3. Jenis-jenis penghasilan yang tidak termasuk penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21
a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan
beasiswa.
b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dengan nama apapun yg diberikan oleh
Wajib Pajak.
c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan dan iuran THT/JHT kepada badan penyelenggara Jamsostek yg
dibayar oleh pemberi kerja.
d. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dengan nama apapun yg diberikan oleh
Pemerintah.
e. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja.
f. Penghasilan yg dibayarkan kpd PNS/TNI/Polri golongan IId ke bawah, Pangkat
Lettu/Ajun Iptu ke bawah yg dibebankan kas negara/daerah.
g. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat
yang disahkan oleh Pemerintah.
4. Seorang karyawan bernama Adi Septiawan (kawin) dan memiliki 4 orang anak, bekerja pada
pada sebuah hotel berbintang 5 dengan memperoleh gaji sebesar Rp14.000.000 per bulan.
Perusahaan tempat Adi bekerja mengikuti program jamsostek.Premi Jaminan Kecelakaan
Kerja (JKK) dan premi Jaminan Kematian (JKM) dan Iuran Jaminan Hari Tua
(JHT) dibayar oleh pemberi kerja setiap bulan masing-masing sebesar 1,5%, 0,3%, dan 3,7%
dari gaji.Selain itu, Adi juga membayar iuran pensiun Rp150.000 dan iuran jaminan hari tua
sebesar 2% dari gaji untuk setiap bulan. Pada tahun berjalan, Adi juga menerima bonus
sebesar Rp8.000.000. Berdasarkan data tersebut sdr diminta: a. Hitung berapa besar PPh psl
21 atas gaji dan bonus Jawaban:
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus (penghasilan setahun)
1) Gaji setahun = Rp. 168.000.000
2) Bonus = Rp. 8.000.000
3) Premi Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)= Rp. 2.520.000
4) Premi Jaminan Kematian = Rp. 504.000
5) Penghasilan Bruto setahun (a+b+c+d) = Rp. 179.024.000
6) Pengurangan
a) Biaya Jabatan = Rp. 6.000.000
b) Iuran pensiun setahun = Rp. 1.800.000
c) Iuran Jaminan Hari Tua = Rp. 3.360.000
7) Penghasilan neto setahun (e-f) = Rp. 167.864.000
8) PTKP (K/3) = Rp. 72.000.000
9) Penghasilan Kena Pajak (g-h) = Rp. 95.864.000 10) PPh Pasal 21 terutang
5% x Rp 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp 45.864.000 = Rp. 6.879.600
PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus = Rp. 9.379.600
5. Jelaskan bagaimana cara menghitung Pajak Penghasilan Badan jika perusahaan
memperoleh usaha Peredara bruto sbb:
Jawaban:
1) < Rp. 4.800.000.000
Rumus untuk menghitung pajak penghasilan badan dengan jumlah sekian yaitu:
(50% x 20% x Penghasilan Kena Pajak)
2) > Rp. 4.800.000.000 dan < Rp.50.000.000.000 Rumus yang bisa digunakan
yaitu:
[(50% x 25%) x Penghasilan Kena Pajak memperoleh fasilitas] + [25% x Penghasilan
Kena Pajak tidak memperoleh fasilitas]
3) > Rp. 50.000.000.000
Jika peredaran bruto lebih dari 50 miliar maka akan dikenakan tarif tunggal yaitu
20%.
Rumus yang bisa digunakan yaitu:
20% x Peredaran Bruto