Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PKP-PGSD

(PDGK4501)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PEMBAGIAN BERSUSUN


DENGAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER DI
KELAS III
SDN NYANTONG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Pemnatapan Kemampuan Profesional

Disusun Oleh :

Nama : Annisa Utami


NIM : 857489917
Program Studi : S1 PGSD
Pokjar : Awipari-Kota Tasikmalaya
Masa Registrasi : 2023.2

KEMENTRIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN

RISET DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS TERBUKA BANDUNG

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan ini.

Adapun Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Ini Guna Meningkatkan


Mutu Pendidikan Di Sekolah Dasar Dengan Mengambil Judul Yaitu :
“PENINGKATAN ANALISIS PEMBAGIAN BERSUSUN DENGAN
METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS III SDN
NYANTONG”. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Selama penyusunan laporan ini penulis mengerjakan dengan semaksimal

mungkin dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, maka dari itu

penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhirnya penulis berharap, mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat,

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pihak yang yang telah

membantu dalam proses pengerjaan laporan ini. Semoga Allah meridhoi segala

usaha hamban-Nya, amin ya robbal alamin.

Tasikmalaya, Juni 2023

Penulis
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN ANALISIS PEMBAGIAN BERSUSUN DENGAN


METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DI KELAS III SDN
NYANTONG

Nama : Annisa Utami


NIM : 857489917
Program studi : S1 PGSD
Tempat mengajar : SDN Nyantong
Siklus pembelajaran :2
Hari dan tanggal pelaksanaan : Siklus I, Hari Kamis, 04 Mei 2023
Siklus II, Hari Kamis, 11 Mei 2023

Masalah yang merupakan fokus perbaikan:


1. Bagaimana perencanaan peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong.
2. Bagaimana pelaksanaan peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong.
3. Bagaimana data lapangan peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong.
4. Bagaimana hasil refleksi peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong.

Tasikmalaya, 05 Juni 2023


Menyetujui,
Supervisor 1, Mahasiswa,

Dr. DIAN INDIHADI, M.Pd ANNISA UTAMI


NIP. 196112201986021001 NIM. 857489917
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN ANALISIS PEMBAGIAN BERSUSUN DENGAN


METODE NUMBERED HEADS TOGETHER DI KELAS III SDN
NYANTONG

Kepala Sekolah
SDN Nyantong, Mahasiswa,

ENON NONAH, S.Pd. ANNISA UTAMI


NIP. 196307051986102004 NIM. 857489917

Supervisor 1

Dr. DIAN INDIHADI, M.Pd


NIP. 196112201986021001
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan praktek Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memenuhi
mata kuliah PKP pada Program Studi S1 PGSD Universitas Terbuka (UT)
seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah.
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, saya
bersedia menerima sanksi, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Tasikmalaya, Juni 2023


Yang membuat pernyataan,

Materai 6.000

Annisa Utami
NIM. 857489917
ABSTRAK

ANNISA UTAMI. 2023. Peningkatan Analisis Pembagian Bersusun Dengan


Metode Numbered Heads Together (NHT) Di Kelas III SDN Nyantong.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Terbuka.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan analisis pembagian bersusun


menggunakan metode Numbered Heads Together. Subjek penelitian ini adalah
peserta didik kelas III SD Negeri Nyantong berjumlah 36 peserta didik. Jenis
penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan dua
siklus masing-masing yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refeksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi pada kondisi awal
kegiatan pembelajaran. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dan
kualitatif. Hasil peneilitian menunjukkan dengan menggunakan metode Numbered
Heads Together untuk meningkatkan analisis peserta didik pada pembagian
bersusun. Pada prasiklus terdapat 53% peserta didik yang mencapai nilai KKM
kemudian pada siklus I terdapat 67% peserta didik yang mendapat hasil yang
maksimal dan siklus II meningkat menjadi 78% setelah itu dilakukan tes post
testmendapat hasil 92%. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan
analisis peserta didik ketika menggunakan metode Numbered Heads Together
pada peserta didik kelas III. Dengan demikian penggunaan metode Numbered
Heads Together pada pembelajaran pembagian bersusun, yaitu peserta didik
menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan mampu menumbuhkan kemampuan
analisis pembagian bersusun.

Kata Kunci: Pembagian Bersusun, Numbered Heads Together, Sekolah Dasar.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


1. Identifikasi Masalah
Salah satu kompetensi dasar di kelas III semester 1 mata pelajaran
matematika menyatakan bahwa “Menjelaskan sifat-sifat operasi hitung
pada bilangan cacah kemudian menyelesaikan masalah yang melibatkan
penggunaan sifat-sifat operasi hitung pada bilangan cacah”
(Kemendikbud:2018). Adapun indikator kompetensi dasar tersebut yakni
(1) mengetahui cara pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa sisa,
(2) memahami hasil bagi dua bilangan cacah tanpa sisa, (3) menghitung 5
soal pembagian dua bilangan cacah tanpa sisa, (4) mempraktikan 5 soal
penghitungan pembagian dua bilangan cacah tanpa sisa, (5) mengaitkan
masalah sehari-hari yang melibatkan pembagian, (6) menyelesaikan soal
pembagian bersusun dua bilangan tanpa sisa. Sedangkan bahan ajarnya
adalah pembagian bilangan dua bilangan cacah tanpa sisa.
Berdasarkan temuan di lapangan sebelum menerapkan papan
interaktif dalam pembelajaran diketahui bahwa ada 19 peserta didik (53%)
memiliki nilai lebih besar KKM (>80) dan 17 peserta didik (47%)
memiliki nilai lebih kecil KKM (>80). Artinya bahwa ada 2 indikator
belum dicapai, yakni ; 2) memahami hasil bagi dua bilangan cacah tanpa
sisa, (3) menghitung 5 soal pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa
sisa. Oleh karena itu diperlukan solusi perbaikan pembelajaran sehingga
peningkatan capaian hasil belajar diperoleh sesuai dengan potensi peserta
didik dan bahan ajar.
Berdasarkan uraian tersebut diajukan solusi alternatif yakni
penggunaan metode pembelajaran Numbered Heads Together untuk
mempelajari pembagian bersusun dua bilangan dalam mata pelajaran
matematika. Keunggulan dari metode ini antara lain; yakni meningkatkan
potensi peserta didik mengetahui, memahami, menghitung,
mempraktikan, mengaitkan, dan menyelesaikan perihal pembagian
bersusun dua bilangan cacah tanpa sisa dalam matematika pada peserta
didik kelas III semester 1. Untuk itu metode tersebut berpeluang
diimplementasikan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SDN
Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya melalui penelitian
tindakan kelas.

B. Rumusan Masalah
Rumusan umum dari penelitian ini yakni bagaimana peningkatan analisis
pembagian bersusun dengan metode numbered heads together di kelas III
SDN Nyantong?
Rumusan masalah khusus yakni:
1. Bagaimana perencanaan peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya?
2. Bagaimana pelaksanaan peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya?
3. Bagaimana data lapangan peningkatan analisis pembagian bersusun
dengan metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya?
4. Bagaimana hasil refleksi peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Tujuan umum penelitian tindakan kelas ini yakni : mendeskripsikan
peningkatan analisis pembagian bersusum dengan metode numbered heads
together di kelas III SDN Nyantong.
Secara khusus tujuannya yakni:
1. Deskripsi tentang perencanaan peningkatan analisis pembagian bersusun
dengan metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
2. Deskripsi tentang pelaksanaan peningkatan analisis pembagian bersusun
dengan metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
3. Deskripsi data pelaksanaan peningkatan analisis pembagian bersusun
dengan metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
4. Deskripsi hasil refleksi peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode numbered heads together di kelas III SDN Nyantong Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Secara teoritis manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini yakni
mengimplementasikan metode Numbered Heads Together dalam
pembelajaran pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa sisa untuk
peningkatan potensi peserta didik kelas III semester 1 dalam mata
pelajaran Matematika di SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya.
2. Secara praktis manfaat penelitian perbaikan pembelajaran ini yakni:
mengembangkan metode Numbered Heads Together dalam pembelajaran
pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa sisa untuk peningkatan
potensi peserta didik kelas III semester 1 dalam mata pelajaran
Matematika di SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Landasan Perencanaan dan Pelaksanaan Perbaikan


1. Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pembelajaran perlu dipersiapkan untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan melakukan interaksi antara guru dengan peserta
didik pada saat akan melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Perencanaan dalam pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut: (1)
identitas pembelajaran, (2) kompetensi dasar, (3) indikator, (4) tujuan, (5)
bahan ajar, (6) prosedur belajar-mengajar, (7) media pembelajaran, (8)
sumber belajar, dan (9) evaluasi dengan mempertimbangkan (a) kesiapan
belajar, (b) lingkungan sosial, (c) perkembangan ilmu informasi dan
teknologi serta (d) kurikulum. Berdasarkan hal tersebut maka perencanaan
pembelajaran perlu dirumuskan sebelum kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. dalam perumusan rencana pembelajaran harus sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam APKG 1 (Alat Penilaian Kemampuan Guru
1) yaitu dijelaskan sebagai berikut:
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan merumuskan
Tujuan/Indikator perbaikan pembelajaran yang terdiri dari (a)
Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan masalah yang diperbaiki, dan (b) Merumuskan tujuan
khusus/indikator perbaikan pembelajaran.
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi, menentukan tema,
media (alat bantu pembelajaran), dan sumber belajar yang terdapar
indikator antara lain (a) Mengembangkan dan mengorganisasikan
materi pembelajaran, (b) Mengembangkan jaringan tema dan
menentukan tema (khusus untuk pembelajaran tematik), (c)
Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran, (d)
Memilih sumber belajar.
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran antara lain (a)
Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran/yang sesuai
dengan tema (untuk pembelajaran tematik), (b) Menyusun langkah-
langkah perbaikan pembelajaran/yang sesuai dengan tema (untuk
pembelajaran tematik), (c) Menentukan alokasi waktu perbaikan
pembelajaran, (d) Menentukan cara-cara memotivasi siswa, (e)
Menyiapkan pertanyaan
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan pembelajaran antara lain (a)
Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar, dan (b) Menentukan
cara-cara pengorganisasian siswa agar siswa dapat berpartisipasi
dalam perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian
perbaikan pembelajaran antara lain (a) Menentukan prosedur dan jenis
penilaian (khusus untuk pembelajaran tematik prosedur penilaian
harus dilakukan secara berkala, bekesinambungan, dan menyeluruh),
dan (b) Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran antara lain (a)
Kebersihan dan kerapian (b) Penggunaan bahasa tulis.
Adapun rumusan rencana pembelajaran dalam konteks ini disajikan
sebagai berikut: (1) terdapat identitas satuan pendidikan serta muatan
pelajaran yang akan dilakukan, (2) Kompetensi inti, Kompetensi dasar
serta indikator pembelajaran, (3) tujuan pembelajaran, (4) karakter
yang ingin dicapai, (5) materi pembelajaran, strategi, metode
pembelajaran yang digunakan, (6) langkah-langkah pembelajaran, (7)
penilaian, dan (8) sumber dan media yang digunakan dalam
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Setelah menyusun rencana pembelajaran sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, selanjutnya guru melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan rumusan rencana yang telah dibuat. Apabila
pelaksanaan pembelajaran tidak dipedomani oleh rencana pembelajaran
maka pembelajaran dapat dikatakan tidak berhasil karena pembelajaran
didasarkan kepada APKG 2. Dalam APKG 2 tersebut diperoleh penjelasan
sebagai berikut (1) Mengelola Ruang dan Fasilitas Pembelajaran antara
lain (a) menata fasilitas dan sumber belajar, (b) melaksanakan tugas rutin
kelas. (2) melaksanakan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran antara lain (a)
memulai pembelajaran, (b) melaksanakan pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan, siswa, situasi, dan lingkungan, (c) menggunakan alat bantu
(media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi, dan
lingkungan, (d) melaksanakan pembelajaran dalam urutan yang logis, (e)
melaksanakan perbaikan pembelajaran secara individual, kelompok atau
klasikal, (f) mengelola waktu pembelajaran secara efisien. (3) mengelola
Interaksi Kelas antara lain (a) memberi petunjuk dan penjelasan yang
berkaitan dengan isi pembelajaran, (b) menangani pertanyaan dan respon
siswa, (c) menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan-
badan, (d) memicu dan memelihara keterlibatan siswa, (e) memantapkan
penguasaan materi pembelajaran. (4) bersikap terbuka dan luwes serta
membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar antara lain
(a) menunjukan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian, dan sabar
kepada siswa, (b) menunjukan kegairahan dalam belajar, (c)
mengembangkan hubungan antar pribadi yang sehat dan serasi, (d)
membantu siswa menyadari kelebihan dan kekurangannya, (e) membantu
siswa menumbuhkan kepercayaan diri. (5) Mendemonstrasikan
kemampuan khusus dalam perbaikan pembelajaran mata pelajaran tertentu
antara lain matematika yang meliputi (a) menanamkan konsep matematika
melalui metode bervariasi yang sesuai dengan karakteristik materi, (b)
menguasai simbol-simbol matematika, (c) memberikan latihan matematika
dalam kehidupan sehari-hari, (d) menguasai materi matematika. (6)
Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar antara lain (a)
melaksanakan penilaian selama proses pembelajaran, (b) melaksanakan
penilaian pada akhir pembelajaran. (7) Kesan umum pelaksanaan
pembelajaran antara lain (a) keefektifan proses pembelajaran, (b)
penggunaan bahasa indonesia lisan, (c) peka terhadap kesalahan berbahasa
siswa, (d) penampilan guru dalam pembelajaran

3. Penilaian Pembelajaran
Dalam penilaian pembelajaran dilihat dari kesesuaian antara rencana
pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran. Kesesuaian tersebut
didasarkan pada suatu keputusan yang diperoleh dari skor nilai pada
APKG 1 dan APKG 2. Rencana pembelajaran dan pelaksanaan
pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila sudah mencapai skor nilai 5
(lima). Hasil penilaian terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran dengan
APKG 1 diperoleh data sebagai berikut
NO DESKRIPTOR SKOR
1. Menentukan bahan perbaikan pembelajaran dan
merumuskan Tujuan/Indikator perbaikan
pembelajaran
1.1 Menggunakan bahan perbaikan pembelajaran yang sesuai
5
dengan kurikulum dan masalah yang diperbaiki
1.2 Merumuskan tujuan khusus/indikator perbaikan
1
pembelajaran
2. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi,
menentukan tema, media (alat bantu pembelajaran),
dan sumber belajar
2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi
5
pembelajaran
2.2 Mengembangkan jaringan tema dan menentukan tema
5
(khusus untuk pembelajaran tematik)
2.3 Menentukan dan mengembangkan alat bantu
4
pembelajaran
2.4 Memilih sumber belajar 4
3. Merencanakan skenario perbaikan pembelajaran
3.1 Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran/yang
4
sesuai dengan tema (untuk pembelajaran tematik)
3.2 Menyusun langkah-langkah perbaikan pembelajaran/yang
5
sesuai dengan tema (untuk pembelajaran tematik)
3.3 Menentukan alokasi waktu perbaikan pembelajaran 5
3.4 Menentukan cara-cara memotivasi siswa 5
3.5 Menyiapkan pertanyaan 5
4. Merancang pengelolaan kelas perbaikan
pembelajaran
4.1 Menentukan penataan ruang dan fasilitas belajar 5
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian siswa agar siswa
5
dapat berpartisipasi dalam perbaikan pembelajaran
5. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat
penilaian perbaikan pembelajaran
5.1 Menentukan prosedur dan jenis penilaian (khusus untuk
pembelajaran tematik prosedur penilaian harus dilakukan 5
secara berkala, bekesinambungan, dan menyeluruh)
5.2 Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban 4
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
6.1 Kebersihan dan kerapian 5
6.2 Penggunaan bahasa tulis 5

Berdasarkan hasil penilaian APKG 1 dijelaskan bahwa ada 11 komponen yang


sudah memenuhi kriteria yaitu memenuhi skor 5 dan ada 4 komponen yang
memiliki skor 4, kemudian ada 1 komponen yang memiliki skor 1.Berdasarkan
data refleksi tersebut di peroleh masalah sebagai berikut:
1. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran
2. Memilih sumber belajar
3. Menentukan jenis kegiatan perbaikan pembelajaran/yang sesuai dengan
tema (untuk pembelajaran tematik)
4. Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban
5. Merumuskan tujuan khusus/indikator perbaikan pembelajaran
Dari hasil tersebut dirumuskan akar masalah dalam RPP yakni merumuskan
tujuan khusus/ indikator perbaikan pembelajaran. Solusi dari masalah tersebut ada
4 yakni : penambahan behavior pada tujuan pembelajaran, penambahan degree
pada tujuan pembelajaran, menyeleraskan kko di tujuan pembelajaran, menyusun
urutan kelogisan tujuan pembelajaran.

2. Teori Dan Konsep Terkait Masalah Dirumuskan


1. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran Matematika adalah proses pemberanian pengalaman
belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana
sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan
matematika yang dipelajari (Muhsetyo:2022).
Pembelajaran matematika mengenai materi pembagian sudah
diberikan kepada peserta didik yaitu di kelas III pada semester 1 Tema 1
Subtema 4 Pembagian Bilangan (Muatan Matematika KD 3.3 dan 4.3).
Irene MJA, dkk (2016) Pembagian dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu pengurangan berulang dan cara bersusun. Perhatikan contoh
berikut!
a. Cara pengurangan berulang

Sumber gambar : Buku Bupena 3A Kelas 3 (2016)

b. Cara pembagian bersusun


Jika bilangan yang dibagi cukup besar, kita dapat menyelesaikannya
menggunakan cara bersusun seperti contoh berikut.

Sumber gambar : Buku Bupena 3A Kelas 3 (2016)


2. Analisis Pembagian bersusun
Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan
(kbbi.web.id:2023).
Menurut Dwi Prastowo analisis diartikan sebagai penguraian suatu pokok
atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri, serta
hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan.
Dalam mengerjakan pembagian perlu adanya analisis untuk menguraikan
suatu bilangan yang ditelaah sehingga diperoleh pemahaman dan hasil
yang tepat dari soal pembagian tersebut. Cara yang dilakukan untuk
mengetahui hasil pembagian terdapat beberapa cara salah satunya dengan
cara pembagian bersusun atau bisa disebut juga dengan porogapit.
Menurut Marsudi (2009) Adapun langkah-langkah dalam pembagian
bersusun dua bilangan dapat yakni :
Langkah Penjelasan
1. 72 dibagi 3, kita mulai
dari kumpulan yang
besar yaitu puluhan.
Puluhannya ada 7
dibagi pada 3 orang,
maka hasil baginya 2
ikat puluhan dan
sisanya 1 ikat
puluhan.
Kita tulis hasil
baginya 2 ikat di
tempat hasil bagi
puluhan, dan sisanya
1 ikat puluhan
diletakkan lurus
dengan puluhan.

2. Karena puluhan yang


dibagi sebanyak 7 dan
sisa pembagiannya 1,
berapa ikat puluhan
yang terbagi?
Jawabannya tentu
yang terbagi = 6 ikat
puluhan, dan kita tulis
6 di tempatnya yang
lurus dengan tempat
puluhan.
Hingga langkah ini
berarti urusan dengan
puluhan selesai.

3. Urusan kita
berikutnya adalah
dengan satuan.
Puluhan yang tersisa 1
ikat itu kita jadikan
satuan, bagaimana
caranya? Caranya
tentu kita lepas 1 ikat
puluhan sisa itu,
setelah dilepas
menjadi berapa
satuan?
Jawabannya
tentumenjadi 10
satuan + satuan yang
sudah ada sebelumnya
hingga satuan
seluruhnya ada 12.
Selanjutnya kita tulis
12 itu pada baris
berikutnya.
4. Ternyata satuan 12 itu
sama dengan kalau
kita menurunkan
bilangan 2 dari atas.
Nah selanjutnya
satuan sebanyak 12
ini kita bagi pada 3
orang. Masing-masing
orang mendapat
berapa dan sisanya
berapa?

5. Jawabannya
pertanyaan tadi tentu
masing-masing orang
mendapat 4 satuan
(etakkan di kolom
satuan pada hasil
bagi) dan sisanya nol.
Karena sisanya 0
(nol), berarti yang
terbagi adalah
semuanya, yaitu
semua dari 12 satuan.
Jadi 72 : 3= 24

Tabel 2 Langkah-langkah Pembagian Bersusun

3. Metode Pembelajaran Numbered Heads Together


Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternative terhadap struktur
kelas tradisional.56Model pembelajaran NHT ini adalah salah satu model
dalam pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Spencer Kagan pada
tahun 1992. Teknik ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling
membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat
(Anita Lie, 2022).
Haerullah (2017) mengungkapkan empat langkah dalam pembelajaran
kooperatif tipe NHT, yaitu:
a. Langkah 1: Numbering. Guru membagi siswa dalam beberapa tim
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi nomor sehingga
setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor 1 sampai 5
b. Langkah 2: Quetioning. Guru memberikan tugas atau pertanyaan kepada
siswa untuk dipecahkan, tugas atau pertanyaan dapat bervariasi.
c. Langkah 3: Heads Togethers : siswa menyatukan pendapat atau solusi
untuk menemukan jawaban dan memastikan bahwa semua anggota
kelompok mengetahui jawabannya.
d. Langkah 4: Answering: guru memanggil sebuah nomor siswa dari
masing-masing kelompok yang memiliki nomor itu mengajukan tangan
dan melaporkan jawaban dari tugas yang telah diberikan. Setiap siswa
dalam suatu kelompok mempunyai nomor dan mengetahui hanya ada
siswa yang akan dipanggil mewakili kelompoknya tetapi tidak diberi tahu
siapa yang akan mewakili kelompok tersebut. Hal ini mengakibatkan
keterlibatan total dari semua siswa.
Metode ini cocok untuk menambahkan tanggung jawab dalam kerja
kelompok. NHT merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dibuat
untuk secara aktif melibatkan siswa selama pelajaran yang
mempengaruhi kinerja akademis mereka. NHT melibatkan kelompok
kecil dalam menanggapi setiap pertanyaaan atau tugas guru sampai
diperoleh jawaban terbaik.

4. Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together


Metode Numbered Heads Together termasuk ke dalam pembelajaran
Kooperatif yaitu kegiatan pembelajaran yang melibatkan kelompok kecil
siswa yang terdiri dari 3-6 kelompok yang memiliki tingkat kemampuan yang
berbeda-beda. Berdasarkan penelitian tersebut maka penulis mengambil
metode NHT untuk digunakan dalam pembelajaran pembagian bersusun
sehingga guru dapat menilai kemampuan yang dimiliki oleh setiap siswa
dalam mengetahui pemahaman analisis peserta didik dalam pembagian
bersusun.
Selain itu penerapan metode ini sangat cocok untuk melihat peserta didik
yang mampu menganalisis dan yang belum mampu menganalisis pembagian
bersusun sehingga guru dapat melihat letak kesalahan dalam menganalisis
pembagian bersusun.

5. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian-penelitian telah dilakukan sebelumnya, belum ada
dilakukan penelitian Perbaikan Pembelajaran mengenai Peningkatan analisis
pembagian bersusun dengan metode numbered heads together di kelas III
SDN Nyantong sehingga dapat dikatakan penelitian perbaikan pembelajaran
ini terbilang baru. Dimana penilitian ini menjadi kebaharuan pada strategi
menulis dan penugasan proses menulis. Dalam strategi menulis hasil dari
modifikasi teori-teori tahapan menulis. Sedangkan dalam penugasan proses
menulis belum ada menggunakan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu
1. Subjek
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas III di SD Negeri Nyantong
yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
2. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nyantong Kelurahan Kahuripan
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat.
3. Waktu
Tanggal Mata Materi
No. Kegiatan Kelas
Pelaksanaan Pelajaran Pelajaran
1. Pre test 3 Mei 2023 Matematika Pembagian III
2. Siklus I 4 Mei 2023 Matematika Pembagian III
3. Siklus II 11 Mei 2023 Matematika Pembagian III
4. Pasca 18 Mei 2023 Matematika Pembagian III
Siklus
Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
4. Pihak yang Membantu
Siklus yang dipakai berjumlah 2 siklus, pada setiap siklus terdiri-dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Proses dalam pembuatan
laporan PKP dibantu oleh supervisor 1 sebagai penilai 1, supervisor 2, penilai
2 serta kepala sekolah SDN Nyantong.
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran matematika Kelas III di SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya tahun pelajaran 2022/ 2023 semester 1
yang dilaksanaan melalui 4 tahap, yaitu:
Pre test, Siklus I, Siklus II, dan Post testyang masing-masing melalui 4 tahap
yaitu : tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data, dan
tahap refleksi.
Siklus Hari/ Kompetensi Dasar Indikator Waktu
Tanggal
Pre test 3 Mei - Menjelaskan - Mengetahui cara 08.00 –
2023 sifat-sifat pembagian 09.00

Siklus I 4 Mei operasi hitung bersusun dua


pada bilangan bilangan cacah
2023
cacah. tanpa sisa
Siklus 11 Mei
- Menyelesaikan - Memahami hasil
II 2023
masalah yang bagi dua bilangan
Pasca 18 Mei
melibatkan cacah tanpa sisa
Siklus 2023 penggunaan - Menghitung 5 soal
sifat-sifat pembagian dua
operasi hitung bilangan cacah
pada bilangan tanpa sisa
cacah - Mempraktikan5
soal penghitungan
pembagian dua
bilangan cacah
tanpa sisa
- Mengaitkan
masalah sehari-hari
yang melibatkan
pembagian
- Menyelesaikan
soal pembagian
bersusun dua
bilangan tanpa
sisa.

C. Deskripsi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran


1. Pre test
Sebelum dilaksanakan tindakan dapat terlihat bahwa pembelajaran
Matematika pada materi pembagian bersusun belum terlaksana dengan
baik, sehingga hasil belajar kurang maksimal karena guru hanya
menggunakan metode ceramah. Hal tersebut dapat diketahui dan
dilihat dengan adanya nilai pre test yang rata-rata belum mencapai 80,
sehingga nilai KKM belum tercapai.
1) Tahap Perencanaan
Perencanaan awal berupa telaah terhadap mata pelajaran
Matematika di Kelas III, yang hasilnya berupa rencana
pembelajaran Pre test materi Pembagian dua bilangan cacah tanpa
sisa.
2) Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan yang akan
dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus akan dilaksanakan satu
tindakan yang diwujudkan dalam bentuk rancangan pembelajaran.
Dalam satu kali pertemuan yaitu 2 x 35 menit. Dalam setiap
pertemuan dalam pembelajaran akan menggunakan model
pembelajaran yang mengacu pada model pembelejaran kooperatif.
Perencanaan tindakan ini meliputi : menyiapkan sarana pendukung,
mempersiapkan instrument untuk menganalisis data tentang proses
dan hasil tindakan, melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan
perbaikan untuk menguji keterlaksanaan rancangan.
3) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini adalah mengimplementasikan dari perencanaan yang
telah dipersiapkan yaitu menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yang mengacu pada pembelajaran yang tidak
monoton, membosankan, dan menyenangkan. Adapun instrument
yang digunakan adalah rencana pembelajaran, buku ajar materi
kelas III Pembagian Bilangan, lembar kerja, lembar test.
4) Observasi
Kegiatan ini dilaksanakan secara bersama, dengan melibatkan
kepala sekolah, guru kelas III dan teman sejawat scara kontinyu
dengan berbagai cara. Observasi dilakukan secara terus menerus,
proses observasi ditujukan untuk mengamati siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
5) Tahap Refleksi
Pada tahap ini pembelajaran telah selesai dilakuan, kemudian data
yang diperoleh selama pembelajaran matematika akan dipaparkan
seperti data observasi dan hasil evaluasi kemudian didiskusikan lalu
diinterpretasikan tentang pelaksanaan pada siklus berikutnya, dan
juga melihat indikator kinerja yang sudah tercapai. Jika beum ada
yang tercapai di siklus 1 maka akan dilaksanakan di siklus
berikutnya sehingga didapatkan semua indikator bisa tercapai
secara maksimal.
2. Siklus I
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, peneliti
mengembangkan rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur
kerja dalam siklus I yang mengacu pada pembelajaran sebelumnya (pre
test) dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Perencanaan
1.1 Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran matematika
tentang Pembagian bilangan
1.2 Merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok
belajar siswa, setiap kelompok beranggotakan 3-6 peserta
didik.
1.3 Menentukan rancangan lembar observasi bersama dengan
teman sejawat.
1.4 Menyiapkan problem atau masalah
1.5 Merancang lembar kerja siswa dan kunci jawaban
2) Pelaksanaan Tindakan
2.1 Menyiapkan media pembelajaran
2.2 Menjelaskan kompetensi dan indikator yang harus dicapai
serta manfaat dari proses pembelajaran dan pentingnya materi
pembelajaran yang akan dicapai.
2.3 Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok.
2.4 Membagikan masalah paa setiap kelompok.
2.5 Melakukan Tanya jawab seputar tugas yang akan dikerjakan.
2.6 Mendiskusikan dan mempresentasikan hasil diskusi
kelompok.
3) Observasi Tindakan
Pelaksanaan observasi bersamaan dengan tindakan aspek yang
akan diamati adalah aktivitas siswa selama berlangsungnya proses
pembelajaran melalui lembar pengamatan melalui lembar
pengamatan, serta mengamati hasil diskusi siswa.
4) Refleksi Tindakan
Mengevaluasi hasil observasi, menganalisis hasil kerja siswa dan
memperbaiki kelemahan/ kekurangan sebagai acuan dalam
merencanakan tindakan siklus berikutnya.
3. Siklus II
1) Perencanaan
1.1 Menyusun rencana perbaikan dengan memadukan hasil
refleksi siklus I agar siklus II dapat lebih efektif.
1.2 Penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
tentang Pembagian bilangan
1.3 Menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa buku
tema 1 subtema 4 dan bahan ajar yang terdapat dalam power
point.
1.4 Mengatur siswa untuk berkelompok dengan model
pembelajaran NHT, dimana setiap kelompok terdiri dari 3-6
peserta didik.
1.5 Merancang kembali lembar observasi
1.6 Merancang dan menyusun lembar kerja siswa dan kunci
jawabannya.
2) Pelaksanaan Tindakan
1.1 Melaksanakan kompetensi dasar dan indikator yang harus
dicapai.
1.2 Mengajak siswa untuk menyelesaikan soal dengan
menganalisis pembagian bilangan secara bersusun
1.3 Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang sesuai
nomor kepalanya.
1.4 Tiap kelompok akan ditugaskan untuk menyelesaikan lembar
kerja yang sudah disiapkan
1.5 Mendiskusikan dalam kelompok dan mempresentasikan
hasilnya.
3) Observasi
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Aspek yang akan diamati adalah hasil diskusi dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran.
4) Refleksi
Menganalisis kembali untuk dapat menyimpulkan apakah tindakan
tercapai atau tidak. Diharapkan hasil belajar siswa dan aktivitas
siswa kelas III pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian
bersusun dapat ditingkatkan.

D. Teknik Analisis Data


1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
- Siswa kelas III SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya.
- Guru kelas III SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya.
- Data berupa daftar nilai mata pelajaran Matematika, Foto dan gambar
selama proses pembelajaran.
2. Jenis Data
2.1 Data Kuantitatif
Menurut Purwanto dan Sulistyorini (2007:15) data kuantitatif yaitu
data-data yang berupa angka-angka. Data ini bersifat objektif. Dalam
penelitian ini data kuantitatif berupa hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Matematika materi pembagian bersusun menggunakan
model pembelajaran NHT.
2.2 Data Kualitatif
Menurut Purwanto dan Sulistyorini (2007 : 15-16) data kualitatif yaitu
data yang berupa kalimat atau pernyataan bukan berupa angka. Dalam
penelitian ini data kualitatif yang digunakan berupa hasil observasi
terhaap keterampilan guru, aktivitas peserta didik dan wawancara pada
guru serta catatan lapangan dalam pembelajaran matematika
menggunakan model pembelajaran NHT.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode observasi, metode test, metode dokumentasi
angket dan catatan di lapangan.
3.1 Metode Observasi
Menurut Sukmadinata (2009 : 220), observasi (observation) atau
pengamatan merupakan suatu teknik atau mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung.
Observasi sering disebut juga dengan pengamatan yang meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera.
3.2 Metode Test
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data hasil test pada setiap
akhir tindakan, untuk memperoleh data tentang pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran yang dipelajari, test ini digunakan untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Hasil
test tersebut sebagai acuan untuk melihat kemajuan siswa dalam
mengikuti program pembelajaran, analisis dan refleksi untuk tindakan
berikutnya. Hasil pekerjaan dari siswa akan diperiksa dan dianalisis
untuk menentukan letak kesalahan atau kekurangan siswa dalam
menyelesaikan tugas.
3.3 Dokumentasi
Teknik dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data tentang nama
siswa, hasil belajar, kondisi siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran dengan model pembelajaran NHT.
4. Teknik Analisis Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar dari evaluasi tertulis bentuk soal
pilihan ganda dianalisis dengan menggunakan teknik penskoran tanpa ada
koreksi jawaban sebagai berikut:
𝐵
Skor = 𝑁 x 100 (skala 0 – 100)

B = Banyaknya butir yang dijawab benar


N = Banyaknya butir soal
Hasil penghitungan dikonsultasikan dengan kriteria ketuntasan belajar
siswa yang dikelompokkan dalam dua kategori tuntas dan tindak tuntas,
dengan kriteria sebagai berikut :
Kriteria Ketuntasan Kualifikasi
>75 Tuntas
<75 Tidak Tuntas
Tabel 3. Standar nilai KKM Matematika SDN Nyantong, Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2022/ 2023.
Adapun penyajian data kuantitatif disajikan dalam bentuk persentase :
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
P=∑ 𝑥 100%
𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Keterangan P = Persentase
Kemudian hasil penghitungan nilai siswa dari hasil tes siklus I dan siklus
II dibandingkan. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai
persentase peningkatan kualitas pembelajaran mateatika tentang
pembagian bersusun dengan menggunakan model pembelajaran NHT.
Untuk data kualitatif yang berkaitan dengan aktivitas siswa menggunakan
analisis dengan rumus :
𝐹
P = 𝑁 𝑥 100%

Keterangan :
P : Persentase aktivitas siswa
F : Jumlah skor aspek yang muncul
N : Jumlah skor aspek yang diamati
Untuk data ualitatif, dilakukan proses untuk mengkoordinir data. Hasil
perhitungan dikonsultasikan dengan tabel kriteria deskriptif prosentase
yang dikelompokkan dalam 5 kategori sebagai berikut :
Kriteria Nilai Kategori
Sangat kurang < 40% Hasil belajar siswa sangat kurang
Kurang 41% - 55% Hasil belajar siswa kurang
Cukup 56% - 70% Hasil belajar siswa cukup
Baik 71% - 85% Hasil belajar siswa baik
Baik sekali 86% - 100% Hasil belajar siswa baik sekali

5. Indikator Keberhasilan
Pembelajaran dengan model pembelajaran NHT dapat meningkatkan
pembelajaran matematika tentang pembagian bersusun dua bilangan tanpa
sisa pada siswa kelas III SDN Nyantong Kecamatan Tawang Kota
Tasikmalaya dapat mencapai indikator keberhasilan apabila :
5.1 Kemampuan guru dalam pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran NHT dapat meningkat.
5.2 Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika materi pembagian
bersusun dua bilangan tanpa sisa dengan model belajar NHT
meningkat dengan mencapai minimal 75%.
5.3 Sekitar 92% peserta didik kelas III SDN Nyantong Kecamatan
Tawang Kota Tasikmalaya mengalami ketuntasan belajar degan
pencapaian nilai individual minimal 75 dalam pembelajaran
matematika materi pembagian bersusun dua bilangan tanpa sisa.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pre test
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti merencanakan kegiatan yang akan
dilakukan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK), adapun kegiatan
yang akan dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
- Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
- Membuat skenario
- Membuat alat evaluasi
- Membuat lembar observasi
b. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan dilaksanaan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit) pada
bulan Mei 2023 dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan sesuai dengan RPP yang
terlampir.
c. Pengamatan
Pada tahap observasi, peneliti sebagai guru pengajar melakukan
tindakan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Teman sejawat mengobservasi tindakan yang sedang dilakukan oleh
guru dan aktivitas siswa di dalam kelas dilakukan dengan pengamatan
yang telah disiapkan.
Tabel 4.1 Nilai Evaluasi Pembelajaran Pre test

No. Nilai Siswa Banyaknya Siswa


1 0
2 20 5
3 40 4
4 60 8
5 80 16
6 100 3
Jumlah Siswa 36
Jumlah Nilai 2320
Rata-rata Kelas 64
Berdasarkan Tabel 4.1 Nilai yang diperoleh siswa berdasarkan soal yang
dibuat sebanyak 5 butir soal kemudian nilai yang diperoleh setiap butir soal yang
benar dikalikan dengan 20 agar dihasilkan nilai 100 sehingga peneliti akan lebih
mudah dalam melihat peningkatan hasil evaluasi siswa dalam mengerjakan soal
pembagian bersusun. siswa yang memperoleh nilai 20 sebayak 5 orang, nilai 40
sebanyak 4 orang, nilai 60 sebanyak 8, ilai 80 sebanyak 16, nilai 100 sebanyak 3
orang. Jumlah nilai yang diperoleh seluruhnya adalah 2.320 kemudian dibagi
dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang maka akan diperoleh nilai rata-rata 64.

d. Refleksi
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini bersama-sama
observer mendiskusikan hasil tindakan, dari hasil tersebut peneliti
sebagai guru dapat merefleksikannya dengan melihat data
pengamatan.
Tabel 4.2 Penilaian Siswa Prasiklus
Aspek Penilaian Pencapaian
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 100
Rata-rata Kelas 64
Siswa yang Tuntas 19
Siswa yang belum
17
tuntas
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai evaluasi siswa terendah yaitu 20 dan
tertinggi yaitu 100. Siswa yang berhasil memenuhi KKM yaitu sebanyak 19
orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak 17. Rata-rata nilai yang
diperoleh pada Pre test adalah 64. Nilai tersebut belum memenuhi kriteria
indikator keberhasilan dalam pelaksanaan PTK, maka perlu dilakukan
perbaikan pada siklus I.

2. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan identifikasi dan
perumusan masalah sebagai acuan untuk membuat Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) siklus I. peneliti juga menyiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan yaitu tabel bergaris dan kartu
angkka. Dalam perencanaan telah disusun lembar pengamatan bagi
observer (teman sejawat) serta merancanng tes formatif. Semua data
tentang perencanaan tersebut selengkapnya (terlampir).
b. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan hari Kamis, 4 Mei 2023
pada materi pelajaran matematika pada kompetensi dasar pembagian
operasi hitung dua bilangan cacah tanpa sisa. Proses perbaikan
pembelajaran tersebut dilaksanakan melalui 3 tahapan, yaitu kegiatan
awal, kegiatan inti, dan penutup.
Setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, maka
diperoleh hasil pembelajaran (tes formatif) siklus I yang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus I

No. Nilai Siswa Banyaknya Siswa


1 0
2 20 5
3 40 4
4 60 3
5 80 19
6 100 5
Jumlah Siswa 36
Jumlah Nilai 2460
Rata-rata Kelas 68

Berdasarkan Tabel 4.3 terdapat siswa yang memperoleh nilai 20


sebanyak 5 orang, nilai 40 sebanyak 4 orang, nilai 60 sebanyak 3
orang, nilai 80 mengalami peningkatan sebanyak 19 orang dan yang
memperoleh nilai 100 sebanyak 5 orang naik dibandingkan dengan
pre test. Jumlah nilai yang diperoleh seluruhnya adalah 2.460
kemudian dibagi dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang maka akan
diperoleh nilai rata-rata 68.

c. Pengamatan
Hasil pengamatan aktivitas guru sebagai peneliti telah dilakukan
observer setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.4 Aktivitas peserta didik selama pembelajaran Siklus I
No. Pelaku siswa Kemunculan Keterangan
yang Ada Tidak Ada
diobservasi
1 Perhatian siswa  Siswa
pada materi menunjukkan
pelajaran perhatian
terhadap
penjelasan guru
dengan baik
2 Keberanian  Siswa belum
siswa dalam menunjukkan
tanya jawab keberanian
terutama dalam
bertanya
3 Ketepatan  Masih ada siswa
menyimpan yang belum
bilangan pada memahami cara
bilangan mengerjakan
pembagian soal pembagian
bersusun bersusun
4 Menganalisis  Siswa terlihat
soal pembagian kurang
bersusun memahami cara
mengaalisis soal
pembagian
bersusun
Tabel 4.5 Aktivitas guru selama pembelajaran Siklus I
No. Aktivitas guru yang Kemunculan Keterangan
diobservasi Ada Tidak Ada
1 Persiapan  Silabus dan
Pembelajaran RPP sudah
disiapkan
dengan baik
2 Memulai  Melakukan
Pembelajaran apersepsi
dengan baik
3 Penguasaan Materi  Guru
menguasai
materi dengan
baik
4 Penggunaan Metode  Penggunaan
metode ada
tapi belum
maksimal
5 Keefektifan Peraga/  Guru kurang
Media efektif dalam
penggunaan
media
6 Memberi Bimbingan  Guru kurang
pada Siswa memberikan
bimbingan
pada siswa
7 Pengelolaan Kelas  Guru kurang
menguasai
kelas dengan
baik
d. Refleksi
Setelah selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, maka
data-data tersebut dapat peneliti paparkan seperti yang terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.6 Penilaian siswa Siklus I
Aspek Penilaian Pencapaian
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 100
Rata-rata Kelas 68
Siswa yang Tuntas 24
Siswa yang belum
12
tuntas

Berdasarkan Tabel 4.2 nilai evaluasi siswa terendah yaitu 20 dan


tertinggi yaitu 100. Siswa yang berhasil memenuhi KKM yaitu
sebanyak 24 orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak 12.
Rata-rata nilai yang diperoleh pada Pre test adalah 68. Nilai tersebut
belum memenuhi kriteria indikator keberhasilan dalam pelaksanaan
PTK, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus II.

Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa antara pre


test dengan siklus I disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

30

25

20
Siswa yang berhasil
15
Siswa yang belum
10 berhasil

0
Pra Siklus Siklus I
Gambar 4.1 Perbandingan hasil evaluasi siswa Pre test dan Siklus I

Berdasarkan grafik 4.5, dapat ditunjukkan bahwa persentase


ketuntasan belajar dari pre test menuju siklus I terlihat mengalami
peningkatan dari yang semula 53% menjadi 67%. Karena belum
memenuhi indikator keberhasilan, maka masih perlu penyempurnaan
lagi. Berikut adalah hasil refleksi perbaikan pembelajaran siklus I:
1) Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran model
pembelajaran NHT dan dibantu dengan media visual berupa
materi pada power point, siswa dapat memahami materi.
2) Dari analisis hasil evaluasi belajar siklus I menunjukkan
ketuntasan belajar yang mencapai 67%. Hal ini ternyata belum
maksimal karena belum mencapai indikator keberhasilan yaitu
75%, dengan demikian perlu dilakukan perbaikan pembelajaran
siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi pada
siklus I. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti haris melakukan
identifikasi dan perumusan masalah. Sebagai acuan untuk membuat
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) siklus II. Peneliti
mempersiapkan model Numbered Heads Together dengan media
power point. Dalam perencanaan telah disusun lembar pengamatan
serta merancang tes formatif. Semua data tentang perencanaan
tersebut selengkapnya (terlampir).
b. Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Kamis, 11 Mei
2023 pada mata pelajaran matematika materi pembagian bersusun dua
bilangan cacah tanpa sisa. Proses perbaikan pembelajaran tersebut
dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu kegiatan awal, kegiatan
inti, dan penutup.
Setelah melalui kegiatan pembelajaran siklus II, maka diperoleh hasil
pembelajaran (tes formatif) siklus II yang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.7 Nilai Evaluasi Perbaikan Pembelajaran Siklus II

No. Nilai Siswa Banyaknya Siswa


1 0
2 20 2
3 40 2
4 60 4
5 80 20
6 100 8
Jumlah Siswa 36
Jumlah Nilai 2760
Rata-rata Kelas 77

Berdasarkan Tabel 4.7 terdapat siswa yang memperoleh nilai 20


sebanyak 2 orang, nilai 40 sebanyak 2 orang, nilai 60 sebanyak 4
orang, nilai 80 mengalami peningkatan sebanyak 20 orang dan yang
memperoleh nilai 100 sebanyak 8 orang naik dibandingkan dengan
siklus I. Jumlah nilai yang diperoleh seluruhnya adalah 2.760
kemudian dibagi dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang maka akan
diperoleh nilai rata-rata 77.

Hasil pengamatan aktivitas guru sebagai peneliti telah dilakukan


observer setelah melalui kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I
seperti yang tertera dalam tabel di bawah ini:
Tabel 4.8 Aktivitas peserta didik selama pembelajaran Siklus I
Pelaku siswa Kemunculan
No. yang Keterangan
Ada Tidak Ada
diobservasi
1 Perhatian siswa  Siswa
pada materi menunjukkan
pelajaran perhatian
terhadap
penjelasan
guru dengan
baik
2 Keberanian  Siswa belum
siswa dalam menunjukkan
tanya jawab keberanian
terutama
dalam
bertanya
3 Ketepatan  Masih ada
menyimpan siswa yang
bilangan pada belum
bilangan memahami
pembagian cara
bersusun mengerjakan
soal
pembagian
bersusun
4 Menganalisis  Siswa terlihat
soal pembagian kurang akitif
bersusun dalam
mengikuti
pembelajaran

Tabel 4.9 Aktivitas guru selama pembelajaran Siklus I


Aktivitas guru Kemunculan
No. yang Keterangan
Ada Tidak Ada
diobservasi
1 Persiapan  Silabus dan
Pembelajaran RPP sudah
disiapkan
dengan baik
Memulai  Melakukan
Pembelajaran apersepsi
dengan baik
Penguasaan  Guru
Materi menguasai
materi dengan
baik
Penggunaan  Penggunaan
Metode metode ada
tapi belum
maksimal
Keefektifan  Guru kurang
Peraga/ Media efektif dalam
penggunaan
media
Memberi  Guru kurang
Bimbingan memberikan
pada Siswa bimbingan
pada siswa
Pengelolaan  Guru kurang
Kelas menguasai
kelas dengan
baik

a. Refleksi
Setelah selesai melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I, maka
data-data tersebut dapat peneliti paparkan seperti yang terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.10 Penilaian siswa Siklus II
Aspek Penilaian Pencapaian
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 100
Rata-rata Kelas 77
Siswa yang Tuntas 28
Siswa yang belum
8
tuntas

Berdasarkan Tabel 4.10 nilai evaluasi siswa terendah yaitu 20 dan


tertinggi yaitu 100. Siswa yang berhasil memenuhi KKM pada siklus
II sebanyak 28orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak 8.
Rata-rata nilai yang diperoleh pada Pre test adalah 77. Nilai tersebut
sudah memenuhi kriteria indikator keberhasilan dalam pelaksanaan
PTK, maka perbaikan ini dapat dikatakan berhasil. Setelah dilakukan
siklus II maka peneliti melaksanakan evaluasi post testuntuk melihat
pemahaman peserta didik setelah dilakukannya siklus I dan siklus II.

Adapun perbandingan persentase ketuntasan belajar siswa antara pre


test dengan siklus I disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
30

25

20
Siswa yang berhasil
15
Siswa yang belum
10
berhasil
5

0
Siklus I Siklus II

Gambar 4.2 Perbandingan hasil evaluasi siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan grafik 4.5, dapat ditunjukkan bahwa persentase


ketuntasan belajar dari pre test menuju siklus II terlihat mengalami
peningkatan dari yang semula 67% menjadi 78%. Karena belum
memenuhi indikator keberhasilan, maka masih perlu penyempurnaan
lagi. Berikut adalah hasil refleksi perbaikan pembelajaran siklus II:
1) Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran model NHT dan
memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam
analisis pengerjaan soal pembagian bersusun sehingga siswa dapat
memahami soal tersebut karena siswa langsung berlatih
mengerjakan soal tersebut.
2) Dari analisis hasil evaluasi belajar siklus II menunjukkan
ketuntasan belajar yang mencapai 78%. Hal ini melampaui target
indikator keberhasilan yaitu 75% dengan demikian sudah tidak
perlu mengadakan perbaikan pembelajaran lagi.
2. Pasca Siklus
Post testatau bisa disebut dengan post test. Post test dilakukan untuk
mengukur kemampuan siswa setelah dilakukan penerapan model
pembelajaran NHT pada materi matematika pembagian bersusun dua
bilangan cacah tanpa sisa. Setelah dilakukan post test hasil belajar siswa
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11 Tabel Hasil Penilaian Pembelajaran

No. Nilai Siswa Banyaknya Siswa


1 0
2 20 1
3 40 1
4 60 1
5 80 22
6 100 11
Jumlah Siswa 36
Jumlah Nilai 2980
Rata-rata Kelas 83

Berdasarkan Tabel 4.11 terdapat siswa yang memperoleh nilai 20


sebanyak 1 orang, nilai 40 sebanyak 1 orang, nilai 60 sebanyak 1 orang,
nilai 80 mengalami peningkatan sebanyak 22 orang dan yang
memperoleh nilai 100 sebanyak 11 orang naik dibandingkan dengan
siklus I. Jumlah nilai yang diperoleh seluruhnya adalah 2.980 kemudian
dibagi dengan jumlah siswa sebanyak 36 orang maka diperoleh nilai rata-
rata 83.

Tabel 4.12 Penilaian siswa Pasca siklus


Aspek Penilaian Pencapaian
Nilai Terendah 20
Nilai Tertinggi 100
Rata-rata Kelas 83
Siswa yang Tuntas 33
Siswa yang belum
3
tuntas

Berdasarkan Tabel 4.12 nilai evaluasi siswa terendah yaitu 20 dan


tertinggi yaitu 100. Siswa yang berhasil memenuhi KKM pada
pascasiklus sebanyak 28orang dan yang belum mencapai KKM sebanyak
8. Rata-rata nilai yang diperoleh pada Pre test adalah 77. Nilai tersebut
mengalami peningkatan setelah dilakuka siklus I dan siklus II dan sudah
memenuhi kriteria indikator keberhasilan dalam pelaksanaan PTK, maka
perbaikan ini dapat dikatakan berhasil.

35

30

25

20 Siswa yang berhasil

15 Siswa yang belum


berhasil
10

0
Siklus II Pasca Siklus

Gambar 4.3 Perbandingan hasil evaluasi Siklus II dan Pasca Siklus

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Dari permasalahan peserta didik yang belum memahami cara mengerjakan
pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa sisa maka perlu dilakukan
analisis kegiatan pembelajaran yang menyenangkan sekaligus dapat
memperoleh pemahaman siswa terhadap mengerjakan soal pembagian
bersusun dua bilangan yang meningkat. Untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa maka perlu adanya indikator ketuntasan belajar yakni dengan adanya
kriteria ketuntasan minimal (KKM) dalam setiap mata pelajaran. Adapun
KKM dalam mata pelajaran matematika sesuai dengan kurikulum sekolah
yakni 75. Jika nilai KKM tersebut diperoleh peserta didik maka dapat
dikatakan peserta didik berhasil dalam mata pelajaran tersebut. Berikut adalah
data yang diperoleh berdasarkan hasil evaluasi peserta didik sebagai berikut:
Tabel 4.13 Persentase Hasil Evaluasi Siswa
Belum
Berhasil Presentase Presentase Jumlah
Siklus berhasil
(>75) (%) (%) Siswa
(<75)
Pre test 19 53 17 47 36
Siklus 1 24 67 12 33 36
Siklus 2 28 78 8 22 36
Post
33 92 3 8 36
Test

Setelah dilakukan penelitian awal pada siswa kelas III maka diperoleh hasil
pada pre test yakni 19 orang yang sudah mencapai KKM, siklus I sebanyak
24 orang, siklus II sebanyak 28 orang, dan post test sebanyak 33. Kemudian
yang belum mencapai KKM diperoleh hasil pre test sebanyak 17 orang, siklus
I sebanyak 12 orang, siklus II sebanyak 8 orang, post test sebanyak 3 orang.
Jika disajikan dalam bentuk grafik maka hasil evaluasi siswa dalam
pembelajaran matematika dapat dilihat sebagai berikut:
35
30
25
20 Siswa yang berhasil

15
Siswa yang belum
10 berhasil

5
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II Pasca Siklus

Gambar 4.4 Hasil Evaluasi pada setiap siklus


Berdasarkan gambar 4.4 hasil evaluasi pada setiap siklus mengalami
peningkatan oleh siswa yang berhasil memenuhi KKM serta siswa yang
belum berhasil mengalami penurunan nilai. Hal tersebut menunjukkan setiap
perbaikan siklus mengalami peningkatan.

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II Pasca Siklus

Gambar 4.5 Persentase pada pre test, Siklus I, Siklus II, dan Pasca Siklus

Berdasarkan gambar 4.5 diperoleh persetase nilai pada siswa kelas III maka
diperoleh hasil pada pre test yakni 19 peserta didik yang sudah mencapai
KKM jika dipresentasekan jumlah tersebut mencapai 53%. Persentase
tersebut belum mencapai kriteria indikator keberhasilan yakni sebesar 75%.
Untuk itu perlu dilakukan tindakan selanjutnya yakni pelaksanaan siklus I,
siklus ini dilaksanakan sebagai tahap perbaikan pembelajaran sehingga dapat
diperoleh nilai yang sesuai dengan indikator keberhasilan.
Pada siklus I diperoleh hasil yang memenuhi KKM sebanyak 24 peserta didik
dengan persentase 67%, nilai tersebut masih belum dikatakan berhasil
dikarenakan masih dibawah nilai 75%. Maka sesuai dengan data tersebut
perlu dilakukan siklus ke II yakni untuk memperbaiki nilai yang belum
mencapai indikator keberhasilan.
Dalam siklus ke II peneliti melakukan hal sama seperti pada pre test dan
siklus I serta peneliti perlu melakukan perbaikan-perbaikan dalam
pembelajaran baik itu perbaikan dalam media, metode yang digunakan,
penguasaan materi pembelajaran yang sangat penting untuk mencapai
keberhasilan dalam sebuah PTK. Peserta didik yang berhasil pada siklus II
ada 28 orang yang memiliki nilai di atas KKM nilai tersebut memiliki
presentase 78%, nilai tersebut sudah mencapai target indikator keberhasilan.
Maka penerapan model pembelajaran NHT sangat mempengaruhi
peningkatan analisis siswa dalam pembagian bersusun dua bilangan cacah
tanpa sisa. Setelah indikator keberhasilan tercapai, peneliti melakukan post
test yang berguna untuk mengukur kemampuan siswa setelah dilakukannya
pembelajaran selama 2 siklus.
Maka didapatkan hasil pasca PTK yakni sebanyak 33 orang jika
dipersentasekan adalah 92% nilai tersebut sudah melebihi indikator
pencapaian bahkan hampir mencapai sempurna. Jumlah persentase yang
didapatkan dari pre test 53%, siklus I 67%, siklus II 78% serta post
testsebanyak 92%, terlihat adanya peningkatan jumlah persentase yang
didapatkan dari penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together
terhadap analisis pembagian bersusun siswa kelas II di SDN Nyantong
Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya .
Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat meningkatkan keterlibatan seluruh
siswa dari setiap kelompok, selain itu metode ini cocok untuk menambahkan
tanggung jawab dalam kerja kelompok sehingga siswa dapat memahami
setiap poin soal pembagian yang diberikan oleh guru. Dengan pemilihan
metode ini pembelajaran yang dilakukan dikelas akan lebih bermakna dan
kesan pada peserta didik. Keterlibatan siswa dalam metode pembelajaran ini
juga akan mempengaruhi kinerja akademik dari segi kognitif yang berguna
untuk mencapai prestasi di kelas.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian peningkatan analisis pembagian bersusun dengan
metode Numbered Heads Together di kelas III SDN Nyantong tahun
pelajaran 2022/2023, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Prestasi belajar pada materi pembagian bersusun dua bilangan cacah tanpa
sisa meningkat dengan menerapkan metode Numbered Heads Together.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi peningkatan yaitu
pada pre test sebesar 53%, siklus I sebesar 67%, dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi 78%, dan penulis juga melakukan tahap
Post testyang memiliki jumlah nilai sebesar 92%. Namun terdapat 3 siswa
dari jumlah peserta didik 36 memliki nilai dibawah KKM maka hal
tersebut dapat dikatakan data tidak valid dikarenakan ada peserta didik
yang tidak mencapai KKM yaitu 75. Sehingga indikator keberhasilan
sebssar 75% tercapai oleh peserta didik pada siklus II, selanjutnya untuk
mengetahui tingkat pemahaman peserta didik agar lebih bermakna maka
dilanjutkan pada materi bilangan pembagian bersusun.
2. Dalam penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together ini ada hambatan yang ditemui, yang pertama adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan metode NHT sangat
membutuhkan waktu yang lama. Dalam pembelajaran ini merupakan
kegiatan pembelajaran dengan diskusi kelompok sehingga dalam
pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup lama, keuda setiap
peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda sehingga dalam
pembelajaran masih kurang berkolaborasi dan berinteraksi dengan teman
dalam satu kelompok. Ketiga guru sulit dan mengenalkan peserta didik
sehingga suasana tampak ramai, sehingga guru sulit dalam
mengendalikan peserta didik sehingga suasana tampak ramai. Karena
biasanya ketika siswa melakukan diskusi, peserta didik pun
mengobrolkan hal lain karena siswa menganggap guru kurang
memperhatikan. Untuk itu guru harus kreatif dalam mengatasi hal
tersebut. Guru mengatasi hal tersebut dengan menempatkan peserta didik
dekat dengan guru agar tidak melakukan obrolan.

B. Saran Tindak Lanjut


Berdasarkan hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran
kooperatif dengan metode Numbered Heads Together di kelas III SDN
Nyantong, maka saran-saran yang diberikan sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Untuk meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah dapat dilakukan
pembelajaran Kooperatif dengan model pembelajaran Numbered Heads
Together.
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan prestasi belajar dapat menerapkan model
pembelajaran tipe Numbered Heads Together ataupun pembelajaran
Kooperatif lainnya.
b. Untuk meningkatkan kreativitas guru dalam pembelajaran sehingga
menambah keefektivan dalam memaparkan materi pembelajaran.
c. Diharapkan adanya tindak lanjut terhadap penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi pembagian bersusun
dua bilangan cacah tanpa sisa ataupun pada mata pelajaran lainnya.
3. Bagi siswa
a. Untuk meningkatkan keaktivan siswa dalam mempelajari suatu
materi pembelajaran kemudian siswa dituntut untuk berfikir secara
mandiri sehingga dapat memahami materi pembagian bersusun dua
bilangan cacah tanpa sisa.
b. Siswa dapat memperlajari materi pembelajaran dikelas secara
menyenangkan tidak hanya terpaku kepada penjelasan guru saja.
Demikian hal-hal yang penulis kemukakan dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Diharapkan guru untuk mengikuti kegiatan
KKG untuk mencapai pembelajaran yang lebih baik serta
memberikan masukan dari pengalaman-pengalaman yang didapatkan
dari kegiatan mengajar sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyani, Asri Oswita, Turmudi, Mamad Kasmad. (2021). Analisis Kesulitan
Belajar Siswa Kelas III pada Materi Pembagian Ditinjau dari Kemampuan
Awal Matematis. Renjana Pendidikan 1: Prosiding Seminar Nasional
Pendidikan Dasar PGSD Kampus UPI di Purwakarta 2021.
Birillina. Nur, Sri Hartatik. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Numbered
Heads Together Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Hitung
Perkalian Dan Pembagian Di Kelas III SD Kemala Bhayangkari 1 Surabaya.
Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 4, No. 2,
Desember 2019 Hal 217-229.
Wijayanti, Tri. (2020). Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran
Matematika Pada Pokok Bahasan Pembagian Bilangan. Workshop Nasional
Penguatan Kompetensi Guru Sekolah Dasar SHEs: Conference Series 3 (3)
(2020) 1486 – 1492.
Sari, E. P., & Fikrati, A. N. (2023). Analisis Kesalahan Siswa Sd Dalam
Menyelesaikan Soal Pembagian Bersusun Porogapit Berdasarkan
Kemampuan Matematika. Edumath, 15(1), 1-6.
Sulistio Andi, Haryanti Nik. (2022). Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning Model). Purbalingga: Eureka Media Aksara.
Haerullah Ade, Hasan Said. (2017). Model & Pendekatan Pembelajaran Inovatif.
Bantul: Lintas Nalar.
Prihatmojo Agung, Rohmani. (2020). Pengembangan Model Pembelajaran Who
Am I. Lampung: Universitas Muhammadiyah Kotabumi.
Aris Kurniawan, 13 Pengertian Analisis Menurut Para Ahli, Tersedia:
http://www.gurupendidikan.com/13-pengertian-analisis-menurut-para-ahli-
didunia/, Diakses Pada Tanggal 6 April 2016.
Irene, M.J.A. (2016). Buku Penilaian Bupena jilid 3A. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Marsudi Raharjo. (2009). Pembelajaran operasi hitung perkalian dan pembagian
bilangan Cacah di SD. Sleman : Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Matematika.
Anita Lie, Cooperative Learning Mempraktekkan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas, (Jakarta : PT Grasindo, cet. 1, 2002), hal.59

Anda mungkin juga menyukai