Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)


UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAME
BASED LEARNING DAN MEDIA FLOWER BAG PADA
SISWA KELAS II SD/MI KURNIA HASAN SEMESTER II
TAHUN PEMBELAJARAN 2021 / 2022

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah


Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)

Disusun Oleh
NAMA : MINARNI
NIM : 837060682

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ UT)


PALANGKARAYA
FKIP S-1 PGSD UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR SAMPIT 2022
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATA


PELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERKALIAN DAN
PEMBAGIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAME
BASED LEARNING DAN MEDIA FLOWER BAG PADA
SISWA KELAS II SD/MI KURNIA HASAN SEMESTER II
TAHUN PEMBELAJARAN 2021 / 2022

Sampit, Mei 2022


Supervisor 1 Mahasiswa

ROHMAD WIDYANTO, S.Pd M.HUM MINARNI


NIP. NIM. 837060682
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Jl. Cabe Raya, Pondok Cabe, Pemulang, Tangerang Selatan
15418
Telepon.012-7490941(Hunting)
Faximile :021-7490147(Bagian Umum), 012-7434290 (Sekretaris
|Rektor)
Laman:www.UT.ac.id

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan PGSD
Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan Ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian – bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

Sampit, Mei 2022

MINARNI
NIM : 837060682
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh


Alhamdulillah, puji syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah
Subhanahu Wata’ala,Tuhan Yang Maha Esa. Atas limpahan rahmat dan karunia
berupa iman dan kesehatan sehingga akhirnya dapat menyelesaikan laporan ini.
Karena dengan Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pemantapan Kemampuan Profesional PDGK4501.
Banyaknya hambatan yang muncul ketika dalam proses menyelesaikan
penulisan laporan tugas akhir yang berupa laporan penelitian tindakan kelas ini
merupakan salah satu tantangan tersendiri yang harus penulis atasi, namun berkat
bantuan dan pertolongan dari berbagai pihak akhirnya segala kesulitan yang ada
dapat penulis atasi. Dengan kerendahan hati kami sampaikan terima kasih atas
segala bentuk bantuan yang telah penulis terima, khususnya kepada yang
terhormat :
1. Bapak Suriansyah Indar, S.Pd selaku Ketua Pengelola Pokjar Sampit, UPBJJ
Palangkaraya
2. Ibu Yulianti Eka Asi M.Pd selaku tutor pembimbing yang telah mengarahkan
dalam penyusunan laporan akhir Penelitian Tindakan Kelas.
3. Ibu Noormal, S.Pd.MM selaku Kepala Sekolah tempat saya mengajar dan
melakukan penelitian.
4. Ibu Nuryani, S.Pd Selaku rekan kerja yang telah membantu saya
menganalisis.
5. Semua pihak yang telah membantu secara moril maupun materil dalam proses
penyelesaian laporan Penelitian Tindakan Kelas yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.

Demikian laporan ini kami susun dengan segala kelebihan dan


kekurangannya, Kritik yang terbuka dan membangun sangat dinantikan bagi
perkembangan dunia pendidikan khususnya tentang Penelitian Tindakan Kelas
yang menjadi tugas penulis pada tugas akhir ini.

Sampit, Mei 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat
Kata Pengantar …………………………………………………………………. i
Daftar Isi………………………………………………………………………... ii
Daftar Tabel…………………………………………………………………….. iv
Daftar Gambar………………………………………………………………….. v
Daftar Lampiran………………………………………………………………... vi
Abstrak……………………………………………………………………......... vii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….. 1
1. Identifikasi Masalah……………………………………………… 3
2. Analisis Masalah…………………………………………………. 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah…………………….. 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………… 4
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran…………………………. 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………... 5
BAB II KAJIAN TEORI……………………………………………………….. 6
A. Prestasi Belajar………………………………………………………. 6
B. Pengertian Kalimat Ajakan………………………………………….. 9
C. Media Kartu Kata……………………………………………………. 13
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN.. 18
A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian……………………………… 18
B. Pihak Yang Membantu……………………………………………… 19
C. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran………………………….. 19
D. Teknik Analisis Data………………………………………………... 27
E. Data Kuantitatif……………………………………………………... 27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 29
A. Deskripsi Hasil penelitian perbaikan pembelajaran…………………. 29
B. pembahasan hasil penelitian perbaikan pembelajaran………………. 37
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT……………………… 41
A. Simpulan…………………………………………………………….. 41
B. Saran Tindak Lanjut………………………………………………… 41
DAPTAR PUSTAKA………………………………………………………….. vii
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1……………………………………………………………………….. 18
Tabel 3.2……………………………………………………………………….. 27
Tabel 3.3……………………………………………………………………….. 28
Tabel 4.2……………………………………………………………………….. 30
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1……………………………………………………………………… 19
Gambar 4.1……………………………………………………………………… 29
Gambar 4.2……………………………………………………………………… 31
Gambar 4.3……………………………………………………………………… 32
Gambar 4.4……………………………………………………………………… 32
Gambar 4.5……………………………………………………………………… 33
Gambar 4.6……………………………………………………………………… 34
Gambar 4.7……………………………………………………………………… 35
Gambar 4.8……………………………………………………………………… 36
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kesediaan Supervisor 2 Sebagai Pembimbing PKP………...45


Lampiran 2 Refleksi Simulasi Perbaikan Pembalajaran PKP…………………..46
Lampiran 3 RPP Prasiklus, Siklus I, Siklus II…………………………………..49
Lampiran 4 Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru……………………...62
Lampiran 5 Jurnal Pembimbingan Dengan Supervisor 1……………………….68
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa Yang Terbaik dan Terburuk Persiklus……..69
Lampiran 7 Refleksi Awal Untuk Menemukan Masalah PKP………………….70
ABSTRAK

MINARNI 2022, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran


Matematika Materi Perkalian Dan Pembagian Dengan Menggunakan Metode
Game Based Learning Dan Media Flower Bag Pada Siswa Kelas II SD/MI Kurnia
Hasan Semester II Tahun Pembelajaran 2021 / 2022, sebagai Laporan
Pemantapan Kemampuan Profesional Program Studi S1 PGSD Universitas
Terbuka.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan


hasil belajar Bahasa Indonesia materi mempelajari puisi serta keterampilan
membaca dan menulis siswa Kelas I SDN 7 Bapinang Hilir Laut setelah
digunakannya media boardgame dalam proses pembelajaran. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari dua siklus, dimana pada
setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi. Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa dengan menggunakan
media boardgame, terjadi peningkatan hasil belajar siswa pelajaran Bahasa
Indonesia materi Mempelajari Puisi Serta Keterampilan Membaca dan Menulis

Kata Kunci : Media, Hasil belajar, Bahasa Indonesia


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kelas II SD merupakan Kelas yang siswanya masih berusia kisaran
8 – 9 Tahun, dimana mereka juga masih banyak yang mengalami kesulitan
dalam mengenal huruf, angka, membaca, maupun menuliskannya sehingga
pada materi – materi tertentu mereka masih sukar untuk menerima apa yang
diberikan, sama halnya dengan pelajaran Matematika yang tak hanya bagi
siswa Kelas rendah, Mata Pelajaran inipun merupakan Mata Pelajaran yang
menjadi momok bagi siswa yang lebih tinggi bahkan hingga siswa setingkat
SMU. Khususnya dalam materi perkalian dan pembagian pada siswa Kelas II
SD/MI Kurnia Hasan Semester II ini, tak hanya harus jeli, dalam materi
perkalian dan pembagian siswa dituntut untuk hapal mengenai perkalian
terlebih dahulu, sehingga dalam pembagian akan mudah saat mereka
mengerjakannya. Hal ini tentu saja akan lebih sulitr siswa lakukan, mengingat
pembelajaran yang waktunya dikurangi akibat pandemic selama 2 Tahun
belakangan ini, sehingga perkembangan kemampuan mereka dalam
menghapal perkalian tidak mengalami peningkatan, diperlukan metode serta
media yang tepat untuk membantu mereka dalam melakukan perkalian dan
pembagian tersebut. Metode serta media yang tepat tak hanya merupakan
metode dan media yang canggih dan berbiaya besar, namun sebuah metode
serta media yang sesuai dengan karakteristik siswa serta tahapan
perkembangan siswa, sehingga guru harus mengerti sejauh mana
perkembangan peserta didik yang mereka ajar.
Beberapa prinsip perkembangan diungkapkan oleh Hurlock dalam
Suyadi yang mengemukakan sepuluh prinsip perkembangan yakni sebagai
berikut : 1. Perkembangan berimplikasi pada perubahan belum tentu
termasuk dalam kategori perkembangan karena perkembangan adalah
realisasi diri atau pencapaian kemampuan bawaan; 2. Perkembangan awal
lebih penting atau lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya karena
perkembangan awal menjadi dasar bagi perkembangan berikutnya. Apabila
perkembangan awal membahayakan penyesuaian pribadi dan sosial anak,
maka perkembangan sosial anak selanjutnya akan terganggu. Namun
demikian, perkembangan awal dapat diubah atau disesuaikan sebelum
menjadi pola kebiasaan; 3. Kematangan (social - emosional, mental, dan lain
- lain) dapat dimaknai sebagai bagian dari perkembangan karena
perkembangan timbul dari interaksi kematangan dan belajar; 4. Pola
perkembangan dapat diprediksikan, walaupun pola yang dapat diprediksikan
tersebut dapat diperlambat atau dipercepat oleh kondisi lingkungan dimasa
pralahir; 5. Pola perkembangan mempunyai karakteristik tertentu yang dapat
diprediksikan. Pola perkembangan yang terpenting diantaranya adalah adanya
persamaan bentuk perkembangan bagi semua anak – anak , perkembangan
berlangsung dari tanggapan umum ketanggapan spesifik, perkembangan
terjadi secara berkesinambungan berbagai bidang berkembang dengan
kecepatan yang berbeda dan terdapat korelasi dalam perkembangan yang
berlangsung; 6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan yang
Sebagian besar adalah karena pengaruh bawaan (gen) atau keturunan dan
Sebagian yang lain karena kondisi lingkungan. Perbedaan pola perkembangan
ini berlaku baik dalam perkembangan fisik maupun psikis; 7. Setiap
perkembangan pasti melalui fase tertentu secara periodic mulai dari periode
pralahir (masa pembuahan sampai lahir), periode neonatus (lahir sampai 10 -
24 hari), periode bayi (2 minggu sampai 2 tahun), periode kanak – kanak
akhir (6 sampai 12 - 14 tahun). Dalam semua periode tersebut terdapat saat –
saat keseimbangan dan ketidak seimbangan; serta pola perilaku yang normal
dan terbawa dari periode sebelumnya, biasanya disebut perilaku
“bermasalah” (abnormal); 8. Setiap periode perkembangan pasti ada harapan
social untuk anak. Harapan social tersebut adalah tugas perkembangan yang
memungkinkan para orang tua dan guru TK mengetahui pada usia berapa
anak mampu mengusai berbagai pola perilaku yang diperlukan bagi
penyesuaian sosial yang baik; 9. Keberhasilan melakukan tugas
perkembangan social membuat kebahagiaan pada anak, dan berimplikasi
pada keberhasilan dalam tugas – tugas lain selanjutnya. 10. Setiap metode
perkembangan memiliki makna kebahagiaan yang bervariasi bagi anak. Dari
prinsip – prinsip perkembangan yang diungkap oleh Hurlock tersebut dapat
kita ketahui bahwa, siswa Kelas II SD berada pada tahapan periode
perkembangan masa kanak – kanak akhir yakni pada orientasi usia 6 sampai
12 - 14 tahun, dimana pada tahapan periode ini terdapat saat – saat
keseimbangan dan ketidak seimbangan; serta pola perilaku yang normal dan
terbawa dari periode sebelumnya, biasanya disebut perilaku “bermasalah”
(abnormal), sehingga sebagai seorang guru, hal ini dapat menjadi acuan
dalam pemilihan metode serta media yang tepat. Pada SD/MI Kurnia Hasan
khususnya, siswa Kelas II, mengalami kesulitan belajar pada materi perkalian
dan pembagian, hal ini dikarenakan guru tidak menggunakan media serta
metrode yang tepat dalam penyampaiannya. Sehingga mengakibatkan hasil
belajar siswa rendah yakni dibawah KKM 65. Diusia mereka yang tergolong
masih anak – anak, mereka masih menyukai hal – hal yang mengarah pada
permainan, dan hal – hal berwarna – warni lainnya, sehingga seharusnya guru
menggunakan metode serta media yang berkaitan dengan permainan serta
benda yang berwarna – warni tersebut.
1. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, telah dijabarkan bahwa terjadi
permasalahan yang mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas II SD/MI
Kurnia Hasan, beberapa gambaran permasalahan tersebut adalah:
a. Kurangnya penguasaan siswa Kelas II SD/MI Kurnia Hasan
terhadap materi perkalian dan pengurangan;
b. Metode dan media yang digunakan kurang menarik dan kurang tepat
digunakan pada tahapan perkembangan siswa Kelas II tingkat
Sekolah Dasar;
c. Kurangnya interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan
siswa yang lain dalam proses pembelajaran yang berlangsung

2. Analisis Masalah
Penganalisisan masalah dilakukan dengan bantuan teman sejawat,
serta berdasarkan data dan fakta yang diperoleh pada saat pelaksanaan
pembelajaran, dapat diketahui beberapa faktor penyebab hasil belajar
siswa yang belum optimal pada Mata pelajaran Matematika Materi
perkalian dan pembagian, yakni sebagai berikut :
a. Kurang tepatnya metode serta media yang digunakan;
b. Kurang efektifnya pembelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga
tidak terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa, serta
siswa dengan siswa

B. Rumusan Masalah
1. Apakah dengan menggunakan metode Game Based Learning, siswa
Kelas II SD/MI Kurnia Hasan mengalami peningkatan dalam hasil
belajar pada Mata Pelajaran Matematika Materi perkalian dan
Pembagian?
2. Apakah dengan menggunakan media flower bag, siswa Kelas II SD/MI
Kurnia Hasan mengalami peningkatan dalam hasil belajar pada Mata
Pelajaran Matematika Materi perkalian dan Pembagian?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Kelas II SD/MI
Kurnia Hasan dalam materi perkalian dan pembagian setelah
digunakannya metode Game Based Learning;
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa Kelas II SD/MI
Kurnia Hasan dalam materi perkalian dan pembagian setelah
digunakannya media flower bag.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Beberapa manfaat yang diharapkan diperoleh oleh guru, siswa serta
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru
a. Meningkatkan kualitas guru dalam mengajar, baik dalam
penggunaan media dan metode yang tepat dalam pembelajaran.
b. Meningkatkan kemampuan menganalisis hasil kinerjanya sehingga
dapat menemukan kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran
yang dilaksanakan, kemudian mengembangkan alternatif untuk
memperbaiki kelemahannya.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam Mata Pelajaran
Matematika materi Perkalian dan Pembagian
b. Siswa mampu berkembang sesuai dengan tahapan perkembangannya
sehingga mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap pelajaran
yang diberikan.
c. Meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran
berlangsung.
d. Terjadi interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa
dengan teman sekelasnya.
3. Bagi sekolah
a. Meningkatnya kualitas tenaga pendidik dalam sekolah tersebut.
b. Meningkatkan kualitas sekolah dan nama baik sekolah dimata
masyarakat umum;
c. Memotivasi guru yang ada di sekolah tersebut untuk terus dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya.
7

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Dapat kita ketahui bahwa belajar merupakan proses, proses untuk
menguasai ilmu, baik itu pengetahuan maupun sosial. Dimana seseorang
dalam hal ini peserta didik mengalami proses dari belum tahu menjadi
tahu, dan belum bisa menjadi bisa seperti halnya yang diutarakan oleh
Djamarah dan Zain (2010) bahwa “Belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan.” Disini menurut mereka belajar
merupakan proses perubahan yang terjadi akibat adanya pengalaman dan
Latihan yang dilaluinya dalam kehidupan. Selain itu, Sanjaya (2010 : 87)
Mengemukakan bahwa tingkah laku sebagai hasil belajar yang
dirumuskan dalam bentuk kemampuan dan kompetensi yang dapat
diukur atau dapat ditampilkan melalui performa siswa merupakan suatu
hasil belajar. Kemudian Bloom dalam Purwanto (2007 : 45)
menggolongkan hasil belajar kedalam tiga ranah yang perlu diperhatikan
dalam setiap proses belajar mengajar. Tiga ranah tersebut adalah ranah
kognitif, efektif, dan psikomotor. Ranah kognitif mencakup hasil belajar
yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan
intelektual. Ranah efektif mencakup hasil belajar yang berhubungan
dengan sikap, nilai - nilai, perasaan, dan minat. Ranah psikomotor
mencakup hasil belajar yang berhubungan dengan keterampilan fisik atau
gerak yang ditunjang oleh kemampuan psikis.
Dari beberapa penjelasan mengenai belajar serta hasil belajar
tersebut hendaknya dapat kita mengerti bahwa hasil belajar yang
merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran yang dilakukan oleh
seseorang , bukan hanya diukur melalui angka atau nilai yang diperoleh,
namun dapat dilihat dari proses perubahan kemampuan intelektual
(kognitif), kemampuan minat atau emosi (afektif) serta kemampuan
motorik halus dan kasar (psikomotor) pada peserta didik.
8

2. Indikator Hasil Belajar


Belajar merupakan suatu proses mencari informasi untuk
mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik seseorang.
Menurut Roger, belajar adalah sebuah proses internal yang
menggerakkan anak didik agar menggunakan seluruh potensi kognitif,
afektif dan psikomotoriknya agar memiliki berbagai kapabilitas
intelektual, moral, dan keterampilan lainnya. Seperti yang telah
disampaikan oleh Bloom, hasil belajar dapat dikelompokan menjadi tiga
ranah yaitu: ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif. Berikut penilaian
hasil belajar sesuai dengan ranahnya, yakni :
a. Penilaian Ranah Kognitif
Ranah kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan tingkat
pengetahuan sesorang yang dapat dilihat melalui tes maupun nontes.
Menurut Yanti (2020), Penilaian ranah kognitif bisa dilakukan
dengan tes dan nontes. Penilaian dengan tes memerlukan instrumen
berupa tes tertulis dan tes lisan. Tes tertulis bisa berupa pilihan
ganda, menjodohkan, menguraikan, isian singkat, tes lisan bisa
dilkakukan dengan wawancara dan tanya jawab. Dalam proses
belajar mengajar, aspek kognitif inilah yang paling menonjol dan
bisa dilihat langsung dari hasil tes. Dimana disini pendidik dituntut
untuk melaksanakan semua tujuan tersebut. Hal ini bisa dilakukan
oleh pendidik dengan cara memasukkan unsur tersebut kedalam
pertanyaan yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa
harus memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif, sehingga peserta
didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Penilaian Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berakiatan dengan sikap seseorang
untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran. Pophan
mengatakan bahwa ranah koginitif menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Artinya ranah afektif sangat menentukan keberhasilan
seorang peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses
pembelajaran. Karakteritik ranah afektif yang penting diantar sikap,
9

minat, konsep diri, nilai dan moral.


- Sikap menurut Fishbein dan Ajzen yaitu tindakan yang
dipelajari untuk merespon secara positif atau negatif terhadap
suatu objek,situasi, konsep dan orang. Sikap disini adalah sikap
peserta didik terhadap sekolah dan mata pelajaran.
- Menurut Getzel, Minat adalah sustu disposisi yang terorganisasi
melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk
memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian atau pencapaian.
- Konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan individu
bersangkutan terhadap kemampuan dan kelemahan yang
dimilikinya.
- Nilai menurut Tyler adalah suatu objek, aktivitas atau ide yang
dinyatakan oleh individu dalam mengarahkan minat, sikap dan
kepuasan nilai. Moral secara bahasa berasal dari bahasa latin
mores yang artinya tatacara adat kebiasan sosial yang dianggap
permanent sifatnya bagi ketertiban kesejahteraan masyarakat.
Moral menyinggung akhlaq, tingkah laku karakter seseorang
atau kelompok yang berprilaku pantas. (Haryati, 2013).
Ranah afektif ini juga merupakan salah satu ranah yang mendukung
keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran karena
ranah afektif ini adalah ranah yang menyangkut dengan minat dan
moral peserta didik yang akan menentukan keberhasilan siswa.
c. Aspek psikomotorik
Ranah psikomotorik sebagai proses dan hasil belajar siswa
merupakan pemberian pengalaman kepada siswa untuk terampil
mengerjakan sesuatu dengan dengan menggunakan motor yang
digunakan. Bloom berpendapat bahwa ranah psikomotorik
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.
Menurut Mardapi berpendapat bahwa pembelajaran psikomotorik
meliputi: gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, Gerakan
10

keterampilan, dan gerakan indah dan kreatif.


3. Faktor - faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum hasil belajar siswa dipengarauhi oleh faktor
internal, yaitu faktor - faktor yang ada dalam diri siswa dan faktor
eksternal, yaitu faktor – faktor yang berada diluar diri siswa. Berikut
faktor – faktor yang yang mempengaruhi hasil belajar
a. Faktor internal.
- Faktor Fikologis atau jasmani individu baik bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur
tubuh, cacat tubuh,dan sebagainya.
- Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan.
Faktor intelektual terdiri atas faktor potensial (bakat) dan faktor
aktual (kecakapan atau prestasi). Faktor non-intelektual yaitu
komponen - komponen kepribadian tertentu seperti sikap, minat,
kebiasaan, motivasi, kebutuhan, konsep diri, penyesuaian diri,
emosional, dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal yang terdiri dari :
 Faktor sosial, yakni : Lingkungan keluarga; Lingkungan
sekolah; Lingkungan masyarakat;
 Faktor kelompok;
 Faktor budaya seperti: adat istiadat, ilmu pengetahuan dan
teknologi, kesenian dan sebagainya.
 Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah fasilitas
belajar, iklim, dan sebagainya.
 Faktor spritual atau lingkungan keagamaan.
Baik, faktor internal maupun faktor eksternal tersebut saling
berinteraksi secara langsung atau tidak langsung dalam mempengaruhi
hasil belajar yang dicapai seseorang, karena adanya faktor - faktor
tertentu yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu motivasi, berprestasi,
intelegensi, dan kecemasan
11

B. MATEMATIKA
Mata Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
sukar dipahami siswa, sehingga bagi guru Matematika menjadi fokus
permasalahan yang menjadi kesulitan siswa seringkali hasil belajar yang
diperoleh siswa mendapatkan hasil yang kurang baik. Berikut beberapa
pengertian matematika menurut ahli. Menurut Soedjadi (2000 : 13)
Matematika merupakan pembelajaran yang memiliki objek tujuan abstrak,
bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif. Masih banyak
pendapat lain mengenai pengertian Matematika, secara garis besar, semua
pendapat tersebut mempunyai inti yang sama bahwa pembelajaran
Matematika itu mengenai konsep – konsep dan struktur – struktur serta
hubungan – hubungannya dalam Matematika itu sendiri. Sedangkan menurut
Bruner dalam (Nyimas Aisyah, 2007 : 1.5), Dalam belajar Matematika ada
tiga tahapan yang dilalui, yaitu : Tahap Enaktif atau Tahap Kegiatan,
Tahap ikonik atau Tahap Gambar Bayangan, Tahap Simbolik atau tahap
mengenai simbol. Dalam Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk mata pelajaran Matematika di SD adalah sebagai berikut:
a) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.
b) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan
imajinasi, intuisi, dan penemuan.
c) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
d) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi.

C. MATERI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN


1. Pengertian Perkalian dan Pembagian
Materi perkalian dan pembagian, merupakan bahan ajar dari
pembelajaran Matematika yang mana, materi ini merupakan salah satu
materi yang sulit diingat akibat banyaknya bilangan dan hasil dari
perkalian itu yang sulit diingat oleh siswa. Menurut Slameto (2007:14)
kemampuan numerik mencakup kemampuan standar tentang bilangan,
kemampuan berhitung yang mengandung penalaran dan keterampilan
aljabar. Kemampuan mengoperasikan bilangan meliputi operasi hitung
12

penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Pada Hakikatnya


perkalian adalah penjumlahan bilangan yang sama sebanyak “n” kali.
Sedangkan menurut Steve Slavin (2005 : 176) perkalian adalah
penjumlahan yang sangat cepat. “Pengertian perkalian dipahami sebagai
penjumlahan yang berulang”. Pada operasi perkalian pada bilangan cacah
berlaku sifat komutatif dan asosiatif , yaitu bilangan yang dikalikan
saling ditukar tempatnya, hasilnya tetap sama. Prinsipnya perkalian sama
dengan penjumlahan secara berulang. Oleh karena itu kemampuan
prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum mempelajari perkalian
adalah penguasan penjumlahan.
Menurut Ruseffendi (1992:18) definisi : Jika a dan b bilangan
cacah, A dan B adalah himpunan yang terhingga sedemikian hingga
n(A)=a dan n(B)=b, maka a x b=n (a x b).(a x b dapat ditulis a.b).
Perkalian terdefinisi untuk seluruh bilangan di dalam suku-suku
penjumlahan yang diulang-ulang : misalnya, 3 dikali 4 (sering kali dibaca
3 kali 4) dapat dihitung dengan menjumlahkan 3 salinan dari 4 bersama-
sama. Perkalian bilangan rasional (pecahan) dan bilangan real didefinisi
oleh perumusan gagasan dasar ini. Perkalian dapat juga digambarkan
sebagai pencacahan objek yang disusun di dalam persegi panjang (untuk
semua bilangan) atau seperti halnya penentuan luas persegi panjang yang
sisi-sisinya memberikan panjang (untuk bilangan secara umum). Balikan
dari perkalian adalah pembagian, ketika 3 kali 4 sama dengan 12, maka
12 dibagi 3 sama dengan 4. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkalian
adalah penjumlahan yang berulang sebanyak “n” dan berlaku sifat
komutatif dan asosiatif.
Sementara itu, konsep pembagian adalah lanjutan dari konsep
operasi pengurangan. Pembagian pada dasarnya adalah pengurangan
yang berulang (sebanyak angka pembaginya). Konsep operasi hitung ini
akan bisa dikuasai anak hanya bila anak telah menguasai konsep
penjumlahan dan pengurangan. Pada anak yang kesulitan mengalikan
atau membagi akan cenderung menebak-nebak jawaban atau tidak cermat
melakukan proses penghitungan. Menurut Yuti Ariani ( 2008, 49-51)
13

Perkalian dan pembagian memiliki sifat - sifat, yaitu:


a. Sifat Komutatif
b. Sifat Asosiatif. Operasi perkalian juga memiliki sifat asosiatif yang
memungkinkan perkalian dilakukan dengan pengelompokan yang
berbeda. Secara umum sifat asosiatif dalam perkalian bisa dinyatakan
sebagai berikut: a x b x c = a x ( b x c ) = ( a x b ) x c. Untuk a, b, c
merupakan sembarang bilangan.
c. Sifat Distributif terhadap Penjumlahan. Sifat penyebaran ini
memungkinkan penjumlahan dilakukan sebelum dan sesudah
perkalian dengan memberikan hasil yang sama. Secara umum sifat
distributive terhadap penjumlahan bisa dinyatakan sebagai berikut :
a x ( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c ) Untuk a, b, c merupakan sembarang
bilangan
d. Sifat Identitas. Tiap bilangan jika dikalikan dengan bilangan 1 ( satu )
hasilnya sama dengan bilangan itu sendiri. Secara umum sifat
identitas ini bisa ditulis a x 1 = a, untuk a sembarang bilangan. Pada
pembagian, sifat identitas ini menunjukkan tiap bilangan dibagi 1
( satu ), hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
e. Sifat Nol. Tiap bilangan yang dikalikan dengan nol akan
menghasilkan nilai nol.
2. Operasi Hitung Perkalian dan Pembagian.
Operasi hitung bilangan yang kita kenal di Sekolah dasar ada
empat macam, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Perkalian adalah operasi matematika penskalaan satu
bilangan dengan bilangan lain. Operasi ini adalah salah satu dari empat
operasi dasar di dalam aritmetika dasar (yang lainnya adalah
perjumlahan, pengurangan, dan pembagian).
a. Perkalian sebagai penjumlahan berulang. Perkalian merupakan
penjumlahan berulang.
Contoh : Ada 3 kantong kelereng. Setiap kantong berisi 10 kelereng.
Banyak kelereng seluruhnya dapat ditentukan dengan cara berikut.
14

Gambar 2.1 contoh perkalian


Ada 3 kali penjumlahan bilangan 10. Jadi, banyak kelereng
seluruhnya adalah 10 + 10 + 10 = 3 x 10 = 30. Perhatikan contoh
bentuk perkalian bilangan lainnya berikut!
- 4 x 7 = 7 + 7 + 7 + 7 = 28
- 6 x 9 = 9 + 9 + 9 + 9 + 9 + 9 = 54
Sifat pertukaran kedua kumpulan perkalian. Bandingkan kedua
kumpulan bola berikut. Apakah jumlahnya sama?
F
2 x 5 = 10 5 x 2 = 10

Gambar 2.2 Contoh Perkalian

Dari gambar dapat dilihat bahwa kedua kumpulan bola sama banyak.
Jadi, 2 x 5 = 5 x 2 = 10
Hasil perkalian akan tetap sama walaupun kedua bilangan yang
dikalikan ditukar posisinya. Sifat ini dinamakan sifat pertukaran
pada perkalian.
b. Perkalian Bilangan sampai 100
 Perkalian dengan bilangan 0, 1, dan 2
- Suatu bilangan jika dikalikan 0, hasilnya adalah 0. Contoh :
4x0=0+0+0+0=0
15

0x4=4x0=0
- Suatu bilangan jika dikalikan 1, hasilnya adalah bilangan itu
sendiri. Contoh :
1x8=8
9x1=1+1+1+1+1+1+1+1+1=9
- Suatu bilangan jika dikalikan 2, hasilnya dapat ditentukan
dengan menjumlahkan bilangan tersebut sebanyak 2 kali.
Contoh :
2x4=4+4=8
2 x 7 = 7 + 7 = 14
 Menentukan hasil perkalian dengan tabel perkalian
Hasil perkalian juga dapat ditentukan dengan melihat tabel
perkalian seperti berikut. Contoh :
Tentukan hasil dari 5 x 4.
Penyelesaian : Carilah
bilangan pada baris ke-5
yang sejajar dengan
kolom ke-4. Pertemuan
antara baris dan kolom
merupakan hasil
perkaliannya. Bilangan
yang dilingkari merupa-
kan hasil dari 5 x 4.
Jadi 5x 4 = 20
 Menentukan perkalian dengan hasil yang telah ditentukan
Sebuah bilangan dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari dua
bilangan berbeda lainnya. Perhatikan gambar berikut!
16

12 = 1 x 12
12 = 2 x 6 12 = 3 x 4
Bilangan 12 dapat dinyatakan dalam perkalian beberapa
pasangan bilangan, yaitu 1 x 12, 2 x 6, dan 3 x 4. Perhatikan
contoh lainnya berikut!
1. 18 = 1 x 18; 18 = 2 x 9; 18 = 6 x 3
2. 20 = 1 x 20; 20 = 2 x 10; 20 = 4 x 5
c. Arti Pembagian
 Pembagian sebagai pengurangan berulang
Pembagian merupakan pengurangan berulang dari bilangan
yang sama sampai habis.
Contoh :
Ada 24 pensil yang akan dibagikan kepada 6 siswa sama
banyak.
Banyak pensil yang diterima setiap siswa dapat ditentukan
sebagai berikut :
24 : 6 = 24 – 6 – 6 – 6 – 6 = 0
Ada 4 kali pengurangan bilangan 6 sampai habis
Jadi, 24 : 6 = 4.
 Hubungan perkalian dan Pembagian
Operasi perkalian dan pembagian saling berhubungan. Jika
bilangan hasil bagi dikalikan dengan pembagi, akan diperoleh
bilangan yang dibagi. Perhatikan contoh berikut!
24 : 6 = 4 hasil bagi 24 : 6 = 4 4 x 6 = 24
Pembagi bilangan yang dibagi
17

 Menentukan hasil pembagian dua bilangan


Hasil pembagian juga dapat ditentukan dengan menggunakan
tabel perkalian. Perhatikan contoh berikut!
1. 24 : 4 = . . . .
2. 35 : 7 = . . . .
Penyelesaian:
Perhatikan tanda panah.
Dari tabel perkalian, dapat dilihat
Hasil pembagian sebagai berikut.
1. 24 : 4 = 6
2. 35 : 7 = 5
d. Pembagian Bilangan Cacah
 Menentukan hasil pembagian dengan 1 dan bilangan itu sendiri.
Suatu bilangan jika dibagi 1, hasilnya adalah bilangan itu sendiri.
Contoh :
5 : 1 = . . . . 5 – 1 – 1 – 1 – 1 – 1 = 0 ( ada 5 kali pengurangan
dengan bilangan 1 Sampai habis)
Jadi, 5 : 1 = 5.
Suatu bilangan jika dibagi bilangan itu sendiri, hasilnya adalah 1.
Contoh :
5 : 5 = . . . . 5 – 5 = 0 ( Ada 1 kali pengurangan dengan bilangan 5
sampai habis). Jadi, 5 : 5 = 1.
 Menentukan hasil pembagian tiga bilangan
Pembagian tiga bilangan dilakukan urut dari kiri. Contoh :
18

D. METODE GAME BASED LEARNING DAN MEDIA FLOWER BAG


1. Pengertian Metode Game Based Learning
Bermain merupakan suatu kegiatan dimana peserta mengikuti
aturan tertentu yang berbeda dengan kenyataan dan mereka berusaha
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pembedaan antara “bermain” dan
“kenyataan” itulah yang membuat games bersifat menghibur, karena
untuk mencapai tujuan tersebut pada umumnya memerlukan kompetisi.
Pembelajaran berbasis bermain adalah metode pembelajaran yang
menggunakan aplikasi permainan yang telah dirancang khusus untuk
membantu dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan
pembelajaran berbasis bermain kita dapat memberikan stimulus pada tiga
bagian penting dalam pembelajaran yaitu Emotional, intelektual dan
Psycomotoric. Bermain merupakan cara yang paling tepat untuk
mengembangkan kemampuan anak sesuai kompetensinya. Melalui
bermain, anak memperoleh dan memproses informasi mengenai hal-hal
baru dan berlatih melalui keterampilan yang ada. Bermain disesuaikan
dengan perkembangan anak. Permainan yang digunakan merupakan
permainan yang merangsang kreativitas anak dan menyenangkan. Untuk
itu bermain ung a belajar dan belajar ung a bermain merupakan prinsip
pokok dalam pembelajaran (Depdiknas, 2006).
Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka
menampilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap
perkembangannya. Masa anakanak merupakan masa puncak
kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan
dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai
kreativitas yaitu melalui bermain. Oleh karena itu, ung aini untuk kelas
rendah yang menekankan bermain ung a belajar dapat mendorong anak
untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya. Seluruh potensi
kecerdasan anak akan berkembang optimal apabila disirami suasana
penuh kasih sayang dan jauh dari berbagai tindak kekerasan, sehingga
anak – anak dapat bermain dengan gembira. Oleh karena itu, kegiatan
19

belajar yang efektif pada anak dilakukan melalui cara – cara bermain
aktif yang menyenangkan, dan interaksi pedagogis yang mengutamakan
sentuhan emosional, bukan teori akademik. Pembelajaran berbasis
bermain adalah salah satu metode pembelajaran yang dirasa cocok
dengan kondisi dari generasi digital sekarang ini karena tiga alasan
berikut ini:
1. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan
memotivasi siswa untuk belajar.
2. Kompetisi dan ung aini tim dalam menyelesaikan misi yang ada
dalam aplikasi games juga dapat menambahkan komponen motivasi
pada siswa
3. Umpan balik yang cepat dan spesifik memberikan kemudahan bagi
siswa untuk memikirkan cara lain yang tepat untuk menyelesaikan
masalahnya. Tapi memang ada dampak buruk yang dapat timbul
diantaranya :
- Adanya anggapan hal ini hanya permainan / games
- Jika kalah dalam game ini tinggal mencoba lagi dengan
mengulanginya dari awal.
- Memainkan game tanpa menikmati alur yang sudah disiapkan
oleh game tersebut.
Secara garis besar game based learning adalah salah satu metode
yang bisa digunakan dalam pembalajaran dan tentunya ini daapat
dilakukan tidak dengan kaku melainkan dengan Blended Method,
sehingga ada keseimbangan dengan metode pembelajaran konvensional
dengan game based learning. Salah satu masalah utama adalah persepsi
dari game itu sendiri. Game dikenal sebagai alat hiburan yang
menampilkan grafis, animasi dan suara yang menarik. Akibatnya siswa
tidak menyadari bahwa ada pesan atau materi pembelajaran yang didapat
ung a siswa mulai memainkan game. Sehingga siswa gagal dalam
menangkap materi yang disajikan dalam game tersebut.
4. Tujuan Pembuatan Game untuk Pembelajaran
Pada dasarnya games pembelajaran dirancang sedemikian rupa
20

untuk keperluan pembelajaran, sehingga permainan yang disajikan sesuai


dengan tujuan pembelajaran. Menurut Asep Herry Hermawan dkk,
(2000:88), permainan dapat digunakan untuk memperoleh beragam
informasi seperti:
- Fakta dan prinsip’
- Proses,
- Struktur dan system yang dinamis,
- Kemampuan dalam hal memecahkan masalah, pengambilan
keputusan, atau memformulasi dan strategi yang ada.
- Kemampuan social seperti komunikasi
- Sikap dan etika
- Beragam kemampuan incidental, seperti kompetisi yang alami,
bagaimana orang bekerja sama, system social yang dinamis, aturan
dan kesempatan. ( Herry Hermawan,2000:1-10)
3. Jenis Pembelajaran Berbasis Permainan
Beberapa ahli psikologi anak seperti Rodgers, Erikson, Piaget,
Vygotsky, dan Freud, menyampaikan paling tidak ada tiga jenis kegiatan
bermain yang mendukung pembelajaran anak, yaitu, bermain fungsional
atau sensorimotor, bermain peran, dan bermain konstruktif.
a. Bermain fungsional atau sensorimotor dimaksudkan bahwa anak
belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan
lingkungannya. Kebutuhan sensorimotor anak didukung ung a anak
– anak disediakan kesempatan untuk bergerak secara bebas
berhubungan dengan bermacam – macam bahan dan alat permainan,
baik di dalam maupun di luar ruangan, dihadapkan dengan berbagai
jenis bahan bermain yang berbeda yang mendukung setiap
kebutuhan perkembangan anak. Anak dibina dengan berbagai cara
agar mereka dapat bermain secara penuh dan diberikan sebanyak
mungkin kesempatan untuk menambah macam ung ai dan
meningkatkan perkembangan sensorimotor.
b. Bermain peran disebut juga bermain simbolik, pura – pura, fantasi,
imajinasi, atau bermain drama. Bermain peran ini sangat penting
21

untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia tiga
sampai enam tahun. Bermain peran dipandang sebagai sebuah
kekuatan yang menjadi dasar perkembangan daya cipta, tahapan
ingatan, kerja sama kelompok, penyerapan kosa kata, konsep
hubungan kekeluargaan, pengendalian diri, keterampilan spasial,
afeksi, dan keterampilan kognisi. Bermain peran memungkinkan
anak memproyeksikan dirinya ke masa depan dan menciptakan ung
ai masa lalu. Kualitas pengalaman main peran tergantung pada
beberapa faktor, antara lain; (1) cukup waktu untuk bermain, (2)
ruang yang cukup, dan (3) adanya peralatan untuk mendukung
bermacam-macam adegan permainan. Menurut Erikson terdapat dua
jenis bermain peran, yaitu bermain peran mikro dan makro. Bermain
peran mikro dimaksudkan bahwa anak memainkan peran dengan
menggunakan alat bermain berukuran kecil, misalnya orang –
orangan kecil yang lagi berjual beli. Sedangkan bermain peran
makro, anak secara langsung bermain menjadi tokoh untuk
memainkan peran – peran tertentu sesuai dengan tema. Misalnya
peran sebagai ayah, ibu, dan anak dalam sebuah rumah tangga.
c. Bermain konstruktif dilakukan melalui kegiatan bermain untuk
membuat bentuk – bentuk tertentu menjadi sebuah karya dengan
menggunakan beraneka bahan, baik bahan cair, maupun bahan
terstruktur, seperti air, cat, krayon, playdough, pasir, puzzle, atau
bahan alam lain. Bermain pembangunan menurut Piaget dapat
membantu mengembangkan keterampilan anak dalam rangka
keberhasilan sekolahnya dikemudian hari. Melalui bermain
pembangunan, anak juga dapat mengekspresikan dirinya dalam
mengembangkan bermain sensorimotor, bermain peran, serta
hubungan kerja sama dengan anak lain dan menciptakan karya nyata.
Dalam kegiatan bermain, dikenal adanya konsep intensitas dan
dentitas. Konsep intensitas menekankan pada jumlah waktu yang
dibutuhkan anak untuk berpindah melalui tahap perkembangan kognisi,
sosial, emosi, dan fisik yang dibutuhkan. Misalnya anak-anak harus
22

memiliki pengalaman harian yang memungkinkan mereka untuk


berinteraksi dengan bahan yang bersifat cair, mendapatkan kesempatan
untuk menggambar, melukis, dan keterampilan awal menulis.
Bahanbahan seperti kertas dengan tekstur, ukuran, dan warna yang
berbeda, dengan spidol dan krayon, papan ung dengan kertas berbagai
ukuran dan kuas akan membantu anak sepanjang waktu untuk
berkembang melalui tahap awal dari corat – coret menuju ke penciptaan
sesuatu yang bermakna dan menuju ke menulis kata dan kemudian
kalimat. Konsep densitas menekankan pada keanekaragaman kegiatan
bermain yang disediakan untuk anak di lingkungannya. Kegiatan ini
harus memperkaya kesempatan pengalaman anak melalui beberapa jenis
bermain yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan perkembangan
anak. Misalnya untuk melatih keterampilan pembangunan anak dapat
menggunakan cat di papan ung , nampan, cat jari, cat dengan kuas kecil
di atas meja, dan sebagainya. Anak-anak dapat menggunakan palu
dengan paku dan kayu, sisa-sisa bahan bangunan untuk berlatih
keterampilan pembangunan terstruktur. Dengan demikian berarti dalam
kegiatan bermain harus mempunyai intensitas dan dentitas yang
memadai. Dengan menyediakan beraneka jenis mainan yang tepat bagi
anak, peralatan, dan tempat yang memadai, serta memberi kesempatan
yang cukup kepada anak untuk bermain, misalnya anak mendapat
kesempatan memilih serangkaian kegiatan bermain setiap hari untuk
terlibat dalam bermain peran, bermain pembangunan, dan sensorimotor,
hal itu berarti memberi layanan ung aini kepada anak TK secara optimal.
5. Media Flower Bag
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan
mempengaruhi pemilihan jenis media pengajaran yang sesuai dengan
metode tersebut, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, yakni antara lain tujuan pengajaran,
jenis tugas dan respon yang diharapkan dikuasai siswa setelah pengajaran
berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa.
Menurut Hamalik (1986) dalam Azhar Arsyad (2007 : 15)
23

mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses


belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh – pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum
dapat kita ambil kesimpulan bahwa manfaat media dalam proses
pembelajaran adalah memperlancar komunikasi antara guru dengan
siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Menurut
Kemp dan Dayton (1985) dalam buku Media Pembelajaran (Departemen
Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan, 2003 : 17),
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja
dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi
dan proses belajar.
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Dalam penelitian ini, media yang digunakan adalah media flower
bag, media ini adalah media pembelajaran yang merupakan kreasi dari
guru yang bersangkutan demi menunjang proses perbaikan pembelajaran
yang akan dilakukan. Media ini berupa papan yang dibuat dari karton,
kemudian dihias menggunakan kantong – kantong kecil yang berbentuk
bunga, bunga ini disusun pada papan tersebut dan diberi angka 1 – 10
untuk memudahkan siswa dalam melakukan perkalian menggunakan
media ini, sebagai pelengkap, disiapkanlah kelereng untuk dimasukkan
kedalam flower bag tersebut. Dibawah ini merupakan ilustrasi media
flower bag yang telah dibuat oleh guru.
24

PAPAN PERKALIAN FLOWER BAG

Gambar 2.4. Ilustrasi Media Flower Bag

E. KERANGKA PIKIR
Dalam proses pembelajaran yang telah dilakukan di SD/MI Kurnia
Hasan ini, data yang diperoleh menunjukkan bahwa dari nilai siswa dalam
Materi Perkalian dan Pembagian masih dibawah KKM dan tidak sesuai
dengan apa yang diharapkan. Dari 24 orang siswa di Kelas II, hanya 5 orang
yang memperoleh hasil diatas KKM, sisanya memperoleh nilai dibawah
KKM
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal ini, baik dari dalam diri
siswa maupun guru ataupun dari proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Faktor dari dalam diri siswa bisa terjadi karena kurangnya minat dan
semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilakukan, entah karna
pandemic yang terjadi yang mengakibatkan anak kurang senang belajar
disekolah karena ter biasa bermain HP saja di rumah atau karena adanya
masalah yang dihadapi siswa dalam keluarganya, bahkan adanya kesulitan
belajar yang dialami akibat waktu pembelajaran disekolah yang cukup
singkat. Sementara itu, faktor dari guru dapat berupa kurangnya penggunaan
media maupun metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam proses
penyampaian Materi Pembelajarannya. Faktor lain dari luar yakni kurang
kondusifnya lingkungan tempat belajar siswa baik dirumah maupun di
sekolah.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul tersebut,
25

beberapa hal yang dapat dilakukan dalam upaya perbaikan hasil belajar dan
keaktifan siswa adalah dimulai dengan memperbaiki kesalahan yang
ditemukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, hal ini
bisa dilakukan dengan mengubah metode dan membuat media yang tepat dalam
pembelajaran yang dsampaikan, dalam kasus kali ini adalah materi Perkalian dan
Pembagian. Metode yang awalnya hanya berupa ceramah, penugasan dan
tanya jawab dapat dikreasikan dengan menambahkan metode Game Based
Learning dengan menggunakan media yang telah dipersiapkan oleh guru
yakni papan perkalian flower bag. Media yang digunakan dalam
pembelajaran merupakan hal sederhana, namun memiliki pengaruh yang
cukup besar dalam berhasilnya proses pembelajaran. Dengan adanya
penelitian ini diharapkan tercapainya peningkatan hasil belajar Matematika
kelas II semester 2 di SD/MI Kurnia Hasan

F. HIPOTESIS TINDAKAN
Dapat diajukan hipotesis tindakan melalui kajian teori serta kerangka
berpikir di atas, yakni sebagai berikut: “Dengan penggunaan metode Game
Based Learning dan media Flower bg, dapat meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran Matematika materi Perkalian dan Pembagian kelas II
SD/MI Kurnia Hasan Semester II Tahun Pelajaran 2021/2022
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas II semester 2 Tahun
pelajaran 2021 / 2022, Mata Pelajaran Matematika pada Materi Perkalian dan
Pembagian. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini bertempat di SD/MI
Kurnia Hasan, Kecamatan Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur,
Kalimantan Tengah.
SD/MI Kurnia Hasan terletak di Jl. Muchran Ali. Kecamatan
Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur. Jumlah siswa pada kelas II di
sekolah ini adalah sebanyak 24 orang siswa. Pada awal pembelajaran hanya 5
orang siswa (20%) yang mendapat nilai melebihi KKM 65, 7 orang (30%)
orang mendapat nilai cukup, sedangkan 12 orang siswa yang lainnya (50%)
belum mencapai nilai 65.
Waktu pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam
dua tahapan setelah melakukan tahapan prasiklus, yakni :
1. Siklus I pada 04 April 2022
2. Siklus II pada 17 Mei 2022

Jadwal Pelaksanaan dan fokus perbaikan dapat dilihat


pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1: Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Mata Pelajaran


Matematika

No Waktu Siklus Fokus Perbaikan

26
27

1. 04 April 2022 I Hasil belajar siswa yang belum


mencapai KKM pada Mata
Pelajaran Matematika Materi
Perkalian dan Pembagian pada
siswa Kelas II SD/MI Kurnia
Hasan.

2. 17 Mei 2022 II Memperbaiki kekurangan pada


Siklus I, kurang optimalnya
peggunaan media yang telah
ditentukan.

Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilakukan ini, tak lepas


dari bantuan teman sejawat. Penelitian ini dilakukan dengan dua siklus perbaikan
pembelajaran dimana pada masing - masing siklusnya terdapat empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Gambar 3.1 Bagan Siklus Perbaikan

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Seperti yang telah dijelaskan pada bagan diatas, bahwa Perbaikan
pembelajaran yang dilakukan pada penelitian ini melewati tiga tahapan yaitu
awal pembelajaran (prasiklus), siklus I, dan siklus II. Penelitian ini
menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana setiap
siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Berikut rincian pelaksanaan pada masing – masing tahapan :

1) Pembelajaran Awal (Prasiklus)


28

a. Perencanaan
Dalam tahapan prasiklus ini, dilaksanakan pada bulan Maret
sebelum melaksanakan ujian :
a. Materi yang akan diteliti adalah materi yang hasil belajar
siswanya masih rendah atau di bawah KKM.
b. Pada hakikatnya, penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran.
c. Dalam tahap pelaksanaan, dibuat sebuah Rencana Pembelajaran
(RPP), RPP prasiklus terlampir
b. Tahap Pelaksanaan
Awal tahapan pelaksanaan dilaksanakan pada 15 Maret 2022
selama 2 x 35 menit (70 menit) dalam pembelajaran Matematika
Materi Perkalian dan Pembagian di Ruang Kelas II SD/MI Kurnia
Hasan Kec. Baamang, Kabupaten Kotawaringin Timur. Tahap
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan RPP
Prasiklus terlampir.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada tahap observasi ini, dilakukan penelitian untuk
mengetahui penyebab rendahnya hasil belajar, baik yang disebabkan
oleh guru, maupun siswa. Pada pelaksanaan pembelajaran ditemukan
bahwa kekurangan atau masalah terbesar adalah disebabkan oleh
guru yang kurang menggunakan media dan metode pembelajaran
yang tepat, serhingga siswa memperoleh hasil dibawah KKM.
d. Tahap Refleksi
Melihat hasil yang diperoleh dalam tahapan observasi dan data
yang diperoleh selama pelaksanaan pembelajaran awal (Prasiklus),
guru Bersama teman sejawat selaku penilai I mengadakan refleksi
untuk mengetahui kekurangan dan hambatan terbesar dalam proses
pembelajaran. Maka ditemukanlah penyebab terbesar yang
menghambat siswa dalam materi Perkalian dan Pembagian, yakni
kurang menariknya materi yang disampaikan oleh guru karena guru
tidak menggunakan media dan metode yang benar, serta sulitnya
29

siswa mengingat tahapan perkalian, karena bagi siswa Kelas II.


Pembelajaran mengenai perkalian dan pembagian masih sangat
awam bagi mereka, walaupun sebenarnya perkalian merupakan
interprestasi dari penjumlahan, sementara pembagian merupakan
interprestasi dari pengurangan
Karena banyaknya kekurangan dan hambatan yang ditemukan
pada tahapan prasiklus ini, maka dirasa perlu untuk melakukan
perbaikan pembelajaran, yakni ke tahapan perbaikan siklus I.
2) Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan
pada Tanggal 04 April 2022, dalam siklus ini terbagi beberapa tahapan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Secara lebih rinci, tahapan tersebut akan diuraikan pada uraian berikut :
a. Perencanaan
Pada siklus I ini, perencanaan perbaikan pembelajaran
dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan pada tahap awal (prasiklus) Mata Pelajaran Matematika
Kelas II materi Perkalian dan Pembagian. Pada pengamatan yang
dilakukan dalam tahap prasiklus ditemukan bahwa masih banyak
siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM, hal ini dikarenakan
bagi siswa Kelas II terlebih setelah pandemic sekarang ini,
menghapal merupakan hal yang susah untuk dilakukan, entah itu
akibat pengaruh gadget atau sejenisnya. Terlebih anak – anak di era
sekarang ini lebih menyukai hal yang menyenangkan seperti bermin
game daripada belajar yang membosankan, pelajaran klasik salah
satu jenis pelajaran yang membosankan bagi mereka, karena itu
digunakanlah metode game based learning dalam perbaikan
pembelajaran ini.
Pada tahap perencanaan siklus I, berikut beberapa hal yang
dipersiapkan oleh guru :
1. Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 )
2. Media flower bag, didukung dengan metode game based
learning
30

3. Buku pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada
hari Senin tanggal 04 April 2022 selama 2 x 35 menit (70 menit)
dalam pembelajaran Matematika materi Perkalian dan Pembagian
kelas II SD/MI Kurnia Hsasan kec. Baamang. Dengan
menggunakan lembar observasi, yang dibantu oleh teman sejawat
yang berperan sebagai penilai I, yang bertugas melakukan
pengamatan terhadap kegiatan pelaksanaan perbaikan yang
dilakukan guru dalam proses pembelajaran menggunakan media
flower bag yang terbuat Kertas karton dibantu dengan metode yang
mendukung pula. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus
I dilaksanakan dengan langkah - langkah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembuka
- Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
- Guru mengkondisikan siswa agar siap belajar dan
mengabsen kehadiran siswa.
- Guru bertanya tentang pelajaran kemarin yang dipelajari
dan memberikan apersepsi terhadap materi yang hari ini
akan dipelajari tentang operasi hitung perkalian dan
pembagian.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang operasi
hitung perkalian dan pembagian.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi tentang operasi hitung perkalian
dan pembagian
- Guru menjelaskan cara menggunakan media flower bag
Elaborasi
- Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai operasi
hitung perkalian dan pembagian, menggunakan media
31

flower bag dan metode game based learning


- Guru mengadakan latihan tentang operasi hitung perkalian
dan pembagian
Konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi :
- Guru bertanya jawab tentang hal - hal yang belum diketahui
siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
- Bersama siswa, guru membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari hari ini.
- Sebelum menutup pelajaran guru mengadakan evaluasi.
- Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
- Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa untuk
berdoa.
c. Pengamatan (Observasi)
Pada pengamatan di siklus I ini dilakukan oleh teman sejawat
dan penilai I menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan
dan berisi kegiatan guru selama proses pelaksanaan perbaikan
berlangsung. Dari pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil
bahwa hasil belajar siswa sudah meningkat, dari 24 siswa 17 orang
sudah memperoleh hasil diatas KKM dan mereka sudah mulai
menyukai perkalian dan pembagian saat mempelajarinya
menggunakan media flower bag. Namun, pembelajaran masih
kurang efisien. Ada beberapa anak yang rebut saat pelajaran
berlangsung, mereka berebutan untuk menggunakan media yang
dibuat oleh guru.
d. Refleksi
Dari hasil observasi dan catatan yang diperoleh selama
pelaksanaan siklus I, maka guru mengadakan refleksi untuk
mengetahui penyebab kekurangan dan hambatan yang terjadi pada
proses perbaikan pembelajaran Siklus I ini. Penyebabnya adalah,
penguasaan Kelas yang kurang, yang mengakibatkan siswa ribut.
32

Dikarenakan masih ditemukannya beberapa kekurangan yang


dialami dalam proses perbaikan pembelajaran siklus I, maka dirasa
perlu melakukan perbaikan pembelajaran yang lebih optimal pada
siklus selanjutnya yakni siklus II.

3) Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilakukan pada
Hari Senin Tanggal 17 Mei 2022 yang meliputi beberapa tahapan seperti
halnya pada siklus I yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Berikut rincian kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II :
a. Perencanaan
Dasar dilakukannya Perbaikan pembelajaran lanjutan pada
siklus II ini adalah karena adanya kekurangan yang ditemukan pada
saat observasi serta refleksi pada kegiatan Siklus I, rangkaian
kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :
1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ( RPP 2 )
2. Membuat lembar observasi untuk siklus II yang akan diisi oleh
teman sejawat selaku penilai I
3. Menyediakan media berupa Gambar yang dihias menggunakan
rautan pensil lebih banyak dari siklus I untuk mengajak para
siswa ikut mempergunakan media tersebut
4. Mempersiapkan buku pedoman serta buku Lembar Kerja Siswa
b. Pelaksanaan
Siklus II ini dilaksanakan pada bulan 17 Mei 2022 selama 2 x
35 menit dalam Materi Penjumlahan dan Pengurangan sampai 20
pada kelas I SD Negeri 2 Jayakaret. Penilaian mengenai berhasil tidaknya
perbaikan pembelajaran siklus II ini adalah dengan menggunakan lembar
observasi, yang prosesnya diawasi oleh teman sejawat selaku penilai
I. Tahap - tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II yaitu
sebagaimana berikut ini :
1. Kegiatan Pembuka
- Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa.
33

- Guru mengkondisikan siswa agar siap belajar dan


mengabsen kehadiran siswa.
- Guru bertanya tentang pelajaran kemarin yang dipelajari
dan memberikan apersepsi terhadap materi yang hari ini
akan dipelajari tentang operasi hitung perkalian dan
pembagian.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran tentang operasi
hitung perkalian dan pembagian.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
- Guru menjelaskan materi tentang operasi hitung perkalian
dan pembagian
- Guru menjelaskan cara menggunakan media flower bag
Elaborasi
- Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai operasi
hitung perkalian dan pembagian, menggunakan media
flower bag dan metode game based learning
- Guru mengadakan latihan tentang operasi hitung perkalian
dan pembagian
Konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi :
- Guru bertanya jawab tentang hal - hal yang belum diketahui
siswa.
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan.
3. Kegiatan Penutup
- Bersama siswa, guru membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah dipelajari hari ini.
- Sebelum menutup pelajaran guru mengadakan evaluasi.
- Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
- Guru menutup pelajaran dengan mengajak siswa untuk
berdoa.
c. Pengamatan (Observasi)
34

Pengamata atau observasi pada siklus II ini dilakukan oleh


teman sejawat dan penilai I dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dibuat, yang berisi kegiatan guru saat proses perbaikan
pembelajaran berlangsung. Dari hasil observasi yang diperoleh,
diketahui bahwa pada siklus II ini siswa lebih aktif dalam kegiatan
pembelajaran, siswa juga menjadi lebih senang karena dapat
mendemonstrasikan hasil kerjanya didepan Kelas, pembagian siswa
menjadi kelompok kecil juga menambah siswa semakin bersemangat
dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Dengan
demikian, hasil belajar siswa pun meningkat, yang awalnya hanya
dua anak, setelah menjalani perbaikan ini, semua anak mampu
mengerjakan materi penjumlahan dan pengurangan ini dengan baik.
d. Refleksi
Hasil pengamatan (Observasi) diatas, yang dilaksanakan
selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II, dan setelah itu
dilakukanlah refleksi untuk mengetahui kekurangan, hambatan, dan
kelebihan yang dialami guru dalam proses perbaikan pembelajaran
siklus II ini, diketahui bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yang cukup memuaskan, hampir seluruh siswa
memperoleh nilai di atas KKM, dan proses pembelajaran pun terlihat
lebih efektif karena para siswa menjadi jauh lebih aktif dan semangat
dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung khususnya
pada saat mereka diajak turut serta menghitung menggunakan media
gambar dari rautan pensil yang dibagikan kepada mereka. Dengan
demikian, perbaikan pembelajaran pada tahap selanjutnya dirasa tak
perlu untuk dilakukan. Dalam hal ini berarti Perbaikan Tindakan
Kelas (PTK) untuk mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan
dan Pengurangan hingga 20 telah brhasil dilaksanakan dengan baik.

4) Teknik Analisis Data


Dalam kegiatan ini, proses pengumpulan data baik dari hasil
observasi maupun refleksi dibantu oleh teman sejawat dan Supervisor I.
Kegiatan pengamatan ini dilakukan dengan mengamati video simulasi
35

pembelajaran yang telah dibuat. Data - data yang diperoleh dalam


pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini adalah hasil data kualitatif.
Pengumpulan data secara kualitatif dilakukan oleh pengamat dengan
menggunakan lembar observasi simulasi pembelajaran. Pengamat
mengisi kolom yang disediakan dalam lembar observasi dengan
memberikan tanda cek (√) sesuai dengan indikator yang ada pada kolom
tersebut. Lembar observasi simulasi pembelajaran yang telah dibuat
terdapat dalam lampiran.
Hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus II ini adalah
mengenai kekurangan yang dialami pada siklus I, yakni kurangnya
kegiatan apersepsi pada kegiatan pembuka, kemudian pada kegiatan inti
yakni kurang diikutsertakannya siswa dalam proses pembelajaran yang
dilakukan. Media gambar dari rautan pensil, dipilih karena dirasa sesuai
dengan anak usia Kelas I Sekolah Dasar, dimana mereka masih senang
dengan benda – benda yang berbentuk lucu, kemudian metode
demonstrasi pun dikolaborasikan dengan metode yang lain untuk
menunjang keberhasilan media yang telah dipilih tersebut, sehingga
tujuan awal dari prbaikan pembelajaran ini dapat tercapai, yakni
peningkatan hasil belajar siswa, namun tak hanya hal tersebut, siswa juga
mudah untuk menerima materi yang disampaikan dan merasa sangat
bersemangat dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, maka fokus pengamatan
ditekankan pada :
a. Kegiatan pendahuluan yang mampu memotivasi siswa;
b. Kegiatan inti mengenai penggunaan media dan metode dengan tepat;
c. Indikator yang diamati pada lembar pengamatan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Deskripsi Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini adalah SD Negeri 2 Jaya Karet Kecamatan Mentaya
Hilir Selatan. SD ini berdiri sejak tahun 1982 dengan luas tanah 3m²
terletak di Jl. Jaya Karet RT.003 RW.002 No.16 Samuda, Kecamatan
Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi
Kalimantan Tengah. Sekolah ini memiliki siswa yang berjumlah 41
orang, yang terdiri dari 22 orang siswa perempuan dan 19 orang siswa
laki – laki, didalam sekolah ini terdapat beberapa kelas yang terbuat dari
kayu, dengan 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, serta kamar mandi.
Letak sekolah ini dipinggir jalan besar, meski tak begitu banyak
penduduk di sekitar sekolah, namun sekolah ini cukup ramai.

Gambar 4.1: Papan Sekolah SD Negeri 2 Jaya Karet

Sebagian besar mata pencaharian masyarakat disekitar area


sekolah adalah sebagai pengolah kopra, karena memang tumbuhan
kelapa didaerah ini banyak ditemukan karena daerah ini berada didekat
pantai sehingga banyak pula masyarakat yang bercocok tanam dan
mengolah kulit kelapa tersebut menjadi kopra. Selain menjadi pengolah

36
kopra,

37
38

mereka juga berdagang dan berkebun, kesibukan masyarakat ini


terkadang membuat mereka tidak begitu memperhatikan masalah
Pendidikan, tak jarang banyak anak dibawah umur menikah pada usia
mereka yang masih belia dan tidak melanjutkan Pendidikan mereka.
Terlebih untuk anak Wanita yang memang kebanyakan tidak
mementingkan masalah Pendidikan, karena bagi mereka seorang Wanita
kewajibannya adalah dirumah. Selain itu, jarak yang ditempuh
masyarakat yang bekerja sebagai pedagang memerlukan waktu yang
lumayan lama, karena harus pergi kekecamatan lain untuk memperoleh
bahan – bahan pokok mereka. Beberapa alas an ini lah yang
menyebabkan sedikitnya jumlah siswa dalam satu sekolah di daerah ini,
termasuk SDN 2 Jaya Karet ini. Fasilitas bagi siswa / siswi di SDN 2
Jaya Karet ini pun masih terbilang jauh dari kata memadai. Selama tahun
pelajaran 2020/2021, sekolah kami dipimpin oleh Kepala sekolah yang
bernama Suriansyah,S.Pd.
Hasil penelitian yang dilaksanakan pada siswa kelas I SD Negeri
2 Jaya Karet, Kecamatan Mentawa Hilir Selatan, terkait dengan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan
Pengurangan, yang dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran pada
siklus I dan siklus II.

2. Deskripsi Pra Siklus


Pada pelaksanaan pembelajaran awal sebelum perbaikan
(prasiklus) pada mata pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan
Pengurangan hingga 20 kelas I semester I di SD Negeri 2 Jaya Karet
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Tahun pelajaran 2021/2022
dilaksanakan pada 13 April 2022 dimana hasil belajar siswa masih sangat
kurang. Dari Siswa kelas I yang berjumlah 8 anak, yang terdiri dari 3
orang siswa laki - laki dan 5 orang siswa perempuan. Pada pelaksanaan
pembelajaran prasiklus, guru mengajar sesuai rencana pembelajaran
yang telah dibuat sebelumnya, menggunakan metode ceramah dan tanya
jawab dengan menggunakan media pembelajaran sebuah video mengenai
penjumlahan dan pengurangan yang diputar melalui sebuah HP android,
39

hal ini mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa yang secara tidak


langsung tidak dapat menyimak dan melihat dengan jelas materi yang
disampaikan dalam video, sehingga hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Kurang terlibatnya siswa dalam proses
pembelajaran mengakibatkan kurangnya penguasaan siswa terhadap
materi, terlebih bagi siswa kelas I yang masih baru terhadap pembelajaran
– pembelajaran yang ada di Sedkolah Dasar, hal ini mengakibatkan siswa
mengalami kesulitan belajar.
Pada pembelajaran pra siklus, hasil belajar siswa hampir 90%
tidak mencapai KKM dari 8 siswa hanya 2 orang siswa yang mencapai
KKM 65. Sedangkan 6 siswa yang lainnya belum mencapai nilai 65.
Nilai rata - rata pembelajaran pra siklus hanya 50,5.

3. a. Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran Siklus I dilaksanakan
pada bulan 27 April 2022 pada siswa kelas I dalam pembelajaran
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan hingga 20, pada
Siklus I ini guru membahas Kembali mengenai lambang (+) untuk
penjumlahan dan lambang (-) untuk pengurangan, dan diketahui
bahwa siswa lebih mengalami kesusahan pada soal pengurangan.
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I ini tak lepas dari
bantuan hasil pengamatan Supervisor 1 dan penilai I yakni teman
sejawat, yang mengamati jalannya proses perbaikan pembelajaran.
Guru melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
40

Gambar 4.2 : Kegiatan Awal Siklus I


Dalam kegiatan awal pembelajaran pada siklus I ini, guru
mengajak siswa untuk melakukan do’a bersama, kemudian
mengabsen siswa dan menyanyikan lagu Indonesia Raya untuk
menanamkan jiwa nasionalis kepada para siswa, kemudian guru
menjelaskan mengenai materi penjumlahan dan pengurangan hingga
20 dengan mencontohkan cara menghitung menggunakan jari dan
benda – benda sekitar.

Gambar 4.3: Kegiatan Inti Siklus I


Pada kegiatan inti di siklus I ini, guru menggunakan media
lain selain HP android untuk menyampaikan isi materi, yakni dengan
menggunakan gambar animasi yang ditempel dengan rautan pensil,
kemudian menambahkan rautan pensil untuk melakukan
penjumlahan, dan mengurangi rautan pensilnya untuk melakukan
pengurangan. Dengan begini diharapkan penyampaian materi
menjadi lebih menarik, setelah menjelaskan menggunakan media,
guru memberikan soal mengenai penjumlahan dan pengurangan, soal
masih berupa angka – angka, belum memuat soal cerita, dalam hal
inipun anak – anak masih mengalami kesulitan karena belum terlibat
langsung saat guru menjelaskan menggunakan media tersebut,
setelah menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru, guru membagi
siswa menjadi empat kelompok, yang mana masing – masing anak
mempunyai tugas untuk membantu teman yang lain yang
41

sekelompok dengannya untuk memperoleh hasil sesuai yang


diharapkan, setelah mereka menyelesaikan tugas tersebut, mereka
menyampaikan jawaban mereka kedepan kelas, dan kemudian guru
memberikan apresiasi bersama dengan teman kelompok yang lain,
dan membahas bersama mengenai hasil yang telah diperoleh.

Gambar 4.4: Kegiatan Penutup Siklus I


Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengadakan
evaluasi hasil untuk mengetahui berhasil tidaknya proses
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru tersebut, kemudian
guru bertanya jawab dengan siswa mengenai kesulitan apa yang
mereka temui selama pembelajaran dan menyelesaikan
permasalahan yang telah mereka temukan tersebut secara bersama,
kemudian guru memberikan tugas serta menyebutkan materi yang
akan mereka bahas selanjutnya, kemudian membaca do’a dan
mengucapkan salam penutup.
42

Gambar 4.5. Kegiatan Menganalisis Video Simulasi Pembelajaran


Siklus I
43

b. Hasil Refleksi Simulasi Pembelajaran Siklus I


Tahap refleksi pada Siklus I ini diperoleh dari hasil
pengamatan atau observasi yang dilakukan pada video simulasi
pembelajaran Siklus I oleh observer yang bernama Noorvita
Indriyani, dengan berpedoman pada kegagalan yang terjadi pada
Prasiklus sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
1) Keberhasilan
1.1. Proses pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini
dilakukan sesuai rencana yang telah disusun sebelumnya.
1.2. Pada kegiatan pembuka, guru memberikan motivasi dengan
baik, melakukan absensi dan berdo’a sebagaimana
biasanya.
1.3. Pada kegiatan inti, guru sudah menggunakan media yang
menarik, yakni media gambar dengan rautan pensil.
Sehingga, materi mudah diterima oleh siswa.
1.4. Metode yang digunakanpun, membuat siswa bisa lebih
bersemangat, dan mengajarkan siswa untuk bekerjasama
dan saling menghormati antar teman sekelasnya.
1.5. Terjadinya peningkatan hasil belajar yang cukup signifikan
2) Kegagalan
2.1. Kurangnya apersepsi pada kegiatan awal
2.2. Kurangnya peran siswa dalam penggunaan media
2.3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan soal secara
berkelompok masih kurang efisien.

4. a. Deskripsi Siklus II
Pelaksanaan perbaikan pembelajaraan siklus II ini
dilaksanakan pada 17 Mei 2022 pada pembelajaran Matematika
materi Penjumlahan dan Pengurangan hingga 20 khususnya
mengenai pengurangan yang masih menjadi kesulitan tersendiri bagi
anak – anak usia Kelas I semester I SD Negeri 2 Jaya Karet,
Kecamatan Mentaya Hilir Selatan. Pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini dibantu supervisor dan penilai II yang bertindak
44

sebagai observer, peneliti melaksanakan sesuai rencana yang telah


dibuat dan pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini
dilaksanakan berdasarkan kegagalan yang terjadi pada siklus I,
dengan harapan agar dapat memperbaiki kekurangan atau kegagalan
yang terjadi pada siklus I tersebut.

Gambar 4.6 : Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II

Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru menanyakan


kehadiran, kemudian berdo’a dan selanjutnya guru memberikan
pertanyaan mengenai materi kmudian meminta anak untuk
menjawab yang pertanyaannya dikaitkan dengan kegiatan sehari –
hari anak, hal ini sama halnya dengan melakukan brainstorming, atau
bisa juga disebut dengan apresepsi. Kegiatan ini dilakukan diawal
pembelajaran agar anak mengetahui gambaran pelajaran yang akan
mereka pelajari, serta agar anak – anak menjadi lebih semangat
dalam mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru, setelah itu,
guru memberikan reward seperti pujian atau tepuk tangan atau boleh
juga berupa benda ataupun nilai, agar anak lebih bersemangat
mengikuti kegiatan tanya jawab tersebut.

Gambar 4.7 : Kegiatan Inti Pembelajaran Siklus 2


45

Pada kegiatan inti, guru membagikan media gambar dengan


rautan pensil kepada seluruh siswa, kemudian mengajak siswa sama
– sama mempraktekkan cara menjumlahkan dan mengurangi dengan
media tersebut. Kemudian untuk memperdalam pengertian siswa,
secara bergangtian siswa diminta untuk menyelesaikan sebuah soal
baik itu penjumlahan maupun pengurangan dengan mengngunakan
media yang telah dibagukan tersebut. Setelah itu, guru membagi
kelompok yang telah terbentuk sebelumnya untuk mengerjakan soal
dan secasra bergantian menampiplkan hasil diskusi mereka kedepan
kelas. Saat siswa menampilkan hasil diskusinya, guru memberikan
apresiasi berupa tepuk tangan dan bersama teman yang lain
membahas hasil yang disampaikan oleh masing – masing kelompok
tersebut.

Gambar 4.8 : Kegiatan Penutup Siklus 2


Evaluasi dilakukan pada tahapan selanjutnya yaitu tahapan
penutup, hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan, kemudian
memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah dan memberikan
gambaran materi yang akan dibahas selanjutnya. Kemudian
dilanjutkan dengan menutup kegiatan dengan berdo’a dan
memberikan salam.
46

Gambar 4.9 : Kegiatan menganalisis video Siklus 2


Tabel 4.1. Penilaian Observasi Aktivitas Guru Siklus I & II

KESESUAIAN
ASPEK YANG DIAMATI DENGAN RPP SARAN/HASIL
DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI
A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/ PENDAHULUAN/AWAL

1. Memotivasi

2. Memberi acuan

3. Melakukan apersepsi

B. KEGIATAN INTI
1. Penjelasan
konsep/materi/cont
oh/Ilustrasi
2. Pemberian penguatan

3. Penggunaan media

4. Pemberian
tugas/latihan
5. Umpan balik
C. KEGIATAN C. KEGIATAN PENUTUP
1.Meringkas
/Merangkum

2. Evaluasi
PENAMPILAN YANG
DIAMATI
47

1. Pakaian yang dikenakan

2. Alas kaki yang


digunakan

3. Ekspresi / mimik wajah

4. Sikap / gerak tubuh saat


berdiri

5. Bahasa yang digunakan

3. Pemberian Tugas

b. Hasil Refleksi Siklus II


Pada hasil refleksi siklus II ini, peneliti Bersama observer
melakukan pengamatan terhadap video simulasi siklus II yang telah
dibuat dengan berdasarkan perbaikan dari kegagalan yang dialami
pada siklus I
1) Keberhasilan
1.1. Pada kegiatan pendahuluan, guru sudah melakukan
apersepsi
1.2. Guru sudah aktif mengajak siswa untuk turut serta
mempraktekkan cara menghitung dengan menggunakan
media yang telah dipersiapkan sebelumnya, sehingga siswa
menjadi lebih aktif dan bersemangat.
1.3. Siswa sudah mampu berdiskusi dengan baik, dan mampu
memberikan apresiasi serta menghargai pendapat
teman yang lain.
48

1.4. Hasil yang diperoleh siswa lebih optimal, dan siswa lebih
mengerti akan materi penjumlahan dan pengurangan hingga
20.
2) Kegagalan
2.1. Secara garis besar, kegagalan dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran pada siklus II ini sudah tidak ditemukan, yang
perlu ditambahkan hanyalah pemberian motivasi serta
penghargaan di awal pembelajaran ataupun pada saat inti
pembelajaran akan hasil belajar siswa baik secara mandiri
maupun diskusi kelompok harus terus diberikan tidak hanya
pada saat melakukan perbaikan namun juga disetiap proses
pembelajaran yang diberikan oleh guru. Hal ini,
dimaksudkan, agar siswa terbiasa aktif tidak hanya pada
mata pelajaran matematika materi Penjumlahan dan
pengurangan hingga 20 saja, akan tetapi pada semua
pelajaran yang diberikan.
2.2. Siswa yang masih berada di Kelas I memerlukan perhatian
dan bimbingan yang besar dari guru wali kelasnya,
dikarenakan mereka yang masih awal merasakan duduk
dibangku Sekolah Dasar tentu saja masih asing akan setiap
pembelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar ini,
sehingga tantangan tersendiri bagi guru wali kelas yang
bersangkutan untuk dapat membuat pembelajaran yang
diberikan menjadi menyenangkan dan mudah dimengerti,
kemandirian pun harus diajarkan karena pada usia Kelas I
ini, kebanyakan anak masih sangat bergantung kepada
orang tuanya dan juga kebanyakan dari mereka bersikap
manja.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Sebelum Perbaikan Pembelajaran (Prasiklus)
Sebelum melakukan perbaikan pembelajaran yakni pada
prasiklus hasil awal yang diperoleh yaitu nilai dari jumlah keseluruhan
49

siswa sebanyak 8 orang, 2 siswa (20%) dinyatakan tuntas dan 5 siswa


(70%) belum tuntas, dengan rata - rata hanya 50,5. Kondisi dari hasil
pembelajaran seperti ini khususnya pada materi Penjumlahan dan
Pengurangan hingga 20 dianggap belum tuntas. Hasil ini menunjukkan
bahwa terjadi kegagalan dalam proses pembelajaran. Setelah peneliti
melakukan refleksi diri, maka ditemukanlah beberapa penyebab
kegagalan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yakni antara
lain :
a. Belum adanya penggunaan media yang tepat
b. Penggunaan metode mengajar yang kurang bervariasi
c. Pembelajaran belum melibatkan siswa.
d. Siswa kurang menguasai materi
Beberapa kegagalan diatas adalah hasil refleksi yang ditemukan
pada awal pembelajaran (prasiklus) pada pembelajaran Matematika
materi Penjumlahan dan Pengurangan hingga 20 kelas I semester I tahun
pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Jaya Karet, kec. Mentaya Hilir
Selatan, maka peneliti perlu melakukan perbaikan pembelajaran ketahap
selanjutnya yakni siklus I.

2. Siklus I
Setelah melakukan refleksi pada awal pembelajaran (prasiklus),
peneliti melakukan simulasi untuk mengetahui keberhasilan proses
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, dan data yang diperoleh
berdasarkan hasil diskusi dengan supervisor dan penilai I, hal – hal yang
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa Kelas I semester I tahun
pelajaran 2021/2022 di SD Negeri 2 Jaya Karet, kec. Mentaya Hilir
Selatan, disebabkan oleh:
a. Belum digunakannya media yang tepat
b. Metode yang digunakan kurang bervariasi, sehingga terkesan
monoton
c. Pembelajaran kurang melibatkan siswa
d. Siswa kurang memahami materi yang disampaikan
Maka langkah yang ditempuh guru pada pelaksanaan perbaikan
50

pembelajaran siklus I yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar


adalah :
a. Menggunakan media yang lebih menarik yang sesuai dengan apa
yang disukai siswa usia Kelas I, yakni media gambar dari rautan
pensil, media ini dipilih karena bagi anak usia Sekolah Dasar
terlebih kelas I biasanya lebih suka memperhatikan sesuatu yang
terkesan seperti permainan yang berwarna dan menyenangkan,
sementara rutan pensil yang ditempel pada gambar animasi. Begitu
berwarna dan unik sehingga para siswa pun suka.
b. Menggunakan metode yang bervariasi, mengikuti ritme
pembelajaran yang dilakukan oleh guru, mulai dari brainstorming,
demonstrasi, diskusi, ceramah, dll.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan perbaikan pembelajaran
siklus I, beberapa hal yang dihasilkan antara lain :
a. Tidak adanya apersepsi pada kegiatan pembuka
b. Guru sudah menggunakan media yang tepat, namun masih belum
bisa mengajak siswa untuk turut serta menggunakan media tersebut.
c. Guru sudah mampu menggunakan metode yang bervariasi dan
membuat semua siswa terlibat dalam proses pembelajaran,
d. Namun begitu, keterbatasan siswa dalam keikutsertaannya dalam
proses pembelajaran mengakibatkan siswa kurang memahami materi
yang disampaikan oleh guru.
e. Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan evaluasi dan menutup
kegiatan belajar dengan baik.

3. Siklus II
Dasar yang digunakan untuk dilaksanakannya siklus II adalah
perbaikan dari kegagalan yang ditemukan pada siklus I, yakni sebagai
berikut :
a. Tidak adanya apersepsi pada kegiatan pembuka
b. Kurang dilibatkannya siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media gambar dengan rautan pensil.
c. Kurang efisiennya waktu karena guru kurang fokus terhadap
51

kesulitan yang dialami pada saat kegiatan diskusi di masing –


masing kelompok
Dari hasil refleksi siklus I tersebut, maka dilakukanlah
perbaikan sebagai berikut :
a. Guru memberikan apersepsi pada kegiatan pembuka
b. Guru membuat media sesuai dengan jumlah siswa, sehingga masing
– masing siswa dapat ikut mempraktekkan contoh yang dilakukan
oleh guru.
c. Guru menjelaskan tugas masing – masing anggota kelompok dan
mengelompokkan anak yang dirasa mampu dengan yang kurang
mampu sehingga tidak terbuangnya waktu dalam pengerjaan
kegiatan diskusi
d. Hasil belajar siswa pun sudah mencapai KKM dan siswa menjadi
lebih aktif serta semangat dalam proses pembelajaran
Dengan demikian pelaksanaan perbaikan pembelajaran
Matematika materi Penjumlahan dan pengurangan sampai 20 pada Kelas
I semester 1 Tahun pelajaran 2021 / 2022 di SD Negeri 2 Jaya Karet,
kec. Mentaya Hilir Selatan tidak perlu dilanjutkan pada tahap
selanjutnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Setelah dilaksanakannya perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II
dalam Mata Pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan pengurangan
hingga 20 semester 1 tahun pelajaran 2021 / 2022 di SD Negeri 2 Jaya Karet,
kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, dapat
disimpulkan bahwa : Dengan menggunakan media gambar dengan rautan
pensil, hasil belajar siswa pelajaran Matematika materi Penjumlahan dan
Pengurangan hingga 20 mengalami peningkatan dan siswa memperoleh hasil
rata – rata di atas KKM. Selain itu, proses pembelajaran pun menjadi lebih
menyenangkan bagi para siswa karena digunakannya metode yang bervariasi.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Selama melaksanakan perbaikan pembelajaran baik dari Siklus I
maupun Siklus II hendaknya kita memperhatikan hal yang harus terus dapat
kita gunakan dalam setiap proses pembelajaran yang disampaikan, berikut
beberapa saran dan tindak lanjut yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
hasil belajar serta efisiennya suatu proses pembelajaran bagi siswa, khusunya
siswa SD Negeri 2 Jaya Karet, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, yakni
sebagai berikut :
1. Buatlah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan baik dan gunakanlah
sebagai alat penunjang dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan;
2. Pilih dan buatlah media yang tepat sesuai dengan tahapan perkembangan
siswa, sehingga tujuan dilaksanakannya pembelajaran dapat tercapai;
3. Gunakan metode yang bervariasi untuk menghindarkan siswa dari rasa
bosan dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung;
4. Perhatikan pelaksanaan apersepsi pada kegiatan pembuka, tak hanya
harus mudah dipahami, suatu kegiatan apersepsi pun harus dapat
memotivasi siswa agar terus semangat mengikuti jalannya proses belajar.

45
46

5. Guru harus terus bisa mengkreasikan media, metode dan materi yang
sesuai dalam proses pembelajaran yang diberikan, tak hanya pada Mata
Pelajaran Matematika, namun juga pada semua Mata Pelajaran yang
diberikan.
6. Jangan pernah berhenti untuk menganalisis kekurangan dan kelebihan
yang guru miliki dalam setiap pembelajaran agar tidak terjadi rendahnya
hasil belajar siswa.
7. Kerjasama antar guru serta berbagai pihak harus terjalin dengan baik agar
mampu mendorong guru untuk terus menjadi seorang pendidik yang
baik, saling bertukar pikiran dan pengalaman pun dapat menjadi sebuah
refereni bagi guru untuk menjadi pengajar yang lebih baik
8. Sekolah diharapkan mampu memberikan fasilitas sarana dan prasarana
yang memadai untuk menunjang kinerja guru serta proses pembelajaran
siswa, serta selalu mendukung adanya perkembangan baik dari segi
sumber daya manusianya maupun perkembangan teknologi dalam
lingkup Pendidikan
9. Dengan adanya laporan ini, peneliti berharap dapat dijadikan bahan
kajian serta pembelajaran baik bagi guru mata pelajaran maupun guru
kelas untuk meningkatkan pengetahuan melalui forum KKG maupun
forum – forum yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika


SD.Jakarta: Depdiknas.

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Penerbit : Jakarta. PT. Raja


Grafindo Persada

Briggs, Leslie J. 1977. Instructional Design,Educational Technology Publications


Inc. New Jersey : Englewood Cliffs

Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2003). Undang – Undang


Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


SD. Jakarta: Depdiknas

Djamarah, Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka


Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 1986. Media Pendidikan. Bandung : Alumni

Harjanto. 2005. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hilgard, Bower. 1997. Psikologi dalam Pendidikan (Sangat Penting untuk :


Dosen, Guru, Mahasiswa, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerhati
Pendidikan). Bandung: Alfa Beta Bandung.

Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Kanisius, 2006. Warna – Warni Kecerdasan Anak Dan Pendampingannya, ,


Yogyakarta

Kemp, J.E. dan Dayton, D.K. 1985. “Planning and Producing Instructional
Media”. Cambridge : Harper & Row Publishers, New York.

National Education Association .1969. Audiovisual Instruction Department, New


Media and College Teaching. Washington, D.C. : NEA.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan Remaja. Bandung: Rosdakarya

47
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group
Soedjadi. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

S. Sudjojono. 1946, Seni Loekis, Kesenian dan Seniman: Indonesia Sekarang,


Jogjakarta.

Sukayati, 2011, Pembelajaran Pecahanan di Sekolah Dasar, Yokyakarta :


Widyaiswara PPPPTK Matematika

Suyadi. 2006. Warna – Warni Kecerdasan Anak Dan Pendampingannya .


Yogyakarta : Kanisius

Suyadi, 2013 Konsep Dasar Paud , Bandung, cet. 1, Tim Pustaka Familia

Suyitno, Amin. 2004. Dasar - dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.


Semarang: FMIPA UNNES.

48
49
Lampiran 1
SURAT KESEDIAAN SUPERVISOR 2 DALAM PENYELENGGARAAN
PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

Kepada
Kepala UPBJJ Palangkaraya
Di : Tempat

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Noorvita Indriyani
NIP :-
Tempat Mengajar : SDN 2 Jaya Karet
Alamat Sekolah : Jl. Bakti No. 16 RT. 003/ RW.002
Telepon : 085787732342
Menyatakan bersedia sebagai Supervisor 2 untuk membimbing mahasiswa dalam
perencanaan dan pelaksanaan PKP (PDGK4501) atas :
Nama : SUMIATUN
NIM : 858159451
Program Studi : PGSD
Tempat Mengajar : SDN 2 Jaya Karet
Alamat Sekolah : Jl. Bakti No. 16 RT. 003/ RW.002
Telepon :
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya

Sampit, 24 April 2022


Mengetahui,
Kepala Sekolah Supervisor 2,

SURIANSYAH,S.Pd NOORVITA INDRIYANI


NIP.19640305 1984081001 NIP. -

1
Lampiran 2
LEMBAR REFLEKSI SIMULASI PERBAIKAN PEMBELAJARAN PADA
PKP

Dalam simulasi perbaikan, dibuatlah refleksi dalam setiap bagian proses


pada Siklus I dan Siklus II. Perbaikan pembelajaran ini dilakukan untuk
memperbaiki hasil belajar siswa yang rendah dalam Mata pelajaran Matematika
Materi Penjumlahan Pengurangan Sampai 20. Dari hasil refleksi tersebut
diketahui bahwa terjadi banyak kekurangan dalam prasiklus, sehingga diadakan
Siklus I, kemudian masih terjadi kekurangan pada Siklus I sehingga diadakan
Siklus II. Untuk lebih jelasnya, berikut penjabaran kelemahan, keunikan serta
penjabaran lain yang terjadi dalam setiap siklus pada proses perbaikan
pembelajaran :
1. a. Pada prasiklus, kelemahan yang terjadi adalah Banyakya siswa yang
memperoleh hasil dibawah KKM dalam Mata pelajaran Matematika
Materi Penjumlahan dan pengurangan sampai 20. Penyebab terjadinya hal
ini adalah karena tidak digunakannya media yang menarik, serta tidak
adanya metode yang bervariasi dalam pembelajaran
b. Pada Siklus I kelemahan yang terjadi adalah Tidak dilakukannya apersepsi
pada awal pembelajaran dan kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran
c. Siklus II dilakukan karena adanya kelemahan pada Siklus I, dan semua
telah diselesaikan pada Siklus II ini sehingga tidak terjadi kelemahan yang
berarti pada Siklus ini.
2. Hal unik yang berlangsung adalah saat media gambar yang dihias dengan
rautan pensil dibagikan kepada semua siswa, mereka asyik menambahkan dn
mengurangkan rautan yang terdapat pada gambar meskipun tidak diminta oleh
guru, seru dan asyiknya saat membuat rautan tersebut membuat mereka lupa
akan waktu pembelajaran yang telah habis, bahkan mereka tidak mau pulang
karena melakukan kegiatan itu.
3. Usaha yang dapat dilakukan dalam perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam Mata Pelajaran

2
Matematika Materi Penjumlahan dan pengurangan sampai 20, adalah sebagai
berikut :
a. Lakukanlah apersepsi diawal pembelajaran untuk memotivasi siswa agar
semangat dalam mengikuti pembelajaran
b. Ajaklah siswa untuk ikut terlibat dalam proses pembelajaran yang
dilakukan, hal ini adalah untuk memperkuat pemahaman siswa mengenai
materi yang disampaikan
c. Buatlah media yang sesuai dengan tahapan perkembangan siswa, sehingga
dapat menarik perhatian dan minat siswa terhadap materi yang disampaikan
d. Gunakan metode yang bervariasi dan dapat mengimbangi media yang
digunakan sehingga waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran
dapat lebih efisien dan hasil yang diperoleh siswa dapat mencapai hasil yang
optimal.

3
Lampiran 3
RPP PRASIKLUS
Satuan Pendidikan : SDN 2 Jayakaret
MataPelajaran : Matematika
Materi : Tema 3 Kegiatanku
Menyelesaikan soal cerita
penjumlahan dan
pengurangan
Kelas/Semester : I/ I
AlokasiWaktu : 2 x 35menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)


KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati,
mendengar, melihat, membaca dan menanya berdasarkan rasa ingin
tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis
dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. KOMPETENSI DASAR (KD)


3.4 : Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari -hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.
C. Indikator Pembelajaran

4
Muatan Pelajaran Matematika
3.4.1 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang Melibatkan penjumlahan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.2 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan pengurangan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.3 Melakukan pengurangan dua bilangan dengan hasil maksimal 20
dengan teknik tanpa menyimpan dengan bantuan benda konkret.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa mampu memecahkan masalah sehari - hari yang melibatkan
penjumlahan dua bilangan dengan hasil maksimal 20 dengan teknik tanpa
menyimpan dengan bantuan benda konkret.
2. Siswa mampu mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan
pengurangan (bilangan 11 sampai dengan 20).
3. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
4. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
sehari - hari yang melibatkan pengurangan.

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Tanya jawab dan ceramah

F. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


1. Buku Pedoman Guru Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
2. Buku Siswa Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
3. HP Android

5
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
4. Kegiatan Pembuka
- Berdo’a
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
5. Kegiatan Inti
- Menjelaskan jika penjumlahan ditandai dengan lambang (+) dan
pengurangan dengan lambang (-)
- Mengajarkan Kepada siswa cara menghitung mengunakan jari dan
benda – benda sekitar
- Memberikan soal pengurangan dan penjumlahan
- Belajar menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan
- Evaluasi
- Membahas kembali soal yang diberikan
6. Kegiatan Penutup
- Bertanya jawab tentang soal yang diberikan
- Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah
- Refleksi
- Do’a
- Salam penutup

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 2 Jaya Karet Guru Wali Kelas I

SURIANSYAH, S.Pd SUMIATUN


NIP.19640305 1984081001 NIM : 858159451

6
RPP SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 2 Jayakaret


Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Tema 3 Kegiatanku Menye-
lesaikan soal cerita penjum-
lahan dan pengurangan
Kelas / Semester : I/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

I. Standar Kompetensi
3. Siswa mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari -
hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.

II. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari - hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.

III. Indikator
3.4.1 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang Melibatkan penjumlahan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.2 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan pengurangan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.3 Melakukan pengurangan dua bilangan dengan hasil maksimal 20
dengan teknik tanpa menyimpan dengan bantuan benda konkret.

7
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu memecahkan masalah sehari - hari yang melibatkan
penjumlahan dua bilangan dengan hasil maksimal 20 dengan teknik tanpa
menyimpan dengan bantuan benda konkret.
b. Siswa mampu mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan
pengurangan (bilangan 11 sampai dengan 20).
c. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
d. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
sehari - hari yang melibatkan pengurangan.
Karakter siswa yang diharapkan
a. Cermat
b. Aktif
c. Kreatif
d. Sopan dan santun

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


a. Bagi guru
- Dalam proses perbaikan, guru diminta untuk lebih jeli dalam
menganalisis apa yang menjadi penghambat dalam proses
pembelajaran yang diberikan sehingga guru menjadi lebih terlatih dan
lebih berpengalaman dalam menghadapi permasalahan yang dialami
saat proses pembelajaran yang diberikan. Hal ini akan meningkatkan
kemampuan guru baik dalam segi pengajaran maupun dalam segi
pengetahuan yang diperoleh;
- Meningkatkan pengalaman guru sehingga dapat terus memperbaiki
kualitas belajar mengajar sehingga bisa saling bantu terhadap guru
yang lain dan mampi meningkatkan kualitas Pendidikan disekolah
tersebut
b. Bagi siswa
- Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih mudah

8
menangkap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru
- Meningkatkan hasil belajar siswa

VI Materi Ajar
Penjumlahan dan pegurangan sampai 20

VII METODE PEMBELAJARAN


a. Tanya jawab
b. Ceramah
VIII LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
7. Kegiatan Pembuka
- Berdo’a
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
8. Kegiatan Inti
- Menjelaskan jika penjumlahan ditandai dengan lambang (+) dan
pengurangan dengan lambang (-)
- Mengajarkan Kepada siswa cara menghitung mengunakan jari
dan benda – benda sekitar
- Menunjukkan gambar yang terbuat dari rautan pensil, menghitung
rautan pensil yang ada pada gambar, menambahkan rautan pensil
jika melakukan penjumlahan dan sebaliknya pada saat melakukan
pengurangan
- Memberikan soal pengurangan dan penjumlahan
- Belajar menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan pengurangan
- Evaluasi
- Membahas kembali soal yang diberikan
9. Kegiatan Penutup
- Bertanya jawab tentang soal yang diberikan
- Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah
- Refleksi
- Do’a
- Salam penutup

9
IX ALAT DAN SUMBER BELAJAR
a. Buku Pedoman Guru Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
b. Buku Siswa Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
c. HP Android
d. Media gambar dari rautan pensil

X PENILAIAN
1. Teknik Penilaian tertulis
2. Bentuk Instrumen Essay
3. Contoh instrument
Hitunglah penjumlahan dan pengurangan berikut :
5+5=
6+3=
10 + 2 =
11 – 5 =
17 – 12 =

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 2 Jaya Karet Guru Wali Kelas I

SURIANSYAH, S.Pd SUMIATUN


NIP.19640305 1984081001 NIM :858159451

10
RPP SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SDN 2 Jayakaret


Mata Pelajaran : Matematika
Materi : Tema 3 Kegiatanku
Menyelesaikan soal cerita
penjumlahan dan
pengurangan
Kelas / Semester : I/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

II. Standar Kompetensi


3. Siswa mampu menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan yang
melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari -
hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.

II. Kompetensi Dasar (KD)


3.4 Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan
yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan
sehari - hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan.

III. Indikator
3.4.1 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang Melibatkan penjumlahan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.2 Mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan pengurangan
(bilangan 11 sampai dengan 20).
3.4.3 Melakukan pengurangan dua bilangan dengan hasil maksimal 20
dengan teknik tanpa menyimpan dengan bantuan benda konkret.

11
IV. Tujuan Pembelajaran
a. Siswa mampu memecahkan masalah sehari - hari yang melibatkan
penjumlahan dua bilangan dengan hasil maksimal 20 dengan teknik tanpa
menyimpan dengan bantuan benda konkret.
b. Siswa mampu mengidentifikasi masalah sehari - hari yang melibatkan
pengurangan (bilangan 11 sampai dengan 20).
c. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
d. Dengan mengerjakan soal cerita siswa mampu menyelesaikan masalah
sehari - hari yang melibatkan pengurangan.
Karakter siswa yang diharapkan
e. Cermat
f. Aktif
g. Kreatif
h. Sopan dan santun
i. Kerjasama dan saling menghargai

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


a. Bagi guru
- Dalam proses perbaikan, guru diminta untuk lebih jeli dalam
menganalisis apa yang menjadi penghambat dalam proses
pembelajaran yang diberikan sehingga guru menjadi lebih terlatih dan
lebih berpengalaman dalam menghadapi permasalahan yang dialami
saat proses pembelajaran yang diberikan. Hal ini akan meningkatkan
kemampuan guru baik dalam segi pengajaran maupun dalam segi
pengetahuan yang diperoleh;
- Meningkatkan pengalaman guru sehingga dapat terus memperbaiki
kualitas belajar mengajar sehingga bisa saling bantu terhadap guru
yang lain dan mampi meningkatkan kualitas Pendidikan disekolah
tersebut

12
b. Bagi siswa
- Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih mudah
menangkap materi pembelajaran yang diberikan oleh guru
- Meningkatkan hasil belajar siswa

VI Materi Ajar
Penjumlahan dan pegurangan sampai 20

VII METODE PEMBELAJARAN


a. Tanya jawab
b. Ceramah
c. Diskusi
d. Demonstrasi

VIII LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN


10. Kegiatan Pembuka
- Berdo’a
- Menyanyikan lagu Indonesia Raya
- Memberikan pertanyaan seputar materi seperti menanyakan angka
berapa kemudian lambang apa dan mengajak menghitung
bersama kemudian mengaitkan dengan kegiatan sehari – hari
yang sering dilakukan oleh siswa.
11. Kegiatan Inti
- Menjelaskan kembali mengenai bagaimana cara menjumlah dan
mengurang
- Memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dengan cara
menyimpan dan pengurangan dengan cara meminjam
- Menyelesaikan contoh soal tersebut dengan menggunakan media
gambar dari rautan pensil, yakni menambahkan rautan pensil saat
harus menjumlah dan mengurangi rautan pensil saat harus
mengurang
- Membagikan media yang telah dibuat berlebih untuk siswa dan

13
meminta siswa untuk memperagakan cara menjumlah dan
mengurang dengan menggunakan media tersebut.
- Membagi siswa menjadi 4 kelompok
- Memberikan soal kepada masing – masing kelompok yang berisi
soal cerita, kemudian menyelesaikan soal cerita penjumlahan dan
pengurangan tersebut secara berkelompok
- Menampilkan hasil yang diperoleh kedepan kelas
- Membahas hasil yang diperoleh bersama kelompok yang lain
- Evaluasi
12. Kegiatan Penutup
- Bertanya jawab tentang soal yang telah dikerjakan secara
berkelompok tersebut
- Memberikan tugas untuk dikerjakan dirumah
- Refleksi
- Do’a
- Salam penutup

IX ALAT DAN SUMBER BELAJAR


a. Buku Pedoman Guru Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
b. Buku Siswa Tema : Kegiatanku Kelas 1 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev.2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013 Rev.2017).
c. HP Android
d. Media gambar dari rautan pensil

X PENILAIAN
1. Teknik Penilaian tertulis
2. Bentuk Instrumen Essay
3. Contoh instrument

14
a. Adi membeli 10 buah manga dipasar, kemudian Adi memberikan 3
buah manga kepada Rangga, berapakah sisa buah mangga yang
dimiliki Adi?
b. Ibu membuat 8 mangkuk bubur, kemudian ayah membawa 7
mangkuk bubur yang diperoleh ayah dari masjid. Berapakah jumlah
bubur yang dimiliki ibu?

Mengetahui,
Kepala Sekolah SDN 2 Jaya Karet Guru Wali Kelas I

SURIANSYAH, S.Pd SUMIATUN


NIP.19640305 1984081001 NIM : 858159451

15
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI SIKLUS I PKP

NAMA MAHASISWA : SUMIATUN


NIM : 858159451
MATAPELAJARAN/TEMA : MATEMATIKA
KELOMPOK/KELAS : I (Satu)
TUJUAN PEMBELAJARAN : Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa Kelas I SDN 2 Jaya
Karet Mata Pelajaran Matematika
Materi Penjumlahan Pengurangan
sampai 20 dengan menggunakan
media gambar dari rautan pensil.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE :1
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN 2 Jaya Karet
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 2 Jaya Karet
UPBJJ-UT : Palangkaraya
KESESUAIAN DENGAN
ASPEK YANG DIAMATI RPP* SARAN/HASIL
DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI

A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL

1. Memotivasi √ 1. Guru sudah memberi


motivasi kepada siswa.
2. Memberi acuan √
2. Guru sudah

16
3. Melakukan apersepsi √ menyampaikan tujuan
pembelajran tetapi masih
belum terfokus.
3. Guru belum melakukan
apersepsi.

B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI

1. Penjelasan konsep/ materi/ √ 1. Guru sudah memberikan


contoh/ ilustrasi contoh materi pelajaran.
2. Guru belum memberikan
2. Pemberian penguatan √ penguatan kepada siswa.
3. Guru belum mengguna-
3. Penggunaan media √
kan media secara optimal.
4. Pemberian tugas/latihan √ 4. Guru belum memberikan
tugas secara terperinci.
5. Umpan balik √
5. Guru belum
melakukan umpan
C. KEGIATAN PENUTUP balik.
C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum √ 1. Guru sudah memberi
materi untuk dirangkum.
2. Evaluasi √
2. Guru sudah mengadakan
3. Pemberian tugas √ evaluasi tapi belum
sempurna.
3. Guru belum memberikan
tugas.

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN / HASIL
DIAMATI TIDAK DISKUSI / REFLEKSI
PANTAS
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Dalam berpakaian guru
sudah terlihat rapi.

17
2. Alas kaki yang digunakan √ Guru sudah menggunakan
alas kaki dengan sopan.
3. Ekspresi / mimik wajah √ Ekspresi muka, guru terlihat
santai dan ekpresif.

KEPANTASAN SARAN/ HASIL


PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat √ Guru sudah bersikap baik.
berdiri
5. Bahasa yang digunakan √ Guru sudah menggunakan
Bahasa yang baik.

Sampit, 11 Mei 2022


Pendamping, Mahasiswa

NOORVITA INDRIYANI SUMIYATUN


NIP. - NIM 858159451

18
LEMBAR OBSERVASI SIMULASI SIKLUS II PKP

NAMA MAHASISWA : SUMIATUN


NIM : 858159451
MATAPELAJARAN/TEMA : Matematika / Tema 4
KELOMPOK/KELAS : I (Satu)
TUJUAN PEMBELAJARAN : Untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar siswa Kelas I SDN 2 Jaya
Karet Mata Pelajaran Matematika
Materi Penjumlahan Pengurangan
sampai 20 dengan menggunakan
media gambar dari rautan pensil.
MENGACU PADA RPPH/RPP KE :2
TEMPAT MAHASISWA MENGAJAR : SDN 2 Jaya Karet
TEMPAT BEKERJA PENDAMPING : SDN 2 Jaya Karet
UPBJJ-UT : Palangkaraya
KESESUAIAN DENGAN
ASPEK YANG DIAMATI RPP* SARAN/HASIL
DISKUSI/REFLEKSI
SESUAI TIDAK
SESUAI

A. KEGIATAN A. KEGIATAN
PENDAHULUAN/AWAL PENDAHULUAN/AWAL

1. Memotivasi √ 1.Guru sudah memberi


motivasi kepada siswa.
2. Memberi acuan √
2. Guru sudah menyam-

19
3. Melakukan apersepsi √ paikan tujuan pembelajran
tetapi masih belum
terfokus.
3. Guru belum melakukan
apersepsi.

B. KEGIATAN INTI B. KEGIATAN INTI

1. Penjelasan konsep/ materi/ √ 4. Guru sudah memberikan


contoh/ ilustrasi contoh materi pelajaran.
5. Guru sudah memberikan
2. Pemberian penguatan √ penguatan kepada siswa.
6. Guru sudah mengguna-
3. Penggunaan media √
kan media secara optimal.
4. Pemberian tugas/latihan √ 7. Guru sudah memberikan
tugas secara terperinci.
5. Umpan balik √
8. Guru belum melakukan
umpan balik.
C. KEGIATAN PENUTUP C. KEGIATAN PENUTUP
1. Meringkas/Merangkum √ 9. Guru sudah memberi
materi untuk dirangkum.
2. Evaluasi √
10. Guru sudah mengadakan
3. Pemberian tugas √ evaluasi tapi belum
sempurna.
11. Guru sudah memberikan
tugas.

KEPANTASAN
PENAMPILAN YANG SARAN / HASIL
DIAMATI TIDAK DISKUSI / REFLEKSI
PANTAS
PANTAS
1. Pakaian yang dikenakan √ Dalam berpakaian guru
sudah terlihat rapi.

20
2. Alas kaki yang digunakan √ Guru sudah menggunakan
alas kaki dengan sopan.
3. Ekspresi / mimik wajah √ Ekspresi muka, guru terlihat
santai dan ekpresif.

KEPANTASAN SARAN/ HASIL


PANTAS TIDAK DISKUSI/REFLEKSI
PANTAS
4. Sikap/gerak tubuh saat √ Guru sudah bersikap baik.
berdiri
5. Bahasa yang digunakan √ Guru sudah menggunakan
Bahasa yang baik.

Sampit, 23 Mei 2022


Pendamping, Mahasiswa

NOORVITA INDRIYANI SUMIATUN


NIP. - NIM 858159451

21
Lampiran 5
JURNAL BIMBINGAN PKP 2022

Nama mahasiswa : SUMIATUN


NIM : 858159451
Tempat Mengajar : SDN 2 Jaya Karet
Judul Pembelajaran : Matematika Penjumlahan dan Pengurangan
sampai 20
NO Hari / Kegiatan Hasil Tindak Bukti
Tanggal pembelajaran Komentar lanjut pembimbingan
1. 12/05/2022 Konsultasi Tidak perlu Kolom nama
mengenai diisi atau boleh dikosongkan
lampiran awal dikosongkan
pada bagian
nama kepala
UPBJJ

2. 13/05/2022 Konsultasi Sudah bagus, Memperbaiki


mengenai BAB I hanya awal
- III penulisan paragraph
setiap awal agar lebih
paragraph menjorok
harus kedalam
diperbaiki

22
3. 18/05/2022 Konsultasi Semua sudah Menyusun
mengenai BAB bagus, tinggal dan
IV - V Menyusun mengumpul
laporan saja laporan
sesuai
tanggal yang
ditentukan

23
Lampiran 6
Hasil Pekerjaan Siswa Yang Terbaik dan Terburuk Persiklus

SIKLUS HASIL PEKERJAAN HASIL PEKERJAAN


SISWA TERBAIK SISWA TERBURUK
I

II

24
Lampiran 7.
FORMAT REFLEKSI AWAL UNTUK MENEMUKAN MASALAH
DALAM PKP
No. Hari/ Identifikasi Penyebab Rencana Solusi
Tanggal Masalah
1. 13 April 2022 Kurangnya - Guru tidak meng- - Membuat rencana
hasil belajar gunakan media pembelajaran yang
siswa dalam baru
penyampaian - Membuat media
materi pembelajaran yang
- Metode yang sesuai dan menarik
digunakan kurang - Menggunakan
bervariasi metode yang
bervariasi
2. 27 April 2022 - Guru tidak - Guru terlau focus - Membawa RPP agar
melakukan terhadap perbaikan tidak lupa untuk
apresepsi sehingga lupa mela- melakukan
pada tahap kukan perbaikan apersepsi
pembukaan - Guru terlalu asyik - Mengajak siswa
- Siswa belum menggunakan untuk menggu-
berperan aktif media sehingga nakan media,
dalam pembe- lupa meng-ajak sehingga siswa ikut
lajaran siswa ikut berperan aktif
berinteraksi dalam pembelajaran
3. 17 Mei 2022 Secara garis Semua kekurangan Perbaikan
besar tidak ada pada Siklus I, pembelajaran tahap
masalah yang diperbaiki pada Siklus selanjutnya tidak
terjadi pada II ini dilakukan, namun
Siklus II ini sebagai seorang guru
kita tidak boleh
berhenti untuk
memperbaiki
pembelajaran yang
kita lakukan jika hasil
yang diperoleh siswa
tidak menunjukkan
adanya keberhasilan
dalam proses
pembelajaran tersebut
4. Dan
seterusnya

Masalah yang Penyebab Alasan pemilihan Rencana Solusi

25
dipilih masalah
Kekurang Tidak Tidak mampunya - Mempersiapkan
mampuan siswa digunakannya siswa menerima media yang
dalam media dan metode pembelajaran menarik dan sesuai
mengerjakan soal yang menarik dengan baik materi yang akan
pengurangan, perhatian siswa merupakan disampaikan
sehingga kegagalan terbesar - Penggunaan
memperoleh hasil guru dalam metode yang
yangtidak sesuai pembelajaran bervariasi sesuai
dengan yang dengan media yang
diharapkan digunakan serta
keadaan siswa

Rumusan Masalah Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Apakah dengan menggunakan Tujuan dari penelitian yang dilakukan
media gambar dari rautan pensil, di Kelas I SDN 2 Jaya karet ini adalah :
siswa Kelas I SDN 2 Jaya Karet Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
mengalami peningkatan dalam hasil siswa Kelas I SDN 2 Jaya Karet Mata
belajar pada Mata Pelajaran Pelajaran Matematika Materi Penjumlahan
Matematika Materi Penjumlahan Pengurangan sampai 20 dengan
Pengurangan sampai 20? menggunakan media gambar dari rautan
pensil.

B.

26

Anda mungkin juga menyukai