Anda di halaman 1dari 14

Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

MEMBEDAH TUJUAN PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH

Mohamad Ali
Sekolah Dasar Muhammadiyah Program Khusus Surakarta
E-Mail: mohamadalisdmuhpk@ymail.com

Abstract: The presence of modern religious school “Muhammadiyah” (1911) be a trigger as


the establishment of modern organizations: Muhammadiyah (1912). Long time before Indo-
nesia’s independence, Muhammadiyah has formulated educational goals for schools which are
built.Since its establishment until today, the purpose of Muhammadiyah education amend-
ed several times. These changes are a creative response of Muhammadiyah on current social
change, a shift in the orientation of community life, as well as the progress of science and
technology.from the political constellation of national education, Muhammadiyah was rela-
tively autonomous when formulating the educational goals.Meanwhile, from the perspective
of modern educational theory, style of Muhammadiyah educational purposes closer to progres-
sive education theory that emphasizes the experience reconstruction continuously as a vehicle
to promote social life.

Keywords: educational; Muhammadiyah education; progressive.

Abstrak: Kehadiran sekolah agama modern “Muhammadiyah” (1911) menjadi trigger ber-
dirinya organisasi modern: Muhammadiyah (1912). Jauh sebelum Indonesia merdeka, Mu-
hammadiyah telah merumuskan tujuan pendidikan bagi sekolah-sekolah yang diselenggara-
kannya. Sejak awal berdiri hingga saat ini, tujuan pendidikan Muhammadiyah mengalami
beberapa kali perubahan. Perubahan-perubahan itu merupakan respons kreatif Muhammad-
iyah atas arus perubahan sosial, pergeseran orientasi kehidupan masyarakat, maupun kema-
juan ilmu dan teknologi. Dilihat dari konstelasi politik pendidikan nasional, Muhammadiyah
ternyata relatif mandiri ketika merumuskan tujuan pendidikannya. Sedangkan dari perspektif
teori pendididkan modern, corak tujuan pendidikan Muhammadiyah lebih mendekati teori
pendidikan progresif yang menekankan pada rekonstruksi pengalaman secara terus-menerus
sebagai wahana memajukan kehidupan sosial.

Kata Kunci: tujuan pendidikan; pendidikan Muhammadiyah; progresif.

PENDAHULUAN kan tajdid1. Dan, bila ditengok ke belakang,


KH Ahmad Dahlan membuka lembaga pen-
Keterkaitan Muhammadiyah dengan didikan terlebih dahulu, dan baru kemudi-
dunia pendidikan terasa begitu spesial dan an diikuti dengan berdirinya persyarika-
unik. Di satu sisi Muhammadiyah bukanlah tan Muhammadiyah. KH Ahmad Dahlan
gerakan pendidikan, akan tetapi manifes-
tasi gerakannya yang paling menonjol dan 1 A.R. Fakhruddin, Muhammadiyah menuju masa
mengakar justru bidang pendidikan. Se- mendatang. Yogyakarta: Persatuan, 1985; Su-
cara normatif-konseptual, identitas atau ciri darno shobron dkk., Studi Kemuhammadiyahan.
khas Muhammadiyah dialamatkan pada Surakarta: LPIK UMS, 2014, hlm. 80-82; Musth-
afa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Mu-
gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gera-
hammadiyah sebagai gerakan Islam dalam per-
spektif historis dan ideologis. Yogyakarta: LPPI,
2000, hlm. 113-116.
43
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

membuka sekolah agama modern bernama begitu giat dan mengutamakan pendidikan,
Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada karena pendidikan dalam makna seluas-lu-
Desember 1911 yang merupakan cikal bakal asnya merupakan kunci kemajuan dan
atau embrio pendidikan Muhammadiyah di kegemilangan suatu bangsa (masyarakat,
kemudian hari. Kehadiran sekolah agama kaum, negara).
modern inilah yang kemudian menginspi- Derap langkah amal pendidikan Mu-
rasi Kyai Dahlan untuk mendirikan organi- hammadiyah telah melewati lima lintasan
sasi modern sebagai payung untuk melind- zaman dengan seluruh lika liku yang men-
ungi dan menjaga keberlanjutan sekolah giringinya; mulai era penjajahan Belanda,
agama modern yang baru didirikannya itu, era pendudukan Jepang, era orde lama, era
sehingga tahun 1912 berdirilah organisasi orde baru, dan era roformasi saat ini. Pen-
modern bernama: Muhammadiyah. didikan Muhammadiyah mampu berjalan
Berdasarkan rentetan peristiwa historis tegak melintasi zaman. Padahal, setiap era
di atas, dapat diketahui bahwa kelahiran melahirkan tantangan yang berbeda-be-
persyarikatan Muhammadiyah didorong da, sehingga untuk mengatasinya mem-
oleh kebutuhan, dan terinspirasi, untuk butuhkan kejelian. Begitu banyak lembaga
dapat mengembangkan tata kelola pendi- maupun organisasi pendidikan yang seu-
dikan yang baik dan berkelanjutan. Melalui sia dengan Muhammadiyah, bahkan jauh
instrumen organisasi, sekolah agama mod- lebih muda, yang bertumbangan karena
ern yang baru berdiri itu tidak bernasib lay- tidak kuat menghadapi gulungan ombak
aknya pesantren, yang umumnya meredup kehidupan.
begitu kyai pendirinya meninggal dunia. Merujuk pada alur pemikiran di muka,
Kehadiran organisasi juga dapat memang- dapat diajukan hipotesis bahwa salah satu
gil dan menggerakkan partisipasi publik se- rahasia sukses ketangguhan pendidikan
cara seluas untuk terlibat aktif dalam amal Muhammadiyah menangkal mara bahaya
Muhammadiyah. Dari sini dapat diketahui dan goncangan sosial-ekonomi-politik kare-
bahwa ketika mendirikan persyarikatan na keluasan, kedalaman dan keluwesan ci-
Muhammadiyah yang terorganisasi secara ta-cita atau tujuan pendidikan yang dikem-
moderen itu, KH Ahmad Dahlan telah ber- bangkangkannya. Bertolak dari hipotesis
pikir visioner-antisipatoris yang merupa- tersebut, tulisan ini berikhtiar untuk mendo-
kan aktualisasi dari kesadaran bahwa amal kumentasikan, menelaah dan merefleksikan
sholeh (amal yang berkualitas) niscaya terus tujuan pendidikan Muhammadiyah. Telaah
mengalir dan berkelanjutan (amal jariyah, demikian sangat kritikal karena beririsan
amal yang tidak terputus meski yang ber- dengan upaya pengungkapan dinamika inti
sangkutan meninggal dunia). (faktor dinamis) yang menggerakkan pen-
Pemikiran visioner-antisipatoris Kyai didikan Muhammadiyah selama ini. Sebab,
Dahlan menemukan bumi berpijaknya tujuan pendidikan menggariskan secara ide-
dalam Muhammadiyah. Pasca kepemi- al sekaligus praktikal apa saja yang hendak
mpinan Kyai Dahlan, organisasi ini terus dicapai suatu lembaga pendidikan2. Dalam
tumbuh dan berkembang. Ruang lingkup konteks rentangan waktu masa lalu, masa
dan wilayah gerak Muhammadiyah sebagai kini, dan masa depan, dapat diketahui bah-
gerakan Islam, gerakan dakwah, dan gera- wa wajah pendidikan Muhammadiyah saat
kan tajdid tidak terbatas dalam bidang pen- ini sesungguhnya merupakan cita-cita atau
didikan. Ketika bagian-bagian (belakangan tujuan pendidikan di masa lalu. Demikian
disebut majelis) didirikan tahun 1917, ada pula rumusan tujuan pendidikan generasi
empat majelis yang paling awal berdiri yai- sekarang ini akan terwujud di masa depan.
tu bagian sekolahan, bagian pustaka, bagian
tabligh, dan bagian penolong kesengsaraan 2 Imam Barnadib, Beberapa hal tentang pen-
umum (PKU). Peristiwa sejarah itu menun- didikan. Yogyakarta: Studing, 1982, hlm.
jukkan bahwa sejak awal Muhammadiyah 13.
44
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

Tentu dengan catatan ada kegigihan untuk Secara operasional langkah-langkah pe-
mewujudkan tujuan pendidikan yang dici- nelitian sebagai berikut. Pertama, heuristik
ta-citakannya itu. yaitu pelacakan sumber-sumber sejarah ten-
Kajian tentang tujuan pendidikan Mu- tang tujuan pendidikan Muhammadiyah.
hammadiyah belum banyak dilakukan oleh Kedua, kritik sumber sejarah yang diper-
para peneliti. Hanya saja, penelitian tentang oleh, sehingga yang disajikan benar-benar
pemikiran pendidikan Muslim dari sudut sumber yang andal dan terpercaya. Keti-
teori pendidikan modern telah dilakukan ga, mensintesiskan dan menginterpreta-
Muhammad Jawwad Ridla. Menurutnya sikan sumber-sumber yang otentik dengan
ada tiga aliran utama pemikiran pendi- kerangka referensi pendidikan progresif.
dikan, yaitu: konservatif, religius-rasion- Terakhir, menyajikan dalam bentuk tulisan
al, dan pragmatis3. Sebagaian besar tokoh (historiografi).
pendidikan Muslim cenderung pada posisi Pendekatan yang digunakan dalam
dua aliran yang pertama, satu-satunya yang penelitian ini adalah pendekatan sejarah.
beraliran pragmatis-progresif adalah Ibnu Nata,6 menyatakan bahwa historis atau se��-
Khaldun. Menarik untuk dicermati leb- jarah adalah suatu ilmu yang di dalamnya
ih jauh, kesimpulan penelitian Mohamad dibahas berbagai peristiwa dengan mem-
Ali atas pemikiran pendidikan KH Ahmad perhatikan unsur tempat, waktu, obyek,
Dahlan yang menempatkannya pada aliran/ latar belakang, dan pelaku dari peristiwa
mazhab pendidikan progresif-religius4. Se- tersebut. Pendekatan lain dalam penelitian
cara historis, rumusan tujuan pendidikan ini adalah pendekatan biografi, Komarud-
Muhammadiyah dilakukan pertama kali ta- din7 beralasan karena memaparkan tentang
hun 1936, jauh setelah pendiri Muhammad- pemikiran atau pun pandangan tokoh, aga-
iyah meninggal dunia tahun 1923. Masih se- mawan, politikus, ataupun sejarawan. Se-
tiakah tujuan pendidikan Muhammadiyah lain itu, penulis juga memakai pendekatan
dengan cita-cita pendirinya? Bagaimanakah normatif, yaitu untuk merumuskan kesim-
posisi tujuan pendidikan Muhammadiyah pulan-kesimpulan mengenai keadaan dan
dalam konstelasi politik pendidikan nasion- kaidah yang berlaku pada obyek penelitian.
al? Sumber data primer diperoleh langsung
dari subyek penelitian dengan mengenakan
METODE PENELITIAN alat pengukur atau alat pengambilan data
langsung pada subyek sebagai sumber in-
Sebagaimana telah terurai di bab penda- formasi yang dicari. Teknik analsis datanya
huluan, kajian ini berupaya mendokumen- menggunakan Content analysis, sebagaima-
tasikan, menalaah dan merefleksikan tujuan na ungkapan Suryabrata8 bahwa conten
pendidikan Muhammadiyah dari masa analysis adalah menganalisis data sesuai
ke masa dengan kerangka referensi teori dengan kandungan isinya. Dengan ini da-
pendidikan progresif John Dewey. Sesuai ta-data yang penulis kumpulkankan adalah
dengan fokus kajiannya, maka metode pe- bersifat deskriptif dan data tekstual yang
nelitian yang digunakan adalah metode his-
toris/sejarah5. Sjamsuddin, metodologi sejarah, Yogyakarta:
Ombak,2012; Sartono Kartodirdjo, Pendekatan
3 Muhammad Jawad Ridla, Tiga aliran utama ilmu sosial dalam metodologi sejarah, Jakarta:
teori pendidikan Islam (Terjemahan: Mahmud Gramedia, 1992; Louis Gottschalk, Mengerti
Arif). Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002. sejarah (terjemahan: Nuhroho Notosusanto), Ja-
4 Mohamad Ali, Paradigma pendidikan berke- karta: UI Press, 2008.
majuan: Teori dan praksis pendidikan progresif 6 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta:
religius KH Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Suara Raja Grafindo Persada, 1998. hlm. 59.
Muhammadiyah, 2016. 7 Komaruddin, Metode Penelitian Kualitatif, Yog-
5 Penjelasan dan kerangka kerja metode atau met- yakarta: Pustaka Pelajar, 1991, hlm. 72.
odologi sejarah, lihat: Kuntowijoyo, metodologi 8 Sumardi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta:
sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003; Helius Rajawali Press, 1998, hlm. 94.
45
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

bersifat fenomenal, maka dalam mengelola pembinaan generasi muda, Muhammad


data-data tersebut penulis menggunakan Quthb membuka bukunya dengan per-
analisis ini. tanyaan, atau semacam dilema, lebih utama
Dengan analisis ini penulis akan alat (sarana) dan atau tujuan. Meski tidak
melakukan analisis data secara ilmiah dan dijawab secara eksplisit, namun Quthb me-
menyeluruh tentang konsepsi dan pe- nekankan keniscayaan tujuan10. Sebab, alat
mikiran Ahmad Dahlan sebagai pendiri dan ataupun sarana bisa berubah setiap saat, se-
konseptor gerakan Muhammadiyah, yaitu dangkan tujuan relatif tahan lama. masalah
dengan cara: a) komparatif, b) deskriptif, alat atau sarana menjadi lebih jelas dan ter-
dan c) induktif. Selanjutnya, karena peneli- arah ketika rumusan tujuan pendidikannya
tian ini merupakan studi tokoh dan sejarah, sudah dirumuskan. Senada dengan Quthb,
maka langkah-langkah yang digunakannya Jules Payot, pedagog Prancis, sebagaimana
meliputi: a) pemilihan topik, b) pengum- dipertajam Crijns dan Reksosiswojo menan-
pulan sumber, c) verifikasi (kritik sejarah, daskan bahwa: soal-soal pendidikan yang
keabsahan sumber), d) interpretasi (analisis terkecilpun tak akan dapat kita pecahkan,
dan sintesis), e) historiografi atau penulisan, kalau tidak diketahui di mana letaknya tu-
dan f) penyimpulan. juan hidup dan untuk apa anak-anak didi-
dik11. Payot maupun Quthb menekankan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHA- urgensi tujuan, karena tujuan pendidikan
SAN berhimpitan dengan tujuan hidup dan
bersentuhan dengan ke arah mana pendi-
Dimensi tujuan dalam pendidikan dikan anak-anak akan dilabuhkan.
Tujuan pendidikan merupakan das so- Brubacher menandaskan setidaknya
len yang hendak dicapai melalui proses dan ada tiga fungsi tujuan dalam proses pen-
praktik pendidikan. Tujuan pendidikan didikan, yaitu: memberi arah dalam pros-
berkaitan dengan perubahan yang dihara- es pendidikan, memotivasi atau menja-
pkan pada peserta didik setelah mengala- di energi penggerak dalam mewujudkan
mi proses pendidikan, baik terkait dengan nilai-nilai/cita-cita yang hendak dituju, dan
perkembangan pribadi maupun kehidupan menjadi kriteria untuk mengevaluasi proses
sosial di mana individu itu berada. Dalam pendidikan12. Dari sini kita tidak bisa mem-
kajian pendidikan, perbincangan tentang bayangkan bila proses pendidikan tidak
tujuan pendidikan termasuk bagian dari memiliki tujuan; ia akan berjalan tanpa arah
ilmu pendidikan sistematis. Faktor-faktor dan haluan, para pelaku pendidikan dan
pendidikan yang dikaji ilmu pendidikan warga belajar tidak termotivasi maupun
sistematis mencakup: faktor tujuan, faktor kekurangan energi untuk berjalan ke arah
pendidik, faktor anak didik, faktor alat- cita-cita, dan tidak memiliki acuan atau
alat, dan faktor alam sekitar. Pendidikan kriteria untuk menilai kembali perjalanan
sistematis adalah uraian tentang pemikiran proses pendidikannya, sehingga yang terja-
yang tersusun dengan lengkap mengenai di adalah pendidikan abal-abal yang tidak
masalah-masalah pendidikan.9 jelas ujung pangkalnya.
Masalah tujuan pendidikan merupakan Tujuan pendidikan yang dimaksudkan
permasalahan yang sangat mendasar dalam
pendidikan yang merupakan intisari atau 10 Muhammad Quthb, Sistem pendidikan Is-
saripati pendidikan, sehingga keberdaann- lam (Terjemahan Salman Harun), Bandung:
ya jauh lebih penting dari gedung maupun Al-Maarif, 1984, hlm. 17.
perlengkapan lainnya. Seorang ulama yang 11 Crijns dan Reksosiswojo, Pengantar di dalam
praktik pengajaran dan pendidikan. Jakarta:
menaruh perhatian besar pada masalah
Noordhoff-Kolff, 1952, hlm. 26.
9 Sutari Imam Barnadib, Pengantar ilmu pendi- 12 John S. Brubacher, Modern philosophies of
dikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset, 1993, education. New York-London-Toronto: Mc-
hlm. 17. Graw-Hill Book Company, 1969, hlm. 95.
46
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

dalam perbincangan ini adalah tujuan pen- rumusan tujuan pendidikan bukan sekedar
didikan umum (akhir, total, lengkap) dalam daftar keinginan dan harapan, atapun pan-
kategori Langeveld13, yaitu tujuan pendi- dangan hidup, tapi hal itu harus diselaras-
dikan yang menjiwai segala tingkah laku kan dengan konteks sosial-ekonomi-politik
perbuatan mendidik dalam setiap kondisi yang seolah-olah berada di luar pendidikan,
dan situasi dan harus diperhatikan pada se- namun sesungguhnya sangat berpengaruh
tiap tempat serta di mana saja proses pendi- terhadap proses pendidikan itu sendiri.
dikan di laksanakan14. Secara teknis tujuan Tujuan pendidikan bersentuhan
umum menjadi arah dan acuan pengambil langsung dengan, atau merupakan man-
kebijakan, birokrat pendidikan, pimpinan ifestasi dari, pandangan hidup seseorang
sekolah, dan guru-guru ketika melangsung- atau suatu bangsa. Oleh karena pandangan
kan proses belajar mengajar di kelas. Art- hidup setiap bangsa berbeda-beda, maka
inya tujuan umum perlu diturunkan dan sudah sepantasnya bila tiap negara-bangsa
diterjemahkan sesuai dengan tujuan pendi- memiliki tujuan yang berbeda-beda senafas
dikan khusus, misalnya terkait jenjang pen- dengan keragaman tujuan maupun pan-
didikan. Atau, di turunkan ke dalam mas- dangan hidupnya. Bahkan di dalam suatu
ing-masing mata pelajaran. bangsa bisa melahirkan beragam tujuan
Proses perumusan tujuan pendidikan pendidikan, karena memiliki fokus dan
mempertimbangkan berbagai hal yang be- penekanan yang berbeda dalam penyeleng-
gitu rumit dan kompleks, sehingga peru- garaan pendidikannya, seperti halnya tu-
bahan di satu titik akan mempengaruhi tit- juan pendidikan Muhammadiyah, sebagai
ik-titik lain yang pada ujungnya mengubah suatu komunitas dan organisasi sosial-kea-
formulasi tujuan pendidikannya. George gamaan yang berada dalam wilayah Negara
R. Knigth memberi gambaran kompleksi- kesatuan republik Indonesia.
tas perumusan tujuan sebagai berikut: se- Ragam rumusan tujuan pendidikan itu
cara umum ada dua faktor dominan, yaitu diberi ruang yang luas, asalkan tidak ber-
faktor filsafat atau pandangan hidup yang tentangan dengan tujuan pendidikan nasi-
relatif permanen dan faktor kontekstual onal dan fondasi negara: Pancasila. Contoh
yang relatif mudah berubah. Fakor filsafat tujuan pendidikan yang bertentangan den-
meliputi keyakinan metapisik (misalnya: gan Pancasila adalah pendidikan komunis
religius atau sekuler), keyakinan aksiologik, yang melahirkan manusia ateis, atau pendi-
dan keyakinan epistemologik. Sedangkan dikan ultra-nasionalis (transnasional) yang
konteks meliputi: dinamika politik, kondisi mencita-citakan mendirikan Negara sendiri
ekonomi, kekuatan sosial, dan harapan dari di dalam Negara Kesatuan Republik Indo-
keluarga dan masyarakat. Konteks perseko- nesia (NKRI). Di luar itu, pendidikan swas-
lahan juga turut menyumbang, seperti pe- ta baik yang berlandaskan agama maupun
mikiran guru, kondisi peserta didik, orienta- nasionalis diberi ruang yang luas oleh Neg-
si kurikulum dan lain-lain15. Dari penjelasan ara sebagai bentuk partisipasi masyarakat
Knight dapat diketahui bahwa untuk me- dalam ikut serta mencerdaskan bangsa.
mahami dan membedah tujuan pendidikan Pendidikan yang diselenggarakan Muham-
bukan perkara mudah. Karena membaca madiyah harus dibaca sebagai bentuk par-
tisipasi masyarakat dalam mencerdaskan
13 Langeveld mengkategorikan tujuan pendidikan
menjadi enam jenis, yaitu: tujuan umum, tujuan
kehidupan bangsa.
khusus/insidental, tujuan seketika, tujuan semen-
tara, tujuan tidak lengkap, dan tujuan perantara. Tujuan Pendidikan dalam perspektif teori
14 Ali Saifullah, Pendidikan pengajaran dan kebu- pendidikan modern
dayaan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982, hlm. Sebagaimana dijelaskan di muka, untuk
77. memaknai tujuan pendidikan Muhammad-
15 George R. Knight, Issues and alternative in ed-
ucational philosophy. Michigan: Andrews Uni-
iyah digunakan kerangka referensi teori
versity Press, 1982, hlm. 33. pendidikan modern, khususnya teori pen-

47
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

didikan progresif. Oleh karena itu, berikut dikan moderen. Secara ringkas, konsep tu-
dijelaskan secara singkat tujuan pendidikan juan pendidikan menurut pandangan teori
dari beragama filsafat ataupun teori pendi- pendidikan ditapilkan tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Tujuan Pendidikan Menurut Teori Pendidikan Moderen


Akar Filsafat Teori Tujuan

Idealisme Perenialisme: Untuk mendidik peserta didik menjadi


education as manusia rasional (rational person); kembali
cultural regression ke jiwa Abad Pertengahan sebagai dasar
intelektual manusia.

Idealisme dan Esensialisme: Untuk mendidik menjadi manusia yang


Realisme education cakap dan berguna; perantara nilai yang
as cultural ada di dalam gudang di luar ke dalam diri
conservation anak.

Pragmatisme Progresivisme: Untuk mendidik individu sesuai minat


education as dan kebutuhan anak; rekonstruksi
cultural transition pengalaman secara terus-menerus,
sehingga tumbuh menjadi pribadi
inteligen yang terlibat aktif dalam
pemecahan masalah-masalah kehidupan
sosial yang dihadapi.

Sumber: Diolah dan dikembangkan oleh penulis dari Ornstein & Levine (1989: 89); Imam Barnadib
(1994: 25); Brameld (1955: 123-158)

Dalam kajian teori pendidikan, setidak- di mana tujuan pendidikan adalah untuk
nya dikenal tiga teori pendidikan moderen melahirkan manusia rasional (intelektual).
yang popular, yaitu: perenialisme, esensi- Berbeda dengan perenialisme yang beror-
alisme, dan progresivisme16, sebagaima- ientasi regresif, orientasi pendidikan esen-
na disajikan secara ringkas dalam tabel sialisme bersifat konservatif. Tujuan pen-
1. Bertolak dari pendekatan kebudayaan, didikan adalah mempertahan nilia-nilai
Brameld menjelaskan bahwa orientasi pen- agung-luhur yang telah bertahan lama da-
didikan perenialisme adalah regresif yang lam masyarakat. Oleh karena itu, tugas pen-
ingin kembali dan mempertahankan nilai- didikan adalah memindahkan nilai-nilai
nilai dan idea-idea besar Abad Pertengahan, luhur itu ke dalam diri anak-peserta didik
sehingga dapat hidup dalam masyarakat
16 Theodore Brameld, Philosophies of education konservatif dengan nilai-nilai luhur yang
in cultural perspective. New York & London, dijunjung tinggi.
Holt-Rinehart-Winston; Imam Barnadib, Filsa- Terakhir, progresivisme yang orientasi
fat pendidikan: Pengantar mengenai system dan pendidikannya berbeda dengan perenialis
metode. Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta,
yang regresif maupun esensialis yang kon-
1994, hlm. 24-27. Untuk rumusan tujuan pendi-
dikan para pendidik muslim, lihat: Muhammad servatif. Progresivisme berorientasi pada
Jawad Ridla, Tiga aliran utama teori pendidikan kemajuan (progress) di mana tujuan pen-
Islam. Terjemahan Mahmud Arif. Yogyakarta: didikan harus mempertimbangkan minat
Tiara Wacana, 2002; Ali Al Jumbulati, Perband- anak. Tujuan pendidikan progresif adalah
ingan pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta, untuk melahirkan manusia yang inteligen
1994; Abd. Rachman Assegaf, Aliran pemikiran
(cerdas), yaitu manusia yang secara pribadi
pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
48
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

tumbuh utuh segala potensinya dan terus ada tetapi belum dirumuskan secara ek-
tumbuh kemampuannya karena digunakan splisit dan formal, karena tujuan persyari-
untuk memahami dan memecahkan perma- katan masih menyatu dengan tujuan pendi-
salahan sosial secara terus-menerus. Sing- dikannya, dan penjelasan langsung dari KH
katnya, tujuan pendidikan menurut kaum Ahmad Dahlan dapat menjadi petunjuk/
progresif adalah rekonstruksi pengalaman haluan ke arah mana orientasi tujuan pen-
secara terus-menerus. didikan Muhammadiyah. Dengan kata lain,
Perlu dijelaskan perbedaan antara ma- pada era pra-perumusan tujuan pendidikan
nusia rasional yang dicita-citakan pendi- sudah ada, hanya saja belum dirumuskan
dikan perenialis dengan dengan konsep secara formal dan eksplisit.
manusia inteligen yang dicita-citakan pen- Dalam pandangan KH Ahmad Dah-
didikan progresif. Manusia rasional adalah lan, tujuan pendidikan: dadiyo kyai sing ke-
manusia yang mampu memahamai dan majuan, lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut
mengunyah karya-karya besar dari penu- gawe kanggo Muhammadiyah17, terjemahan
lis Abad Pertengahan. Sedangkan manu- dalam bahasa Indonesia kurang lebih: jad-
sia inteligen (cerdas) berkaitan dengan ilah ulama yang berkemajuan, dan tidak ke-
kemampuannya dalam memahami dan me- nal lelah bekerja/beramal bagi Muhammad-
mecahkan permasalahan sosial yang mem- iyah. Kata-kata Kyai Dahlan tersebut dapat
belit dirinya maupun lingkungan sosil mas- diinterpretasikan bahwa tujuan pendidikan
yarakat yang luas. Kehidupan sosial akan Muhammadiyah menurutnya adalah untuk
bergerak maju setapak demi setapak apabi- mewujudkan dan menumbuhkan manu-
la permasalahan kehidupan sosial itu bisa sia religius, orang Islam yang menguasai
dipecahkan. Namun karena permasalahan “ilmu-ilmu agama” maupun “ilmu-ilmu
kehidupan selalu muncul dan bertambah umum” sekaligus di mana secara individ-
kompleks, maka usaha dan perjuangan me- ual seluruh potensi/fitrahnya tumbuh opti-
mecahkan kehidupan sosial tidak pernah mal sehingga bisa menjadi pribadi yang cer-
mengenal kata akhir (finish). Dengan jalan das (inteligen), yaitu pribadi yang bersedia
problem solving inilah kehidupan sosial berjuang atau bekerja untuk memecahkan
akan bergerak maju, sebaliknya bila terlalu masalah-masalah sosial-kemasyarakatan
benyak permasalahan kehidupan yang tak dan menggerakkan ke arah kemajuan (prog-
terselasaikan maka kehidupan sosial ber- ress). Dengan demikian, secara singkat kyai
jalan di tempat, atau bahkan mengalami ke- berkemajuan adalah ulama yang bersedia
munduran dan kehancuran. terlibat dan mampu memecahkan perma-
salahan sosial-kehidupan yang dihadapi
Dinamika Tujuan Pendidikan Muham- masyarakat. Karena kebenaran agama mau-
madiyah pun ilmu dalam pandangan kyai Dahlan
Sebagaimana disinggung di atas, ru- harus diuji secara “pragmatis”, yaitu kegu-
musan cita-cita ataupun tujuan pendidikan naan secara fungsional untuk memecahkan
mencerminkan dimensi yang kompleks dan problematika kehidupan yang muncul silih
sangat luas, kesadaran ini penting ditekank- berganti.
an ketika menelusuri tujuan pendidikan di Interpretasi di atas menemukan titik
lingkungan persyarikatan Muhammadiyah. persinggungannya dengan tujuan persyari-
Dalam tinjauan sosio-historis, tujuan pendi- katan, yang pada era ini juga menjadi tu-
dikan Muhammadiyah tidak bisa dilepas- juan pendidikan Muhammadiyah. Untuk
kan dari dinamika kebangsaan. Secara garis lebih jelasnya berikut kutipan tujuan yang
besar, perkembangan atau dinamika tujuan
pendidikan Muhammadiyah dapat dipilah 17 Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan pen-
didikan dan pengajaran Islam yang diseleng-
menjadi dua zaman, yaitu era pra-peru-
garakan oleh pergerakan Muhammadiyah. Yo-
musan dan era perumusan formal. Di era gyakarta: Penyelenggara publikasi pebaharuan
pra-perumusan, tujuan pendidikan sudah pendidikan/pengajaran Islam, 1962, hlm. 58.
49
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

telah direvisi. dan kemajuan kehidupan sosial. Pun, ilmu


Tujuan Muhammadiyah Rumusan 1921: bukan hanya untuk dirinya, tapi difung-
1. Memajukan dan menggembirakan pen- sikan untuk memperbaiki kehidupan sosial.
gajaran dan pelajaran agama Islam di Secara eksplisit ini ditekankan pada tujuan
Hindia Nederland. nomor 2 (dua), yaitu memperkembangkan
2. Memajukan dan menggembirakan cara cara hidup sesuai pemahaman agama Islam
kehidupan sepanjang kemauan agama yang menggembirakan dan berkemajuan.
Islam kepada Lid-lidnya (segala seku- Membaca kembali tujuan pendidikan
tunya)18.
Muhammadiyah di atas dengan tinjauan
Membaca dan menginterpretasikan zamannya, awal abad ke-20, jelas itu suatu
rumusan tujuan di atas harus secara his- lompatan besar yang jauh melampaui
toris-kontekstual. Istilah pengajaran, dari zamannya. Saat itu polarisasi dan hirarki
kata dasar pengajar (pendidik-kyai-ula- masyarakat begitu terbuka dan tujuan pen-
ma-cendekiawan-intelektual), sedangkan is- didikan mencerminkan hal itu. Golongan
tilah pelajaran berasal dari kata dasar pelajar santri yang dikenal religius pendidikan
(peserta didik-santri-mahasiswa). Berang- anak-anaknya berpusat di pesantren dan
kat dari pemahaman istilah itu dapat disi- orientasi keilmuannya berkiblat ke Mekah,
mpulkan bahwa pimpinan, warga, maupun sedangkan golongan priyayi yang dikenal
simpatisan Muhammadiyah saat itu dapat sekuler menyekelohkan anak-anaknya ke
dipilah menjadi dua, yaitu pengajar-pelajar sekolah Belanda dan menjadikan Neder-
yang tengah berupaya keras untuk mengka- land (Belanda) sebagai kiblat keilmuannya.
ji atau belajar Islam dalam suasana penuh Tujuan pendidikan di pesantren sema-
kegembiraan dan secara berkemajuan. Sua- ta-mata menjadi ahli agama, sedangkan tu-
sana belajar menggembirakan bila tidak juan pendidikan di sekolah Belanda untuk
ada tekanan, kekerasan maupun paksaan. menguasai keterampilan hidup yang diper-
Kegembiraan muncul ketika semua partisi- lukan untuk memasuki kehidupan modern.
pan (warga belajar) dapat menyampaikan Dengan kata lain, orang yang nyantri di
ide-idenya dengan penuh tanggung jawab pesantren diajari ilmu-ilmu umum-sekuler,
dan belajar sesuai minatnya. Pada titik ini, sedangkan yang sekolah di sekolah Belan-
gagasan gerakan intelektual dari A. Syafii da-Barat hanya dibekali ilmu sekuler tanpa
Maarif, maupun gagasan pengilmuan Is- diajari agama. Dualisme sistem pendidikan
lam dari Kuntowijoyo dalam lingkungan inilah yang pada urutannya menghasilkan
Muhammadiyah memiliki landasan historis tatanan masyarakat yang dikotomis, ter-
yang kokoh, karena gerakan Muhammadi- pecah belah antara golongan santri yang
yah awal merupakan gerakan pembelajaran religius dan golongan priyayi yang sekul-
dan pembelajaran masyarakat/publik yang er. Salah satu alasan kehadiran pendidikan
berdimensi luas. Muhammadiyah adalah untuk mencairkan
Istilah memajukan sebagai anti-tesis ke- dikotomi masyarakat itu. Oleh karena itu
terbelakangan kaum muslim-pribumi, ter- tujuan pendidikan Muhammadiyah untuk
masuk keterbelakangan dunia pendidikan melahirkan kyai berkemajuan dan ulama
sebagaimana termanifestasi dalam praktik intelektual/intelektual ulama sudah tepat.
pendidikan di pesantren tradisional saat itu. Beralih ke perbincangan era perumu-
Artinya, proses belajar-mengajar bukan ha- san formal. Perlu dicatat bahwa perumusan
nya diselenggarakan dalam suasana penuh formal tujuan pendidikan Muhammadiyah
kegembiraan, namun pada saat bersamaan pada dasarnya merupakan usaha untuk
ilmu yang diperoleh itu juga harus diamal- memahami dan mengaktualkan kembali
kan dan dipraktikkan dalam kehidupan, se- cita-cita pendidikan yang telah ditorehkan
hingga mampu menggerakkan perubahan dan diperjuangkan Kyai Dahlan sebagai
18 Amir Hamzah Wirjosukarto, Pembaharuan pen- pendiri organisasi. Ini artinya, perumusan
didikan… hlm. 56. formal masih memiliki garis kesinambun-
50
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

gan dengan ide-ide sang pendiri, jadi bukan memuliakan pimpinan ataupun memper-
sesuatu yang seolah berdiri sendiri. kaya diri.
Secara ringkas, tujuan pendidikan Dari uraian di atas dapat diketahui
Muhammadiyah dari masa-masa sudah titik-titik yang menghubungkan tujuan
ditampilkan tabel 2. Dari situ dapat dib- pendidikan dalam pandangan Kyai Dah-
aca bahwa dalam era perumusan formal, lan dengan rumusan formal tujuan pen-
konsep menjadi “manusia Muslim” dise- didikan Muhammadiyah. Sedikitnya ada
butkan secara eksplisit, kecuali rumusan tiga tali yang menghubungkan keduanya,
Betawi yang menyebut “menjadi orang Is- yaitu religiusitas (kyai-manusia Muslim),
lam yang berkobar-kobar semanagatnya”. pertumbuhan pribadi secara optimal (ke-
Konsep manusia Muslim senafas dengan majuan-berakhlak, cakap, percaya diri) dan
istilah “Kyai” dalam pandangan Kyai Dah- berguna (bermanfaat-berfungsi-pragmatis)
lan. Sedangkan penjelasan dan penjabaran atau mengamalkan agama dan ilmu penge-
dari konsep manusia Muslim, seperti kali- tahuan untuk memahami dan memecahkan
mat: “berakhlak mulia, cakap, percaya ke- kehidupan sosial sehingga ada kemajuan
pada diri sendiri”, itu senada dengan kon- masyarakat.
sep “berkemajuan” dalam pandangan Kyai Rumusan terbaru, “terbentuknya ma-
Dahlan. Terakhir, konsep “berguna bagi nusia pembelajar ….” lebih dekat dengan
masyarakat dan Negara”, satu tarikan na- tujuan persyarikatan Muhammdiyah tahun
fas dengan pandangan Kyai Dahlan: aja ke- 1921: “Memajukan dan menggembirakan
sel-kesel anggonmu nyambut gawe kanggo Mu- pengajaran dan pelajaran agama Islam…’.
hammadiyah. Karena menurut Kyai Dahlan Konsep ini lebih menekankan pada proses
bekerja untuk Muhammadiyah itu adalah (instrumental) untuk mencapai tujuan akhir
berjuang untuk kemajuan masyarakat dan pendidikan.
kemajuan kehidupan sosial, bukan untuk

Tabel 2. Dinamika Tujuan Pendidikan dari Masa ke Masa


Tahapan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah

Tujuan pendidikan menurut KH Ahmad Dahlan:


“Dadiyo kyai sing kemajuan, lan aja kesel-kesel anggonmu nyambut gawe
kanggo Muhammadiyah”.
Pra-perumusan
Menjadi ulama yang berkemajuan (ulama-intelektual), dan tanpa kenal
lelah beramal (bekerja) bagi Muhammadiyah (kemajuan kehidupan
sosial).
Tujuan Muhammadiyah Era KH Ahmad Dahlan
Rumusan 1914:
Hendak menyebarkan pengajaran agama Islam kepada penduduk
bumi putera di dalam residensi Jogjakarta dan hendak memajukan
agama Islam kepada anggota-anggotanya
Rumusan 1921:
1. Memajukan dan menggembirakan pengajaran dan pelajaran
Perumusan
agama Islam di Hindia Nederland.
Formal
2. Memajukan dan menggembirakan cara kehidupan sepanjang
kemauan agama Islam kepada Lid-lidnya (segala sekutunya).

51
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

Tahapan Tujuan Pendidikan Muhammadiyah


Rumusan Betawi (Jakarta) 1936:
1. Menggiring anak-anak Indonesia menjadi orang Islam yang
berkobar semangatnya dengan khusyuknya, pekertinya halus lagi
cerdas otaknya.
2. Badannya sehat, tegap bekerja
3. Hidup tangannya mencari rezeki sehingga kesemuanya itu
memberi faedah yang besar dan berharga tinggi bagi dirinya dan
juga bagi masyarakat hidup bersama.

Rumusan Pekajangan (Pekalongan) 1954:


Membentuk manusia Muslim berakhlak mulia, cakap, percaya pada
diri sendiri dan berguna pada masyarakat
Rumusan Ujungpandang 1971:
Terwujudnya manusia Muslim berakhlak mulia, cakap, percaya
kepada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan negara.
Rumusan 1985:
Terwujudnya manusia Muslim yang bertaqwa, berakhlak mulia,
percaya kepada diri sendiri, cinta tanah air dan berguna bagi
masyarakat dan Negara, beramal menuju terwujudnya masyarakat
utama, adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.

Sumber: Diolah dan dikembangkan penulis dari berbagai sumber.

Dinamika Tujuan Pendidikan Nasional sebagaimana tersaji pada tabel 3. Berdasar-


kan tahun-tahun penetapannya dapat di-
Ruang gerak dakwah Muhammadi- simpulkan bahwa setiap pergantian orde
yah tidak berada di ruang hampa, tetapi berupaya menghadirkan Undang-undang
berlansung di dalam dan menghujam kuat pendidikan baru dan merumuskan kembali
di bumi Indonesia. Derap langkah pendi- tujuan pendidikan nasionalnya. Ini artin-
dikan nasional Indonesia beserta dinamika ya perubahan kontstalasi politik nasional
masyarakatnya senantiasa menjadi salah memberi urunan besar bagi desakan untuk
satu pertimbangan Muhammadiyah dalam mengubah tujuan pendidikan. Hal ini tidak
menentukan langkahnya, tidak terkecua- mengejutkan, karena warna kebijakan pen-
li ketika merumuskan tujuan pendidikan. didikan memang banyak diwarnai oleh pe-
Hanya saja, pertanyaannya adalah apakah merintah/rezim yang tengah berkuasa.
tujuan pendidikan Muhammadiyah selalu
beriringan dan mengikuti dinamika tujuan
pendidikan nasional? Atau, Muhammadi-
yah memiliki pertimbangan lebih mandiri
dalam merumuskan tujuan pendidikannya.
Untuk mengetahui hal itu, mesti melihat
tujuan pendidikan Muhammadiyah dalam
konteks pendidikan nasional.
Setelah menghirup udara kemerdekaan
hingga saat ini, pendidikan nasional sudah
tiga kali merumuskan tujuan pendidikan na-
sionalnya, yaitu rumusan 1950 (orde lama),
1989 (orde baru), dan 2003 (orde reformasi)

52
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

Tabel 3. Dinamika Tujuan Pendidikan Nasional


No. Undang-undang Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk


manusia susila yang cakap dan warganegara
1. UU No.4/1950
yang demokratis serta bertanggungjawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air.

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan


kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia Indonesia yang
2. UU No.2/1989 beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa dan berbukti pekerti luhur, memiliki pengetahuan
dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta kepribadian bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
3. UU No. 20/2003 seluruh peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis
dan bertanggungjawab.

Eksistensi Muhammadiyah berada da- pendidikan yang agak berdekatan dan ham-
lam naungan Negara Indonesia. Namun pir beriringan adalah tujuan pendidikan
yang menarik adalah ketika merumuskan nasional 1950 dan tujuan pendidikan 1954.
tujuan pendidikan, Muhammadiyah tidak Masa ini bangsa Indonesia tengah mengala-
serta merta mengikuti perubahan tujuan mi pergolakan, sehingga ada keinginan kuat
pendidikan nasional. Dari tabel 2 di atas, dari elemen-elemen bangsa untuk men-
diketahui bahwa rumusan tujuan pendi- yatukan langkah, di antaranya adalah lang-
dikan Muhammadiyah pasca kemerdekaan kah dalam pendidikan. Dan, desakan dari
sudah berlangsung tiga kali, yaitu 1954, pemerintah maupun intern Muhammadi-
1971, dan 1985. Dilihat dari urutan waktu- yah untuk mensinergikan atau mendekat-
anya, hanya tujuan pendidikan 1954 yang kan antara tujuan pendidikan nasional dan
agak berdekatan dengan tujuan pendidikan tujuan pendidikan Muhammadiyah cukup
nasional 1950. Sedangkan rumusan pendi- kuat. Namun setelah melalui permusy-
dikan 1971 dan 1985 sama sekali tidak ber- awaratan yang cukup alot, upaya itu tidak
iringan dengan dengan tujuan pendidikan berhasil. Ini terlihat dari perbedaan antara
nasional 1989 maupun 2003. Hal ini menun- konsep “manusia susila” yang dipegang
jukkan fenomena yang sungguh menarik, oleh pemerintah dengan konsep “manusia
karena dalam merumuskan tujuan pen- muslim yang berakhlak mulia” menjadi tu-
didikan, Muhammadiyah cenderung in- juan pendidikan Muhammadiyah.
dependen dan tidak begitu terpengaruh Dari pergumulan itu dapat ditarik in-
dengan hiruk pikuk perubahan tujuan pen- terpretasi bahwa baik tujuan pendidikan
didikan nasional. nasional 1950 maupun tujuan pendidikan
Sebagaimana dijelaskan di atas, tujuan Muhammadiyah 1954 sebenarnya memi-

53
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

liki titik persamaan, yaitu menekankan didikan nasional, langkah selanjutnya ada-
pada pembentukan manusia yang bermoral lah menafsirkan corak tujuan pendidikan
luhur. Hanya saja ada perbedaan penekanan Muhammadiyah dengan kerangka referen-
dalam artikulasi rumusannya. Tujuan pen- si teori pendidikan modern. Di atas, pada
didikan nasional lebih menekankan pada landasan teori, dipaparkan ragam tujuan
konsep moral yang bercorak kebangsaan, pendidikan dalam pandangan tiga teori
kalau bukan malah kejawaan. Sedangkan pendidikan modern; esensialis, perenia-
tujuan pendidikan Muhammadiyah me- lis, dan progresif. Teori pendidikan esen-
nekankan pada moral yang berakar/ber- sialis cenderung konservatif dan bersifat
sumber pada ajaran agama Islam, lebih ber- tradisional, karena berupaya mempertah-
dimensi religius. Namun perlu ditekankan ankan nilai-nilai luhur yang telah bertahan
bahwa pemahaman keagamaan yang diba- lama dalam kehidupan masyarakat. Sosok
ngun Muhammadiyah adalah pemahaman pribadi ideal menurut teori esensialis ada-
Islam berkemajuan dan mampu mem- lah manusia tradisionalis, yang menjunjung
perkuat nilai-nilai kebangsaan, sehingga tinggi nilai-nilai tradisi yang telah menghu-
perbedaan sumber nilai moral itu bukanlah jam kuat dalam masyarakat.
saling bertentangan tetapi memperkaya wa- Teori pendidikan perenialis berorien-
cana pengembangan manusia bermoral itu tasi regersif, ingin kembali pada idea-idea
sendiri.19 besar yang dirumuskan oleh tokoh-tokoh
Bila dibaca secara lebih seksama, ru- Abad Pertengahan, seperti Thomas Aqui-
musan tujuan pendidikan Muhammadiyah nas (1225-1274 M). Sosok manusia ideal
1971 dan 1985 memiliki garis kesinambun- yang dicita-citakan kaum perenialis adalah
gan sekaligus konsisten dengan rumusan manusia rasional yang memiliki intelektual-
tujuan pendidikan sebelumnya. Titik kes- itas tinggi. Manusia rasional yang mampu
inambungan itu terlihat pada konsep “ter- menangkap konsep-konsep atau idea-idea
bentuknya manusia Muslim yang berakhlak besar yang telah dirumuskan oleh tokoh-to-
mulia”. Sementara itu, tujuan pendidikan koh Abad Pertengahan.
nasional mengalami pergeseran dan peru- Terakhir, teori pendidikan progresif
bahan penekanan. Tujuan pendidikan nasi- yang beroientasi pada kemajuan (progress)
onal 1950 menekankan pada susila (moral), kehidupan sosial. Sosok pribadi idaman
tahun 1989 menekankan dimensi kecer- menurut teori ini adalah manusia inteligen
dasan, dan tahun 2003 kembali menekank- yang mampu memecahkan permasalahan
an pada watak atau moral. Data-data ini yang dihadapi dirinya maupun masyara-
menunjukkan bahwa dalam merumuskan kanya. Berbeda dengan kaum esensialis
tujuan pendidikannya, Muhammadiyah berlandaskan pada tradisi, maupun kaum
relatif mandiri dan lebih menekankan pada perenialis yang berpegah teguh pada idea-
dimensi akhlak mulia sebagai manifestasi idea besar, kaum progresif berpijak pada
dari pemahaman keagamaannya. pengalaman sebagai pilar utama untuk me-
mecahkan masalah kehidupan.
Corak Tujuan Pendidikan Muhammadi- Berkaca pada ketiga teori pendidikan
yah modern di atas, tujuan pendidikan Muham-
Setelah menjelaskan pergumulan Mu- madiyah lebih dekat dengan teori pendi-
hammadiyah dalam merumuskan tujuan dikan progresif. Ini dapat ditunjukkan dari
pendidikannya di tengah konstelasi pen- konsep-konsep berikut: “kyai sing berkema-
juan”, “aja kesel-kesel anggomu nyambut
19 Diyah Kumalasari, Kajian konsep pendi- gawe kanggo Muhammadiyah”, “memajukan
dikan karakter menurut KH Ahmad Dahlan dan menggembirakan cara kehidupan”,
dan Ki Hadjar Dewantara: Suatu refleksi “berguna bagi masyarakat”, dan lain-lain.
historis cultural. Disertasi Universitas Neg- Meskipun tujuan pendidikan Muhammad-
eri Yogyakarta, 2012. iyah berorientasi dan lebih dekat dengan
54
Membedah Tujuan Pendidikan Muhammadiyah (Mohamad Ali)

teori pendidikan progresif, namun harus cara garis besar dapat dibagi menjadi era
dicatat bahwa fondasi pendidikan Muham- pra-perumusan dan era perumusan formal.
madiyah adalah religius, yaitu Islam yang Beberapa kali modifikasi yang dilakukan
berkemajuan. Sedangkan progresivisme masih menunjukkan titik kontinuitas den-
bercorak sekular. Oleh karena itu, secara gan idea pendidikan KH Ahmad Dahlan.
ringkas dapat disimpulkan bahwa tujuan Kedua, dalam merumuskan tujuan pendi-
pendidikan Muhammadiyah bercorak pro- dikan, Muhammadiyah relatif mandiri keti-
gresif religius. ka diperhadapkan dengan rumusan tujuan
pendidikan nasional. Ketiga, dari sudut te-
KESIMPULAN ori pendidikan modern, corak tujuan pendi-
dikan Muhammadiyah lebih dekat dengan
Dari seluruh uraian di atas, secara ring- teori pendidikan progresif, namun karena
kas dapat ditarik tiga simpulan. Pertama, fondasinya religius, maka corak pendidikan
tujuan pendidikan Muhammadiyah men- Muhammadiyah adalah progresif religius.
galami beberapa kali perubahan yang se-

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. Paradigma pendidikan berkemajuan: Teori dan praksis pendidikan progresif religi-
us KH Ahmad Dahlan. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2016.
Al Jumbulati, Ali. Perbandingan pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta, 1994.
Assegaf, Abd. Rachman. Aliran pemikiran pendidikan Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2013.
Brameld, Theodore. Philosophies of education in cultural perspective. New York & London,
Holt-Rinehart-Winston.
Brubacher, John S. Modern philosophies of education. New York-London-Toronto: Mc-
Graw-Hill Book Company, 1969.
Barnadib, Imam. Filsafat pendidikan: Pengantar mengenai sistem dan metode. Yogyakarta: Andi
Offset Yogyakarta, 1994.
--------------------. Beberapa hal tentang pendidikan. Yogyakarta: Studing, 1982.
Barnadib, Sutari Imam. Pengantar ilmu pendidikan sistematis. Yogyakarta: Andi Offset, 1993.
Crijns dan Reksosiswojo, Pengantar di dalam praktik pengajaran dan pendidikan 4. Jakarta:
Noordhoff-Kolff, 1952.
Fakhruddin, A.R. Muhammadiyah menuju masa mendatang. Yogyakarta: Persatuan, 1985.
Gottschalk, Louis. Mengerti sejarah (terjemahan: Nuhroho Notosusanto), Jakarta: UI Press,
2008.
Knight, George R. Issues and alternative in educational philosophy. Michigan: Andrews Uni-
versity Press, 1982.
Kuntowijoyo, metodologi sejarah, Yogyakarta: Tiara Wacana, 2003.
Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan ilmu sosial dalam metodologi sejarah, Jakarta: Gramedia, 1992.
Kumalasari, Diyah. Kajian konsep pendidikan karakter menurut KH Ahmad Dahlan dan Ki Had-
jar Dewantara: Suatu refleksi historis cultural. Disertasi Universitas Negeri Yogyakarta,
2012.
55
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol. 17, No. 1, Juni 2016: 43-56

Pasha, Musthafa Kamal dan Ahmad Adaby Darban. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam
dalam perspektif historis dan ideologis. Yogyakarta: LPPI, 2000.
Quthb, Muhammad . Sistem pendidikan Islam (Terjemahan: Salman Harun). Bandung:
Al-Maarif, 1984.
Ridla, Muhammad Jawad . Tiga aliran utama teori pendidikan Islam (Terjemahan: Mahmud
Arif). Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002.
Saifullah, Ali. Pendidikan pengajaran dan kebudayaan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.
Sjamsuddin, Helius. Metodologi sejarah, Yogyakarta: Ombak, 2012.
Shobron, Sudarno dkk. Studi Kemuhammadiyahan. Surakarta: LPIK UMS, 2014.
Wirjosukarto, Amir Hamzah. Pembaharuan pendidikan dan pengajaran Islam yang diselenggara-
kan oleh pergerakan Muhammadiyah. Yogyakarta: Penyelenggara publikasi pebaharu-
an pendidikan/pengajaran Islam, 1962.

56

Anda mungkin juga menyukai