Visi Under Armour yaitu “Empower Athletes Everywhere.” sementara misinya adalah “To Make All Athletes Better Through Passion, Design And Relentless Pursuit Of Innovation”. Thompson (2017) menyatakan bahwa penyataan misi suatu perusahaan mencerminkan bisnis dan tujuan perusahaan-identitas perusahaan (who we are), usaha perusahaan (what we do) dan alasan keberadaan perusahaan (why we are here). Visi Under Armour telah menjelaskan bahwa perusahaan memiliki tujuan agar seluruh atlet dimanapun berada akan menggunakan produk dari Under Armour dan performanya meningkat. Visi tersebut sudah menggambarkan pangsa pasar Under Armour yaitu atlet dan orang yang suka berolahraga. Visi tersebut juga menjelaskan arah Under Armour secara jelas yaitu menjadi market leader, yang produknya dipakai oleh seluruh atlet di penjuru dunia . Sedangkan evaluasi misi Under Armour, dapat dirinci sebagai berikut: Who we are Pada misi telah dinyatakan bahwa Under Armour merupakan perusahaan yang menyediakan seluruh kebutuhan perlengkapan atlet. What we do Pada misi telah dinyatakan bahwa untuk mencapi visinya maka Under Armour melakukannya dengan cara memiliki semangat juang tinggi, pengembangan desain, dan inovasi tiada henti. Why we are here Pada misi sudah dinyatakan tujuan apa Under Armour kepada customer yaitu untuk menjadikannya atlet yang lebih baik setelah menggunakan produk Under Armour. Namun tujuan kepada stakeholder lainnya tidak dinyatakan pada pernyataan misi tersebut. B. Operasi Bisnis Under Armour Under Armour menawarkan berbagai macam perlengkapan olahraga yang mencakup berbagai jenis olahraga diantaranya, sepakbola, basket, american football, bisbol, dan lari. Produk yang dihasilkan yaitu: a. Pakaian Olahraga b. Sepatu Olahraga c. Aksesoris Olahraga d. Aplikasi Fitness e. Lisensi
C. Model Bisnis Under Armour
Model bisnis Under Armour adalah menawarkan berbagai macam perlengkapan olahraga yang ditujukan kepada atlet dan orang yang suka berolahraga. Under Armour mengedepankan inovasi dalam pengembagan produk perlengkapan olahraga, menciptakan desain yang menarik dan memakai bahan dengan kualitas terbaik untuk menciptakan keunggulan kompetitif pada persaingan. Under Armour juga berfokus pada branding (membangun citra merek) dan menyediakan kebutuhan customer dengan produk unggulan. D. Kompetisi pada Industri Perlengkapan Olahraga Terdapat 25 merek pada Industri Perlengkapan Olahraga yang beroperasi dalam skala global dengan beragam lini produk dan beroperasi di berbagai wilayah geografis. Lalu banyak pula merek-merek yang beroperasi dalam suatu wilayah atau skala lokal. Secara keseluruhan pasar global untuk perlengkapan olahraga diperkirakan senilai $ 250 miliar. Nike merupakan market leader, lalu Adidas berada di urutan kedua. Sehingga Nike dan Adidas merupakan rival terbesar Under Armour pada Industri tersebut. Perbedaan Under Armour dengan kedua pesaing tersebut adalah kedua pesaing terebut memasarkan produknya dengan bebagai merek atau anak perusahaan sedangkan Under Armour hanya menggunakan satu merek. Anak Perusahaan Nike antara lain Converse dan Umbro sedangkan Adidas memiliki antara lain, Rockport dan Reebok. Sehingga kedua pesaing tersebut dapat menawarkan jenis produk yang sama dengan pangsa pasar yang berbeda, harga yang berbeda, dan kualitas yang berbeda. E. Uji Kekuatan Kompetitif Sumber Daya pada Under Armour Uji kekuatan kompetitif sumber daya disebut dengan VRIN (Valuable, Rare, Inimitable, & Nonsubstituable) tests for sustainable competitive advantage. Pada studi kasus Under Armour analisinya sebagai berikut: a. Is the resource or capability competitively Valuable? Sumber daya dan kemampuan Under Armour sudah relevan dengan strategi-strategi fungsionalnya. Contoh, strategi diferensiasi yang dilakukan Under Armour untuk menarik pangsa pasar pada industri perlengkapan olahraga dengan cara menawarkan produk unggulan dengan kualitas tinggi dan melakukan promosi secara gencar. b. Is the resource or capability Rare—is it something rivals lack? Under Armour memiliki brand yang sudah mengglobal, namun banyak brand rival yang sudah ada sebelum adanya Under Armour dan lebih terkenal, seperti Nike dan Adidas. Sehingga saat ini Under Armour berfokus pada penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk inovatif dengan teknologi tinggi agar dapat menciptakan suatu produk yang tergolong rare c. Is the resource or capability Inimitable—is it hard to copy? Sebelum kemunculan Under Armour, sudah banyak perusahaan perlengkapan olahraga berskala global maupun berskala lokal. Sehingga sumber daya tersebut mudah ditiru. Oleh karena itu, inovasi-inovasi bisnis dan continous improvement dalam industri ini sangat dibutuhkan untuk terus dapat mempertahankan pangsa pasarnya. d. Is the resource or capability Nonsubstitutable—is it invulnerable to the threat of substitution from different types of resources and capabilities? Untuk pangsa pasar atlet dan tim olahraga, produk yang ditawarkan oleh Under Armour dan perusahaan sejenis adalah Nonsubstituable. Karena adanya peraturan baku dari setiap cabang olahraga mengenai pakaian dan alat perlengkapan. Namun untuk pangsa pasar non-atlet atau pecinta aktivitas olahraga produk yang ditawarkan oleh Under Armour terutama pakaian dan sepatu adalah sesuatu yang dapat digantikan (substituable), karena tidak semua orang berolahraga memakai pakaian khusus olahraga dan sepatu khusus olahraga, umumnya tejadi di negara berkembang.
F. Analisis SWOT pada studi kasus Under Armour sebagai berikut:
Strength 1) Memiliki tim Research & Development yang sangat baik dalam menciptakan inovasi baru 2) Memiliki reputasi yang baik atas Brand atau Merek 3) Rantai pasokan serta distribusi dikelola dengan efektif dan efisien 4) Produk yang ditawarkan berkualitas tinggi 5) Kondisi keuangan relatif sehat Weakness 1) Harga produk yang ditawarkan lebih mahal dibanding pesaing dengan jenis produk yang sama 2) Belum memiliki anak perusahaan atau menciptakan merek lain yang dapat memproduksi produk yang ditujukan untuk pangsa pasar yang berbeda-beda, seperti pangsa pasar dengan harga terjangkau atau murah 3) Reputasi brand-nya masih dibawah rival utama Opportunity 1) Menambah produk yang ditawarkan pada cabang olahraga lain 2) Berekspansi pada berbagai negara lain dan pasar negara berkembang 3) Mengedukasi masyarakat agar lebih mementingkan kualitas daripada harga saat memilih produk perlengkapan olahraga, Lebih banyak menciptakan produk khusus wanita, karena saat ini semakin banyak wanita yang gemar berolahraga dan berbagai olahraga yang saat dulu hanya dilakukan oleh pria, sekarang juga sudah banyak dilakukan oleh wanita Threat 1) Terdapat merek-merek dari pesaing yang sudah sangat kuat di pasar perlengkapan olahraga secara global dan memiliki konsumen loyal. Contoh: Nike dan Adidas. 2) Terdapat merek-merek lokal yang menawarkan harga terjangkau. Contoh: Li-Ning (China) dan League (Indonesia) 3) Kondisi mata uang yang tidak stabil dapat meningkatkan biaya produksi dan pengiriman 4) Citra Under Armour sangat lekat dengan orang yang berbadan ideal dan tegap. Padahal banyak konsumen pada perlengkapan olahraga yang tidak berbadan ideal dan tegap, sehingga dapat menurunkan minat masyarakat terhadap Under Armour dan beralih pada produk yang citranya lebih universal.
G. Protecting Market Position & Competitive Advantage (Strategic Defensive)
Dalam menghadapi tekanan dari pesaing terdahulu yang mana juga pesaing terkuatnya, CEO UA melakukan restrukturisasi strategi yang disebut pivot. Strategi ini mengharuskan UA untuk menterminasi 2% karyawannya secara global (www.forbes.com). Selain itu, CEO Plank merumuskan beberapa program kerja yang berfokus pada peningkatan jenis produk untuk wanita dan anak-anak, peningkatan penjualan pasar internasional, penawaran bisnis lifestyle melalui MapMyFitness, dan peningkatan saluran distribusi langsung kepada konsumen. Perbaikan-perbaikan internal dilakukan UA untuk menciptakan pertahanan yang kuat dan dapat mendorong posisi pasarnya dalam industri ini. Pada tahun 2016, divisi footwear UA mengalami kenaikan dan penurunan performa secara bersamaan. Setelah sukses dengan lini produk sepatu Curry, mengalahkan Nike dan Adidas, produk Curry tipe terbaru ternyata gagal mendapatkan antusias yang tinggi dari konsumen sehingga total penjualan divisi footwear mengalami penurunan yang signifikan. Setelah peristiwa itu, manajemen UA secara professional memutus hubungan kerja dengan kepala divisi footwear. Pada tahun 2017, strategi Plank dalam peningkatan penjualan internasional berhasil dieksekusi dengan baik. UA berhasil melakukan progres signifikan dengan kenaikan total pendapatan sebesar 35% yang berasal dari luar wilayah US. Kenaikan pendapatan terbesar dipicu oleh pasar EMEA khususnya China dan India yang arus perdagangannya sedang tumbuh pesat. H. Memperkuat Posisi Pasar Melalui Ruang Lingkup Operasi. Selain dari pertimbangan langkah kompetitif dan timing perusahaan, ada seperangkat keputusan manajerial lain yang dapat memengaruhi kekuatan posisi pasar perusahaan, yaitu Keputusan menyangkut ruang lingkup operasi perusahaan serta luasnya aktivitas dan jangkauan pasarnya (Thompson et al, 2017). Pada studi kasus ini, UA telah memperkuat posisi pasar melalui ruang lingkup operasinya yang terbagi menjadi 4 wilayah geografis yaitu North America (US & Canada), Latin America, Asia-Pacific, dan Eropa/Middle East Africa (EMEA) dengan rincian dibawah ini: 143 outlet pabrik di North America 4000 retailers di Austria, France, Germany, Ireland, dan UK yang diakomodasi oleh kantor cabang UA di Amsterdam 70 titik penjualan premium dan partner e-commerce di Brazil 5 outlet dan retail franchise di China dan Hongkong (GigaSports) Beberapa distributor independen yang tersebar di Australia, New Zealand, dan Taiwan Pada tahun 2016, ribuan produk UA telah berhasil terjual di China, Japan, Great Britain, Ireland, Germany, Austria, Belgium, the Netherlands, Greece, Italy, Spain, Sweden, Brazil, Chile, Bolivia, Ecuador, Peru, Mexico, Malaysia, Thailand, Australia, New Zealand, Philippines, South Korea, dan Singapore. Penjualan produk UA di beberapa negara dilakukan melalui kerjasama dengan partner lisensi dan partner lokal. I. Strategi Merger dan Akuisisi Horizontal. Menurut Thompson et al (2017) merger dan akuisisi merupakan opsi strategis yang sangat banyak digunakan untuk memperkuat posisi pasar perusahaan. Pada studi kasus ini, UA melakukan akuisisi terhadap MapMyFitness, salah satu komunitas fitness terbesar di dunia dan menawarkan diversifikasi aplikasinya melalui MapMyRun dan MapMyRide. Selain MapMyFitness, UA juga mengakuisisi aplikasi fitness Eropa, Endomondo, dan aplikasi food- logging, MyFitnessPal. UA selanjutnya melakukan penggabungan aplikasi-aplikasi tersebut melalui sistem connected fitness, UA Healthbox, pada tahun 2016. J. Strategi Integrasi Vertikal Strategi Integrasi Vertikal adalah membentuk bagian yang sebelumnya dibeli dari pemasok, atau jika membuka jaringan toko ritel sendiri untuk memotong distributor sebelumnya (Thompson et al, 2017). Pada studi kasus ini, UA tetap membeli kebutuhan material dari pemasok dan tidak membentuk bagian sendiri. Opsi yang diambil UA agar mendapatkan pasokan murah dan berkualitas adalah dengan cara bekerjasama dengan 5 produsen material yang telah melewati proses seleksi dan terpilih yang berasal dari Malaysia, Taiwan, dan Meksiko. Strategi integrasi ini menguntungkan UA dari segi biaya dan kualitas aktivitas supply chain yang mana tidak membutuhkan waktu dan tenaga khusus untuk menjalankannya, sehingga memberikan ruang gerak lebih bebas kepada para karyawan untuk berkonsentrasi penuh pada inovasi dan pengembangan produk UA serta perbaikan maupun perluasan lini bisnisnya. K. Strategi Aliansi dan Kemitraan Strategi aliansi adalah perjanjian formal antara dua atau lebih perusahaan terpisah di mana mereka setuju untuk bekerja secara kolaboratif menuju beberapa tujuan strategis yang relevan (Thompson et al, 2017). Pada studi kasus ini, UA melakukan strategi aliansi dengan Dome Corporation, perusahaan yang menjadi distributor utama produk UA di Jepang. Hubungan yang terjadi antara keduanya melibatkan investasi UA secara minoritas pada saham Dome sedangkan Dome memperoleh hak distribusi untuk Korea Selatan. Dome menjual produk-produk UA kepada tim olahraga pro. Pada tahun 1999 UA menjual produknya di Jepang melalui pemegang lisensi. UA membuka kantor penjualan Kanada pada tahun 2003 dan mulai upaya untuk mengembangkan kehadiran pasarnya di Kanada. UA menggunakan agen penjualan independen untuk mulai menjual produknya di Inggris pada tahun 2005. Selain itu, untuk mendukung bisnis lintas negara, UA menyebarkan lini produksi dan distribusi pada beberapa negara. Pada tahun 2011, UA membuka showroom ritel di Shanghai, China. UA diperkenalkan di Hong Kong melalui kemitraan dengan rantai ritel terkemuka GigaSports. UA mulai menjual pakaian bermerek, alas kaki, dan asesorisnya ke distributor independen di Australia, Selandia Baru, dan Taiwan pada tahun 2014; distributor ini bertanggung jawab untuk mengamankan rekening ritel untuk barang dagangan produk UA kepada konsumen. Distribusi produk UA ke akun ritel di Asia ditangani oleh penyedia logistik pihak ketiga yang berbasis di Hong Kong. Pada tahun 2013, UA mengatur kegiatan internasionalnya menjadi empat wilayah geografis — Amerika Utara (Amerika Serikat dan Kanada), Amerika Latin, Asia-Pasifik, dan Eropa / Timur Tengah / Afrika (EMEA). Pada tahun 2013, secara substansial semua produk UA dibuat oleh 44 produsen utama, yang beroperasi di 16 negara; 10 produsen menghasilkan sekitar 45 persen produk UA. Sekitar 63 persen produk UA diproduksi di Cina, Yordania, Vietnam, dan Indonesia. Pada April 2014, ada lima lokasi ritel yang dimiliki UA dan waralaba di China Daratan dengan produk merchandise. Pada 2015, sekitar 54 persen dari kain yang digunakan dalam produk UA berasal dari lima pemasok, dengan lokasi utama di Malaysia, Taiwan, dan Meksiko.fessional, retail-retail besar, dan ribuan retailer independen di Jepang dan Korea Selatan.