Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
- Della Afrilia (
- Siti Nurhaliza A. (
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianyalah makalah ini dapat menyelesaikan dengan tepat pada waktunya. Adapun judul dari
makalah ini adalah "Bagaimana Manusia Bertuhan".
Pembuatan makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu
dan kemampuan kami, makakritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah inidapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Tertanda
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan..........................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
TUHAN....................................................................................................................9
DAMAI..................................................................................................................11
BAB III..............................................................................................................................13
KESIMPULAN..................................................................................................................13
A. Latar Belakang
Spiritualitas merupakan upaya manusia dalam menemukan harapan, arti, dan ketenangan
dalam hidup. Spiritualitas berkaitan dengan roh, batin, jiwa, dan keyakinan atau kepercayaan
seseorang kepada Tuhan. Spiritualitas menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia
karena mendorong seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan menemukan esensi
dalam memaknai hidup. Kebermaknaan hidup akan membuat kehidupan menjadi lebih tentram,
damai, indah, dan bahagia. Kebahagiaan tertinggi dapat diraih ketika manusia berhasil
mengendalikan hawa nafsu, pikiran dan tindakan serta senantiasa merasakan kedekatannya
dengan Tuhan.
Setiap orang mempunyai tingkat spiritualitas yang berbeda-beda. Adakalanya seseorang
mengalami peningkatan dan penurunan spiritualitas. Ketika seseorang mengalami tingkat
spiritualitas yang tinggi di dalam dirinya maka mereka akan merasakan ketenangan jiwa, yaitu
mampu menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan, terhindar dari penyakit hati atau kejiwaan,
mampu menghadapi setiap masalah, serta dapat memanfaatkan potensi yang ada dalam diri
dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, ketika tingkat spiritualitas seseorang menurun maka akan
menimbulkan kehampaan hati, yaitu ketidak ingatan akan tujuan hidup yang benar. Dan,
biasanya akan menimbulkan sifat-sifat yang negative. (Sari, Wajdi, and Narulita 2018).
Melemahhnya spiritualitas disebabkan karena hilangnya hubungan baik antara diri
seseorang dengan Tuhannya yang akan menimbulkan dampak negative terhadap hubungan baik
kepada sesama manusia dan bahkan kepada dirinya sendiri. Melemahnya spiritualitas umat Islam
dapat dilihat dari semakin krisisnya pengetahuan tentang Tuhan. Keadaan seperti banyak terjadi
pada manusia yang hidup di zaman globalisasi dan modernisasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep spiritualitas?
2. Mengapa manusia memerlukan Tuhan?
3. Bagaimana konsep ketuhanan dan sumbernya?
4. Bagaimana manusia meyakini dan mengimani Tuhan?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep spiritualitas
2. Mengetahui mengapa manusia memerlukan Tuhan
3. Mengetahui konsep ketuhanan dan sumbernya
4. Mengetahui cara manusia meyakini dan mengimani Tuhan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Menurut Zohar, spirtitualitas adalah kemampuan internal bawaan otak dan jiwa manusia,
yang sumber terdalamnya adalah inti alam semestta sendiri. Menurt Ahmad Suendy,
spiritualitas adalah dorongan bagi seluruh tindakan manusia, maka spiritualitas baru bisa
dikatakan dorongan bagi respons terhadap problem-problem masyarakat konkret dan
kontemporer. Adapun Ginanjar (2004:107-109) berpendapat spiritualitas merupakan
energi dalam diri yang menimbulkan rasa kedamaian dan kebahagiaan tidak terperi yang
senantiasa dirindukan.
2. Maslow sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat menyatakan bahwa ketenangan
dan kedamaian merupakan kebutuhan masyarakat yang palling penting. Akan tetapi,
disinyalir bahwa manusia pada zaman ini cenderung tidak mengetahui lagi cara
mengenali diri sendiri dan menjalani kehidupan di dunia secara benar dan bermakna.
Kegagalan memaknai hidup secara benar mengakibatkan manusia modern jauh dari rasa
aman, damai, dan tentram. Menurut Carl Gustav Jung, manusia modern mengalami
keterasingan diri dari sendiri dan ligkungan sosial, bahkan jauh dari Tuhan.
3. Tuhan dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari kata lord dalam bahasa
Inggris, segnor dalam bahasa Latin, senhor dalam bahasa Portugis, dan maulaya / sayyidi
dalam bahasa Arab. Semua kosakata di atas menyaran pada makna “tuan”. Kata ‟Tuhan‟
disinyalir berasal dari kata tuan yang mengalami gejala bahasa paramasuai sehingga
diberi tambahan bunyi “h”, seperti ‘empas’, menjadi ‘hempas’, ‘embus’ menjadi,
‘hembus’.
Belbagai tesis, teori, argument, baik yang bersifat psikologis, filosofis, sosiologis, dan
teologis untuk mengenali konsep ketuhnanan dan kebertuhanan.
4. Pembentukan iman merupakan pembentukan karakter. Artinya orang yang beriman
adalah orang yang berkarakter atau akhlak. Menurut Imam Ghazali, akhlak adalah bentuk
jiwa yang darinya muncul sikap spontanitas dan disetai perasaanenjoyketika
melakukannya. Oleh karena itu, orang yang beriman kepada Tuhan adalah seseorang
dengan meyakini Tuhan sebagai sumber kebenaran dan mengimplementasikannya dalam
komitmen untuk menjalankan nilai – nilai dari akhlak yang baik.
DAFTAR PUSTAKA