Anda di halaman 1dari 4

NAMA : WINDA SARI

NIM : 858427698
JAWABAN !

1. Lickona (1991) mengungkapkan bahwa diperlukan 3 proses pembinaan untuk mendidik


moral anak sampai pada tingkatan moral action yaitu pengetahuan tentang moral (moral
knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan tindakan moral (moral action),
menurut Lickona ketiganya harus dikembangkan secara terintegrasi dan seimbang dengan
harapan dapat mengembangkan potensi anak secara optimal baik dari asepek kecerdasan
intelektual, kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, yang benar dan
yang salah, dan menetukan mana yang bermanfaat.

2. PENGERTIAN DISONANSI DAN RESONANSI

Istilah disa dipakai dalam dunia pendidikan, khususnya yang terkait dengan pendidikan
nilai norma, dan moral Selain istilah tersebut, Anda akan mengenal istilah Kedua istilah
tersebut secara sepintas terlihat kontradiktif. Namun, kedua istilah tersebut sebenarnya
merupakan pasangan istilah yang saling melengkapi. Disa menekankan pada pengurangan
penurunan gema atau getar ajaran nilai, norma, dan moral yang ada pada diri seseorang
Sementara itu, resonami justru mengukuhkan menekankan adanya gema atau getar nilai,
norma, dan moral yang telah diketahui seseorang dan proses pendidikan sebelumnya

3. STRATEGI PENGEMBANGAN MORAL PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN (TK B)

Strategi pengembangan moral bags anak usia 5-6 tahun pada prinsipnya sama dengan
strategi pada anak TK A Namun, kualitas isi dari setiap strateg mulah yang perlu
dongkakan Hal itu beralasan bahwa anak usia 5-6 tahun telah memiliki kemamp
kamadinan yang cukup baik dan telah mampu bermain kolaboratif

Secara prinsip, strategi yang dikembangkan untuk anak usia 5-6 tahun sebagai

1 Menyiapkan berbagai kegiatan yang manipu menstimulasi kerja sama, toleransi, dan
saling setia kawan

Menyiapkan media pendukung yang memungkinkan anak dapat bekerja sama 3


Membawa anak ke dalam situasi nyata (real time) untuk mengenalkan pendidikan mal
(field rip), seperti ke panti asuhan dan panti jompo

4 Menyusun program kepemimpinan kelompok sebagai landasan penanaman sikap


leadership dan tanggung jawab dalam menyelesaikan tugas

4. KOMPETENSI PERKEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA


1. Anak 3-4 tahun

Anak mampu meniru dan mengucapkan bacaan doa lagu-lagu keagama dan gerakan
beribadah secara sederhana serta mulai berperilaku baik atau sopan

2. Anak 5-6 tahun

Anak mampu mengucapkan bacaan doa/lagu-lagu keagamaan, meninkas gerakan


beribadah mengikuti aturan, serta mampu belajar berperilaku baik dan sopan bila
diingatkan.
Indikator

3-4 tahun

Mengikut bacaan doa berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan

Menirukan lagu-lagu keagamaan

Menirukan sikap berdoa

Menina gerakan ibadah yang sederhana

Menyebut contoh ciptaan Tuhan secara sederhana, seperti kucing atau anjing

Menyayangi ciptaan Tuhan, seperti memberi makan binatang peliharaan

Mau menolong teman

Menunjukkan empati dan perhatian terhadap orang lain (teman sebaya)

Mengucapkan salam, terima kasih, minta tolong, dan minta maaf secara sederhana, Mau
menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah

Asai 5-6 tahun

Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan

Memimpin doa

Menyanyikan lagu-lagu keagamaan yang sederhana

Menyebutkan tempat-tempat ibadah

Melaksanakan gerakan ibadah secara sederhana, tetapi masih perlu bimbingan


Menyebutkan hari-hari besar agama.

Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan, misalnya manusia, bumi, langit, tanaman, dan


hewan.

Menyiram tanaman dan members makan binatang

Mau menolong teman

Menghargai teman

Mau membagi miliknya, misalnya makanan, mainan, dan sebagainya

Meminjamkan miliknya dengan senang hati

Bersikap ramah

Meminta tolong dengan baik.

Mengucapkan salam.

Berterima kasih jika memperoleh sesuatu

Berbahasa sopan dalam berbicara.

Mau menyapa dan menjawab sapaan dengan ramah.

Mau mengalah

Mendengarkan orang tua/teman berbicara.

Tidak mengganggu teman

5. PENDEKATAN PEMBELAJARAN DALAM UPAYA

MENUMBUHKAN PENGALAMAN BELAJAR MENYENANGKAN

dengan karakteristik dunia anak taman kanak-kanak, beberapa pendekatan pembelajaran


sebagai berikut

Main peran

Karyawisata

cakap-cakap
Proyek

Bercerita

Pemberian Tugas

Kodelapan pendekatan tersebut secara prinsip sangat memiliki prinsip-pri dar dan
pendekatan kontekstual seperti yang telah diuraikan sebelumnya

Bermain Peran

Pendekatan metode bermain peran adalah suatu kegiatan permainan merankan tokoh-
tokoh atau benda-benda di sekitar anak sehingga dapat diperagaka Spakas oleh anak
untuk mengembangkan daya khayal atau imajinasinya. mengkat kegiatan tersebut, pada
akhirnya anak diharapkan dapat menghayati dan kegiatan tersebut Melalui kegiatan
bermain peran anak akan mengekspresikan tuntutan.

Melalui bermain peran pula, ia mengekspresikan jiwanya. Denga demik kegiatan bermain
peran dapat menumbuhkan dan mengembangkan potens buy (hidden potential) anak
sehingga akan muncul dalam kenyataan hendaknya mampu meramu pendekatan ini agar
menjadi alat um gbangkan aspek kognitif, motorik, nilai kepribadian, nilai agama, bahasa,

Bermain peran juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengembangkan nilai agama,
seperti bermain peran untuk menunjukkan ketika Nabi Ibrahim mengajaka kaya yang
mayrik mencari keberadaan Tuhan yang berhak disembah dengan penganya melalui
penyembahan bulan, bintang dan matahari, sampai anak
sendiri memahami serta dapat merasakan suasana kehidupan beragama yang nilai dalam

Anda mungkin juga menyukai