Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia
sumber daya manusia di suatu organisasi dengan mempertimbangkan tujuan strategis dan
visi perusahaan. MSDM strategis berfokus pada bagaimana sumber daya manusia dapat
menjadi aset yang berharga dalam mencapai tujuan jangka panjang dan keberlanjutan
perusahaan. Berikut adalah beberapa dasar MSDM strategis:
4. Pengukuran Kinerja: Kinerja MSDM harus diukur dan dievaluasi secara teratur untuk
memastikan bahwa strategi ini efektif. Ini mencakup penggunaan metrik seperti tingkat
retensi karyawan, produktivitas, kepuasan karyawan, dan lainnya.
6. Budaya Organisasi: Dasar MSDM strategis juga menggarisbawahi peran budaya organisasi
dalam menciptakan lingkungan kerja yang mendukung visi dan nilai-nilai perusahaan. Ini
melibatkan pembentukan budaya yang memotivasi, inovatif, dan berorientasi pada prestasi.
7. Fleksibilitas dan Adaptasi: Organisasi harus bersifat fleksibel dan mampu beradaptasi
dengan perubahan eksternal yang cepat. Ini berarti bahwa strategi MSDM harus dapat
berubah sesuai dengan tuntutan pasar dan lingkungan bisnis yang berubah.
Sehingga hal ini justru menimbulkan plus dan minus dari masing2 perubahan yang ada.
1) Konflik Antara Organisasi yang Bergabung: Ketika dua atau lebih organisasi bergabung,
perbedaan budaya organisasi mereka dapat menjadi sumber konflik yang berkepanjangan.
Ini dapat merusak kinerja organisasi yang baru terbentuk. Penting untuk mengelola konflik
dengan bijak dan menciptakan budaya yang inklusif.
2) Hambatan Terhadap Perubahan: Ada situasi di mana organisasi memiliki budaya yang
menghalangi kemampuannya untuk berubah dan bersaing dengan efektif. Ini bisa menjadi
tantangan serius karena mungkin diperlukan perubahan signifikan untuk tetap relevan di
pasar yang berubah cepat.
Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi kebutuhan akan perubahan budaya
organisasi sejak awal dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memfasilitasi
perubahan tersebut. Ini mungkin melibatkan perencanaan strategis, komunikasi yang
efektif, pelatihan, dan pengembangan karyawan, serta dukungan dari kepemimpinan dan
pemangku kepentingan utama lainnya. Perubahan budaya organisasi yang sukses dapat
membantu organisasi tetap relevan, kompetitif, dan responsif terhadap perubahan
lingkungan eksternal dan internal.
1) Culture of Denial (Pengingkaran): Ini terjadi ketika anggota organisasi menganggap bahwa
perubahan budaya hanyalah retorika atau tidak akan benar-benar terjadi. Mereka mungkin
merasa bahwa komitmen organisasi terhadap perubahan hanya kosmetik dan tidak tulus.
3) Culture of Cynicism (Sinisme): Sinisme muncul ketika anggota organisasi merasa bahwa
perubahan budaya hanya untuk kepentingan tertentu atau sebagai upaya manipulatif dari
pihak manajemen. Mereka mungkin meragukan integritas dan niat dari perubahan tersebut.