Anda di halaman 1dari 11

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

Studi Al Islam dan Kemuhammadiyahan

RIDWAN SIDIQ
2220201008

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
Artikel Rujukan
Identitas Muhammadiyah sebagai gerakan modern, tidak bisa dilepaskan atas
konseptualiasasi yang dihasilkan dalam bidang pendidikan. Era kolonial yang
identik dengan dikotomi pendidikan dan keilmuan, mulai tereduksi oleh gerakan
Muhammadiyah yang mengusung integrasi keilmuan, penyeimbangan antara ilmu
pengetahuan dan agama serta sekaligus sebagai ungkapan keprihatinan KH.Ahmad
Dahlan terhadap bidang pendidikan. Historisitas Muhammadiyah sebagai gerakan
pendidikan dapat dirujuk pada rumusan-rumusan tujuan hadirnya Muhammadiyah
mulai tahun 1921 hingga 1971 yang menggambarkan pendidikan sebagai dasar
gerak dan langkahnya. Muhammadiyah ingin memberikan perspektif baru bahwa
pendidikan bersifat integratif holistik, bukan pada area dikotomis parsial, yang dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan bangsa.
Interaksi Miliu dan Pemikiran

Islam adalah agama yang sangat menghargai kesetaraan egaliterisme. Islam menolak stratifiInteraksi
antara lingkungan (miliu) dan pemikiran memainkan peran krusial dalam perkembangan gerakan pendidikan
Muhammadiyah, yang tak terlepas dari kepribadian pendirinya, KH. Ahmad Dahlan. Lahir pada tahun 1868 di
Kauman, Yogyakarta, sebagai Muhammad Darwis, beliau tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan nilai
keagamaan. Kecintaan dan kehausan akan ilmu pengetahuan telah menjadi bagian integral dari kepribadiannya
sejak kecil.kasi sosial-ekonomis yang berarti meminggirkan orang miskin dan anak yatim dalam sistem sosial
yang bertingkat.
Pentingnya interaksi dengan lingkungan keilmuan di Arab Saudi juga memberikan kontribusi besar pada
pemikiran Dahlan. Selain itu, bacaan atas karya-karya para pembaru pemikiran Islam menciptakan landasan
bagi ide-ide pembaruan yang dibawa pulang oleh Kyai Dahlan. Sebaliknya, ia tidak menjadi konservatif
setelah tinggal di Arab Saudi, melainkan justru membawa ide dan gerakan pembaruan ketika kembali ke tanah
airnya (Suara Muhammadiyah, 2017).
Keprihatinan Terhadap Pendidikan
Bangsa
Keprihatinan atas kondisi Umat Islam Indonesia yang terpuruk akibat kolonialisme Belanda mendorong
KH. Ahmad Dahlan untuk memulai gerakan pendidikan melalui Muhammadiyah. Masyarakat menghadapi
keterpurukan ekonomi, pendidikan terbelakang, dan kehidupan sosial-budaya yang tidak membanggakan,
menjadikan pendidikan sulit diakses, terutama oleh kalangan bangsawan.Berbeda dengan tokoh nasional pada
zamannya yang fokus pada politik dan ekonomi, KH. Ahmad Dahlan sepenuhnya mengabdikan diri pada
bidang pendidikan. Dengan ilmu agama dan ide-ide pembaharu dari Timur Tengah, ia memperbaharui
pemahaman keislaman dan pendidikan masyarakat.
Sejak awal berdiri, Muhammadiyah memiliki keterkaitan erat dengan pendidikan. KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah pada tahun 1911 sebagai langkah awal. Muhammadiyah
berkembang pesat, mengambil peran dalam dunia pendidikan dan sektor-sektor lainnya, seperti dakwah dan
penolong kesengsaraan umum (PKU). Muhammadiyah memahami bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan
suatu bangsa.
Pendidikan Sebagai Embrio
Muhammadiyah
Secara historis, Muhammadiyah dapat dianggap berasal dari "rahim pendidikan" dan berkembang sebagai
"gerakan pendidikan". Dimulai dari balai pendidikan sederhana, Muhammadiyah tumbuh dan berkembang
sebagai organisasi Islam. Pemikiran visioner KH. Ahmad Dahlan menjadi landasan organisasi ini, dan
pertumbuhannya signifikan. Sebagai gerakan Islam, dakwah, dan tajdid, Muhammadiyah tidak hanya bergerak
di bidang pendidikan, tetapi juga melahirkan majelis-majelis pada tahun 1917 yang membuat wilayah kerjanya
semakin luas.
Empat majelis yang muncul pada awalnya, yaitu bagian sekolahan, bagian pustaka, bagian tabligh, dan
bagian penolong kesengsaraan umum (PKU), menandakan keterlibatan Muhammadiyah dalam berbagai sektor.
Sejarah ini membuktikan bahwa Muhammadiyah sejak awal telah mengambil peran penting dalam dunia
pendidikan. Pendekatan ini diambil karena Muhammadiyah menyadari bahwa pendidikan dalam makna seluas-
luasnya adalah kunci untuk kemajuan dan kegemilangan suatu bangsa, mencakup masyarakat, kaum, dan
negara (Ali, 2016).
Pendidikan Integratif Holistik Bukan
Dikotomis Parsial
Pada masa penjajahan Belanda, terjadi ketidakseimbangan dan dualisme dalam pendidikan di Indonesia.
Pendidikan kolonial Belanda melarang pelajaran agama di sekolah-sekolahnya, menciptakan pemisahan antara
ilmu agama dan ilmu umum. Sisi barat menghadirkan pendidikan sekuler yang modern, sedangkan pribumi
tetap mempertahankan pendidikan pesantren tradisional.Dualisme ini menciptakan dua kelas sosial yang
berbeda, menghasilkan masyarakat elitis dan masyarakat yang konservatif. Pemisahan ilmu dalam pendidikan
mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan dan kemunduran dunia Islam. KH. Ahmad Dahlan, menghadapi
dualisme ini, berusaha mengintegrasikan kedua sistem pendidikan tersebut.

Muhammadiyah, sebagai langkah awal, bekerja sama dengan kolonial Belanda dengan ikut serta sebagai
guru di sekolah Belanda. Selanjutnya, KH. Ahmad Dahlan mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah
di Kauman Yogyakarta, mengkombinasikan sistem pendidikan barat dengan kearifan lokal dan tradisi
pesantren.
Pendidikan Tranformatif

Pendidikan transformatif adalah konsep pendidikan yang dinamis dan memiliki dampak nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Konsep ini menekankan bahwa ilmu seharusnya tidak hanya berupa teori, tetapi juga
diimplementasikan sebagai amalan dan perbuatan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar. Pendidikan
transformatif menciptakan keselarasan antara wawasan dan perbuatan, teori dan kenyataan, serta konsep dan
praktik.
Muhammadiyah, sebagai organisasi yang diilhami oleh KH. Ahmad Dahlan, mengembangkan konsep
pendidikan transformatif sebagai misi risalah Islam. Pendidikan ini tidak hanya fokus pada ritus Islam, tetapi
juga menjadi solusi bagi permasalahan masyarakat. Pendidikan transformatif Muhammadiyah mencakup
gerakan pendidikan, kesehatan, dan ekonomi untuk memberdayakan masyarakat secara menyeluruh.Konsep
ini berasal dari kisah KH. Ahmad Dahlan yang mengajarkan surat Al-Ma'un kepada santrinya. Melalui metode
pembelajaran kontekstual, beliau mendorong penyadaran dan mengubah ilmu menjadi tindakan nyata.
Pendidikan yang diterapkan oleh KH. Ahmad Dahlan berelevansi dengan lingkungan kehidupan dan
menghasilkan prinsip ilmu amaliah, amal ilmiah.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Muhammadiyah
Pendidikan Muhammadiyah memiliki empat fungsi utama: sebagai sarana pendidikan dan pencerdasan,
pelayanan masyarakat, gerakan dakwah amar ma'ruf nahi mungkar, dan area kaderisasi. Fungsi-fungsi ini
mencerminkan respons terhadap kekeringan ruh keagamaan dalam pendidikan. Seluruh Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) di bidang pendidikan diharapkan melaksanakan pendidikan al Islam dan
Kemuhammadiyahan.

Tujuan pendidikan Muhammadiyah berkembang seiring waktu, melibatkan dua fase: pra-perumusan dan
perumusan. Pada fase pra-perumusan, tujuan tersebut tidak dirumuskan secara eksplisit sebagai formalitas,
namun terintegrasi dalam ajaran dan tindakan KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri. Tujuan utama adalah
membentuk pribadi ulama intelektual yang mendedikasikan diri untuk kebaikan masyarakat dan negara.
Kesimpulan

Muhammadiyah hadir sebagai gerakan pendidikan yang telah mewarnai perjalanan


pendidikan nasional. Berawal dari keprihatinan terhadap keterpurukan bangsa dalam semua
aspek kehidupan, KH. Ahmad Dahlan terpanggil untuk berkiprah membenahi kondisi yang
sedang dihadapi dengan mengambil peran dalam sektorpendidikan. Bermula dari sebuah
balai pendidikan yang sederhana, beliau memperkenalkan konsep modernitas. Seiring
berjalannya waktu, lahirlah Muhammadiyah yang mengusung slogan berkemajuan.
Konsentrasi beliau menggarap dunia pendidikan tidak lepas dari pemikirannya yang menilai
bahwa kemajuan suatu bangsa berawal dari pendidikan. Maka, tidak berlebihan mankala
pemerintah memberikan apresiasi
kepada beliau atas jasa-jasanya danmenjadikannya sebagai salah satu pahlawan nasioanal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai