Anda di halaman 1dari 31

Matematika

LAPORAN PKP – PGSD


PDGK 4501

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL


CERITA MATEMATIKA PADA MATERI WAKTU
DI KELAS III SD MUHAMMADIYAH 6 MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBL)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

Disusun Oleh:
Nama : Retna Puspita
NIM : 857494958
Program Study : 119 / PGSD MS – S1
Pokjar : Sinergi Centeh
Kota : Bandung
Masa Registrasi : 2023.1

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
BIODATA MAHASISWA

Nama : RETNA PUSPITA


Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 21 April 1997
Alamat Rumah : Jl. Caladi Dalam, No.71/151 C, Kecamatan
Coblong, Kota Bandung
Tempat Mengajar : SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung
Alamat Sekolah : Jl. Ir. H. Juanda
Jabatan : Guru Kelas
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri Sayang 1 Cianjur (2004-2010)
2. SMP Negeri 2 Cianjur (2010-2013)
3. SMA Negeri 2 Cianjur (2013-2016)
4. Universitas Terbuka FKIP S1 PGSD
Riwayat Pekerjaan : SD Negeri 103 Coblong
SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

Nama : Retna Puspita


NIM : 857494958
Program Studi : S1-PGSD MS
Tempat Mengajar : SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung
Jumlah Siklus Pembelajaran : 2 Siklus
Hari dan tanggal Pelaksanaan : Siklus 1, Hari Senin, 22 Mei 2023
Siklus 2. Hari Senin, 27 Mei 2023

Masalah yang Merupakan Fokus Perbaikan :


1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran
matematika
2. Kurangnya ketertarikan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada pelajaran
matematika

Menyetujui Bandung, Mei 2023


Supervisor 1, Mahasiswa,

Dr Tri Karyono, M.Sn Retna Puspita


NIP.196611071994021001 NIM.857494958
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertanda-tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa


laporan praktik Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun
sebagai syarat untuk memenuhi mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP) pada Program Studi S1 PGSD Universitas
Terbuka (UT) seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan laporan PKP yang saya kutip dari
hasil karya orang lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan
norma, kaidah, dan etika penulisan karya ilmiah

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini bukan
hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu, maka
saya bersedia menerima sanki, termasuk pencabutan gelar akademik yang saya
sandang sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

Bandung, Mei 2023


Yang membuat pernyataan,

RETNA PUSPITA
NIM 857494958
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat, Rahmat, dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
mata kuliah PDGK45001 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) sebagai
salah satu tugas mata kuiah dalam menempuh Program S1 PGSD Universitas
Terbuka di UPJJ-UT pada masa registrasi 2023.1.

Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional/PKP pada mata kuliah


PDGK4501 ini berisi tentang kegiatan perbaikan pembelajaran yang telah
dilakukan penulis di kelas IIIB SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung. Pada
kegiatan perbaikan pembelajaran ini penulis mengambil mata pelajaran
matematika dengan materi waktu dengan judul laporan “Peningkatan Kemampuan
Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pada Materi Waktu di Kelas III SD
Muhammadiyah 6 Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Menggunakan Media Interaktif”.

Penulis berharap melalui hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan


melalui Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi
penulis untuk dapat mengembangkan kemampuan professional dalam mengajar,
dan umumnya bagi para pembaca untuk dapat dijadikan referensi dalam
memecahkan permasalahan kelas sebagai upaya perbaikan pembelajaran.
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan dan manusia merupakan dua hal yang tidak dapat


dipisahkan dalam proses pembentukan peradaban dan kehidupan. Hal tersebut
dikarenakan pendidikan menjadi kunci utama dalam membentuk manusia
yang berkualitas. Manusia yang berkualitas membentuk masyarakat yang
berkualitas, dan masyarakat yang berkualitas akan membentuk bangsa yang
maju dan kuat. Sejarah kehidupan telah membuktikan bahwa bangsa yang
maju dan dapat menguasai dunia adalah bangsa yang sadar dan paham akan
pentingnya pendidikan.

Pendidikan sebagai proses membentuk manusia yang berkualitas dan


peradaban yang maju merupakan suatu aktivitas yang berkelanjutan dan tidak
akan berakhir (never ending proses) (Sujana, 2019:29-30). Oleh sebab itu,
pelaksanaan pendidikan di Indonesia telah di atur dalam Undang-Undang No.
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional memiliki fungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban dalam
rangka kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan fungsi dan tujuan tersebut dengan jelas menunjukkan bahwa
pendidikan nasional memiliki output untuk mempersiapkan generasi bangsa
yang lebih baik dan sesuai dengan tuntutan perubahan jaman.

Generasi muda sebagai generasi penerus bangsa menurut Janatin dan


Kurnia (2022:112) harus memiliki karakter di antaranya bertanggung jawab,
memiliki jiwa kepemimpinan, berpikir kritis, jujur, loyalitas tinggi, dan dapat
menghargai orang lain. Sedangkan menurut Trilling dan Fadel (2009)
kecakapan yang harus dimiliki individu untuk menghadapi abad ke-21 terdiri
dari tiga jenis kecakapan utama yaitu life and career skills, (2) learning and
innovation skills, dan (3) information media and technology skills. Pendapat
lain dijelaskan oleh Kemendikbud (2017) bahwa terdapat 4 tuntutan
kompetensi dalam pendidikan yang harus dikembangkan untuk menghadapi
Era Society 5.0. 4 komptensi tersebut disebut sebagai 4C yang terdiri dari
keterampilan berpikir kreatif (creative thinking), berpikir kritis dan
pemecahan masalah (critical thinking and problem solving),
berkomunikasi (communication), dan berkolaborasi (collaboration).

Kompetensi berfikir kritis (critical thinking), berfikir kreatif (creative


thinking), dan pemecahan masalah (problem solving) merupakan
keterampilan berfikir tingkat tinggi (higher order thinking skill) yang perlu
dipelajari dan terus dilatih. Hal tersebut karena ketiga kemampuan ini akan
sangat berguna untuk menghadapi suatu kejadian atau permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Salah satu mata pelajaran yang mengajarkan
kompetensi berfikir kritis, pemecahan masalah, dan berfikir kreatif adalah
mata pelajaran matematika. Menurut pendapat Pertiwi dkk (2017) matematika
merupakan ilmu dasar yang berperan penting bagi kehidupan kerena
matematika akan selalu berkaitan erat dengan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran matematika di sekolah dasar perlu diberikan
sebagai prasyarat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
selain itu pendidikan matematika berfungsi untuk membekali siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan mampu mengatasi segala permasalahan dalam
kehidupan (Azizah, Sulianto, Cintang 2018:61).

Pembelajaran matematika yang berkaitan dengan kompetensi siswa


berfikir kritis, berfikir kreatif, dan penyelesaian masalah salah satunya adalah
dengan memberikan soal dalam bentuk cerita kepada siswa. Soal cerita
menjadi salah satu bentuk pengajaran karena dalam soal cerita disajikan
berbagai permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
(Pertiwi dkk, 2017). Namun pada kenyataan siswa sekolah dasar saat ini
cenderung menunjukkan kemampuan yang rendah dalam menyelesaiakan
soal cerita dalam matematika dan mengganggap bahwa soal cerita pada
matematika merupakan soal yang sulit untuk dikerjakan. Padahal latihan
mengerjakan soal matematika dalam bentuk cerita merupakan salah satu
langkah dalam meningkatkan kemampuan berfikir tingkat tinggi.

Permasalahan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang


rendah ditunjukkan berdasakan hasil evaluasi pembelajaran sumatif kelas IIIB
SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung pada semester 1 tahun pelajaran
2022/2023 yang kurang memuaskan. Selain itu data didukung oleh hasil
pretest prasiklus yang diperoleh menunjukkan dari sebanyak 22 siswa hanya
7 siswa yang dapat menjawab soal dengan nilai ≥ 70 atau sebanyak 33,82%
siswa yang mampu memperoleh nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Rendahnya kemampuan menyelesaikan soal cerita ini disebabkan beberapa
faktor di antaranya siswa tidak memahami maksud pertanyaan dari cerita
matematika yang disajikan, siswa belum mampu menganalisis kalimat
matematika dan model matematika yang harus mereka fikirkan dalam
menyelesaikan soal, dan kemampuan dasar matematis dalam mengopersikan
bilangan (penjumlahan, pengurangan, pembagian) yang masih sangat rendah.
Pendapat yang sama diutarakan oleh Pertiwi dkk, (2017) yang melakukan
penelitian dengan topik yang sama di SD Negeri di Surakarta Tahun Ajaran
2016/2017 menunjukkan hanya 11 dari 28 siswa atau 39,29% siswa yang
mampu menyelesaikan soal cerita matematika pada materi pecahan dengan
nilai di atas KKM.

Selain permasalahan yang disebabkan dari faktor internal siswa,


kemampuan guru dalam menjelaskan materi matematika dalam soal cerita
juga menjadi penyebab kemampuan siswa yang masih sangat rendah. Metode
mengajar guru yang masih konvensional menggunakan metode ceramah
menjadi penyebab pembelajaran menjadi kurang bermakna karena siswa
cenderung kurang aktif dalam pembelajaran. Sehingga pemahaman siswa
terhadap materi kurang maksimal. Berdasakan hal tersebut dalam upaya
peningkatan professional guru dan kualitas mengajar, maka guru sebagai
seorang peneliti dan pengajar yang terus memperbaiki kinerja mengajarnya
perlu melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan melakukan penelitian
tindakan kelas (PTK).

Berdasarkan hasil analisis permasalahan yang terjadi di kelas IIIB pada


mata pelajaran matematika dengan fokus pembelajaran meningkatkan
kemampuan siswa dalam menjawab soal cerita pada materi waktu, maka
diperlukan pembaharuan dan penyempurnaan skenario pembelajaran dengan
menyesuaikan pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik siswa saat ini. Pendekatan yang akan dipilih
sebagai perbaikan pembelajaran adalah dengan menggunakan pendekatan
factual, menggunakan meteode pembelajaran berbasis masalah (Problem
based learning) dengan bantuan media pembelajaran interaktif powerpoint.
Diharapkan dengan menyesuaikan skenario pembelajaran, maka kemampuan
siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika akan meningkat dengan
ditunjukkan dengan nilai hasil belajar yang menunjukkan peningkatan di atas
KKM.

1. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul berdasarkan hasil analisis dan refleksi guru
terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan adalah bagaimana
meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab soal cerita pada materi
waktu matematika. Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran
matematika materi waktu adalah:
- Peserta didik belum mampu menjawab soal cerita materi waktu dengan
baik.
- Dari 22 peserta didik di kelas IIIB SD Muhammadiyah 6, hanya terdapat
7 siswa yang mampu menjawab soal dengan nilai di atas ketuntasan
minimum (KKM) atau sebanyak 33,82% dan sebanyak 66,18% belum
mampu menjawab soal dengan baik.
- Peserta didik memiliki motivasi yang sangat rendah dalam mengerjakan
soal cerita matematika dan beranggapan bahwa soal cerita merupakan
soal yang sangat sulit untuk dikerjakan.
2. Analisis Masalah
Dari 22 peserta didik di kelas IIIB SD Muhammadiyah 6, hanya
terdapat 7 atau sebanyak 33,82% yang mampu menjawab soal dengan nilai
di atas ketuntasan minimum (KKM) dan sebanyak 66,18% belum mampu
menjawab soal dengan baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa skenario
pembelajaran yang dilakukan masih belum tepat mengajarkan peserta didik
dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita. Selain itu, metode
pembelajaran yang dilakukan dengan metode ceramah tanpa adanya media
pembelajaran yang konkret membuat siswa menjadi tidak tertarik sehingga
proses pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak bermakna.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Berdasarkan uraian di atas maka upaya yang akan dilakukan dalam
memberbaiki pembelajaran di antaranya dengan menerapkan:
1. Melalui pendekatan berbasis masalah (Problem Based Learning)
diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan
peka terhadap permasalahan dalam pembelajaran.
2. Metode pembelajaran yang dilakukan adalah penugasan dan diskusi
kelompok, dapat meningkatkan partisipasi aktif dalam pembelajaran
sehingga peserta didik dalam menciptakan pembelajaran yang lebih
bermakna.
3. Penggunaan media pembelajaran interaktif menggunakan powerpoint dan
proyektor dapat membantu siswa untuk memahami materi dan soal lebih
baik karena penyampaian materi dilakukan dengan bantuan media. Selain
itu media pembelajaran yang lebih konkret dengan menggunakan jam
diharapkan membantu siswa untuk melakukan operasi pada soal cerita.
Untuk mengetahui keberhasilan penerapan alternatif dan prioritas pemecahan
masalah, maka guru perlu melakukan penelitian tindakan kelas. Melalui
Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan diharapkan guru mampu
memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan kemampuan profesional guru
dalam mengajar di kelas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis permasalahan di atas, maka masalah penelitian
tindakan kelas yang diajukan adalah :

1. Bagaimana penerapan pendekatan masalah (Problem Based Learning) dapat


meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal
matematika.
2. Apakah penggunaan metode pembelajaran latihan soal dan diskusi
kelompok dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran?
3. Bagaimana penggunaan media pembelajaran interaktif menggunakan power
point dan proyektor dapat meningkatkan pemahaman peserta didik dalam
mempelajari soal cerita matematika pada materi waktu.

C. Tujuan Penelitian
Pelaksanaan penelitian pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) secara umum untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata
pelajaran matematika di kelas III B SD Muhammadiyah 6 Kota Bandung.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan maka secara garis besar tujuan
penelitian yaitu
1. Mendeksripsikan penerapan pendekatan berbasis masalah (Problem Based
Learning) pada mata pelajaran matematika materi waktu dalam
penyelesaian soal cerita.
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal cerita
matematika dengan pendekatan berbasis masalah dibantu penggunaan media
pembelajaran interaktif menggunakan infokus dan power point.
3. Meningkatkan partisipasi aktif siswa menggunakan metode pembelajaran
latihan soal dan diskusi kelompok.
D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat khususnya bagi guru sebagai


peneliti dan pengajar di kelas, siswa, dan lembaga pendidikan baik secara teoritis
dan praktis.
a. Bagi Guru
1) Guru memperoleh pengalaman dan perbandingan penggunaan
pendekatan dan metode yang berbeda dalam pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam menyelesaikan soal cerita
materi waktu.
2) Guru memiliki peran dan kesempatan aktif untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam melaksanakan
proses pembelajaran.
3) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan dapat meningkatkan
kemampuan professional guru dalam mengajar di kelas.
4) Meningkatkan rasa percaya diri guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran di kelas.

b. Bagi siswa
1) Siswa memperoleh pelayanan yang lebih baik dengan dilakukannya
pembelajaran perbaikan.
2) Pemahaman siswa terhadap materi dapat meningkat.
3) Siswa dapat berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran.
4) Kemampuan siswa berfikir kritis, kreatif, dan penyelesaian masalah
dapat meningkat.

c. Bagi sekolah atau lembaga pendidikan


1) Sekolah dapat menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang
lebih baik.
2) Sekolah memiliki tenaga kerja yang kompeten dalam menjalankan
tugasnya.
3) Sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran dan metode
pembelajaran yang cocok untuk peserta didik yang memiliki latar
belakang yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan dan Unsur Pendidikan

Pendidikan dalam bahasa Yunani berasal dari kata pedagogi, paid berarti
anak dan agogos berarti membimbing. Pendidikan berarti ilmu dan seni
mengajarkan anak (Nurkholis, 2013). Menurut Rahman et.al (2022) pengertian
pendidikan secara umum adalah upaya manusia untuk menumbuhkan dan
mengembangkan potensi-potensi bawaan (jasmana dan rohani) sesuai dengan
nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Secara umum Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Menurut Sulindawati (2018:53) dalam mencapai kualitas pembelajaran yang


baik, maka terdapat unusru-unsur yang harus dipenuhi di antaranya terdapat
peserta didik, pendidik, interaksi peserta didik dan pendidik, materi/ isi
pendidikan (kurikulum), konteks yang mempengaruhi pendidikan, alat dan
metode, perbuatan pendidik, dan evaluasi dan tujuan pendidikan.

1) Peserta Didik
Peserta didik merupakan subjek pendidikan yang perlu dikembangkan
potensinya secara terus menerus guna memecahkan masalah-masalah yang
dijumpai sepanjang hidup. Peserta didik sebagai subjek pembelajaran
merupakan individu aktif dengan berbagai karakteristiknya. Sehingga
dalam suatu pembelajaran terjadi interaksi timbal balik antara guru dengan
siswa, ataupun siswa dengan siswa.

2) Pendidik
Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
proses pembelajaan. Pendidik bisa merupakan orangtua, guru, dan
pemimpin masyarakat.

3) Interaksi Edukatif
Interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik
dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian
tujuan pendidikan secara optimal ditempuh melalui proses komunikasi
antara isi, metode, dan alat pendidikan.
4) Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan merupakan hal yang ingin dicapai dalam proses
pembelajaran dan tujuan kearah mana bimbingan ditujukan. Secara umum
tujuan pendidikan bersifat abstrak karena memuat nilai-nilai yang sifatnya
abstrak, tujuan pendidikan bersifat umum, ideal, dan kandungannya sangat
luas sehingga sulit untuk dilaksanakan di dalam praktik.

5) Materi Pendidikan
Materi pendidikan merupakan bahan ajar dalam suatu pendidikan dan
merupakan pengaruh yang diberikandalam bimbingan. Dalam sistem
pendidikan persekolahan, materi telah diramu dalam kurikulum yang akan
disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.

6) Alat dan Metode


Alat dan metode pendidikan adalah segala sesuatu yang dilakukan ataupun
diadakan dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Alat
pendidikan merupakan jenisnya sedangkan metode pendidikan merlihat
efisiensi dan efektifitasnya. Contoh alat pendidikan adalah komputer, buku
ajar, alat peraga. Sedangkan metode pendidikan adalah bagaimana cara
guru menyampaikan materi kepada peserta didik.

7) Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan merupakan tempat dimana peristiwa bimbingan
atau pendidikan berlangsung. Secara umum lingkungan pendidikan dibagi
menjadi tiga yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat yang menjadi tri pusat pendidikan.

B. Keterampilan Berfikir Kritis Pada Anak

Keterampilan berfikir kritis adalah proses kognitif siswa untuk


menganalisis secara sistematis dan spesifik masalah yang dihadapi, lalu
kemampuan untuk membedakan masalah secara cermat dan teliti, proses
mengidentifikasi dan mengkaji informasi guna merencakana strategi
pemecahan (Azizah, Sulianto, Cintang 2018, 62). Stobaugh (2013:2)
memberikan penjelasan bahwa berfikir kritis merupakan berfikir reflektif
secara mendalam dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Befikir kritis untuk menganalisis situasi, mengevaluasi argument, dan menarik
kesimpulan dari sesuatu yang diketahuinya, mengetahui cara menggunakan
informasi untuk memecahkan masalah dan mampu mencari informasi yang
relevan sebagai sebagai pendukung pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
berfikir kritis menjadi kemampuan dasar untuk memecahkan masalah (Adinda
2016:129).
Keterampilan berfikir kritis dalam suatu pembelajaran sangat penting
untuk diajarkan kepada siswa karena berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan berfikir kritis pada pembelajaran
matematika meningkatkan prestasi siswa (Jacob, 2012). Terdapat 2 fase dalam
proses berfikir kritis yaitu tahap internalisisasi dan tahap aplikatif. Tahap
internalisasi ditunjukkan dengan siswa membangun pemikirannya (gagasan,
prinsip, teori), sedangkan tahap aplikatif siswa telah secara efektif
menggunakan gagasan, prinsip, dan teori dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik Siswa yang mampu berfikir kritis menurut Lau (2011:2)


1) Siswa mampu memahami antara hubungan logis dan ide.
2) Siswa mampu merumuskan ide secara ringkas dan tepat.
3) Siswa mampu mengidentifikasi, membangun, dan mengevaluasi argument.
4) Siswa mampu mengevaluasi keputusan.
5) Siswa mampu mengevaluasi bukti dan menyusun hipotesis.
6) Siswa mampu mengidentifikas inkonsistensi dan kesalahan umum dalam
penalaran.
7) Siswa mampu menganalisis masalah secara sistematis.
8) Siswa mampu mengidentifikasi hal yang releba dan pentingnya ide.
9) Sisswa mampu menilai keyaninan dan nilai yang dipegang seseorang.
10) Siswa mampu mengevaluasi kemampuan berfikir orang lain.

Berdasarkan Teori Taksonomi Bloom, kemampuan berfikir kritis


merupakan termasuk keterampilan tingkat tinggi yang meliputi proses
menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5). Hasil penelitian Azizah menunjukkan
bahwa kemampuan berfikir kritis padda siswa dasar pada pembelajaran
matematika menggunakan metode pilot project pada kurikulum 2013
menunjukkan indikator siswa mampu merumuskan pertanyaan, siswa mampu
merencanakan strategi pemecahan masalah, siswa mampu mengevaluasi
keputusan,

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif
berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis (IKBK) dalam penelitian Rofiah,
Aminah, dan Ekawati (2013), yaitu: (1) mengajukan pertanyaan, (2) merencanakan
strategi, dan (3) mengevaluasi keputusan. Skor hasil pekerjaan siswa selanjutnya diolah
dengan mengacu pada pendapat Poerwanti, dkk (2008) yang menerangkan bahwa
langkah mengolah data skor adalah: (1) menentukan skor terendah; (2) menentukan
skor tertinggi; (3) mencari median; lalu (4) membagi rentang nilai menjadi empat
kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, rendah dan sangat rendah

C. Karakteristik Perkembangan Mental Anak


D. Tipe Tipe Penalaran Matematis

E. Model Belajar Problem Based Learning

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN
PEMBELAJARAN

A. Subjek, tempat, waktu penelitian, dan pihak yang membantu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan penulis mengambil subjek


mata pelajaran matematika dengan fokus perbaikan pada materi waktu dengan
penyajian soal dalam bentuk cerita.

1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dalam rangka perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di kelas III B Sekolah Dasar Muhammadiyah 6 Kota Bandung,
Kecamatan Cidadap, Kota Bandung

2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian selama 2 bulan, yakni pada tanggal April –
Mei 2023 dengan pelaksanaan perbaikan pembelajaran sebanyak 2 siklus.

Tabel 3.1
Jadwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran
No Hari, Tanggal Siklus Fokus Penelitian
1 Jum’at, 12 Mei 2023 1 Penggunaan pendekatan problem
based learning dengan metode
pembelajaran latihan soal dan diskusi
kelompok
2 Selasa 16 Mei 2023 2 Penggunaan pendekatan problem
based learning dengan metode latihan
soal, diskusi kelompok, dengan media
pembelajaran menggunakan

Tabel 3.2
Jadwal Bimbigan Pelaksanaan Penelitian Pembelajaran Matematika dengan
Supervisor 1

No Hari, Tanggal Hasil/Komentar

1 Sabtu, 8 April 2023  Orientasi mata kuliah PKP (PDGK4501)


 Refleksi pembelajaran prasiklus yang telah
ditentukan oleh mahasiswa sebagai peneliti
di kelas
 Menentukan 1 mata pelajaran yang akan
diteliti serta penyususnan rencana perbaikan
pembelajaran dan prosedur penyusunan
laporan dengan cara portofolio sehingga
memudahkan mahasiswa dalam bekerja dan
menunjukkan bahwa setiap langkah
penelitian adalah simultan
2 Sabtu, 15 April 2023  Diskusi pembuatan rencana perbaikan
pembelajaran untuk siklus 1, lembar
pengamatan, dan instrument soal evaluasi
 Diskusi progress penulisan laporan PKP.
 Analisis video pembelajaran di GPO
 Mengajukan judul untuk laporan PKP
PGSD
3 Sabtu, 29 April 2023  Refleksi perlaksanaan perbaikan
pembelajaran siklus 1, lembar pengamatan,
dan instrument soal evaluasi.
 Progress report laporan dan tugas membuat
video simulasi perbaikan pembelajaran.
4 Sabtu, 6 Mei 2023
5 Sabtu, 13 Mei 2023
6 Sabtu, 20 Mei 2023
7 Sabtu, 27 Mei 2023
8 Sabtu, 3 Juni 2023
Jurnal bimbingan pelaksanaan penelitian pembelajaran Matematika dengan
pembimbing 2 (Supervisor 2)

a. Selasa, 3 April 2023


Pembimbing membantu mahasiswa dalam merencakana kegiatan PTK di
Sekolah
- membantu mengidentifikasi masalah yang akan diambil
- observasi kegiatan prasiklus
- merumuskan masalah

b. Kamis, 20 April 2023


Pembimbing dan mahasiswa berdiskusi mengenai rumusan masalah dan
alternatif solusi perbaikan pembelajaran yang akan digunakan dalam PTK.

c. Jum’at, 5 Mei 2023


Pembimbing dan mahasiswa membahas penyusunan RPP siklus 1 dan
penyusunan LKPD.

d. Rabu, 10 Mei 2023


Pembimbing dan mahasiswa menyusun rencana pelaksanaan siklus 1
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang diambil penulis untuk bahan penelitian adalah mata
pelajaran matematika dengan alasan sebagai berikut:
a. Dari 22 peserta didik di kelas IIIB SD Muhammadiyah 6, hanya terdapat 7
atau sebanyak 33,82% yang mampu menjawab soal dengan nilai di atas
ketuntasan minimum (KKM) dan sebanyak 66,18% belum mampu
menjawab soal dengan baik
b. Peserta didik memiliki motivasi yang rendah dalam proses pembelajaran
karena beranggapan bahwa soal cerita pada matemarika merupakan soal
yang sulit dikerjakan.
c. Penggunaan metode ceramah di dalam kelas membuat siswa cenderung
bosan sehingga partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran tidak
terlihat.

4. Kelas
Penulis mengambil kelas III B sebagai objek penelitian Penulis sajikan
daftar peserta didik kelas III B SD Muhammadiyah 6 tahun ajaran 2022-2023 di
bawah ini :

Tabel 3.3
Daftar Peserta Didik Kelas III B SD Muhammadiyah 6 Bandung
JENIS
No NAMA PESERTA DIDIK Keterangan
KELAMIN
1 ARKA ABID ZAHRAN L
2 AYLA SALSA ARTIKA P
3 AYUNDA RISYA PUTRI CHAIDIR P
4 AZAM ANUGRAH L
5 FARHAN ALDIANO PUTRA L
6 FARID AFRILIO L
7 KHAIRA ASSYIFATU FATINA P
8 LEZA ALDIFARDI L
9 MOCH ALDI ARDIANSYAH L
10 MOCH. ARDHY ALDZIQRY L
11 MUHAMAD ERDIN SAPUTRA L
MUHAMMAD FADEL TAUFIK
12 L
RAHMAN
MUHAMMAD FADIL TAUFAN
13 L
RAHMAN
14 MUHAMMAD VINO REVIANSYAH L
15 NABILA AZAHRA P
16 NAYKHA ZALFA ALVARESH P
17 NESYA ALMIRA FEBIYOLA P
18 PANJI AGUSTIAN L
19 RIVA NOVIYANTI P
20 VIKA KIRANA P
21 YUSRON MUSTOVA AL-FATAH L
22 ZHARIFA ANGGUN P

5. Karakter Peserta Didik


Peserta didik kelas III B SD Muhammadiyah 6 berjumlah 22 orang yang
terdiri dari 13 orang laki-laki dan 9 perempuan. Usia peserta didik yaitu antaa 9-
11 tahun. Latar belakang ekonomi siswa kelas III B tergolong ke ekonomi
menengah ke bawah dengan jenis pekerjaan orangtua di antaranya adalah buruh,
wirausaha

B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PEMBELAJARAN


1. Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan
persiapan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan dalam
satu semester.
b. Mengumpulkan data dan fakta dari pembelajaran yang terjadi di kelas.
c. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah yang terjadi dalam
pembelajaran bersama supervisor 2.
d. Merencanakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilakukan
sebanyak 2 siklus dengan bimbingan supervisor 2.
e. Mendiskusikan lebih lanjut rencana penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan dengan tujuan memperoleh pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman peserta didik.
f. Merencakanan proses pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara
langsung dalam kegiatan di kelas menggunakan metode pembelajaran
diskusi kelompok dan latihan soal dengan fokus model pembelajaran
berbasis masalah (PBL).
g. Proses pembelajaran di kelas akan dilaksanakan dengan prosedur
sebagaia berikut :
1) Guru sebagai fasilitator membagi peserta didik menjadi 5 kelompok,
1 kelompok terdiri dari 4-5 orang.
2) Peserta didik kemudian diberikan suatu masalah dan guru
memfasilitasi peserta didik untuk menemukan solusi masalah dengan
mengerjakan LKPD.
3) Guru memfasilitas siswa untuk mengikuti pembelajaran secara aktif
baik secara diskusi kelompok dan bertanya kepada guru.
4) Setelah menemukan solusi dari masalah yang diajukan, setiap
kelompok melakukan presentasi atas solusi yang mereka temukan.

2. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang akan dilaksanakan penulis adalah
sebanyak dua siklus. Siklus pertama adalah siklus untuk melihat penerapan
penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode pembelajaran
diskusi, sedangkan siklus kedua direncakan akan menggunakan metode
pembelajaran latihan soal untuk melihat apakah ada perbaikan dari penggunaan
model pembelajaran berbasis masalah ini pada kemampuan menyelesaikan soal
cerita matematika. Setiap siklis penelitian tindakan kelas terdiri dari kegiatan
merencanakan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Perencanaan

Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan

Pelaksanaan

Secara rinci rencana PTK yang dilakukan penulis setiap siklus akan di uraikan di
bawah ini :

a. Siklus 1

1) Perencanaan Perbaikan Pembelajaran


a) Melakukan refleksi pada pembelajaran yang sudah dilakukan.
b) Mengumpulkan fakta dan data pembelajaran yang terjadi di kelas.
c) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah-masalah yang terjadi di
dalam pembelajaran.
d) Menentukan masalah pokok yang menjadi prioritas untuk diselesaikan
dan dicari alternatif jalan keluarnya.
e) Mengidentifikasi materi pelajaran, menentukan pendekatan, metode,
model pembelajaran, dan media yang akan digunakan dalam perbaikan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dalam perbaikan proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
f) Membuat rencana perbaikan proses pembelajaran (RPP).
g) Menyiapkan LKPD, soal post test, lembar observasi, APKG 1 dan 2.

2) Pelaksanaan PTK
a) Menyiapkan media, sumber, fasilitas, dan sarana prasana pembelajaran
sesuai skenario pembelajaran yang sudah dibuat.
b) Guru menyampaikan rencana pembelajaran dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
c) Guru mengondisikan siswa menjadi beberapa kelompok kecil untuk
berdiskusi.
d) Guru menayangkan suatu permasalahan terkait dengan waktu lalu
memunculkan pertanyaan yang harus dicari solusinya oleh siswa.
e) Siswa mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, menyelidiki
dan mengidentifikasi informasi-informasi pada soal untuk dijadikan
bahan penyelesaian masalah.
f) Setelah menemukan solusi penyelesaian masalah, siswa
mempresentasikan di depan kelas hasil penemuan dan solusi yang
mereka temukan.
g) Guru selanjutnya memberikan evaluasi post test untuk mengukur
kemampuan individu siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika.
h) Melakukan reflesi pembelajaran dan merencanakan tindak lanjut
perbaikan pembelajaran untuk siklus 2.

Secara garis besar siklus 1 meliputi :


Materi : Durasi waktu pada kegiatan sehari-hari
Media pembelajaran : Infokus, komputer, LKPD, gambar jam.
Metode pembelajaran : diskusi dan latihan soal, tanya jawab
Pendekatan : problem based learning
Evaluasi : Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan
tes tertulis

C. TEKNIS ANALISIS DATA


a. Teknik/Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dan fakta dilakukan melalui beberapa cara


di antaranya:
1) Pre test yaitu pengumpulan data nilai peserta didik sebelum
kegiatan perbaikan pembelajaran di mulai.
2) Observasi atau pengamatan yaitu pengamatan yang dilakukan
penilai terhadap kondisi kelas ketika pelaksanaan penelitian
dilakukan seperti keaktifan siswa, penerapan pendekatan, penerapan
metode dll.
3) Dokumentasi kegiatan berupa foto atau video saat kegiatan
perbaikan pembelajaran dilakukan.
4) Post test yaitu kegiatan pengumpulan nilai peserta didik setelah
kegiatan perbaikan pembelajaran dilakukan.

b. Instrumen yang digunakan

Instrumen pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan


terdiri dari :
1) Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan oleh supervisor 2 untuk mengamati
kegiatan pembelajaran agar dapat mengetahui kekurangan,
kelemahan, kelebihan, dan sejauh mana keberhasilan perbaikan
pembelajaran.

2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


LKPD digunakan guru untuk memfasilitasi peserta didik
memahami materi pembelajaran yang dilakukan.

3) Tes Tertulis
Tes tertulis baik PreTest dan Post Test digunakan untuk mengukur
dan mengumpulkan data terkait pemahaman peserta didik sebelum
dilakukannya kegiatan perbaikan pembelajaran dan setelah kegiatan
perbaikan pembelajaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PERBAIKAN


PEMBELAJARN

1. Kondisi Awal

Sebelum kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan,


penulis sebagai guru kelas III B SD Muhammadiyah 6 Kota
Bandung merasakan sedikit kekecewaan dan kebingungan karena
berdasarkan hasil evaluasi sumatif mata pelajaran matematika
Tema Energi dan Perubahannya khususnya pada materi waktu
dengan tipe soal cerita menunjukkan nilai yang sangat rendah
bahkan hampir 90% siswa tidak bisa menjawab soal yang
diberikan pada evaluasi test.

Tabel 4.1
Perolehan Nilai Pretest Prasiklus

Aspek Aspek Nilai


N Mengatur Membaca Pre
Nama Siswa
o Jam jam Test
1 ARKA ABID ZAHRAN  × 50
2 AYLA SALSA ARTIKA × × 30
3 AYUNDA RISYA PUTRI CHAIDIR ×  70
4 AZAM ANUGRAH  × 70
5 FARHAN ALDIANO PUTRA   60
6 FARID AFRILIO  × 20
7 KHAIRA ASSYIFATU FATINA × × 30
8 LEZA ALDIFARDI ×  40
9 MOCH ALDI ARDIANSYAH   40
10 MOCH. ARDHY ALDZIQRY   50
11 MUHAMAD ERDIN SAPUTRA   70
12 MUHAMMAD FADEL TAUFIK RAHMAN   80
13 MUHAMMAD FADIL TAUFAN RAHMAN   80
14 MUHAMMAD VINO REVIANSYAH × × 60
15 NABILA AZAHRA  × 30
16 NAYKHA ZALFA ALVARESH   70
17 NESYA ALMIRA FEBIYOLA × × 30
18 PANJI AGUSTIAN ×  40
19 RIVA NOVIYANTI   90
20 VIKA KIRANA   20
21 YUSRON MUSTOVA AL-FATAH   60
22 ZHARIFA ANGGUN ×  40
Jumlah 14 14 1130
Rata-Rata 51,4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 20

Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan pada prasiklus, sebanyak 66,


18% siswa kelas III B SD Muhammadiyah 6 belum mampu
menyelesaikan soal matematika tipe cerita yang diberikan. Oleh sebab
itu, penulis sebagai mahasiswa Universitas Terbuka yang saat ini
mengambil mata kuliah PKP diharuskan untuk melakukan Penelitian
Tindakan Kelas untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Oleh sebab
itu, penulis mengambil permasalahan Kemampuan Menyelesaikan
Soal Cerita Pada Materi Waktu sebagai topik penelitian tindakan kelas
yang akan dilakukan.
Daftar Pustaka

Adinda, A. 2016. “Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika”. Jurnal


Logaritma. IV (1), 125-138.
Azizah M, Sulianto J, Cintang N. 2018. Analisis Keterampilan Berfikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar Pada Pembelajaran Matematika Kurikulum 2013.
Jurnal Penelitian Pendidikan, 35(1), 61-70.

Nurkholis. 2013. Pendidikan Dalam Upaya Memajukan Teknologi. Jurnal


Kependidikan, 1(1), 24-44.
Rahman A, Munandar SA, Fitriani A, Karlina Y, Yumriani. 2022. Pengertian
Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-Unsur Pendidikan. Al Urwatul
Wutsqa, 2(1), 1-18.
Sujana I wayan Cong. 2019. Fungsi dan Tujuan Pendidikan. ADI WIDYA: Jurnal
Pendidikan Dasar, 4(1), 29-39, ISSN: 2527-5445.
Janatin RP dan Kurnia MD. 2022. Upaya Mengembangkan Karakter pada
Generasi Muda di Era Digital. Jubah Raja (Jurnal Bahasa, Sastra, dan
Pengajaran), 1(2), 109-115.
Trilling B dan Fadel C. 2009. 21st-Century Skills: Learning For Life In Our
Times. Jossey-Bass A Wiley Imprint.
Stobaugh, R.2013. Assesing Critical Thinking in Middle and High Schools:
Meeting the Common Core. New York: Routledge
Kemendikbud. 2017. Implementasi Kecakapan Abad 21 Kurikulum 2013 di
Sekolah Menengah.
DAFTAR PRETEST PRA SIKLUS

Aspek Aspek Nilai


N Mengatur Membaca Pre
Nama Siswa
o Jam jam Test
1 ARKA ABID ZAHRAN  × 50
2 AYLA SALSA ARTIKA × × 30
3 AYUNDA RISYA PUTRI CHAIDIR ×  70
4 AZAM ANUGRAH  × 70
5 FARHAN ALDIANO PUTRA   60
6 FARID AFRILIO  × 20
7 KHAIRA ASSYIFATU FATINA × × 30
8 LEZA ALDIFARDI ×  40
9 MOCH ALDI ARDIANSYAH   40
10 MOCH. ARDHY ALDZIQRY   50
11 MUHAMAD ERDIN SAPUTRA   70
12 MUHAMMAD FADEL TAUFIK RAHMAN   80
13 MUHAMMAD FADIL TAUFAN RAHMAN   80
14 MUHAMMAD VINO REVIANSYAH × × 60
15 NABILA AZAHRA  × 30
16 NAYKHA ZALFA ALVARESH   70
17 NESYA ALMIRA FEBIYOLA × × 30
18 PANJI AGUSTIAN ×  40
19 RIVA NOVIYANTI   90
20 VIKA KIRANA   20
21 YUSRON MUSTOVA AL-FATAH   60
22 ZHARIFA ANGGUN ×  40
Jumlah 14 14 1130
Rata-Rata 51,4
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 20

Anda mungkin juga menyukai