Anda di halaman 1dari 37

Selamat Datang

kode

Senin, 18 November 2013


HARUSNYA

Koperasi wajib, melakukan pendidikan dan meningkatkan kecerdasan para anggotanya, tidak
hanya sekedar kecerdasan berpikir, tetapi juga kecerdasan berusaha, untuk semakin
meningkatkan kekuatan koperasi itu sendiri. Semangat !!! Salam pemberdayaan !!! Pluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.02 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

LEMBAR KASUS

Lembar Kasus Kasus 1 : Peserta di dalam pelatihan mengharapkan diberi ceramah tentang
bagaimana mengelola koperasi dan kiat-kiat dalam memecahkan permasalahan yang mereka
hadapi. Para peserta cenderung lebih banyak bertanya dan mengharapkan jawaban yang panjang
dan terperinci dari Anda, ketimbang mengemukakan pendapat mereka sendiri. • Bagaimana
reaksi Anda ketika menghadapi situasi seperti ini ? • Apa yang seharusnya Anda lakukan agar
peserta terlibat dalam diskusi ? Kasus 2 : Anda baru saja selesai menerangkan tentang 7 prinsip
koperasi kepada peserta. Kini, Anda meminta mereka untuk memberikan contoh-contoh dari arti
prinsip-prinsip itu. Namun tampaknya mereka tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan
tersebut. • Kira-kira, apa penyebab peserta tidak tertarik untuk menjawabnya ? • Apa yang
seharusnya Anda lakukan agar peserta terdorong untuk memberikan contoh-contoh ? Kasus 3 :
Beberapa orang peserta mendominasi diskusi. Sebagian besar peserta lainnya tampak agak malu
untuk mengemukakan pendapat mereka. Apa yang seharusnya Anda lakukan agar dapat : •
Membatasi pembicara yang dominan itu ? • Mendorong para peserta yang ”diam” agar dapat
lebih aktif dalam diskusi ? pluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.47 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Kamis, 04 Juli 2013


RAKORNAS LAPENKOP - DEKOPIN

RAKORNAS LAPENKOP - DEKOPIN Mengurai Masalah, Mencari Solusi dan Bahas Isu
Pendidikan Koperasi Lembaga Pendidikan Perkoperasian (LAPENKOP) Dekopin menggelar
Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) untuk membahas issue-issue strategis, terkait dengan
berbagai masalah perkoperasian, terutama dalam penyelarasan pada pemberlakuan Undang-
undang Perkoperasian yang baru. Dalam pembahasan itu pula LAPENKOP yang merupakan unit
lembaga pelayanan pendidikan DEKOPIN ini, juga secara non formal melakukan diskusi
perkembangan di setiap LAPENKOP Wilayah. Acara RAKORNAS diselenggarakan di
Bandung, dari tanggal 24-26 Juni 2013. RAKORNAS kali ini di hadiri oleh 30 utusan
LAPENKOP Wilayah dari 30 Provinsi, seharusnya dihadiri oleh 32 LAPENKOP Wilayah,
namun karena 2 Wilayah berhalangan hadir, karena bertepatan dengan kegiatan di wilayah
mereka, diantaranya Pameran menyambut HARKOP Ke-66, turut hadir dalam acara tersebut,
yang juga sekaligus membuka acara adalah Wakil Ketua Umum Dekopin, Bidang
Pengembangan SDM dan Pengkajian : Bpk. Bangun Surartono, beliau juga menyampaikan
bahwa LAPENKOP harus terus berbenah, untuk lebih meningkatkan perannya dalam
mendukung pelayanan DEKOPIN terhadap gerakan koperasi, sebab jika tidak mempersiapkan
diri, tentu akan menjadi dilemma di kemudian hari. Pesan tersebut Beliau sampaikan tidak hanya
kepada para peserta yang hadir, tetapi juga yang kali ini berhalangan menghadiri acara
RAKORNAS ini. Pada sesi berikutnya kesempatan juga, diberikan kepada masing-masing
LAPENKOP wilayah untuk memberikan laporan dan gambaran kondisi terkini di wilayah
mereka masing-masing, termasuk pelaksanaan program pada masing-masing Lapenkopwil dan
sosialisasi bahan belajar bimbingan teknis rapat anggota. Beberapa Wilayah memaparkan
Keterkaitan program Lapenkop dengan pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah. Tidak
hanya itu, Pada sesi lainnya dari Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN), terkait
pendidikan perkoperasian, yaitu, Bpk Sukmahaji, membekali para peserta dengan memberikan
penjelasan perbedaan Akuntansi PSAK 27; tentang Akuntansi Koperasi, dan belum jelasnya
Pedoman akuntansi versi ETAP yang sesuai dengan UU No. 17 tentang perkoperasian. Pada
Sessi selanjutnya, Bpk Sularso di damping oleh Bpk Husni Rasyad, juga melakukan diskusi
mendalam tentang Kelebihan dan kekurangan Undang-undang perkoperasian dalam sisrtem
ekonomi kita ini, yang sudah di sahkan dan diberlakukan, mau tidak mau kalangan koperasi dan
gerakan koperasi harus siap melaksanakannya. Pada sessi penutup, Bpk Abdul Wahab juga
memberikan dorongan motivasi terkait Undang-undang perkoperasian yang baru, agar
LAPENKOP juga mampu mengembangkan ide-ide brilliant lainnya, yang mampu mendorong
percepatan peningkatan kualitas koperasi dalam hal ini gerakan koperasi pada khususnya “di
Indonesia”. Baik dalam hal penyelenggaraan pendidikan berbasis koperasi dan kompetensi,
sehingga layak pakai dan layak jual. Kesimpulan dalam RAKORNAS tersebut adalah : 1.
Berkaitan dengan Pemberlakuan UU No. 17 Tahun 2013, maka LAPENKOP sebagai Lembaga
Pendidikan yang bergerak di bidang Perkoperasian diharapkan: a. Memberikan sosialisasi
tentang UU No. 17 tahun 2012, tentang Perkoperasian secara tegas tetapi Bijaksana. Sedapat
mungkin mencegah agar gerakan koperasi tidak panik dalam menerima dan mengimplementasi
UU tersebut b. Menyempurnakan kurikulum dan Modul agar sesuai dengan UU No 17 tahun
2012. c. Mempersiapkan terbentuknya LSP (Lembaga sertifikasi profesi) untuk mengantisipasi
pelaksanaan diklat–diklat perkoperasian yang berbasis kompetensi. d. Mendata Pemandu
Potensial yang memungkinkan menjadi fasilitator kompeten. e. Memberikan masukan kepada
Pimpinan DEKOPIN, sekaitan dengan penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah dan dan
Peraturan Menteri sebagai penjabaran dari Pelaksanaan UU Perkoperasian yang baru khususnya
yang sekaitan dengan Pendidikan 2. Berkaitan dengan telah dicabutnya PSAK 27; tentang
Akuntansi Koperasi, dan belum jelasnya Pedoman akuntansi versi ETAP yang sesuai dengan UU
No. 17 tentang perkoperasian, maka LAPENKOP perlu: a. Menginventarisasi secara keseluruhan
aspek dalam UU No. 17 tentang perkoperasian yang berimplikasi pada perubahan formula dan
penyajian laporan keuangan koperasi b. Menyusun kembali Modul Akuntansi Koperasi versi
ETAP yang sesuai dengan UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian… c. Perlu menegaskan
bahwa Laporan Keuangan Koperasi versi ETAP, hanya meliputi 4 aspek, meliputi: Neraca, PHU,
Arus Kas dan Perubahan Modal. Tidak wajib disajikan tentang Laporana promosi ekonomi
anggota d. Finalisasi Modul Akuntansi oleh LAPENKOP sebaiknya menunggu Permen yang
baru yang sesuai dengan UU No 17. Tahun 2012 3. Jaringan LAPENKOP di wilayah dan Daerah
yang memiliki Modul selain dari LAPENKOP nasional agar melaporkan dan mengirimkan ke
LAPENKOPNAS untuk diadopsi, dikembangkan dan jika perlu difinalisasi menjadi modul baru
4. Mempersilahkan kepada seluruh jaringan LAPENKOP dan stakeholders LAPENKOP agar
memberikan evaluasi tentang program dan produk LAPENKOP dan disampaikan ke
LAPENKOP NASIONAL untuk ditindaklanjuti 5. LAPENKOP diminta untuk mengkaji kembali
Ortug No.10 tahun 2002, tentang LAPENKOP dan selanjutnya disampaikan kepada Pimpinan
DEKOPIN untuk dikaji 6. Perlu LAPENKOP membuat dan menetapkan program unggulan yang
layak jual.
Jatinangor, 26 Juni 2013 thipluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 01.44 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Selasa, 02 Juli 2013


RAKERNAS DEKOPIN 2013 DI BATAM

RAKERNAS DEKOPIN 2013 DI BATAM Wakil Ketua MPR RI Hj. Melani Leimena Suharli
sekaligus anggota Dewan Penasehat Dekopin hadir dan memberikan sambutan dalam acara
Rakernas Dekopin Tahun 2013 di Batam. Hadir pula dalam acara itu adalah Ketua Umum
Dekopin H.A.M Nurdin Halid, Deputi I Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM, Setyo
Heriyanto, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kepri, Walikota Batam Ahmad Dahlan, Majelis
Pakar Dekopin, lembaga teknis Dekopin, serta utusan Dekopinwil seluruh Indonesia. Ketua
Umum Dekopin H.A.M Nurdin Halid membuka secara resmi Rapat Kerja Nasional Dekopin
2013, di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, (27 Februari-1 Maret 2013). Gelar Rakernas
merupakan kali pertama penyelenggaraannya pada tahun ini. Ada beberapa pokok persoalan
menurut Nurdin yang menjadi tantangan ke depan, diantaranya pemberlakuan UU No. 17 tentang
perkoperasian sebagai amanat pembinaan kepada insan perkoperasian. Untuk itu, Nurdin
menekankan perlunya daerah memberikan perlindungan kepada koperasi di daerahnya. Berbagai
dukungan kebijakan daerah sampai pada penyaluran dana APBD yang sejalan dengan gerakan
koperasi, menjadi salah satu cara bentuk dukungan dalam memberdayakan koperasi di daerah.
“Dalam UU No. 17 seharusnya tidak lagi menciptakan kegamangan. Undang-undang itu
mengamanatkan setiap daerah memberikan perlindungan kepada koperasi, jadi jangan ragu lagi
untuk memberikan dukungan kepada koperasi,” terang Nurdin. Hal lain yang juga menjadi
perhatian gerakan koperasi kini ialah pembahasan rancangan udang-undang perdagangan yang
kini dibahas legislative. Dalam draft pembahasan RUU tersebut tidak menyebut koperasi sebagai
pelaku perekonomian bangsa yang memiliki hak sama dalam menggerakan roda perekonomian.
(Adm)
Sumber : http://www.mpr.go.id/berita/read/2013/03/08/11706/rakernas-dekopin-2013-di-batam
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.29 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Kamis, 13 Juni 2013


Dekopin Desak Pemerintah Bentuk Lembaga Penjaminan Simpanan Koperasi

PERKOPERASIAN: Dekopin Desak Pemerintah Bentuk Lembaga Penjaminan Simpanan


Koperasi PDF Print E-mail Written by Artikel Wednesday, 01 May 2013 00:00 Dewan Koperasi
Indonesia meminta pemerintah serius merealisasi berdirinya lembaga penjaminan simpanan
koperasi untuk mempertahankan eksistensi gerakan koperasi nasional. Sekretaris Jenderal Dewan
Koperasi Indonesia (Dekopin) John Mulia Sihombing mengatakan keinginan anggota Dekopin
terutama yang menangani koperasi simpan pinjam (KSP) harus disikapi positif oleh pemerintah
terhadap aspirasi tersebut. "Jika operasional perbankan didukung dengan lembaga penjamin
simpanan (LPS), maka sewajarnya pemerintah juga mendukung upaya KSP mendirikan lembaga
penjamin simpanan koperasi (LPS-K),” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (1/5/2013). Dia
menjelaskan gerakan koperasi juga harus mendapat kebijakan dan keberpihakan sama, seperti
halnya fasilitasi yang diberikan kepada perbankan. "Lembaga penjamin diperlukan KSP untuk
meningkatkan rasa percaya diri debitor atau anggota mereka dalam menyimpan dana".
Menurutnya, bank maupun koperasi di mata pemerintah adalah sama, sehingga perlakuan
kebijakan juga harus sama. "Dekopin sebagai induk gerakan seluruh koperasi di Indonesia,
termasuk KSP saat ini tengah merancang pendirian LPS-K sebagai bentuk dari dukungan
operasional mereka," tuturnya. Sumber: Bisnis Indonesia & http://www.depkop.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=1244:perkoperasian-dekopin-desak-pemerintah-bentuk-
lembaga-penjaminan-simpanan-koperasi&catid=54:bind-berita-kementerian&Itemid=98
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.39 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

DPR pertanyakan pemblokiran anggaran Dekopin

DPR pertanyakan pemblokiran anggaran Dekopin Rabu, 29 Mei 2013 23:28 WIB | 712 Views
Jakarta (ANTARA News) - Komisi VI DPR RI mempertanyakan sebab pemblokiran anggaran
Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dalam APBN 2013 oleh Kementerian Keuangan
(Kemenkeu). "Komisi VI akan mempertanyakan mengapa Kemenkeu memblokir anggaran
Dekopin," kata Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima di Jakarta, Rabu, dalam Rapat Kerja dengan
Menteri Koperasi dan UKM serta Dekopin. Pemblokiran anggaran tersebut dinilai menghambat
kinerja dewan koperasi tersebut, terutama dalam fungsinya untuk melakukan pembinaan dan
advokasi bagi koperasi di Tanah Air. Sumber : http://www.antaranews.com/berita/377376/dpr-
pertanyakan-pemblokiran-anggaran-dekopin
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.35 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Rabu, 12 Juni 2013


Keteladanan Bung Hatta "Bapak Koperasi Indonesia"

Keteladanan Bung Hatta "Bapak Koperasi Indonesia", diantaranya adalah sederhana dan jujur,
yang perlu dicontoh oleh para pemimpin negeri ini dan para kalangan generasi muda penerus
bangsa. Sayangnya, saat ini banyak para pemimpin sekarang, lebih bersifat hedonis dan
materialistis, khususnya dalam menanggapi perekonomian saat ini. Tetap semangat... Salam
pemberdayaan!!!
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.02 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Selasa, 21 Mei 2013


KEWIRAUSAHAAN KOPERASI
KEWIRAUSAHAAN KOPERASI Kewirausahaan koperasi adalah suatu sikap mental positif
dalam berusaha secara koperatif, dengan mengambil prakarsa inovatif serta keberanian
mengambil risiko dan berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, dalam mewujudkan
terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan bersama. Dari definisi tersebut,
maka dapat dikemukakan bahwa kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam
berusaha secara koperatif Tugas utama WIRAKOP adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya
berusaha mencari, menemukan, dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama.
Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer birokrat yang berperan
dalam pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan
koperasi. Thipluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 22.51 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Kamis, 16 Mei 2013


AIR PUTIH ITU PENTING..

AIR PUTIH ITU PENTING. Apakah Anda termasuk salah satu pemandu?. nah kalau iya,
simaklah sedikit info tentang kesehatan dan jaga stamina, karena yang satu ini adalah salah satu
yang pantas dan harus kita perhatikan. Sayangi Ginjal yang ada di dalam tubuh Anda! dan inilah
tips berikut tentang Ginjal yang sehat: 1. Minum 1-2 gelas air putih saat bangun tidur, dapat
ditambah perasan jeruk nipis (mengandung asam citrat yang dapat menghambat pembentukan
batu kalsium) tanpa gula. 2. Bagi peminum teh, batasi 2 gelas/hari, karena teh mengandung
oksalat (mineral pembentuk batu kalsium oksalat). 3. Bagi peminum kopi, imbangi dengan
minum lebih banyak air putih karena kopi merangsang pengeluaran urin, sehingga kita perlu
mengganti cairan yang keluar. 4. Bagi yang pernah memiliki batu ginjal/ saluran kemih, batasi
asupan protein < 50 gram/hari. 5. Jangan tunggu haus untuk minum air putih. Rasa haus
merupakan tanda tubuh seudah mengalami dehidrasi ringan. 6. Sebelum tidur minumlah segelas
air putih. 7. Apalagi saat Anda memanadu, itu penting asupan dan air yang bersih dan sehat,
minimlah satu teguk saat Anda sedang berada di depan peserta pelatihan/pendidikan. Ingat, jaga
kesehatan, kesehatan itu kadang lebih mahal dari apa yang kita cari. Thipluks
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.47 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Kepala LAPENKOP Wilayah

Kepala LAPENKOP Wilayah DESKRIPSI KERJA Jabatan : Kepala LAPENKOP Wilayah


Bertanggung jawab kepada : Pimpinan DEKOPIN Wilayah Fungsional koordinatif Kepada :
Direktur LAPENKOP Nasional UMUM Sebagai Kepala Lapenkop wilayah dengan Tugas,
wewenang, fungsi dan tanggungjawab seperti yang tertera dalam Surat Keputusan Dewan
Koperasi Indonesia Nomor; SKEP/10/DEKOPIN – E/2002, tentang Penyempurnaan Pedoman
Organisasi, Tugas dan Tata Kerja Lembaga Pendidikan Perkoperasian (LAPENKOP DEKOPIN)
TUGAS UTAMA Memimpin, membagi tugas, memotivasi, dan memonitor staf LAPENKOP
Wilayah. Membuat rencana dan laporan kerja secara berkala (program dan keuangan). Menjalin
hubungan dengan instansi yang berkaitan dan gerakan koperasi setempat. Mengelola aset secara
proporsional dan bertanggung jawab. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Bertanggung jawab
terhadap: • Rencana mingguan, bulanan, tiga bulanan, tahunan (program dan keuangan). •
Laporan mingguan, bulanan, tiga bulanan, tahunan (program dan keuangan). • Mewakili
LAPENKOP dalam negoasiasi dengan Pemerintah Daerah dan gerakan koperasi tentang
keberlanjutan program LAPENKOP di masa depan. Indikator keberhasilannya: 1. Adanya
sponsor atau kontribusi lokal. 2. Terjualnya produk atau jasa bagi konsumen umum dan jaringan.
3. Bertanggung jawab terhadap: 4. Keamanan aset. 5. Keberlanjutan program. Hubungan dengan
jaringan (DEKOPINDA, DEKOPINWIL, pemandu, dan Mitra lainnya). • Menandatangani: 1.
Surat keluar. 2. Rekening bank. 3. Budget dan realisasi anggaran dengan staf administrasi dan
keuangan wilayah. 4. Bila diperlukan memandu PAg dan melatih PPu, PPg, PPl, serta
memfasilitasi lokakarya, seminar, atau diskusi. 5. Memimpin rapat staf atau mengadakan rapat
staf secara reguler. 6. Meningkatkan kualitas dengan belajar/membaca informasi serta belajar
Bahasa Inggris. Secara fungsional bertanggung jawab kepada Direktur Lapenkop Nasional dalam
melaksanakan tugas lain yang relevan dengan Direktur.
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.39 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Senin, 06 Mei 2013

Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 23.04 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Senin, 25 Maret 2013


Usaha Beromzet di Bawah Rp4,8 Miliar Hanya dikenakan PPh 1%

Usaha Beromzet di Bawah Rp4,8 Miliar Hanya dikenakan PPh 1% JAKARTA-Peraturan


Pemerintah mengenai pengenaan pajak penghasilan (PPh) bagi usaha dengan omzet di bawah
Rp4,8 miliar per tahun sebesar 1% akan segera disahkan. Direktur Jenderal Pajak Kementerian
Keuangan Fuad Rahmany mengatakan draft peraturan pemerintah itu sekarang berada di
Kementerian Hukum dan HAM sebelum nanti disahkan oleh Presiden. Dia menjelaskan
pengenaan pajak dengan omzet tertentu itu berlaku bagi pelaku usaha yang berlokasi usaha tetap,
sedangkan pelaku usaha yang tidak berlokasi tetap mendapatkan pengecualian. “Pokoknya
semua usaha [yang berlokasi] tetap di satu tempat kegiatan usahanya kena 1%, tetapi yang tidak
kena usaha kaki lima, asongan, mikro dan pasar yang mereka punya tempat usaha tidak tetap dan
tidak permanen,” katanya di Kemenkeu, Kamis (21/3/2013). Sebelumnya, Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil Menengah Syarief Hasan mengatakan pihaknya mengusulkan agar pengusaha
dengan omzet kurang dari Rp300 juta per tahun mendapatkan pembebasan pajak. "Pengenaan
PPh sebaiknya diberlakukan bagi pelaku usaha yang memiliki omzet lebih dari Rp300 juta per
tahun dengan besaran PPh sebesar 1%". Namun, Fuad menegaskan beleid yang akan disahkan itu
tidak mencantumkan pengecualian bagi usaha dengan besaran omzet tertentu. "Pengecualian
hanya terkait pada bentuk usahanya". Sumber : Bisnis Indonesia
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.45 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Selasa, 12 Februari 2013


Undang-undang No. 17 Tahun 2012 Tentang Perkoperasian

Undang-undang Perkoperasian terbaru yaitu Undang-undang No. 17 Tahun 2012 Tentang


Perkoperasian, telah selesai dan telah pula diberlakukan, dan secara de facto and de jure, maka
Undang-undang Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, sudah tergantikan, sehingga Undang-undang
Koperasi Nomor 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian sudah tidak berlaku

Berikut adalah sedikit kupasan tentang Undang-undang perkoperasian yang baru, paling tidak
ada enam substansi penting yang harus disosialisasikan kepada masyarakat dan gerakan
koperasi :

Pertama, nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tertuang di dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, menjadi dasar penyelarasan bagi rumusan nilai-nilai dan
prinsip-prinsip koperasi, sesuai dengan hasil kongres International Cooperative Alliance (ICA).

Kedua, mempertegas legalitas koperasi sebagai badan hukum, maka pendirian koperasi harus
melalui akta otentik. Pemberian status dan pengesahan perubahan anggaran dasar merupakan
wewenang dan tanggungjawab Menteri.

Ketiga, dalam hal permodalan dan selisih hasil usaha, telah disepakati rumusan modal awal
Koperasi, serta penyisihan dan pembagian cadangan modal. Modal Koperasi terdiri dari setoran
pokok dan sertifikat modal koperasi sebagai modal awal. Selisih hasil usaha, yang meliputi
surplus hasil usaha dan defisit hasil usaha, pengaturannya dipertegas dengan kewajiban
penyisihan kecadangan modal, serta pembagian kepada yang berhak.

Keempat, ketentuan mengenai Koperasi Simpan Pinjam (KSP) mencakup pengelolaan maupun
penjaminannya. KSP ke depan hanya dapat menghimpun simpanan dan menyalurkan pinjaman
kepada anggota. Koperasi Simpan Pinjam harus berorientasi pada pelayanan pada anggota,
sehingga tidak lagi dapat disalahgunakan pemodal yang berbisnis dengan badan hukum koperasi.
Unit simpan pinjam koperasi dalam waktu 3 (tiga) tahun wajib berubah menjadi KSP yang
merupakan badan hukum koperasi tersendiri.
Selain itu, untuk menjamin simpanan anggota KSP diwajibkan menjaminkan simpanan anggota.
Dalam kaitan ini pemerintah diamanatkan membentuk Lembaga Penjamin Simpanan Anggota
Koperasi Simpan Pinjam (LPS - KSP) melalui Peraturan Pemerintah (PP). Hal ini dimaksudkan
sebagai bentuk keberpihakan pemerintah yang sangat fundamental dalam pemberdayaan
koperasi, sehingga koperasi dapat meningkatkan kepercayaan anggota untuk menyimpan
dananya di koperasi. Pemerintah juga memberi peluang berkembangnya koperasi dengan pola
syariah yang akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Kelima, pengawasan dan pemeriksaan terhadap koperasi akan lebih diintensifkan. Dalam kaitan
ini pemerintah juga diamanatkan untuk membentuk Lembaga Pengawas Koperasi Simpan
Pinjam (LP-KSP) yang bertanggung jawab kepada Menteri melalui peraturan pemerintah. Hal
tersebut dilakukan pemerintah, merupakan upaya nyata agar KSP benar-benar menjadi Koperasi
yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, dan sebagai entitas bisnis yang dapat dipercaya dan
sejajar dengan entitas bisnis lainnya yang telah maju dan berkembang dengan pesat dan
profesional.

Keenam, dalam rangka pemberdayaan koperasi, gerakan koperasi didorong membentuk suatu
lembaga yang mandiri dengan menghimpun iuran dari anggota serta membentuk dana
pembangunan, sehingga pada suatu saat nanti. Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN) akan
dapat sejajar dengan organisasi Koperasi di negara-negara lain, yang mandiri dapat membantu
Koperasi dan anggotanya. Agar masyarakat dan gerakan koperasi nasional segera memahami
dan mengerti terhadap hasil reyisi Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 menjadi Undang-
undang Perkoperasian terbaru nomor 17 tahun 2012, maka berbagai pihak diharapkan dapat
menyelaraskan dan menginformasikan serta mensosialisakan undang-undang baru ini, dengan
harapan koperasi kedepan mampu berdaya saing, serta mampu berperan dengan sektor lainnya
dalam sistem perekonomian Indonesai.

Admin : Pluks.
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 21.40 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Rabu, 23 Januari 2013


Logo Terbaru Koperasi Indonesia

Logo Terbaru Koperasi Indonesia

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mengeluarkan logo baru per tanggal
25 Mei 2012. Logonya menganut gaya logo modern yang lebih simple dengan warna
kalem. Logo yang baru lebih terlihat elegan dan modern. Perubahan lambang/logo
Koperasi Indonesia didasarkan pada Surat Keputusan Dewan Koperasi Indonesia
(Dekopin) Nomor SKEP/14/Dekopin-A/III/2012 tanggal 30 Maret 2012 tentang
Perubahan Lambang/logo Koperasi Indonesia. Keputusan ini kemudian ditindaklanjuti
Menteri Koperasi dan UKM dengan Menerbitkan. Peraturan Menteri Koperasi dan UKM
Nomor 02/Per/M.KUKM/IV/2012 tanggal 17 April 2012 tentang Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia.
Logo yang baru ini sudah meninggalkan bentuk-bentuk logo lama jaman dulu seperti
bentuk bundar, unsur padi dan kapas, rantai, gerigi, pita, dan sebagainya. Akan tetapi
logo yang baru ini tidak meninggalkan makna yang dibawa dari logo terdahulu. Berikut
sandingan logo Koperasi yang baru dengan yang lama.

LOGO BARU KOPERASI LOGO LAMA KOPERASI


Download Logo Baru Koperasi Download Logo Baru Koperasi
Logo Koperasi Baru.cdr Logo Koperasi.cdr
Logo Koperasi Baru.ai Logo Koperasi.ai
Logo Koperasi Baru.eps Logo Koperasi.eps
Logo Koperasi Baru.psd Logo Koperasi.psd
arti logo koperasi

ARTI LOGO BARU KOPERASI

Arti Gambar dan Penjelasan Lambang Koperasi:


1. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar bunga yang memberi kesan
akan perkembangan dan kemajuan terhadap perkoperasian di Indonesia,
mengandung makna bahwa Koperasi Indonesia harus selalu berkembang,
cemerlang, berwawasan, variatif, inovatif sekaligus produktif dalam kegiatannya
serta berwawasan dan berorientasi pada keunggulan dan teknologi;
2. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk gambar 4 (empat) sudut pandang
melambangkan arah mata angin yang mempunyai maksud Koperasi Indonesia:
a. sebagai gerakan koperasi di Indonesia untuk menyalurkan aspirasi;
b. sebagai dasar perekonomian masional yang bersifat kerakyatan;
c. sebagai penjunjung tinggi prinsip nilai kebersamaan, kemandirian,keadilan
dan demokrasi;
d. selalu menuju pada keunggulan dalam persaingan global.
3. Lambang Koperasi Indonesia dalam bentuk Teks Koperasi Indonesia memberi
kesan dinamis modern, menyiratkan kemajuan untuk terus berkembang serta
mengikuti kemajuan jaman yang bercermin pada perekonomian yang
bersemangat tinggi, teks Koperasi Indonesia yang berkesinambungan sejajar rapi
mengandung makna adanya ikatan yang kuat, baik didalam lingkungan internal
Koperasi Indonesia maupun antara Koperasi Indonesia dan para anggotanya;
4. Lambang Koperasi Indonesia yang berwarna Pastel memberi kesan kalem
sekaligus berwibawa, selain Koperasi Indonesia bergerak pada sektor
perekonomian, warna pastel melambangkan adanya suatu keinginan, ketabahan,
kemauan dan kemajuan serta mempunyai kepribadian yang kuat akan suatu hal
terhadap peningkatan rasa bangga dan percaya diri yang tinggi terhadap pelaku
ekonomi lainnya;
5. Lambang Koperasi Indonesia dapat digunakan pada papan nama kantor,
pataka, umbul-umbul, atribut yang terdiri dari pin, tanda pengenal pegawai dan
emblem untuk seluruh kegiatan ketatalaksanaan administratif oleh Gerakan
Koperasi di Seluruh Indonesia;
6. Lambang Koperasi Indonesia menggambarkan falsafah hidup berkoperasi yang
memuat :
a. Tulisan : Koperasi Indonesia yang merupakan identitas lambang;
b. Gambar : 4 (empat) kuncup bunga yang saling bertaut dihubungkan
bentuk sebuah lingkaran yang menghubungkan satu kuncup dengan kuncup
lainnya, menggambarkan seluruh pemangku kepentingan saling bekerja sama
secara terpadu dan berkoordinasi secara harmonis dalam membangun Koperasi
Indonesia;
c. Tata Warna : 1. Warna hijau muda dengan kode warna C:10,M:3,Y:22,K:9;
2. Warna hijau tua dengan kode warna C:20,M:0,Y:30,K:25;
3. Warna merah tua dengan kode warna C:5,M:56,Y:76,K:21;
4. Perbandingan skala 1 : 20.

ARTI LOGO LAMA


KOPERASI

No Lambang Arti
Upaya keras yang ditempuh secara terus menerus. Hanya
Gerigi roda/
1 orang yang pekerja keras yang bisa menjadi calon Anggota
gigi roda
dengan memenuhi beberapa persyaratannya.
Ikatan kekeluargaan, persatuan dan persahabatan yang
kokoh. Bahwa anggota sebuah Koperasi adalah Pemilik
Koperasi tersebut, maka semua Anggota menjadi bersahabat,
Rantai (di bersatu dalam kekeluargaan, dan yang mengikat sesama
2
sebelah kiri) anggota adalah hukum yang dirancang sebagai Anggaran
Dasar (AD) / Anggaran Rumah Tangga (ART) Koperasi. Dengan
bersama-sama bersepakat mentaati AD/ART, maka Padi dan
Kapas akan mudah diperoleh.
Kemakmuran anggota koperasi secara khusus dan rakyat
Kapas dan
secara umum yang diusahakan oleh koperasi. Kapas sebagai
Padi (di
3 bahan dasar sandang (pakaian), dan Padi sebagai bahan dasar
sebelah
pangan (makanan). Mayoritas sudah disebut makmur-
kanan)
sejahtera jika cukup sandang dan pangan.
Keadilan sosial sebagai salah satu dasar koperasi. Biasanya
menjadi simbol hukum. Semua Anggota koperasi harus adil
4 Timbangan dan seimbang antara "Rantai" dan "Padi-Kapas", antara
"Kewajiban" dan "Hak". Dan yang menyeimbangkan itu adalah
Bintang dalam Perisai.
Dalam perisai yang dimaksud adalah Pancasila, merupakan
landasan idiil koperasi. Bahwa Anggota Koperasi yang baik
Bintang dalam
5 adalah yang mengindahkan nilai-nilai keyakinan dan
perisai
kepercayaan, yang mendengarkan suara hatinya. Perisai bisa
berarti "tubuh", dan Bintang bisa diartikan "Hati".
Simbol kehidupan, sebagaimana pohon dalam Gunungan
wayang yang dirancang oleh Sunan Kalijaga. Dahan pohon
Pohon
6 disebut kayu (dari bahasa Arab "Hayyu"/kehidupan).
Beringin
Timbangan dan Bintang dalam Perisai menjadi nilai hidup
yang harus dijunjung tinggi.
Koperasi yang dimaksud adalah koperasi rakyat Indonesia,
Koperasi bukan Koperasi negara lain. Tata-kelola dan tata-kuasa
7
Indonesia perkoperasian di luar negeri juga baik, namun sebagai Bangsa
Indonesia harus punya tata-nilai sendiri.
Warna Merah Warna merah dan putih yang menjadi background logo
8
Putih menggambarkan sifat nasional Indonesia.

Sumber
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Nomor : 02/Per/M.KUKM/IV/2012
Tanggal : 17 April 2012
Tentang : Penggunaan Lambang
Koperasi Indonesia
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 00.58 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Rabu, 12 September 2012


PEMBENTUKAN KOPERASI
PEMBENTUKAN KOPERASI

Dalam pembentukan koperasi harus dimenuhi 2 (dua) macam persyaratan :


§ persyaratan yuridis/normatif yang menyangkut peraturan perundang-undangan;
§ persyaratan teknis/operasional, menyangkut masalah pelaksanaan usaha.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembentukan koperasi, adalah :

a. Orang-orang yang akan mendirikan koperasi :


- harus memahami tujuan pembentukan koperasi, hak dan kewajiban setelah menjadi anggota,
serta memahami dan menyetujui ketentuan-ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar
koperasi;
- mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama. Hal itu mengandung arti bahwa
tidak setiap orang dapat mendirikan dan atau menjadi anggota koperasi tanpa adanya kejelasan
kegiatan atau kepentingan ekonominya. Kegiatan ekonomi yang sama diartikan, memiliki profesi
atau usaha yang sama, sedangkan kepentingan ekonomi yang sama diartikan memiliki kebutuhan
ekonomi yang sama;
- tidak dalam keadaan cacad hukum, yaitu : tidak sedang menjalani atau terlibat masalah atau
sengketa hukum, baik dalam bidang perdata maupun pidana. Juga termasuk orang-orang yang
diindikasikan sebagai orang yang suka menghasut atau kena hasutan pihak lain yang merusak
atau memecah belah persatuan gerakan koperasi.

b. Usaha yang akan dilaksanakan oleh koperasi harus layak secara ekonomi. Layak secara ekonomi
diartikan bahwa usaha tersebut akan dikelola secara efisien dan mampu menghasilkan manfaat
bagi anggota, dengan memperhatikan faktor-faktor tenaga kerja, modal dan teknologi.
c. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
oleh koperasi. Hal itu dimaksudkan agar kegiatan usaha koperasi dapat segera dilaksanakan
tanpa menutup kemungkinan memperoleh bantuan, fasilitas dan pinjaman dari pihak luar.
d. Kepengurusan dan manajemen harus disesuaikan dengan kegiatan usaha yang akan dilaksanakan
agar tercapai efisiensi dalam pengelolaan koperasi.

Perlu diperhatikan mereka yang nantinya dipilih menjadi pengurus haruslah orang yang
mempunyai waktu, jujur, mampu, dan mempunyai jiwa pemimpin, agar koperasi yang didirikan
tersebut sejak dini telah memiliki kepengurusan yang handal. Dalam kepengurusan koperasi
diupayakan jumlah pengurusnya gasal, hal ini agar dapat mempermudah pengurus koperasi
mengambil putusan secara voting.
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 22.03 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Kamis, 29 Desember 2011
PERTUMBUHAN KOPERASI MENGALAMI PENINGKATAN

PERTUMBUHAN KOPERASI MENGALAMI PENINGKATAN


Kupang-SI. Di mata rakyat Indonesia, Koperasi di NTT tidak lagi dipandang sebelah
mata karena sudah menjadi kebutuhan masyarakat NTT dan selalu mendapatkan
penghargaan sebagai Juara dan Duta Koperasi Indonesia.

Menurut Kepala Dinas Koperasi Nusa Tenggara Timur Paulus R. Tadung, saat ditemui
di ruang kerjanya pagi tadi (6/12) bahwa pertumbuhan koperasi di NTT selalu
mengalami peningkatan mulai dari mutu dan jumlahnya di NTT, walaupun stimulannya
terhadap masyarakat kecil tapi perkembangan koperasi sangat pesat dan diperkirakan
setiap tahun hampir 200 koperasi mendaftar tetapi yang mendapat stimulan hanya 50
koperasi.

Dikatakan lebih lanjut bahwa perkembangan koperasi di NTT lebih banyak di daratan
Flores dan urutan ke-2 adalah daratan Timor yang mayoritasnya di Kota Kupang dan
Kabupaten Kupang. Setelah itu diikuti kabupaten Alor, Rote dan lain-lain.

Sedangkan yang paling terbelakang adalah Sumba Tengah dan Sumba Barat। Kata
Tadung kepada wartawan Suryainside.com, Tadung juga mengatakan bahwa pada
tahun 2012 nanti untuk sementara akan fokus pada pelatihan, stimulan dan membantu
biaya akta notaris karena kalau masyarakat sendiri yang mengurus akta notaris akan
cenderung lebih mahal, tetapi melaui dinas koperasi akan mendapatkan keringanan
harga dengan membangun kerja sama dengan pihak instansi terkait.

Target Kepala Dinas Koperasi NTT adalah 250 Koperasi baru yang akan dibantu Akta
Notaris dengan nilai bantuan Rp। 250 juta. Ketika dikonfirmasi lebih lanjut terkait minat
masyarakat daripada Perbankan dengan koperasi, Tadung mengatakan bahwa pihak
Perbankan sangat sulit membantu masyarakat kecil tetapi koperasi ada untuk
membantu masyarakat tanpa pembedaan kelas sosial, makanya pada tahun 2012 akan
direalisasikan dana sebesar 5 milyar untuk koperasi, namun saat ini masih sedang
dibahas di DPRD provinsi NTT. Tandasnya pada media ini.

(Laurens/Herry)

Sumberberita: http://www.suryainside.com/?
mod=3&idb=1910#.TuNlQumN_30.facebook
Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 19.28 Tidak ada komentar: Link ke posting ini

Rabu, 20 Juli 2011


PENDIDIKAN ANGGOTA KOPERAS I UNTUK 100 KOPERASI SE-
MALUKU

PENDIDIKAN ANGGOTA KOPERAS I UNTUK 100 KOPERASI


SE-MALUKU
Dalam rangka menyambut HUT Koperasi Ke-64 Lapenkop Wilayah Maluku bekerja sama
dengan Panitia Hari Ulang Tahun Koperasi menyelenggarahkan pendidikan Anggota
Koperasi untuk 100 Koperasi pada tanggal 11 Juli 2011 di provinsi Maluku, kegiatan ini
sebagai upaya untuk memberikan bekal pemahaman tentang perkoperasian kepada
anggota koperasi sebagai ujung tombak perekonomian masyarakat dalam usaha untuk
memberdayakan diri sendiri dan masyarakat pada umumnya, anggota sebagai pengguna
jasa koperasi sekaligus sebagai pemilik diharapkan mampu untuk memainkan peran
strategis nya dalam menggunakan jasa koperasi, memodali, mengawasi jalannya koperasi
serta merasa memeliki dan turut menanggung atas resiko bisnis koperasi, demikian
cuplikan sambutan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku yang di wakili oleh
Kepala UPTD Bapak Janes Patty, pada sambutannya sekaligus membuka dengan resmi
kegiatan dimaksud। Ketua Dekopin wilayah maluku Drs H Alidad Hataul juga
mengaharapkan agar Pemerinta dalam Hal ini Dinas Koperasi dan UMKM agar lebih serius
dan jeli melihat persoalan koperasi dan gerakan koperasi sehingga program program
pembinaan yang dilakukan pemerintah tidak salah सस्रण kegiatan yang dilaksanakan berjalan
sesuai dengan perencanaan. diharapkan kedepan ada peningkatan kerja sama antar
Lapenkop-Dekopin dan Pemerintah Provinsi Maluku dapat berjalan dengan lebih baik. tak
ketinggalan hadir juga pada kegiatan tersebut Pimpinan BTN Cabang Ambon, sekaligus
mengisi seminar pada hari itu dengan materi "Peran Perbankan Dalam Upaya mendorong
peningkatan Koperasi dan UMKM

Dari
http://lapenkopwilayahmaluku.blogspot.com/2011/07/pendidikan-anggota-koperas-i-untuk-
100.हटमल

Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 22.10 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Berita

Rabu, 08 Juni 2011


TATA CARA PEMBENTUKAN LAPENKOP WILAYAH DAN DAERAH

TATA CARA

PEMBENTUKAN LAPENKOP WILAYAH DAN DAERAH

PENDAHULUAN
Dekopin Wilayah adalah organisasi gerakan koperasi yang bertugas menampung, membahas dan menyalurkan
aspirasi gerakan koperasi. selain itu berperan juga dalam mengembangkan jaringan komunikasi dan bisnis, serta
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi anggota
dan masyarakat.

Kualitas SDM adalah salah satu persoalan terbesar yang dihadapi oleh gerakan koperasi di Tanah Air. Ini bisa dilihat
dari rendahnya partisipasi anggota terhadap koperasinya. Indikatornya bisa dilihat dari keterlibatan dan keaktifan
anggota dalam:

a. Memberikan kontribusi modal


b. Memanfaatkan pelayanan usaha yang disediakan pada rapat-rapat anggota (kelompok)
c. Mengawasi pengurus dan manajemen dalam mengelola koperasi
d. Menanggung resiko bila terjadi kerugian

Untuk mendukung tugas-tugas tersebut, maka Rapat Pimpinan DEKOPIN tahun 1995 di Jakarta memutuskan untuk
membentuk lembaga yang khusus menangani pendidikan dan pelatihan , LAPENKOP (Lembaga Pendidikan
Perkoperasian). Lembaga ini adalah lembaga otonom milik gerakan koperasi Indonesia (DEKOPIN)

Dalam bekerjanya, LAPENKOP menggunakan jaringan gerakan koperasi yang sudah ada, yiatu DEKOPIN PUSAT,
DEKOPIN WILAYAH, DEKOPIN DAERAH dan Koperasi Primer. Untuk itu, maka di tingkat pusat dibentuk LAPENKOP
Nasional. Di tingkat Wilayah dibentuk LAPENKOP Wilayah dan di tingkat daerah dibentuk LAPENKOP Daerah.
Kemudian di tingkat wilayah, LAPENKOP memiliki karyawan sendiri berikut pelatih local. Di tingkat daerah,
LAPENKOP memilki karyawan sendiri berikut pemandu local.

LAPNKOP Nasional bertugas merancang kurikulum:membuat bahan, media, dan teknologi belajar:serta
memperkuat jaringan (local dan international). LAPENKOP Wilayah bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
pelatihan pelatih, pendidikan pengurus (pengawas), dan lokakarya. LAPENKOP Daerah bertanggung jawab
penyelanggaraan pendidikan anggota dan lokakarya.

Oleh karena itu,LAPENKOP Nasional , LAPENKOP Wilayah, dan LAPENKOP Daerah adalah suatu gerakan yang utuh
(integral). Keberadaan mereka dengan tugasnya masing-masing saling mendukung dan memperkuat. Dengan
adanya jaringan kerja seperti ini, kita dapat menjangkau sasaran yang lebih luas dalam jumlah yang besar, berbiaya
relative murah dan programnya dapat berkelanjutan.

Dalam menjalankan aksinya, keluarga besar LAPENKOP (dari tingkat nasional sampai daerah) bepedoman kepada
visi, misi, tujuan, strategi program dan budaya kerja yang sama.

PEMBENTUKAN LAPENKOP WILAYAH

Langkah-Langkah LAPENKOP Nasional:

(1) Mensosialisasikan program LAPENKOP di hadapan gerakan koperasi wilayah.


(2) Mengadakan demonstrasi pendidikan pengurus dan/atau anggota koperasi.
(3) Mengadaan rapat perencanaan pembentukan LAPENKOP Wilayah yang pesertanya: Pimpinan DEKOPIN Wilayah
dan Direktur LAPENKOP Nasional.
(4) Bersama-sama Pengurus DEKOPINWIL mewawancarai kandidat staf LAPENKOP Wilayah.
(5) Membuat program magang bagi staf LAPENKOP Wilayah maksimal selama 3 (tiga) bulan.
(6) Membantu dalam mengadakan kelengkapan sarana dan prasarana kantor LAPENKOP Wilayah.

Langkah-langkah DEKOPIN Wilayah:


(1) Membuat usulan pembentukan LAPENKOP Wilayah, ditujukan kepada Pimpinan DEKOPIN Pusat dengan
tembusan kepada Direktur LAPENKOP Nasional.
(2) Membuat pengumuman lowongan staf LAPENKOP Wilayah secara terbuka.
(3) Bersama-sama Direktur LAPENKOP Nasional mewawancarai kandidat staf LAPENKOP Wilayah.
(4) Membuat Surat Keputusan Pimpnan DEKOPIN Wilayah tentang pengangkatan staf LAPENKOP Wilayah.
(5) Memagangkan karyawan LAPENKOP Wilayah selama tiga bulan. Program dan lokasi pemagangan ditetapkan
oleh LAPENKOP Nasional.
(6) Melengkapi fasilitas kantor berikut bahan dan media belajar LAPENKOP Wilayah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh LAPENKOP Nasional.

Syarat-syarat lain yang penting:

(1) Adanya kesediaan gerakan koperasi dan instansi terkait di wilayah untuk menggunakan jasa pendidikan dan
pelatihan LAPENKOP.
(2) DEKOPIN Wilayah bersedia membayar iuran mitra kepada LAPENKOP Nasional yang besarnya disesuaikan tiap
tahun.
(3) Adanya kesepakatan gerakan koperasi untuk mendanai keberlanjutan program LAPENKOP Wilayah.
(4) Memiliki karyawan, minimal 4 orang, terdiri dari:

 1 orang kepala.

 2 orang pelatih.

 1 orang administrasi dan keuangan yang bisa juga difungsikan sebagai pelatih.

Kriterianya adalah:

- Berlaku bagi laki-laki dan perempuan.


- Berusia maksimal 35 tahun.
- Lulusan Perguruan Tinggi (minimal D-3 dan atau S-1).
- Mengerti perkoperasian.
- Bersedia bekerja “full time”
- Pernah aktif di organisasi kemahasiswaan.

(5) Memiliki sarana dan pra sarana, kantor seperti berikut ini:

 Ruangan kantor, ukuran minimal 4 X 6 meter persegi.

 Sarana telepon dan facsimile.

 Komputer, printer, dan modem.

 4 unit meja dan kursi kantor.

 Filling cabinet, lemari arsip, cash box, white board (soft board), over head projector (OHP), dan media
DIKLAT.

PEMBENTUKAN LAPENKOP DAERAH

Langkah-langkah LAPENKOP Wilayah:


(1) Mensosialisasikan program LAPENKOP di hadapan gerakan koperasi daerah.
(2) Mengadakan demonstrasi pendidikan pengurus dan atau anggota koperasi.
(3) Menyelenggarakan pelatihan pemandu.
(4) Mengadakan rapat perencanaan pembentukan LAPENKOP Daerah yang `pesertanya terdiri dari: Pimpinan
DEKOPIN Daerah dan beberapa pengurus `koperasi primer atau sekunder tingkat kabupaten, serta Kepala
LAPENKOP Wilayah.

Langkah-langkah DEKOPIN Daerah:

(1) Membuat usulan pembentukan LAPENKOP Daerah, ditujukan kepada Pimpinan DEKOPIN Wilayah tembusan
kepada Kepala LAPENKOP Wilayah.
(2) Membuat pemberitahuan lowongan pekerjaan secara terbuka bagi seluruh pemandu di daerahnya.
(3) Memagangkan karyawan LAPENKOP Daerah. Program dan lokasi magang ditetapkan oleh LAPENKOP Wilayah.
(4) Membuat Surat Keputusan Pimpinan DEKOPIN Daerah tentang pengangkatan karyawan LAPENKOP Daerah.
(5) Melangkapi fasilitas kantor berikut bahan dan media belajar LAPENKOP Daerah sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan oleh LAPENKOP Nasional.

Syarat-syarat lain yang penting:

1) Adanya kesediaan gerakan koperasi dan instansi terkait untuk menggunakan jasa pendidikan dan pelatihan
LAPENKOP.
2) DEKOPIN Daerah bersedia membayar iuran mitra kepada LAPENKOP Wilayah yang besarnya disesuaikan setiap
tahun.
3) Adanya kesepakatan gerakan koperasi di daerah untuk mendanai keberlanjutan program LAPENKOP Daerah.
4) Memiliki karyawan, minimal 3 orang, terdiri dari :

 1 orang kepala.

 1 orang bagian DIKLAT.

 1 orang administrasi dan keuangan.

Kriterianya adalah:

- Berlaku bagi laki-laki dan perempuan.

- Pemandu Aktif. Diusahakan sarjana.

- Dapat bekerja paruh waktu atau secara penuh.

- Mampu berkomunikasi dan membangun akses dengan berbagai instansi terkait.

5) Memiliki sarana dan prasarana kantor:

 Ruangan Kantor, ukuran minimal 4 x 6 meter persegi.

 Sarana telepon dan facsimile.

 Komputer, printer, dan modem (jika sudah ada jaringan internet).


 3 unit meja dan kursi kantor.

 Filling cabinet, lemari arsip, cash box, white board (soft board).

PERKIRAAN ANGGARAN WILAYAH

a) Peralatan kantor dan Bahan Belajar Pendidikan Anggota, Pelatihan Pemandu dan Pendidikan Pengurus.

Besarnya biaya tersebut di atas dihitung kemudian.

Republish, 09 June 2011

Admin

Diposkan oleh LAPENKOP Nasional di 20.33 Tidak ada komentar: Link ke posting ini
Label: Skep
Posting Lama Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Linked
 LAPENKOP Wilayah maluku
 LAPENKOP Wilayah ACEH
 DEKOPIN
 ICA
 http://LPK_JaTim.blogspot.com
 http://LPK_JaTeng.blogspot.com
 http://LPK_Banten.blogspot.com
 http://LPK_DKI.blogspot.com
 http://LPK_JaBar.blogspot.com

Kewirausahaan
Tentang Kewirausahaan

Personel LAPENKOP Nasional


Personel LAPENKOP Nasional

Mengenai Saya
LAPENKOP Nasional
Lihat profil lengkapku

LOGO HARI KOPERASI KE-61


LAPENKOP Nasional

Kantor

Keputusan Rapat Anggota dalam Koperasi merupakan


keputusan tertinggi ?
Arsip Blog
 ▼ 2013 (14)
o ▼ November (2)
 ▼ Nov 18 (2)
 HARUSNYA
 LEMBAR KASUS
o ► Juli (2)
o ► Juni (3)
o ► Mei (4)
o ► Maret (1)
o ► Februari (1)
o ► Januari (1)

 ► 2012 (1)

 ► 2011 (9)

 ► 2010 (7)

 ► 2009 (4)

 ► 2008 (17)

DEKOPIN
ICA

LOGO LAPENKOP
Lokakarya ERFA .

Cari Blog Ini

Translate
Diberdayakan oleh Terjemahan

Google+ Followers
Langganan
Pos
Semua Komentar

LOGO HARI KOPERASI KE-66


Pemandu LAPENKOP
Mars LAPENKOP
Aku Cinta Koperasi
Dirgahayu "Hari Koperasi" ke-64.

Dirgahayu "Hari Koperasi" ke-64.


"Marhaban yaa ramadhan", Kami keluarga besar
LAPENKOP mengucapkan 'Selamat menunaikan Ibadah
Saum

"Marhaban yaa ramadhan", Kami keluarga besar LAPENKOP mengucapkan 'Selamat


menunaikan Ibadah Saum Ramadhan'.

KALENDER 2011
Pelatihan Ritel
Brainstorming
Template Travel. Gambar template oleh centauria. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai