkaitan antara pesantren ini dengan gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Urutan Peristiwa:
Pada awal tahun 2023, beredar sebuah unggahan video yang memperlihatkan Panji
Gumilang beserta otoritas Ma'had Al-Zaytun yang sedang melaksanakan salat ʿid untuk Hari
Raya Idulfitri 1444 H. Dalam video itu, terlihat shaf salat wanita bercampur dengan laki-laki,
yang berbeda dengan tata cara salat Muslim kebanyakan. Bahkan, dikabarkan ada satu orang non-
Muslim yang ikut salat dalam barisan shaf tersebut. Sementara itu, pimpinan pondok, Panji
Gumilang beralasan bahwa shaf salat yang tidak rapat terkait dengan perintah melapangkan
tempat duduk dalam majelis yang menurutnya dicantumkan di dalam Al-Qur'an, sementara non-
Muslim tersebut diperbolehkan ikut salat dengan dalih toleransi. Adapun perempuan yang terlihat
di shaf depan adalah istri Panji sendiri. Panji mengatakan bahwa alasan istrinya berada di shaf
depan adalah untuk menunjukkan bahwa Islam memuliakan wanita.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) wilayah Indramayu, K.H. Satori, menyebutkan bahwa
para ulama Indramayu sendiri tidak mengetahui mazhab apa yang dianut oleh Al-Zaytun. Lebih
lanjut, ia menyatakan bahwa tidak ada transparasi yang diterima MUI mengenai ajaran pondok
pesantren ini. Sementara itu, Panji Gumilang dikatakan telah menyebut dirinya (juga pondok
pesantrennya) sebagai penganut "mazhab Soekarno", berbeda dari Muslim kebanyakan yang
menganut empat mazhab (Hanafi, Maliki, Hanbali, dan Syafi'i). Mubalig Indonesia, Adi
Hidayat mengeklaim bahwa hal ini termasuk bid'ah dalam Islam, sementara ahli fikih
Muhammad Shiddiq al-Jawi menyatakan bahwa Soekarno, Presiden pertama Indonesia, bukanlah
seorang ahli fikih; sehingga tidak mungkin untuk mendeklarasikan diri sebagai pengikut mazhab
Soekarno. Berkaitan dengan kontroversi salat ʿĪd, MUI dan Kementerian Agama Republik
Indonesia mengeklaim bahwa salat ʿĪd tersebut tetap sah, namun hukumnya makruh.
Pada 15 Juni 2023, sekelompok massa yang mengatasnamakan "Forum Indramayu Menggugat"
melakukan aksi demonstrasi di pintu masuk pondok pesantren Al-Zaytun. Aksi demonstrasi ini
dilatarbelakangi oleh pihak Ma'had yang dikabarkan memperbolehkan hubungan seks bebas
(yang dalam Islam disebut sebagai zina dan telah dilarang oleh ajaran Islam) dengan syarat
menebusnya dengan uang sebesar 2 juta Rupiah. Hal ini juga telah memicu kontroversi baru pada
awal pertengahan tahun 2023, di mana sejumlah ulama terkemuka Indonesia, termasuk Buya
Yahya, Abdul Somad, dan Rizieq Shihab, mengeklaim bahwa Al-Zaytun mengajarkan ajaran
sesat kepada murid-muridnya dan bahkan meminta penutupan pondok pesantren ini.

Reorientasi:
Berdasarkan urutan peristiwa terjadinya viral shalat idul fitri di pondok pesantren Al-
Zaytun, pihak pondok pesantren ini memberikan penjelasan bahwa dalam barisan saf shalat itu
Islam tidak melarang pelaksaan salat berjarak, justru dianjurkan memberikan ruang agar jangan
berdesak-desakan, penjelasan ini mereka mengambil dari dasar hukum Al Quran Surat Al-
Mujadalah ayat 11 yang artinya, 'Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu
berilah kelapangan di dalam majelis-majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu.
Terkait bercampurnya jemaah rijal dan nisa, pihak Mahad Al-Zaytun menjelaskan bahwa
hal itu sebagai bentuk pemuliaan terhadap perempuan dan apakah salah, saya memuliakan
perempuan? Salat Ied itu sunah. Kenapa yang sunah harus dipermasalahkan? Dan sesosok rijal
non muslim di barisan depan saf shalat merupakan penghormatan kemanusiaan.

‫َهَذ ا َو ُهَّللا َيْر َع اَنا َو َيْح َفُظَنا َو اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َرِّب اْلَعاَلِم ْيَن‬

Anda mungkin juga menyukai