Lapenkop Kode Etik
Lapenkop Kode Etik
kode
Koperasi wajib, melakukan pendidikan dan meningkatkan kecerdasan para anggotanya, tidak
hanya sekedar kecerdasan berpikir, tetapi juga kecerdasan berusaha, untuk semakin
meningkatkan kekuatan koperasi itu sendiri. Semangat !!! Salam pemberdayaan !!! Pluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.02 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
LEMBAR KASUS
Lembar Kasus Kasus 1 : Peserta di dalam pelatihan mengharapkan diberi ceramah tentang
bagaimana mengelola koperasi dan kiat-kiat dalam memecahkan permasalahan yang mereka
hadapi. Para peserta cenderung lebih banyak bertanya dan mengharapkan jawaban yang panjang
dan terperinci dari Anda, ketimbang mengemukakan pendapat mereka sendiri. • Bagaimana
reaksi Anda ketika menghadapi situasi seperti ini ? • Apa yang seharusnya Anda lakukan agar
peserta terlibat dalam diskusi ? Kasus 2 : Anda baru saja selesai menerangkan tentang 7 prinsip
koperasi kepada peserta. Kini, Anda meminta mereka untuk memberikan contoh-contoh dari arti
prinsip-prinsip itu. Namun tampaknya mereka tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan
tersebut. • Kira-kira, apa penyebab peserta tidak tertarik untuk menjawabnya ? • Apa yang
seharusnya Anda lakukan agar peserta terdorong untuk memberikan contoh-contoh ? Kasus 3 :
Beberapa orang peserta mendominasi diskusi. Sebagian besar peserta lainnya tampak agak malu
untuk mengemukakan pendapat mereka. Apa yang seharusnya Anda lakukan agar dapat : •
Membatasi pembicara yang dominan itu ? • Mendorong para peserta yang ”diam” agar dapat
lebih aktif dalam diskusi ? pluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.47 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
RAKORNAS LAPENKOP - DEKOPIN Mengurai Masalah, Mencari Solusi dan Bahas Isu
Pendidikan Koperasi Lembaga Pendidikan Perkoperasian (LAPENKOP) Dekopin menggelar
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk membahas issue-issue strategis, terkait dengan
berbagai masalah perkoperasian, terutama dalam penyelarasan pada pemberlakuan Undang-
undang Perkoperasian yang baru. Dalam pembahasan itu pula LAPENKOP yang merupakan unit
lembaga pelayanan pendidikan DEKOPIN ini, juga secara non formal melakukan diskusi
perkembangan di setiap LAPENKOP Wilayah. Acara RAKORNAS diselenggarakan di
Bandung, dari tanggal 24-26 Juni 2013. RAKORNAS kali ini di hadiri oleh 30 utusan
LAPENKOP Wilayah dari 30 Provinsi, seharusnya dihadiri oleh 32 LAPENKOP Wilayah,
namun karena 2 Wilayah berhalangan hadir, karena bertepatan dengan kegiatan di wilayah
mereka, diantaranya Pameran menyambut HARKOP Ke-66, turut hadir dalam acara tersebut,
yang juga sekaligus membuka acara adalah Wakil Ketua Umum Dekopin, Bidang
Pengembangan SDM dan Pengkajian : Bpk. Bangun Surartono, beliau juga menyampaikan
bahwa LAPENKOP harus terus berbenah, untuk lebih meningkatkan perannya dalam
mendukung pelayanan DEKOPIN terhadap gerakan koperasi, sebab jika tidak mempersiapkan
diri, tentu akan menjadi dilemma di kemudian hari. Pesan tersebut Beliau sampaikan tidak hanya
kepada para peserta yang hadir, tetapi juga yang kali ini berhalangan menghadiri acara
RAKORNAS ini. Pada sesi berikutnya kesempatan juga, diberikan kepada masing-masing
LAPENKOP wilayah untuk memberikan laporan dan gambaran kondisi terkini di wilayah
mereka masing-masing, termasuk pelaksanaan program pada masing-masing Lapenkopwil dan
sosialisasi bahan belajar bimbingan teknis rapat anggota. Beberapa Wilayah memaparkan
Keterkaitan program Lapenkop dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Tidak
hanya itu, Pada sesi lainnya dari Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), terkait
pendidikan perkoperasian, yaitu, Bpk Sukmahaji, membekali para peserta dengan memberikan
penjelasan perbedaan Akuntansi PSAK 27; tentang Akuntansi Koperasi, dan belum jelasnya
Pedoman akuntansi versi ETAP yang sesuai dengan UU No. 17 tentang perkoperasian. Pada
Sessi selanjutnya, Bpk Sularso di damping oleh Bpk Husni Rasyad, juga melakukan diskusi
mendalam tentang Kelebihan dan kekurangan Undang-undang perkoperasian dalam sisrtem
ekonomi kita ini, yang sudah di sahkan dan diberlakukan, mau tidak mau kalangan koperasi dan
gerakan koperasi harus siap melaksanakannya. Pada sessi penutup, Bpk Abdul Wahab juga
memberikan dorongan motivasi terkait Undang-undang perkoperasian yang baru, agar
LAPENKOP juga mampu mengembangkan ide-ide brilliant lainnya, yang mampu mendorong
percepatan peningkatan kualitas koperasi dalam hal ini gerakan koperasi pada khususnya “di
Indonesia”. Baik dalam hal penyelenggaraan pendidikan berbasis koperasi dan kompetensi,
sehingga layak pakai dan layak jual. Kesimpulan dalam RAKORNAS tersebut adalah : 1.
Berkaitan dengan Pemberlakuan UU No. 17 Tahun 2013, maka LAPENKOP sebagai Lembaga
Pendidikan yang bergerak di bidang Perkoperasian diharapkan: a. Memberikan sosialisasi
tentang UU No. 17 tahun 2012, tentang Perkoperasian secara tegas tetapi Bijaksana. Sedapat
mungkin mencegah agar gerakan koperasi tidak panik dalam menerima dan mengimplementasi
UU tersebut b. Menyempurnakan kurikulum dan Modul agar sesuai dengan UU No 17 tahun
2012. c. Mempersiapkan terbentuknya LSP (Lembaga sertifikasi profesi) untuk mengantisipasi
pelaksanaan diklat–diklat perkoperasian yang berbasis kompetensi. d. Mendata Pemandu
Potensial yang memungkinkan menjadi fasilitator kompeten. e. Memberikan masukan kepada
Pimpinan DEKOPIN, sekaitan dengan penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah dan dan
Peraturan Menteri sebagai penjabaran dari Pelaksanaan UU Perkoperasian yang baru khususnya
yang sekaitan dengan Pendidikan 2. Berkaitan dengan telah dicabutnya PSAK 27; tentang
Akuntansi Koperasi, dan belum jelasnya Pedoman akuntansi versi ETAP yang sesuai dengan UU
No. 17 tentang perkoperasian, maka LAPENKOP perlu: a. Menginventarisasi secara keseluruhan
aspek dalam UU No. 17 tentang perkoperasian yang berimplikasi pada perubahan formula dan
penyajian laporan keuangan koperasi b. Menyusun kembali Modul Akuntansi Koperasi versi
ETAP yang sesuai dengan UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian… c. Perlu menegaskan
bahwa Laporan Keuangan Koperasi versi ETAP, hanya meliputi 4 aspek, meliputi: Neraca, PHU,
Arus Kas dan Perubahan Modal. Tidak wajib disajikan tentang Laporana promosi ekonomi
anggota d. Finalisasi Modul Akuntansi oleh LAPENKOP sebaiknya menunggu Permen yang
baru yang sesuai dengan UU No 17. Tahun 2012 3. Jaringan LAPENKOP di wilayah dan Daerah
yang memiliki Modul selain dari LAPENKOP nasional agar melaporkan dan mengirimkan ke
LAPENKOPNAS untuk diadopsi, dikembangkan dan jika perlu difinalisasi menjadi modul baru
4. Mempersilahkan kepada seluruh jaringan LAPENKOP dan stakeholders LAPENKOP agar
memberikan evaluasi tentang program dan produk LAPENKOP dan disampaikan ke
LAPENKOP NASIONAL untuk ditindaklanjuti 5. LAPENKOP diminta untuk mengkaji kembali
Ortug No.10 tahun 2002, tentang LAPENKOP dan selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan
DEKOPIN untuk dikaji 6. Perlu LAPENKOP membuat dan menetapkan program unggulan yang
layak jual.
Jatinangor, 26 Juni 2013 thipluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 01.44 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
RAKERNAS DEKOPIN 2013 DI BATAM Wakil Ketua MPR RI Hj. Melani Leimena Suharli
sekaligus anggota Dewan Penasehat Dekopin hadir dan memberikan sambutan dalam acara
Rakernas Dekopin Tahun 2013 di Batam. Hadir pula dalam acara itu adalah Ketua Umum
Dekopin H.A.M Nurdin Halid, Deputi I Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Setyo
Heriyanto, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kepri, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Majelis
Pakar Dekopin, lembaga teknis Dekopin, serta utusan Dekopinwil seluruh Indonesia. Ketua
Umum Dekopin H.A.M Nurdin Halid membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Dekopin
2013, di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, (27 Februari-1 Maret 2013). Gelar Rakernas
merupakan kali pertama penyelenggaraannya pada tahun ini. Ada beberapa pokok persoalan
menurut Nurdin yang menjadi tantangan ke depan, diantaranya pemberlakuan UU No. 17 tentang
perkoperasian sebagai amanat pembinaan kepada insan perkoperasian. Untuk itu, Nurdin
menekankan perlunya daerah memberikan perlindungan kepada koperasi di daerahnya. Berbagai
dukungan kebijakan daerah sampai pada penyaluran dana APBD yang sejalan dengan gerakan
koperasi, menjadi salah satu cara bentuk dukungan dalam memberdayakan koperasi di daerah.
“Dalam UU No. 17 seharusnya tidak lagi menciptakan kegamangan. Undang-undang itu
mengamanatkan setiap daerah memberikan perlindungan kepada koperasi, jadi jangan ragu lagi
untuk memberikan dukungan kepada koperasi,” terang Nurdin. Hal lain yang juga menjadi
perhatian gerakan koperasi kini ialah pembahasan rancangan udang-undang perdagangan yang
kini dibahas legislative. Dalam draft pembahasan RUU tersebut tidak menyebut koperasi sebagai
pelaku perekonomian bangsa yang memiliki hak sama dalam menggerakan roda perekonomian.
(Adm)
Sumber : http://www.mpr.go.id/berita/read/2013/03/08/11706/rakernas-dekopin-2013-di-batam
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.29 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
DPR pertanyakan pemblokiran anggaran Dekopin Rabu, 29 Mei 2013 23:28 WIB | 712 Views
Jakarta (ANTARA News) - Komisi VI DPR RI mempertanyakan sebab pemblokiran anggaran
Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dalam APBN 2013 oleh Kementerian Keuangan
(Kemenkeu). "Komisi VI akan mempertanyakan mengapa Kemenkeu memblokir anggaran
Dekopin," kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima di Jakarta, Rabu, dalam Rapat Kerja dengan
Menteri Koperasi dan UKM serta Dekopin. Pemblokiran anggaran tersebut dinilai menghambat
kinerja dewan koperasi tersebut, terutama dalam fungsinya untuk melakukan pembinaan dan
advokasi bagi koperasi di Tanah Air. Sumber : http://www.antaranews.com/berita/377376/dpr-
pertanyakan-pemblokiran-anggaran-dekopin
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.35 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Keteladanan Bung Hatta "Bapak Koperasi Indonesia", diantaranya adalah sederhana dan jujur,
yang perlu dicontoh oleh para pemimpin negeri ini dan para kalangan generasi muda penerus
bangsa. Sayangnya, saat ini banyak para pemimpin sekarang, lebih bersifat hedonis dan
materialistis, khususnya dalam menanggapi perekonomian saat ini. Tetap semangat... Salam
pemberdayaan!!!
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.02 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
AIR PUTIH ITU PENTING. Apakah Anda termasuk salah satu pemandu?. nah kalau iya,
simaklah sedikit info tentang kesehatan dan jaga stamina, karena yang satu ini adalah salah satu
yang pantas dan harus kita perhatikan. Sayangi Ginjal yang ada di dalam tubuh Anda! dan inilah
tips berikut tentang Ginjal yang sehat: 1. Minum 1-2 gelas air putih saat bangun tidur, dapat
ditambah perasan jeruk nipis (mengandung asam citrat yang dapat menghambat pembentukan
batu kalsium) tanpa gula. 2. Bagi peminum teh, batasi 2 gelas/hari, karena teh mengandung
oksalat (mineral pembentuk batu kalsium oksalat). 3. Bagi peminum kopi, imbangi dengan
minum lebih banyak air putih karena kopi merangsang pengeluaran urin, sehingga kita perlu
mengganti cairan yang keluar. 4. Bagi yang pernah memiliki batu ginjal/ saluran kemih, batasi
asupan protein < 50 gram/hari. 5. Jangan tunggu haus untuk minum air putih. Rasa haus
merupakan tanda tubuh seudah mengalami dehidrasi ringan. 6. Sebelum tidur minumlah segelas
air putih. 7. Apalagi saat Anda memanadu, itu penting asupan dan air yang bersih dan sehat,
minimlah satu teguk saat Anda sedang berada di depan peserta pelatihan/pendidikan. Ingat, jaga
kesehatan, kesehatan itu kadang lebih mahal dari apa yang kita cari. Thipluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.47 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 23.04 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Berikut adalah sedikit kupasan tentang Undang-undang perkoperasian yang baru, paling tidak
ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan gerakan
koperasi :
Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA).
Kedua, mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian koperasi harus
melalui akta otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan anggaran dasar merupakan
wewenang dan tanggungjawab Menteri.
Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal awal
Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal Koperasi terdiri dari setoran
pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selisih hasil usaha, yang meliputi
surplus hasil usaha dan defisit hasil usaha, pengaturannya dipertegas dengan kewajiban
penyisihan kecadangan modal, serta pembagian kepada yang berhak.
Keempat, ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan maupun
penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman
kepada anggota. Koperasi Simpan Pinjam harus berorientasi pada pelayanan pada anggota,
sehingga tidak lagi dapat disalahgunakan pemodal yang berbisnis dengan badan hukum koperasi.
Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib berubah menjadi KSP yang
merupakan badan hukum koperasi tersendiri.
Selain itu, untuk menjamin simpanan anggota KSP diwajibkan menjaminkan simpanan anggota.
Dalam kaitan ini pemerintah diamanatkan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Anggota
Koperasi Simpan Pinjam (LPS - KSP) melalui Peraturan Pemerintah (PP). Hal ini dimaksudkan
sebagai bentuk keberpihakan pemerintah yang sangat fundamental dalam pemberdayaan
koperasi, sehingga koperasi dapat meningkatkan kepercayaan anggota untuk menyimpan
dananya di koperasi. Pemerintah juga memberi peluang berkembangnya koperasi dengan pola
syariah yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan. Dalam kaitan
ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas Koperasi Simpan
Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui peraturan pemerintah. Hal
tersebut dilakukan pemerintah, merupakan upaya nyata agar KSP benar-benar menjadi Koperasi
yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, dan sebagai entitas bisnis yang dapat dipercaya dan
sejajar dengan entitas bisnis lainnya yang telah maju dan berkembang dengan pesat dan
profesional.
Keenam, dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu
lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana
pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti. Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) akan
dapat sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu
Koperasi dan anggotanya. Agar masyarakat dan gerakan koperasi nasional segera memahami
dan mengerti terhadap hasil reyisi Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 menjadi Undang-
undang Perkoperasian terbaru nomor 17 tahun 2012, maka berbagai pihak diharapkan dapat
menyelaraskan dan menginformasikan serta mensosialisakan undang-undang baru ini, dengan
harapan koperasi kedepan mampu berdaya saing, serta mampu berperan dengan sektor lainnya
dalam sistem perekonomian Indonesai.
Admin : Pluks.
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.40 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengeluarkan logo baru per tanggal
25 Mei 2012. Logonya menganut gaya logo modern yang lebih simple dengan warna
kalem. Logo yang baru lebih terlihat elegan dan modern. Perubahan lambang/logo
Koperasi Indonesia didasarkan pada Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang
Perubahan Lambang/logo Koperasi Indonesia. Keputusan ini kemudian ditindaklanjuti
Menteri Koperasi dan UKM dengan Menerbitkan. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia.
Logo yang baru ini sudah meninggalkan bentuk-bentuk logo lama jaman dulu seperti
bentuk bundar, unsur padi dan kapas, rantai, gerigi, pita, dan sebagainya. Akan tetapi
logo yang baru ini tidak meninggalkan makna yang dibawa dari logo terdahulu. Berikut
sandingan logo Koperasi yang baru dengan yang lama.
No Lambang Arti
Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya
Gerigi roda/
1 orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota
gigi roda
dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang
kokoh. Bahwa anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik
Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi bersahabat,
Rantai (di bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama
2
sebelah kiri) anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran
Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi. Dengan
bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan
Kapas akan mudah diperoleh.
Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat
Kapas dan
secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai
Padi (di
3 bahan dasar sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar
sebelah
pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-
kanan)
sejahtera jika cukup sandang dan pangan.
Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya
menjadi simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil
4 Timbangan dan seimbang antara "Rantai" dan "Padi-Kapas", antara
"Kewajiban" dan "Hak". Dan yang menyeimbangkan itu adalah
Bintang dalam Perisai.
Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan
landasan idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik
Bintang dalam
5 adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan
perisai
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa
berarti "tubuh", dan Bintang bisa diartikan "Hati".
Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan
wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon
Pohon
6 disebut kayu (dari bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan).
Beringin
Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup
yang harus dijunjung tinggi.
Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia,
Koperasi bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa
7
Indonesia perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa
Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
Warna Merah Warna merah dan putih yang menjadi background logo
8
Putih menggambarkan sifat nasional Indonesia.
Sumber
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 02/Per/M.KUKM/IV/2012
Tanggal : 17 April 2012
Tentang : Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 00.58 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan manfaat
bagi anggota, dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.
Perlu diperhatikan mereka yang nantinya dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
mempunyai waktu, jujur, mampu, dan mempunyai jiwa pemimpin, agar koperasi yang didirikan
tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal. Dalam kepengurusan koperasi
diupayakan jumlah pengurusnya gasal, hal ini agar dapat mempermudah pengurus koperasi
mengambil putusan secara voting.
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 22.03 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kamis, 29 Desember 2011
PERTUMBUHAN KOPERASI MENGALAMI PENINGKATAN
Menurut Kepala Dinas Koperasi Nusa Tenggara Timur Paulus R. Tadung, saat ditemui
di ruang kerjanya pagi tadi (6/12) bahwa pertumbuhan koperasi di NTT selalu
mengalami peningkatan mulai dari mutu dan jumlahnya di NTT, walaupun stimulannya
terhadap masyarakat kecil tapi perkembangan koperasi sangat pesat dan diperkirakan
setiap tahun hampir 200 koperasi mendaftar tetapi yang mendapat stimulan hanya 50
koperasi.
Dikatakan lebih lanjut bahwa perkembangan koperasi di NTT lebih banyak di daratan
Flores dan urutan ke-2 adalah daratan Timor yang mayoritasnya di Kota Kupang dan
Kabupaten Kupang. Setelah itu diikuti kabupaten Alor, Rote dan lain-lain.
Sedangkan yang paling terbelakang adalah Sumba Tengah dan Sumba Barat। Kata
Tadung kepada wartawan Suryainside.com, Tadung juga mengatakan bahwa pada
tahun 2012 nanti untuk sementara akan fokus pada pelatihan, stimulan dan membantu
biaya akta notaris karena kalau masyarakat sendiri yang mengurus akta notaris akan
cenderung lebih mahal, tetapi melaui dinas koperasi akan mendapatkan keringanan
harga dengan membangun kerja sama dengan pihak instansi terkait.
Target Kepala Dinas Koperasi NTT adalah 250 Koperasi baru yang akan dibantu Akta
Notaris dengan nilai bantuan Rp। 250 juta. Ketika dikonfirmasi lebih lanjut terkait minat
masyarakat daripada Perbankan dengan koperasi, Tadung mengatakan bahwa pihak
Perbankan sangat sulit membantu masyarakat kecil tetapi koperasi ada untuk
membantu masyarakat tanpa pembedaan kelas sosial, makanya pada tahun 2012 akan
direalisasikan dana sebesar 5 milyar untuk koperasi, namun saat ini masih sedang
dibahas di DPRD provinsi NTT. Tandasnya pada media ini.
(Laurens/Herry)
Sumberberita: http://www.suryainside.com/?
mod=3&idb=1910#.TuNlQumN_30.facebook
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 19.28 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Dari
http://lapenkopwilayahmaluku.blogspot.com/2011/07/pendidikan-anggota-koperas-i-untuk-
100.हटमल
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 22.10 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Berita
TATA CARA
PENDAHULUAN
Dekopin Wilayah adalah organisasi gerakan koperasi yang bertugas menampung, membahas dan menyalurkan
aspirasi gerakan koperasi. selain itu berperan juga dalam mengembangkan jaringan komunikasi dan bisnis, serta
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi anggota
dan masyarakat.
Kualitas SDM adalah salah satu persoalan terbesar yang dihadapi oleh gerakan koperasi di Tanah Air. Ini bisa dilihat
dari rendahnya partisipasi anggota terhadap koperasinya. Indikatornya bisa dilihat dari keterlibatan dan keaktifan
anggota dalam:
Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, maka Rapat Pimpinan DEKOPIN tahun 1995 di Jakarta memutuskan untuk
membentuk lembaga yang khusus menangani pendidikan dan pelatihan , LAPENKOP (Lembaga Pendidikan
Perkoperasian). Lembaga ini adalah lembaga otonom milik gerakan koperasi Indonesia (DEKOPIN)
Dalam bekerjanya, LAPENKOP menggunakan jaringan gerakan koperasi yang sudah ada, yiatu DEKOPIN PUSAT,
DEKOPIN WILAYAH, DEKOPIN DAERAH dan Koperasi Primer. Untuk itu, maka di tingkat pusat dibentuk LAPENKOP
Nasional. Di tingkat Wilayah dibentuk LAPENKOP Wilayah dan di tingkat daerah dibentuk LAPENKOP Daerah.
Kemudian di tingkat wilayah, LAPENKOP memiliki karyawan sendiri berikut pelatih local. Di tingkat daerah,
LAPENKOP memilki karyawan sendiri berikut pemandu local.
LAPNKOP Nasional bertugas merancang kurikulum:membuat bahan, media, dan teknologi belajar:serta
memperkuat jaringan (local dan international). LAPENKOP Wilayah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelatihan pelatih, pendidikan pengurus (pengawas), dan lokakarya. LAPENKOP Daerah bertanggung jawab
penyelanggaraan pendidikan anggota dan lokakarya.
Oleh karena itu,LAPENKOP Nasional , LAPENKOP Wilayah, dan LAPENKOP Daerah adalah suatu gerakan yang utuh
(integral). Keberadaan mereka dengan tugasnya masing-masing saling mendukung dan memperkuat. Dengan
adanya jaringan kerja seperti ini, kita dapat menjangkau sasaran yang lebih luas dalam jumlah yang besar, berbiaya
relative murah dan programnya dapat berkelanjutan.
Dalam menjalankan aksinya, keluarga besar LAPENKOP (dari tingkat nasional sampai daerah) bepedoman kepada
visi, misi, tujuan, strategi program dan budaya kerja yang sama.
(1) Adanya kesediaan gerakan koperasi dan instansi terkait di wilayah untuk menggunakan jasa pendidikan dan
pelatihan LAPENKOP.
(2) DEKOPIN Wilayah bersedia membayar iuran mitra kepada LAPENKOP Nasional yang besarnya disesuaikan tiap
tahun.
(3) Adanya kesepakatan gerakan koperasi untuk mendanai keberlanjutan program LAPENKOP Wilayah.
(4) Memiliki karyawan, minimal 4 orang, terdiri dari:
1 orang kepala.
2 orang pelatih.
1 orang administrasi dan keuangan yang bisa juga difungsikan sebagai pelatih.
Kriterianya adalah:
(5) Memiliki sarana dan pra sarana, kantor seperti berikut ini:
Filling cabinet, lemari arsip, cash box, white board (soft board), over head projector (OHP), dan media
DIKLAT.
(1) Membuat usulan pembentukan LAPENKOP Daerah, ditujukan kepada Pimpinan DEKOPIN Wilayah tembusan
kepada Kepala LAPENKOP Wilayah.
(2) Membuat pemberitahuan lowongan pekerjaan secara terbuka bagi seluruh pemandu di daerahnya.
(3) Memagangkan karyawan LAPENKOP Daerah. Program dan lokasi magang ditetapkan oleh LAPENKOP Wilayah.
(4) Membuat Surat Keputusan Pimpinan DEKOPIN Daerah tentang pengangkatan karyawan LAPENKOP Daerah.
(5) Melangkapi fasilitas kantor berikut bahan dan media belajar LAPENKOP Daerah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh LAPENKOP Nasional.
1) Adanya kesediaan gerakan koperasi dan instansi terkait untuk menggunakan jasa pendidikan dan pelatihan
LAPENKOP.
2) DEKOPIN Daerah bersedia membayar iuran mitra kepada LAPENKOP Wilayah yang besarnya disesuaikan setiap
tahun.
3) Adanya kesepakatan gerakan koperasi di daerah untuk mendanai keberlanjutan program LAPENKOP Daerah.
4) Memiliki karyawan, minimal 3 orang, terdiri dari :
1 orang kepala.
Kriterianya adalah:
Filling cabinet, lemari arsip, cash box, white board (soft board).
a) Peralatan kantor dan Bahan Belajar Pendidikan Anggota, Pelatihan Pemandu dan Pendidikan Pengurus.
Admin
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.33 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Skep
Posting Lama Beranda
Langganan: Entri (Atom)
Linked
LAPENKOP Wilayah maluku
LAPENKOP Wilayah ACEH
DEKOPIN
ICA
http://LPK_JaTim.blogspot.com
http://LPK_JaTeng.blogspot.com
http://LPK_Banten.blogspot.com
http://LPK_DKI.blogspot.com
http://LPK_JaBar.blogspot.com
Kewirausahaan
Tentang Kewirausahaan
Mengenai Saya
LAPENKOP Nasional
Lihat profil lengkapku
Kantor
► 2012 (1)
► 2011 (9)
► 2010 (7)
► 2009 (4)
► 2008 (17)
DEKOPIN
ICA
LOGO LAPENKOP
Lokakarya ERFA .
Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan
Google+ Followers
Langganan
Pos
Semua Komentar
KALENDER 2011
Pelatihan Ritel
Brainstorming
Template Travel. Gambar template oleh centauria. Diberdayakan oleh Blogger.