Anda di halaman 1dari 18

Penyusun : Ahmad Fauzi

Mata Pelajaran : Al Qur’an Hadis


Kelas. : VII (Tujuh)
Semester : II (Genap)

Kompetensi Inti:
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli (toleran,
gotong royong), santun, percaya diri, dan percaya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

Kompetensi Dasar:
1.4 Menerima keutamaan membaca Al-Qur'an sesuai kaidah Ilmu Tajwid.
2.4 Menjalankan sikap teliti dalam melaksanakan tugas.
3.4 Memahami ketentuan hukum bacaan Mad thabi'i, mad wajib muttashil,
dan mad jaiz munfashil.
4.4 Mempraktikan bacaan mad thabi'i, mad wajib muttashil, dan mad jaiz
munfashil dalam surat pendek pilihan
1.5 Menerima bahwa optimis dan sabar adalah perintah Allah SWT.
2.5 Mengamalkan sikap pantang menyerah dalam meraih keberhasilan
sebagai salah satu bentuk sikap anti korupsi.
3.5 Menganalisis isi kandungan Q.S. al-Balad (90): 1-10, Q.S. az-Zumar (39):
53 dan Q.S. al-Bagarah (2): 153 tentang optimis dan sabar
1.6 Menerima kebenaran isi kandungan hadis tentang sikap berfikir positif,
optimis dan sabar dalam kehidupan bagi orang mukmin.
2.6 Menjalankan sikap berfikiran positif, optimis dan sabar dalam kehidupan
sehari-hari.
3.6 Menganalisis keterkaitan isi kandungan hadis riwayat Muslim dari Abu
Yahya Shuhaib bin Sinan

Materi Pokok: 1
Penyadaran keutamaan membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai
Kaidah Ilmu Tajwid

Tajwid adalah ilmu dalam membaca Al-Qur'an yang baik dan benar, Sebagai umat
Islam, membaca Al-Qur'an adalah suatu kewajiban. Ibadah ini bahkan memiliki
balasan pahala yang luar biasa, di mana keutamaan dari membaca Al-Qur'an ini satu
hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatkan menjadi sepuluh kebaikan.
Dalam hal ini sebagaimana Dalam Hadist Rasulullah SAW, yang artinya:

"Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah Saw bersabda: "Siapa
yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf
dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi).

Membaca Al-Qur'an memang memberikan banyak pahala serta keutamaan yang


besar bagi seseorang. Namun, dalam membaca Al-Qur'an, kita tidak bisa asal
membacanya begitu saja. Setiap kata dalam Alquran memiliki arti, dan jika salah
dalam membacanya, bisa mengubah arti dari kata tersebut. Dalam membaca Al-
Qur'an, ada ilmu yang disebut dengan tajwid. Tajwid adalah kata yang berasal dari
bahasa Arab, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang artinya membaguskan.
Sedangkan menurut istilah tajwid adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara
melafalkan huruf yang benar dan di benarkan, baik berkaitan dengan sifat, mad, dan
sebagainya, misalnya Tarqiq, Tafhim dan selain keduanya. Pada pengertian tajwid
tersebut dijelaskan bahwa ilmu tajwid berkaitan dengan pelafalan huruf-huruf
hijaiyah dan tata cara dalam melafalkan huruf-huruf tersebut dengan baik dan benar.
Karena akan ada huruf-huruf yang dibaca panjang, tebal, tipis, berhenti terang,
berdengung, dan sebagainya.

Pertanyaan:
1. Bagaimana anak-anak sudah paham dengan materi yang pelajari?
2. Siapa disini yang suka mengaji (Membaca al-Qur'an)?
3. Kenapa kita mengaji harus memperhatikan tajwidnya?
4. Siapa yang sudah menerapkan ilmu tajwid yang sudah diketahuinya dalam
membaca al-Qur'annya?
5. Ada yang bisa mencontohkan?
6. Siapa yang tau apa hukum membaca al-Qur'an dengan tajwid?
7. Nah jika kita membaca al-Qur'an dengan tajwid apa yang kita dapatkan?
Ataunapak keutamaan membaca al-Qur'an dengan tajwid?
8. Yang sudah tau ilmu tajwid tetapi tidak diterapkan sengaja ditinggalkan ketika
membaca al-Qur'an bagaimana menurut kalian sesuai yang sudah dipelajari tadi?
9. Untuk kaedah ilmu tajwid apakah sudah tau semua?
10. Diulang-ulang dirumah ya minggu besok sebelum memulai pwmbelajaran kita
tes, mengenai kaedah ilmu tajwid ini!

Materi Pokok: 2
Pembiasaan sikap teliti dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangganya
Teliti adalah sikap cermat dan berhati-hati dalam melakukan sesuatu. Baik dalam
bekerja, belajar atau aktivitas lainnya, teliti adalah keharusan karena sikap ini akan
membantumu untuk menyelesaikan sesuatu dengan lebih maksimal. Kalau kamu
terbiasa menyelesiakan sesuatu secara teliti, maka kamu juga yang akan merasa puas
dengan hasilnya.
Berikut ini beberapa cara agar lebih teliti dalam melakukan sesuatu.
1. Biasakan mengecek ulang
Jika kamu sudah selesai dari satu pekerjaan, biasakan untuk mengecek ulang dan
memeriksa semuanya dengan benar. Sehingga kamu bisa mengetahui mana bagian
yang masih kurang dan perlu diperbaiki.
2. Jangan tergesa-gesa
Jaat mengerjakan sesuatu, terkadang kita ingin cepat-cepat selesai sehingga
terburu-buru menyelesaikannya. Lebih baik pelan-pelan asal semuanya selesai
dengan baik.
3. Fokus
Kalau kamu tetap fokus, semua hal yang kamu kerjakan pasti hasilnya baik dan
lebih mudah selesai. jaga dirimu tetap fokus dengan menjauhkan gangguan,
melakukan latihan fisik sebelum beraktivitas dan hindari emosi negatif.
4. Persiapkan secara matang
Persiapan yang matang akan membuatmu jauh lebih berhati-hati dan
mengantisipasti apa yang akan terjadi. Kamu bisa lebih awal untuk memulai
pekerjaanmu agar kamu lebih mudah mempersiapkan segalanya.
5. Hindari beban pikiran yang terlalu berat
Terkadang keinginan untuk mencapai target yang tidak realistis memaksamu
untuk bekerja dan belajar mati-matian. Namun kamu lupa, itu bisa memengaruhi
kondisi mental dan psikologismu. Dan pada akhinya beban yang terlalu berat
membuatmu sulit fokus dan bekerja dengan baik. Punya tujuan itu penting, tetapi
jangan sampai memaksakan dirimu.

Teliti adalah sesuatu yang harus dibiasakan, jadi tidak bisa kamu dapatkan dalam
sekali atau dua kali percobaan. Jika terus dilakukan berulang-ulang itu akan menjadi
kebiasaan, setelah menjadi kebiasaan lama-lama akan menjadi karakter.

Pertanyaan:
1. Siapa yang tau apa itu teliti?
2. Kenapa kita harus teliti?
3. Apakah ada hubungan teliti dan tanggung jawab
4. Kepada siapa saja kita berkrakter seperti ini?
5. Apakah sikap ini penting untuk kehidupan kita?
6. Siapa yang bisa menjelaskan apa alasannya?
7. Apa yang akan kita lakukan untuk memenuhibsikap ini?
8. Apakah kalian sudah bersikap seperti ini?
9. Apa alasan sebelumnya anak-anak kurang teliti?
10. Apakah semua bersiap untuk bersikap kelbih baik lagi dalam lingkungan sosial
dalam berinteraksi untuk meningkatkan nilai tanggung jawab kita!

Materi Pokok: 3
Hukum bacaan mad thabi‟i, mad wajib muttashil, dan mad jaiz munfashil

Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil
A. Mad Thobi'i
Thobi’i Mad ini juga disebut dengan mad ashli. Untuk memahami jenis-jenis mad
lain dalam ilmu tajwid, kita perlu tahu dengan baik mad thabi’i.
Bacaan dihukumi dengan mad thobi’i jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Apabila huruf berharakat fathah bertemu dengan alif (‫)ء‬
2. Apabila huruf berharakat kasrah bertemu dengan ya’ (‫)ي‬
3. Apabila huruf berharakat dhommah bertemu dengan waw (‫)و‬
Jika menemukan tiga ciri-ciri di atas maka huruf berharakat tersebut harus dibaca
pajang dua ketukan atau disebut dengan dua harakat.
Contohnya:
‫َو ال َتَتَبَّد ُلوا‬
Dibaca: wa laa tatabadda luu

‫اْلَخ ِبْيَث‬

Dibaca: al-khobiitsa

B. Mad Wajib Muttasil


Muttasil memiliki arti bersambung. Bacaan al-Quran dihukumi mad wajib
muttasil ketika ada mad thobi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kata.
Sebagaimana arti kata muttasil yaitu bersambung, mad thobi’i dan hamzah ini
bersambung dalam satu kata. Bacaan mad wajib muttasil panjang dengan 5-6
ketukan atau 5-6 harakat.
Contohnya:
‫َتَس ۤا َء ُلْو َن ِبٖه‬
Dibaca: ta saaaaa aluuna bihii

C. Mad Jaiz Mufasil


Munfasil artinya terpisah. Hukum bacaan mad jaiz munfasil yaitu apabila mad
thobi’i bertemu dengan hamzah dalam kata yang terpisah atau kata yang berbeda.
Ini kebalikan dari mad wajib muttasil dimana antara mad thobi’i dan hamzah
berada dalam satu kata. Mad jaiz mufasil ini dibaca sebanyak 3-5 ketukan atau
harakat.
Contoh:
‫ال َتْأُك ُلْو َهٓا ِاْس َر اًفا‬
Dibaca: laa ta’ kuluu haaa israafan (ta’kuluuhaa dan israafan adalah dua kata yang
berbeda) ‫ َك اُنْٓو ا َاْكَثَر‬Dibaca: kaanuuu aktsara (kaanuuu dan aktsara adalah dua kata
yang berbeda)

Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan mad?
2. Arti mad secara bahasa adalah
3. Apa saja huruf mad?
4. Ada berapa pembagiannya?
5. Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil termasuk mad apa?
6. Apa yang dimaksud mad wajib muttasil?
7. Apa yang dimaksud mad jaiz munfasil
8. Berikan satu orang satu contoh!
9. Apa perbedaa yang sering keliru antara Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz
Munfasil?
10. Terapkan pada bacaan al-Qur'an ananda masing-masing

Materi Pokok: 4
Penghayatan akan kekebenaran bahwa optimis dan sabar adalah perintah
Allah SWT

A. Perintah Allah untuk Optimis


Optimistis merupakan salah satu sikap baik yang dianjurkan dalam Islam. Sikap
ini juga merupakan wujud keyakinan seorang Muslim kepada Allah SWT. Muslim
yang optimis akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik di dunia maupun
di akhirat.
Manusia dituntut untuk tetap optimistis pada rahmat dan ampunan Allah SWT. Hal
tersebut dijelaskan dalam Surat Az-Zumar ayat 53, yaitu:

‫ٰٓل‬
‫ُقْل ٰي ِع َباِدَي اَّلِذ ْيَن َاْس َر ُفْو ا َع ى َاْنُفِس ِه ْم اَل َتْقَنُطْو ا ِم ْن َّرْح َم ِة ِهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َيْغ ِفُر الُّذ ُنْو َب َجِم ْيًعاۗ ِاَّنٗه ُهَو اْلَغ ُفْو ُر الَّر ِح ْيُم‬

Qul yā 'ibādiyallażīna asrafụ 'alā anfusihim lā taqnaṭụ mir raḥmatillāh, innallāha


yagfiruż-żunụba jamī'ā, innahụ huwal-gafụrur-raḥīm

Artinya: "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri


mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang."
Ayat ini menjelaskan tentang sifat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Pengampun. Dia memiliki rahmat dan kasih sayang yang sangat luas kepada
hamba-Nya yang beriman. Banyak orang yang mengira Allah SWT tidak akan
mengampuni dosa yang begitu banyak. Tidak hanya untuk orang-orang yang
beriman, Allah pun membuka pintu tobat untuk orang musyrik apabila mereka
masuk Islam dan beriman kepada Allah serta rasul-Nya.
Dikutip dari buku Tafsir Ibnu Katsir oleh Ibnu Katsir, Allah SWT menurunkan Surat
Az-Zumar ayat 53 sebagai seruan kepada orang-orang yang durhaka termasuk
orang kafir untuk bertaubat kepada Allah SWT. Manusia juga diseru untuk tidak
berputus asa dari rahmat-Nya.
Perintah untuk selalu optimistis dan tidak putus asa bukan hanya disampaikan
Allah SWT dalam Alquran. Sejumlah hadist Rasulullah SAW juga menyerukan hal
senada. Hadist untuk Selalu Bersikap Optimis salah satu hadist yang menganjurkan
untuk selalu optimis kepada Allah diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT berfirman, ‘Aku sesuai dengan prasangka
hamba-Ku terhadap-Ku, Aku akan bersamanya jika ia berdoa kepada-Ku,” (HR.
Muslim)

Masih dari sumber yang sama, sikap optimis dapat diteladani dari kehidupan para
nabi dan rasul. Sejarah Islam mencatat kisah Siti Hajar ketika ditinggalkan oleh Nabi
Ibrahim di negeri yang tandus dan tidak berpenghuni bersama dengan Nabi Ismail.
Nabi Ibrahim tidak takut dan khawatir meninggalkan mereka di sana, walau
hanya berbekal sekantung air dan kurma. Nabi Ibrahim yakin dan optimis bahwa
Allah SWT akan menjaga dan tidak menyia-nyiakan anak dan istrinya.
Hikmah Bersikap Optimistis, hikmah memiliki sikap optimistis antara lain:
1. Membawa kebahagiaan dan kesenangan di dalam hati serta menghilangkan
kesedihan dan kegundahan.
2. Mendorong untuk meraih cita-cita, menguatkan tekad dan kemauan, serta
menumbuhkan kesungguhan dalam berkarya.
3. Mengikuti sunah Rasulullah yang sangat menganjurkan untuk bersikap optimis.
(IPT) Surat Alquran Islam.
B. Perintah Allah untuk Sabar
Ada sangat banyak ayat AL-Qur’an yang menjelaskan keutamaan sabar.
Walaupun bukan perkara mudah, kewajiban sabar adalah tugas bagi kita semua
sebagai seorang muslim. Secara umum, sabar diartikan sebagai tabah, tidak mudah
marah, tidak tergesa-gesa, dan tidak terburu nafsu. Nah mengapa kita memiliki
kewajiban sabar? Mari kita simak bersama.
Perintah Allah Subhanahu Wata’ala. Dalam QS Al-Baqarah ayat 153, Allah SWT
berfirman:
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنوا اۡس َتِع ۡي ُنۡو ا ِبالَّص ۡب ِر َو الَّص ٰل وِؕة ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرين‬

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Di dalam ayat ini kita tahu pentingnya sabar dan salat sebagai amalan di dunia.
Walaupun bisa dibilang sebagai amal batin yang tidak mudah, hendaklah kita tetap
berusaha untuk senantiasa bersabar. QS Ali Imran ayat 200 berbunyi, “Hai orang-
orang yang beriman, bersabarlah kalian dan kuatkanlah kesabaran kalian dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negeri kalian) dan bertakwalah kepada Allah,
supaya kalian beruntung.

Materi Pokok: 5
Pembiasaan perilaku sikap tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari
sebagai modal dasar pembentukan sikap anti korupsi.

A. Modal dasar Pembentukan Sikap anti Korupsi


Upaya pencegahan korupsi dapat dimulai dengan menanamkan nilai-nilai anti
korupsi sejak dini. Setidaknya terdapat Sembilan nilai anti korupsi yang perlu
ditanamkan kepada peserta didik sejak dini diantaranya:
1. Kejujuran
Nilai kejujuran dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai fondasi awal dalam
mencegah tindak pidana korupsi. Orang yang telah menanamkan nilai kejujuran
dalam dirinya akan membuat orang tersebut terhindar dari perilaku korupsi.
Karena rasa takut pada dirinya sendiri apabila harus mencurangi orang lain.
Selain karena merugikan orang lain, dampak yang diperoleh dengan melakukan
perbuatan yang tidak jujur adalah keresahan psikis yang dirasakan secara
berlarut-larut. Contoh perbuatan anti korupsi yang mencerminkan nilai kejujuran
adalah sebagai berikut:
(1) Melakukan pekerjaan yang seharusnya di selesaikan.
(2) Tidak menyontek atau menyalin pekerjaan orang lain.
(3) Tidak memanipulasi data dan fakta pada suatu pekerjaan.
(4) Bersikap arif dan bijakana dalam mengambil keputusan.
2. Kepedulian
Arti kata peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan.
Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap lingkungan sekitar dan berbagai hal
yang berkembang didalamnya. Contoh perbuatan anti korupsi yang
mencerminkan nilai kepedulian adalah sebagai berikut:
(1) peduli terhadap proses belajar mengajar
(2) peduli terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.
3. Kemandirian
Mandiri berarti dapat berdiri diatas kaki sendiri, artinya tidak banyak
bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal. Nilai kemandirian dapat
diwujudkan dalam bentuk mengerjakan soal ujian secara mandiri, mengerjakan
semua tanggungjawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
4. Kata disiplin
Disiplin berasal dari bahasa latin discipline yang berarti latihan atau
pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Kedisiplinan
dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk kemampuan mengatur waktu
dengan baik, kepatuhan kepada seluruh peraturan dan ketentuan yang berlaku,
mengerjakan segala sesuatu dengan tepat waktu, dan fokus pada pekerjaan.
5. Nilai Tanggung jawab
Menurut Sugono definisi kata tanggung jawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut,
dipersalahkan dan diperkarakan).
Bila di tinjau dari keadaan individu terhadap hubungan yang di buatnya,
tanggung jawab di bedakan menjadi 5 macam yaitu sebagai berikut:
(1) Tanggung jawab terhadap diri sendiri.
(2) Tanggung jawab terhadap keluarga.
(3) Tanggung jawab terhadap masyarakat.
(4) Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara.
(5) Tanggung jawab terhadap tuhan.
6. Nilai Kerja Keras.
Kerja keras merupakan istilah yang menunjukan suatu upaya yang terus
dilakukan (tidak pernah menyerah) dalam menyelesaikan pekerjaan yang
menjadi tugasnya sampai tuntas. Kerja keras bukan berarti bekerja sampai tuntas
lalu berhenti, istilah yang mengarah pada visi besar yang dicapai untuk kebaikan
atau kemaslahatan manusia (umat) dan lingkungannya.
7. Nilai Kesederhanaan
Gaya hidup merupakan suatu hal yang sangat penting bagi interaksi dengan
masyarakat disekitar. Dengan gaya hidup yang sederhana manusia dibiasakan
untuk tidak hidup boros, tidak sesuai dengan kemampuannya. Dengan gaya
hidup yang sederhana, seseorang juga dibina untuk memprioritaskan kebutuhan
diatas keinginannya.

Materi Pokok: 6
Kandungan Q.S. al-Ma'idah (87): 14-19, Q.S. al-Qashash (28): 77 dan Q.S. Ali
Imran (3): 148 tentang adanya hubungan kehidupan dunia dan akhirat

A. Hubungan kehidupan dan akhirat QS. Al-Ma'idah Ayat 14-19


1. Qs. Al-Ma'idah ayat 14
‫َوِم َن اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّنا َنٰص ٰٓر ى َاَخ ْذ َنا ِم ْيَثاَقُهْم َفَنُسْو ا َح ًّظا ِّمَّم ا ُذ ِّك ُرْو ا ِبٖۖه َفَاْغ َر ْيَنا َبْيَنُهُم اْلَع َداَو َة َو اْلَبْغ َض ۤا َء ِاٰل ى َيْو ِم‬
‫اْلِقٰي َم ِةۗ َو َس ْو َف ُيَنِّبُئُهُم ُهّٰللا ِبَم ا َك اُنْو ا َيْص َنُعْو َن‬

Artinya: "Dan di antara orang-orang yang mengatakan, “Kami ini orang Nasrani,”
Kami telah mengambil perjanjian mereka, tetapi mereka (sengaja) melupakan
sebagian pesan yang telah diperingatkan kepada mereka, maka Kami timbulkan
permusuhan dan kebencian di antara mereka hingga hari Kiamat. Dan kelak Allah
akan memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan".

2. Qs. Al-Ma'idah ayat 15


‫ٰٓيَاْهَل اْلِكٰت ِب َقْد َج ۤا َء ُك ْم َر ُسْو ُلَنا ُيَبِّيُن َلُك ْم َك ِثْيًرا ِّمَّم ا ُكْنُتْم ُتْخ ُفْو َن ِم َن اْلِكٰت ِب َو َيْع ُفْو ا َع ْن َك ِثْيٍر ۗە َقْد َج ۤا َء ُك ْم ِّم َن ِهّٰللا ُنْو ٌر‬
‫َّو ِكٰت ٌب ُّم ْيٌۙن‬
‫ِب‬

Artinya: "Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu,
menjelaskan kepadamu banyak hal dari (isi) kitab yang kamu sembunyikan, dan
banyak (pula) yang dibiarkannya. Sungguh, telah datang kepadamu cahaya dari
Allah, dan Kitab yang menjelaskan".

3. Qs Al-Maidah ayat 16
‫َّيْهِد ْي ِبِه ُهّٰللا َمِن اَّتَبَع ِر ْض َو اَنٗه ُسُبَل الَّس ٰل ِم َو ُيْخ ِر ُجُهْم ِّم َن الُّظُلٰم ِت ِاَلى الُّنْو ِر ِبِاْذ ِنٖه َو َيْهِد ْيِه ْم ِاٰل ى ِصَر اٍط ُّم ْسَتِقْيٍم‬

Artinya: "Dengan Kitab itulah Allah memberi petunjuk kepada orang yang
mengikuti keridaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah
mengeluarkan orang itu dari gelap gulita kepada cahaya dengan izin-Nya, dan
menunjukkan ke jalan yang lurus".

4. Qs. Al-Maidah ayat 17


‫َلَقْد َكَفَر اَّلِذ ْيَن َقاُلْٓو ا ِاَّن َهّٰللا ُهَو اْلَم ِس ْيُح اْبُن َم ْر َيَۗم ُقْل َفَم ْن َّيْمِلُك ِم َن ِهّٰللا َش ْئًـا ِاْن َاَر اَد َاْن ُّيْهِلَك اْلَم ِس ْيَح اْبَن َم ْر َيَم‬
‫َو ُاَّم ٗه َو َم ْن ِفى اَاْلْر ِض َجِم ْيًعاۗ َو ِهّٰلِل ُم ْلُك الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو َم ا َبْيَنُهَم اۗ َيْخ ُلُق َم ا َيَش ۤا ُء ۗ َو ُهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

Artinya: "Sungguh, telah kafir orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah
Al-Masih putra Maryam.” Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat
menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih
putra Maryam beserta ibunya dan seluruh (manusia) yang berada di bumi?” Dan
milik Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya. Dia
menciptakan apa yang Dia Kehendaki. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

5. Qs. Al-Ma'idah ayat 18


‫ٰۤن‬
‫َو َقاَلِت اْلَيُهْو ُد َو الَّنٰص ٰر ى َنْح ُن َاْب ُؤ ِهّٰللا َو َاِح َّبۤا ُؤ ٗه ۗ ُقْل َفِلَم ُيَع ِّذ ُبُك ْم ِبُذ ُنْو ِبُك ْم ۗ َبْل َاْنُتْم َبَش ٌر ِّمَّم ْن َخ َلَۗق َيْغ ِفُر ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء‬
‫َو ُيَع ِّذ ُب َم ْن َّيَش ۤاُۗء َو ِهّٰلِل ُم ْلُك الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِض َو َم ا َبْيَنُهَم اۖ َوِاَلْيِه اْلَم ِص ْيُر‬

Artinya: "Orang Yahudi dan Nasrani berkata, “Kami adalah anak-anak Allah dan
kekasih-kekasih-Nya.” Katakanlah, “Mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-
dosamu? Tidak, kamu adalah manusia (biasa) di antara orang-orang yang Dia
ciptakan. Dia mengampuni siapa yang Dia kehendaki dan menyiksa siapa yang Dia
kehendaki. Dan milik Allah seluruh kerajaan langit dan bumi serta apa yang ada di
antara keduanya. Dan kepada-Nya semua akan kembali.”
6. Qs. Al-Ma'idah ayat 19
‫ٰٓيَاْهَل اْلِكٰت ِب َقْد َج ۤا َء ُك ْم َر ُسْو ُلَنا ُيَبِّيُن َلُك ْم َع ٰل ى َفْتَرٍة ِّم َن الُّر ُس ِل َاْن َتُقْو ُلْو ا َم ا َج ۤا َء َنا ِم ْۢن َبِش ْيٍر َّو اَل َنِذ ْيٍۗر َفَقْد َج ۤا َء ُك ْم‬
‫َبِش ْيٌر َّو َنِذ ْيٌرۗ َو ُهّٰللا َع ٰل ى ُك ِّل َش ْي ٍء َقِد ْيٌر‬

Artinya: "Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu,
menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar
kamu tidak mengatakan, “Tidak ada yang datang kepada kami baik seorang
pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.” Sungguh, telah
datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah
Mahakuasa atas segala sesuatu".

B. Hubungan kehidupan dan akhirat QS. Al-Qhasash ayat 77


‫ٰاْل‬ ‫ٰا‬
‫َو اْبَتِغ ِفْيَم ٓا ٰت ىَك ُهّٰللا الَّد اَر ا ِخَر َة َو اَل َتْنَس َنِص ْيَبَك ِم َن الُّد ْنَيا َو َاْح ِس ْن َك َم ٓا َاْح َس َن ُهّٰللا ِاَلْيَك َو اَل َتْبِغ اْلَفَس اَد ِفى اَاْلْر ِض‬
‫ِۗاَّن َهّٰللا اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِسِد ْيَن‬

Artinya: "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan
berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai
orang yang berbuat kerusakan".
C. Hubungan kehidupan dan akhirat qs. Al-Imran ayat 148
‫َفٰا ٰت ىُهُم ُهّٰللا َثَو اَب الُّد ْنَيا َو ُحْس َن َثَو اِب اٰاْل ِخَر ِةۗ َو ُهّٰللا ُيِح ُّب اْلُم ْح ِسِنْيَن‬

Artinya: "Maka Allah memberi mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di
akhirat. Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan".

Kandungan ayat tentang hubungan kehidupan dan akhirat:


Ayat-ayat Alquran mengajak kita memperhatikan satu poin yang sangat mendasar.
Poin itu adalah hubungan antara kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan akhirat tak
dapat dipisahkan dari kehidupan dunia. Benih kehidupan setelah kematian
ditebarkan di dunia oleh manusia sendiri. Manusia menentukan di kehidupan ini apa
yang akan terjadi pada dirinya di kehidupan akhirat.
Iman sejati, keyakinan yang benar, konsepsi realistis mengenai dunia, kebiasaan
baik, tidak iri hati dan tidak dengki, tidak menipu, tidak membenci dan tidak curang,
dan juga perbuatan baik yang membantu pengembangan individu dan masyarakat
yang dilakukan dengan ikhlas, merupakan hal-hal yang menjamin kehidupan abadi
yang bahagia. Sebaliknya, kekufuran, penindasan, kemunafikan, praktik riba,
berdusta, memfitnah, mengumpat, mencari-cari kesalahan, menciptakan
perpecahan, tidak beribadah kepada Sang Pencipta dan kualitas serta kebiasaan
serupa lainnya merupakan hal-hal yang membuat pelakunya hidup sengsara di
akhirat.
Ada sebuah sabda Nabi saw yang menarik. Nabi saw bersabda: “Dunia ini adalah
lahan akhirat. Kalau kamu menanam di dunia ini, kamu akan menuainya di akhirat.”
Karena mustahil menanam rumput lalu yang dipanen padi, menanam duri lalu yang
dipetik bunga, maka begitu pula mustahil orang yang buruk perilakunya di dunia akan
bahagia di akhirat.
Perwujudan dan Keabadian Perbuatan Manusia
Dari Alquran dan sabda-sabda para imam dapat dipahami bahwa bukan saja
manusia akan terus hidup setelah kematiannya, namun perbuatan manusia juga
terlestarikan sedemikian sehingga tidak hilang. Dalam kehidupan pasca-kebangkitan,
manusia akan melihat semua perbuatannya di masa lalu. Perbuatan baik wujud atau
bentuknya sangat indah, menarik dan menyenangkan. Perbuatan baik menjadi
sumber kebahagiaan. Wujud perbuatan dosa sangat mengerikan, menjijikkan dan
sangat buruk. Perbuatan dosa menjadi sumber kepedihan, penderitaan dan
ketersiksaan.

Materi Pokok: 7
Keyakinan kebenaran isi kandungan hadis tentang sikap berfikir positif,
optimis dan sabar dalam kehidupan bagi orang mukmin.

Hadist tentang optimis dan tawakkal

‫ َتْغ ُدو ِخ َم اًصا َو َتُرْو ُح ِبَطاًنا‬،‫ َلُر ِزْقُتم َك َم ا ُتْر َزُق الَّطْيُر‬،‫َلْو َأَّنُك ْم ُكْنُتْم َتَو َّك ُلْو َن َع َلى ِهَّللا َح َّق َتَو ُّك ِلِه‬

Artinya: “Sungguh, seandainya kalian bertawakkal kepada Allah sebenar-benar


tawakkal, niscaya kalian akan diberi rizki sebagaimana rezeki burung-burung. Mereka
berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang sore hari dalam keadaan
kenyang.” (HR At-Tirmidzi)

1. Optimisme adalah sikap yakin atas semangat mengharap hal-hal yang baik.
Optimisme dalam Islam merupakan sikap yakin atas datangnya pertolongan dan
ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sikap tersebut lahir atas dasar iman seseorang.
Setiap perbuatan dosa pasti akan mendapat balasan, namun dengan melalui taubat
maka akan dibukakan pintu ampunan dan rahmat oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Sedangkan sabar merupakan sikap yang lahir setelah sikap optimis. Secara bahasa,
sabar adalah tabah hati, menahan, mencegah, memaksa, mewajibkan, atau
menanggung.
Sedangkan secara istilah, sabar adalah menahan diri dengan tidak mengeluh
karena musibah atau derita yang menimpa, kecuali hanya kepada Allah Subhanahu
wa Ta’ala. Terdapat beberapa konsep sabar dalam al-Qur’an dan Hadits, antara lain:
sabar dalam menghadapi musibah, sabar dalam ketaatan beribadah, sabar dalam
menahan hawa nafsu, dan sabar dalam jalan dakwah.

Pertanyaan:
1. Apa itu hadist?
2. Kenapa kita harus bersifat positif optimis dan sabar?
3. Bisa bacakan hadistnya?
4. Siapa yang bisa menyimpulkn maknanya
5. Siapa mau dan yang mampu mengamalkan nilaibyang terkandung dalam hadist
tersebut?
6. Jika ia pa yangbakan kamu lakukan untuk membuktikan hal ini
7. Berikan contohnya!
8. Hadistnya diterapkan dan dipahami ya anak-anak!

Materi Pokok: 8
Pembiasaan sikap sungguh-sungguh dalam menjalankan aktifitas sehari-hari
diniatkan juga ibadah untuk kebahagiaan akhirat

Kita ambil satu saja contohnya dalam dunia oendidikan, ketika kita niatka menuntut
ilmu kita karena Allah itubtermasuk nilai ibdah, sebagaimana juga dalam hadist kuta
diwajibkan menunutut ilmu, sperti sekrang ini anak-anak kita sedang menuntu ilmu
siapanyang tau hadistnya?

ٍ‫َطَلُب اْلِع ْلِم َفِر يَض ٌة َع َلى ُك ِّل ُم ْس ِلم ومسلمة‬


Rasulullah SAW bersabda: “Menuntut ilmu itu hukumnya wajib, bagi muslim laki-laki
dan muslim perempuan”.
Hadis di atas tentunya sudah tidak asing di benak kita, bahwa kewajiban menuntut
ilmu itu diperuntukkan bagi setiap orang Islam. Syaikh Az Zarnuji pun menjelaskan,
bahwa diwajibkan pula atas seorang Muslim, mempelajari ilmu yang dibutuhkan
dirinya sekarang ini, dan juga ilmu yang dapat diamalkan kapan saja dan dimana saja.
Mengapa wajib bagi setiap Muslim untuk menuntut ilmu? Karena ada banyak
keutamaan ilmu. Beberapa keutamaan ilmu diantaranya adalah: Ilmu adalah
kekhususan, ilmu adalah keistimewaan yang Allah subhanahu wa ta’ala khususkan
hanya untuk manusia semata. Selain ilmu, manusia dan hewan memiliki kesamaan.
Ilmu dapat mengantarkan seseorang menuju kepada kebajikan dan ketaqwaan. Dan
sebab ketaqwaan itu, seseorang dapat memperoleh kemuliaan di sisi Allah
subhanahu wa ta’ala, dan kebahagiaan abadi. Keutamaan akan ilmu ini seyogyanya
dapat menjadikan setiap Muslim senantiasa bersemangat dan bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu.
Wajib bagi setiap pelajar, bersungguh-sungguh, terus menerus, dan komitmen,
tidak berhenti hingga tujuan dalam menuntut ilmu tercapai. Sebagaimana firman
Allah dalam QS. Maryam: 12 yang artinya, “Wahai Yahya, ambillah kitab (itu) dengan
kuat”, dan dalam QS Al Ankabut: 69 yang artinya, “Dan orang-orang berjuang, untuk
mencari keridhaan Kami, niscaya Kami tunjukkan mereka jalan-jalan menuju Kami”.
Dikatakan oleh Az Zarnuji, barangsiapa yang mencari sesuatu dan dilakukannya
dengan sungguh-sungguh, pasti dia akan mendapatkannya. Dan barangsiapa yang
mengetuk pintu dengan terus menerus, pasti dapat masuk. Dikatakan pula, bahwa
sesuai dengan kesungguhannya, seseorang akan mendapat apa yang menjadi
harapannya. Dalam konteks kesungguhan ini, Az Zanurji menjelaskan bahwa kesulitan
yang dihadapi seseorang akan dapat selesai dengan kesungguhan, terutama kesulitan
yang dihadapi dalam proses belajar. Allah akan memberikan pertolongan pada
seseorang jika Allah menghendaki. Kesulitan dapat selesai dengan kesungguhan
adalah menjadi anugerah Allah subhanahu wa ta’ala dan berada dalam kekuasaan-
Nya.
Kesungguhan dalam belajar dan memperdalam ilmu bukan hanya dari pelajar
semata namun kesungguhan ini juga dibutuhkan kesungguhan dari tiga (3) orang,
yakni pelajar (murid), guru, dan orang tua. Jika murid, guru, dan orang tua sungguh-
sungguh, insya Allah itu akan berhasil, kesulitan (dalam menuntut ilmu, dalam
belajar) akan dapat terselesaikan, insya Allah. Manusia diperintahkan Allah untuk
belajar dan belajar. Hanya saja memang kualitas akal manusia itu berbeda-beda. Nah,
kesungguhan inilah yang menjadi kunci. Dengan kesungguhan ini, sesuatu yang sulit
itu insya Allah akan dimudahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.
Bagaimana ilmu itu dapat diperoleh tanpa melalui kesulitan? Banyak diantara kita
ini memiliki cita-cita, memiliki keinginan, namun jika tidak diiringi dengan
kesungguhan, maka itu adalah kedustaan. Apapun cita-cita dan keinginan seseorang,
jika diiringi dengan kesungguhan, maka insya Allah akan terwujud. Jika tidak diiringi
dengan kesungguhan, maka itu adalah kegilaan. Kita harus bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu. Tanpa kesungguhan, maka kita adalah orang yang gila. Orang
belum dapat dikatakan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, jika dia belum
mendapatkan kepayahan yang sangat dalam menuntut ilmu. Allah akan memberikan
jalan keluar untuk kesungguhan tersebut.
Materi Pokok: 9
Kandungan Hadis riwayat Muslim dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan, hadis
riwayat Tirmidzi dari Abdullah bin Abbas dan hadis riwayat Bukhari Muslim
dari Abu Hurairah tentang optimis dan sabar dalam fenomena kehidupan
dan akibatnya.

Isi Kandungan Hadis Riwayat Tirmidzi dari Abdullah Bin Abbas

‫َقاَل َر ُسْو ُل ِهَّٰللا َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َو اْعَلْم َأَّن الَّنْص َر َم َع الَّصْبِر َو َأَّن‬: ‫َع ْن َع ْبِد ِهّٰللا ْبِن َعَّباس َر ِض َي ُهّٰللا َع ْنُهَم ا َقاَل‬
‫الَفَر َج َم َع الَكْر ِب َو أَ َّن َم َع الُعْس ِر ُيْسرًا‬
(‫)رواه الترمذي‬
Perhatikan terjemahan Hadis Riwayat Tirmidzi dari Abdullah Bin Abbas dibawah ini !
Artinya: "Dari Abdullah bin Abbas ra. Berkata, Rasulullah Saw. Bersabda: ketahuilah,
sesungguhnya pertolongan (dari Allah Swt.) itu selalu menyertai kesabaran, dan jalan
keluar (dari kesulitan) selalu menyertai kesulitan, dan kemudahan selalu menyertai
kesulitan.” (HR. Tirmidzi).
 Menurut Anak-anak apa isi hadis diatas tadi?
Hadis ini menjelaskan bahwa, apabila kita memohon pertolongan Allah Swt., maka
kita harus bersabar. Sebagaimana firman Allah Swt. QS. al-Baqarah (2): 153, yang
telah diuraikan pada bab sebelumnya:

Al-Baqarah Ayat 153


‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْسَتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِۗة ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرْيَن‬

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah)


dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar".
Dalam hadis tadi juga dijelaskan bahwa, jalan keluar (solusi dari permasalahan) itu
bersama kesulitan. Maknanya apabila seseorang ingin mendapatkan solusi dari
berbagai permasalahan yang dihadapinya, maka ia harus mau menghadapi
kesulitankesulitan yang ia hadapi. Di akhir hadis ini, Rasulullah Saw. mengingatkan
bahwa bersama kesulitan itu ada kamudahan.
Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS. Insyirah (94):
‫َفِاَّن َم َع اۡل ُع ۡس ِر ُيۡس ًرا‬

Artinya: "Maka sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kemudahan" (QS. al-Insyirah
[94]: 5).

Itulah ringkasan materi mengenai hadist diatas, untuk selanjutnya bisa dikembang
lewat sumber bacaan yang sudah ibuk berikan!

Anda mungkin juga menyukai