Kelompok 4 :
Nevi Laila Khasanah
375636
376014
Muhammad Riyanto
376000
Putri Ramadhany
376068
mengatur sendiri secara ekslusif tata letak produk nya di retail. Untuk toko yang belum memiliki
konsep toko Under Armour mereka akan mengadakan penempatan yang optimal untuk produkproduknya. Under Armour juga menggunakan media untuk promosi yaitu iklan di televisi
nasional, radio dan media cetak, selain itu Under Armour juga membangun fan base perusahaan
melalui media sosial Facebook dan Twitter.
Strategi Distribusi
Under Armour memiliki empat jalur distribusi yang terdiri dari jalur wholesale atau retailer,
menjual langsung ke konsumen dengan membuka sendiri retail milik Under Armour yang
tersebar di beberapa negara bagian, Lisensi produk dengan melakukan
perjanjian kepada
perusahaan lain untuk memproduksi dan mendistribusikan produk Under Armour serta jalur
distribusi lainnya yaitu menjual secara langsung kepada retailer di beberapa negara.
Desain dan Pengembangan Produk
Produk Under Armour di produksi oleh pihak ketiga dan dikembangkan oleh tim pengembangan
produk Under Armour serta desain produk yang didukung dengan data kualifikasi material dari
pemasok, kemampuan teknologi dari kontrak manufaktur, dan saran dari bagian pemasaran untuk
membuat ramalan tentang tren permintaan dan kebutuhan konsumen di masa yang akan datang.
Selain itu Under Armour juga memiliki fasilitas distribusi yang dikendalikan sendiri maupun
dengan pihak ketiga. Under Armour memiliki strategi persediaan yang fokus pada dua hal, yaitu
memiliki jumlah persediaan yang cukup untuk mengisi pesanan yang ada dan menggunakan
sistem dan prosedur yang kuat untuk mengembangkan efisiensi.
Kompetisi
Industri pada perlengkapan olahraga dan sepatu di dunia cenderung terfragmentasi dengan
banyaknya jumlah perusahaan yang bersaing didalam industri tersebut. Nike menjadi market
leader di industri sepatu dengan presentase market share sebesar 17% di tahun 2011, diikuti
dengan Adidas dan Puma. Kompetisi didalam industri ini sangat ketat melalui pengembangan
produk baru, harga, marketing dan promosi, serta kualitas yang ditawarkan oleh masing-masing
merek.
Nike
Sebagai market leader, Nike memfokuskan strateginya untuk mengembangkan produk baru dan
marketing pada berbagai macam produk seperti sepatu, perlengkapan olahraga,
pakaian
olahraga, dan aksesoris pendukungnya. Total penjualan dari Nike di tahun 2011 adalah $20,9
milyar di seluruh dunia. Hampir semua jenis olahraga dilayani oleh Nike tetapi sepakbola,
basket, running, dan training menjadi produk yang memiliki kontribusi tertinggi bagi pendapatan
Nike. Untuk merespon perubahan dari trend, Nike melakukan pendekatan dengan menyesuaikan
penawaran dengan produk yang sudah ada, mengembangkan produk , style, dan kategori baru,
serta berusaha untuk mempengaruhi pelanggan melalui promosi, pemasaran, dan sponsorship.
Pabrik dari Nike terdapat di 33 negara dan sebagian besar berada di Asia. Hal ini dilakukan
untuk menghemat biaya produksi dengan memanfaatkan sistem outsourcing. Nike cenderung
fokus pada pengelolaan research dan development.
Adidas
Adidas setidaknya memiliki 5 merek (Adidas, Reebok, Taylor Made, Rockport, dan Reebok
Hockey) untuk melayani segmen pelanggan yang berbeda-beda. di tahun 2011, Adidas mencatat
rekor penjualan sebesar 13,3 milyar. Seperti Nike dan Under Armour, Adidas menggunakan
atlet untuk memakai produk-produknya. Salah satu yang terkenal dan menjadi icon Adidas
sampai saat ini adalah pesepakbola David Beckham. Sepak bola menjadi daya tarik utama bagi
produsen perlengkapan olahraga karena merupakan olahraga paling populer di seluruh dunia.
Lebih dari 1000 karyawan dipekerjakan oleh Adidas di divisi Research and Development. Hal ini
membuktikan komitmen Adidas untuk fokus pada pengembangan produk baru. Hampir 95%
proses produksi dari Adidas diserahkan kepada pihak ketiga sama seperti yang dilakukan oleh
Nike agar dapat fokus pada R&D.
Analisis
Analisis Industri
Industri di mana Under Armour beroperasi merupakan industri di sektor garmen, terutama di
bidang olahraga. Sedangkan di saat yang sama, banyak perusahaan serupa yang telah
berkecimpung di dalam industri tersebut, antara lain: Nike, Adidas, Puma, dan Reebok. Ketika
Kevin Plank berusaha untuk ikut berkecimpung dalam industri ini, maka ia harus mampu
bersaing dalam persaingan industri yang sangat kompetitif, sedangkan perusahaan lain memiliki
pangsa pasarnya masing-masing.
Melihat persaingan dalam industri yang sangat tinggi, maka industri ini tidak lagi menarik.
Namun, ide yang diusung oleh Kevin Plank merupakan inovasi terbaru yang belum pernah
ditawarkan oleh perusahaan lain di industri yang sama, sehingga industri ini masih menarik bagi
Kevin Plank.
Analisis 5 Forces Model of Competition
1. Kompetisi dalam industri (kuat)
Industri garmen untuk olahraga memiliki banyak pemain pesaing, bahkan terdapat 25
merk dengan lini produk bermacam-macam. Di samping intensitas persaingan tersebut,
Under Amour dihadapkan pada ketidakhadiran pada patent, sehingga teknologi dan
inovasinya dapat diduplikasi.
2. Kemampuan tawar dari pemasok (lemah)
Bahan baku yang digunakan Under Armour merupakan barang yang tersedia bebas di
pasar, sehingga pemasok tidak dapat menekan perusahaan dengan memberikan harga
tinggi.
3. Kemampuan tawar dari pelanggan (lemah)
Sesuai dengan strategi Kevin Plank di periode awal berdirinya KP Sports, bahwa target
utama yang dituju justru manajer perlengkapan suatu tim olahraga dengan harapan
pembelian secara partai. Dengan pembelian secara partai ini, walaupun pelanggan bisa
meminta diskon, Under Armour dapat menggunakan kesempatan ini sebagai brand
positioning yang lebih luas ke masyarakat.
4. Ancaman pendatang baru (lemah)
Tingginya biaya investasi, produksi, pemasaran, dan distribusi yang dibutuhkan dalam
industri ini memberikan penghalang bagi pendatang baru untuk bersaing dalam industri
serupa. Namun, hal ini tidak menutup kemungkinan jika ada pemain baru yang masuk
dalam industri.
5. Ancaman dari barang substitusi (lemah)
Permintaan terhadap seragam, sepatu, maupun aksesoris olahraga diharapkan dapat
tumbuh kontinu, sehingga adanya barang substitusi tidak mengancam keberadaan Under
Armour.
Faktor Kunci Kesuksesan
Pada tahun 2011, Under Armour memiliki penjualan mendekati US$ 1,5 milyar. Kesuksesan ini
didukung beberapa faktor yang dimilikinya, antara lain:
Strategi Umum
Untuk mempertahankan posisi Under Armour dalam industri, maka perlu dikembangkan
keunggulan kompetisinya. Menurut Porter, ada lima strategi umum: low cost strategy, differential
strategy, focus low cost strategy, focus differential strategy, dan best cost provider strategy.
Under Armour semula menerapkan focus differential strategy dengan pasar niche yaitu pemain
sepakbola. Strategi ini berkembang melihat pasar yang lebih luas, sehingga Under Armour
menerapkan strategi differential strategy, dengan menciptakan lebih banyak seragam olahraga,
sepatu, dan aksesoris, bahkan dapat digunakan untuk berbagai jenis cabang olahraga dan
musimnya.
Menuju Global
Under Armour tentu tidak puas jika hanya berkompetisi di dalam negeri, oleh karena itu rencana
untuk ekspor ke mancanegara juga perlu dipertimbangkan. Menurut Porter, ada empat faktor
keuntungan kompetisi nasional yang disebut Porters Diamond of National Competitive
Advantage, yaitu sebagai berikut:
1. Situasi permintaan
Mengetahui kapan melakukan langkah strategis sama pentingnya dengan mengetahui apa yang
akan kita buat sehingga dapat memperlus jaringan pasar dan mempertahankan konsumen yang
loyal.
Under Armour merupakan perusahaan baru dalam industri sport apparel yang masih memiliki
kesempatan yang luas untuk menjadi perusahaan yang sukses dan dapat mengalahkan
perusahaan besar seperti Nike maupun Adidas.